Você está na página 1de 10

OPEN ACCESS

E-ISSN : 2549-6581
Artikel Hasil Penelitian
Diterima : 21 April 2017
Direview : 28 April 2017
Dimuat : Agustus – November 2017

Faktor Yang Berhubungan dengan Pemberian Asi Eksklusif di Desa Randuagung Kecamatan
Tajinan Kabupaten Malang

Rismaina Putri1*, Maya Devi Arifiandi2, Irvinda1, Nikmatun Hasanah1, Milasari1


1
Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,
2
Program Studi S2 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Email*: rismaina_putri@ub.ac.id
HP +6281393877654

ABSTRACT
World Health Organization (WHO) recommends mothers to give exclusive breastfeeding to
infants for six months. Although breastfeeding has many benefits, the scope of exclusive
breastfeeding in Indonesia is still low. Tajinan is the district with the lowest percentage of exclusive
breastfeeding in Malang. The aim of this study was to determine the relationship of internal mother
factors, husband support, family support and health workers’ support with exclusive breastfeeding in
the Randugading village. The design of this study was descriptive correlation, using fisher exact test
and multiple regression analysis. The samples were selected using purposive sampling and total
sampling to 39 mothers. The results showed that there were associations but it wasn’t any
significant associations between the internal mother factors, including education p = 0.402,
knowledge p = 0992 and mothers’ attitude p = 0.404 with exclusive breastfeeding in the
Randugading village. While there were positive significance associated between husband support p
= 0.000, family support p = 0.000 and health workers’ support p = 0.000 with exclusive
breastfeeding in the Randugading village. The internal mother factors, husband support, family
support and health workers’ support p = 0.000 simultaneously had positive significance associated
with exclusive breastfeeding in the Randugading village. The determining coefficient was 0,894
which means that correlation was very strong (0.80–1.00). The conclution is there areassociations
but itsn’t any significant associations between the internal mother factors, including education,
knowledge and mothers’ attitude with exclusive breastfeeding in the Randugading village. While
there are positive significance associate between husband support, family support and health
workers’ support with exclusive breastfeeding in the Randugading village. The internal mother
factors, husband support, family support and health workers’ support simultaneously have positive
significance associate with exclusive breastfeeding in the Randugading village.
Keywords: internal mother factors, husband support, family support, health workers support,
exclusive breastfeeding

ABSTRAK
World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada bayi
selama enam bulan. Walaupun ASI memiliki banyak manfaat, tetapi cakupan ASI eksklusif di
Indonesia masih rendah. Kecamatan Tajinan merupakan Kecamatan dengan prosentase ASI
eksklusif terendah di Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor
internal ibu, dukungan suami, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan dengan
pemberian asi ekslusif di Desa Randugading. Desain penelitian ini adalah korelasi deskriptif
menggunakan uji fisher dan analisis regresi berganda. Pemilihan sampel menggunakan metode
total sampling dan purposive sampling pada 39 ibu. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan, namun tidak signifikan antara faktor internal ibu yang meliputi pendidikan p=0,402,
pengetahuan p=0.992 dan sikap ibu p=0,404 dengan pemberian ASI eksklusif di desa
Randugading. Sedangkan terdapat hubungan positif signifikan antara dukungan suami p=0,000,
dukungan keluarga p=0,000 dan dukungan petugas kesehatan p=0,000 dengan pemberian ASI
eksklusif di desa Randugading. Faktor internal ibu, dukungan suami, dukungan keluarga dan
dukungan petugas kesehatan p=0,000 secara simultan berhubungan positif signifikan dengan
pemberian ASI eksklusif. Besarnya nilai koefisien determinasi sebesar 0,894 yang berarti bahwa
korelasi sangat kuat (0,80–1,00). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan namun
tidak signifikan antara faktor internal ibu yang meliputi pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu
dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Randugading, sedangkan dukungan suami, dukungan
keluarga dan dukungan petugas kesehatan berhubungan positif signifikan dengan pemberian ASI
eksklusif di Desa Randugading. Faktor internal ibu, dukungan suami, dukungan keluarga dan
dukungan petugas kesehatan secara simultan berhubungan positif signifikan dengan pemberian
ASI eksklusif di Desa Randugading.
Kata kunci: faktor internal ibu, dukungan suami, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan,
pemberian ASI eksklusif
Korespondensi: Rismaina Putri. Surel: rismaina_putri@ub.ac.id

PENDAHULUAN mendukung ibu secara penuh pemberian


Dalam rangka menurunkan angka ASI eksklusif. Berdasarkan Peraturan
morbiditas dan mortalitas anak, United Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33
Nations Children’s Funds (UNICEF) dan Tahun 2012 tentang Pemberian ASI
World Health Organization (WHO) Eksklusif pasal 6 yang berbunyi "Setiap
merekomendasikan sebaiknya anak ibu yang melahirkan harus memberikan
hanya diberi Air Susu Ibu (ASI) saja ASI eksklusif kepada bayi yang
selama paling sedikit 6 bulan. Pada tahun dilahirkannya"1.
2003, Pemerintah Indonesia mengubah Menurut data Riskesdas 2010,
rekomendasi lamanya pemberian ASI persentase pola menyusui pada bayi
eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan. umur 0 bulan secara eksklusif adalah
ASI eksklusif dianjurkan pada beberapa 39,8%, 1 bulan 32,5%, 2 bulan 30,7%, 3
bulan pertama kehidupan karena ASI bulan 25,2%, 4 bulan 26,3% dan 5 bulan
tidak terkontaminasi dan mengandung 15,3%. Persentase tersebut menunjukkan
banyak gizi yang diperlukan anak pada bahwa menyusui secara eksklusif
umur tersebut1. semakin menurun dengan meningkatnya
Keputusan Menteri Kesehatan kelompok umur bayi. Dalam rangka
Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang mendukung keberhasilan menyusui,
Pemberian ASI Secara Eksklusif di sampai tahun 2013, telah dilatih sebanyak
Indonesia menetapkan pemberian ASI 4.314 orang konselor menyusui dan 415
eksklusif selama 6 bulan dan dianjurkan orang fasilitator pelatihan konseling
dilanjutkan sampai dengan anak berusia 2 menyusui1.
tahun atau lebih dengan pemberian Hasil Survei Demografi dan
makanan tambahan yang sesuai dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007
tenaga kesehatan agar menginformasikan menunjukkan cakupan ASI eksklusif bayi
kepada semua ibu yang baru melahirkan 0-6 bulan sebesar 32% yang
untuk memberikan ASI eksklusif dengan menunjukkan kenaikan yang bermakna
mengacu pada 10 langkah keberhasilan menjadi 42% pada tahun 2012.
menyusui. Selain itu, menurut UU Nomor Berdasarkan laporan dinas kesehatan
36/2009 tentang Kesehatan pasal 128 provinsi tahun 2013, sebaran cakupan
ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa selama pemberian ASI eksklusif secara nasional
pemberian ASI, pihak keluarga, pada bayi 0-6 bulan sebesar 54,3%.
pemerintah daerah dan masyarakat harus Dimana persentase tertinggi terdapat
pada Provinsi NTB sebesar 79,7% dan yang memiliki bayi yang berusia 0-6 bulan
terendah pada Provinsi Maluku yaitu di Desa Randugading Kecamatan Tajinan
25,2%. Sedangkan di Jawa Timur sebesar pada bulan September-Oktober 2016
70,8% dengan jumlah bayi 0-6 bulan
sebanyak 352.603, yang mendapat ASI Pengembangan Instrumen dan tehnik
eksklusif sebesar 249.643 dan yang tidak Pengumpulan Data
mendapat asi eksklusif sebanyak 102.960 Variabel independen adalah faktor internal
bayi1. ibu, dukungan suami, dukungan keluarga
Pada tahun 2015, cakupan ASI dan dukungan petugas kesehatan yang
eksklusif di Jawa Timur belum memenuhi diukur menggunakan kuesioner,
target, yaitu 73,8% sedangkan target sedangkan variabel dependen adalah
nasional 80%. Cakupan ASI eksklusif di pemberian ASI eksklusif di Desa
Kabupaten Malang juga belum memenuhi Randugading yang diukur dengan
target, yaitu sebesar 64,9 %. Ada menggunakan kuesioner
sebanyak 39 puskesmas di Kabupaten
Malang, dimana cakupan ASI eksklusif Tehnik Analisis Data
tertinggi di Puskesmas Kromengan yaitu Metode analisis yang digunakan
77,6 %, sedangkan Puskesmas Tajinan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
merupakan puskesmas dengan cakupan linier berganda dan uji fisher sedangkan
ASI eksklusif terendah dan jauh dari uji hipotesisnya menggunakan uji F, uji t,
target yaitu hanya 24,9% 2. dan koefisien determinasi (R2). Sebelum
Studi pendahuluan pada tanggal 19 dilakukan analisis menggunakan regresi
Maret 2016 dengan teknik wawancara linier berganda, ada beberapa uji asumsi
yang telah dilakukan oleh peneliti kepada klasik yang harus dipenuhi agar
20 ibu di kecamatan Tajinan yang kesimpulan dari regresi tersebut tidak
memiliki bayi berumur 0-6 bulan bias, yaitu uji normalitas, uji
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan Multikolinieritas, uji heteroskodesitas, uji
ibu tergolong rendah, yakni SD dan SMP Autokorelasi, dan uji Linieritas3.
bahkan ada yang tidak tamat SD.
Pengetahuan dan sikap ibu juga tergolong HASIL PENELITIAN
rendah, hampir seluruhnya menyatakan Uji Fisher
tidak tahu manfaat ASI eksklusif, ibu Berdasarkan hasil Uji Fisher, pada
merasa bayi akan kekurangan nutrisi dan tabel 2 x 2 tidak layak diuji dengan uji chi-
rewel apabila hanya diberi ASI saja square karena ada sel yang nilai
sehingga ibu memberi tambahan susu expected-nya kurang dari 5, yaitu sel b.
formula, bubur, dan pisang. Ada juga Oleh karena itu, uji yang dipakai adalah uji
seorang ibu yang mengatakan bahwa alternatif yaitu uji Fisher. Pada uji Fisher,
pemberian bubur pada bayi yang berumur nilai signifikansinya adalah 0,402 untuk 2-
4 bulan atas rekomendasi bidannya. sided (two tail) dan 0,189 untuk 1-sided
Pemberian ASI eksklusif sangat rendah, (one-tail), karena nilai p > 0,05, maka
dari 20 ibu yang diwawancarai, hanya 1 dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
orang yang menyusui secara eksklusif. ada hubungan yang signifikan antara
pendidikan ibu dengan pemberian ASI
eklsklusif di Desa Randugading.
METODE PENELITIAN
Rancangan/Desain Penelitian Uji Normalitas
Desain penelitian yang digunakan adalah Uji normalitas dilakukan untuk
korelasi deskriptif dengan pendekatan mengetahui apakah data yang diambil
cross sectional. dalam penelitian berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak.
Sasaran Penelitian Berdasarkan pengujian kolmogorov-
Sampel yang digunakan adalah total smirnov, di dapatkan value ( Asymp.
populasi dengan jumlah sebanyak 39 ibu
Sig. (2-tailed)) yang bernilai 0.964, autokorelasi.independen dalam penelitian
dimana nilai tersebut lebih besar daripada ini tidak terganggu atau terpengaruhi oleh
oleh karena nilai signifikan yang variabel penggangu.
lebih besar daripada maka dapat
disimpulkan bahwa asumsi normalitas Uji Linieritas
telah terpenuhi sehingga dapat Uji Linieritas adalah pengujian yang
dinyatakan bahwa model regresi tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah
telah layak digunakan. regresi bersifat linier atau tidak.Uji
Linieritas dalam penelitian ini.Berdasarkan
Uji Multikolinieritas gambar uji Linieritas, dapat dilihat bahwa
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk nilai signifikan tabel ANOVA sebesar
menguji ada tidaknya korelasi antara 0,000. Artinya nilai signifikan kurang dari
variabel independent (bebas) dan variabel 0,05 (0,000< 0,05) yang berarti bahwa
dependent (terikat) dalam suatu model hubungan bersifat linier. Hal ini
regresi.Uji Multikolinieritas dalam menunjukan bahwa variabel pengetahuan
penelitian ini dilakukan dengan melihat ibu, sikap ibu, dukungan suami, dukungan
nilai variance inflation factor ( VIF ) keluarga, dan dukungan petugas
dengan menggunakan spss 20.0 dan kesehatan berpola linier dengan
diperoleh hasil (Lampiran 14) bahwa nilai pemberian ASI eksklusif.
tolerance pada variabel pengetahuan,
sikap ibu, dukungan suami, dukungan Uji Regresi Linier Berganda
keluarga, dan dukungan petugas Persamaan dari model regresi
kesehatan memiliki nilai > 0,1 dan berganda dalam penelitian ini adalah
memiliki nilai VIF < 10, maka dapat sebagai berikut :
disimpulkan bahwa tidak terjadi Y = 1,656 + 0,000X1 + 0,022X2 + 0,100X3
Multikolinieritas antar variabel bebas. + 0,132X4 + 0,119X5 + e.
Dari persamaan di atas diinterprestasikan
Uji heteroskedastisitas sebagai berikut :
Uji heteroskedastisitas yang 1. a = 566,890, adalah konstanta yang
dilakukan untuk menguji apakah dalam artinya apabila pengetahuan ibu, sikap
suatu model regresi terjadi perbedaan ibu, dukungan suami, dukungan
variance dari residual data yang ada.Hasil keluarga dan dukungan petugas
pengujian heteroskedastisitas kesehatan = 0, maka pemberian ASI
menggunakan histogram dan scatter plot. eksklusif di Desa Randugading
Persebaran dan jumlah nilai dalam data sebesar 1,656.
jawaban responden telah lolos uji 2. Koefisien regresi variabel
heteroskedastisitas, yaitu berupa gambar pengetahuan ibu memiliki nilai positif
histogram dimana garis kurva normalnya yaitu sebesar 0,000.Hal ini berarti
menyerupai lonceng.Selain itu, hasil uji apabila terjadi kenaikan pengetahuan
heteroskedastisitas mengguanakan ibu sebesar satu satuan maka
scatter plot, terlihat titik-titik tersebar baik pemberian ASI eksklusif akan
di atas maupun dibawah angka nol pada mengalami peningkatan sebesar 0,000
sumbu Y, secara garis besar, hasil uji satu satuan.
heteroskedastisitas menunjukkan bahwa 3. Koefisien regresi variabel sikap ibu
data penelitian memiliki ragam homogeny. memiliki nilai positif yaitu sebesar
0,022. Hal ini berarti apabila terjadi
Uji Autokorelasi kenaikan sikap ibu sebesar satu
Uji Autokorelasi merupakan satuan maka pemberian ASI eksklusif
pengujian yang dilakukan untuk menguji akan mengalami peningkatan sebesar
ada tidaknya pengaruh antara variabel 0,022 satu satuan.
penganggu dalam masing-masing 4. Koefisien regresi variabel dukungan
variabel bebas dan di dapatkan hasil suami memiliki nilai positif yaitu
penelitian ini tidak terdapat sebesar 0,100. Hal ini berarti apabila
terjadi kenaikan dukungan suami ibu maka t - hitung yang yang diperoleh
sebesar satu satuan maka pemberian jauh lebih besar dari nilai t - tabel
ASI eksklusif akan mengalami (3,964 > 2,026), sehingga Ho ditolak
peningkatan sebesar 0,100 satu dan Ha diterima. Dengan ditolaknya Ho
satuan. dan diterimanya Ha, dapat disimpulkan
5. Koefisien regresi variabel dukungan bahwa variabel dukungan suami
keluarga memiliki nilai positif yaitu berhubungan secara signifikan dengan
sebesar 0,132. Hal ini berarti apabila pemberian ASI eksklusif di Desa
terjadi kenaikan dukungan keluarga Randugading.
ibu sebesar satu satuan maka 4. Berdasarkan hasil uji t, diketahui nilai t -
pemberian ASI eksklusif akan hitung dukungan keluarga sebesar
mengalami peningkatan sebesar 0,132 5,492, maka t - hitung yang yang
satu satuan. diperoleh jauh lebih besar dari nilai t -
6. Koefisien regresi variabel dukungan tabel (5,492 > 2,026), sehingga Ho
petugas kesehatan memiliki nilai positif ditolak dan Ha diterima. Dengan
yaitu sebesar 0,119. Hal ini berarti ditolaknya Ho dan diterimanya Ha,
apabila terjadi kenaikan dukungan dapat disimpulkan bahwa variabel
petugas kesehatan ibu sebesar satu dukungan keluarga berhubungan
satuan maka pemberian ASI eksklusif secara signifikan dengan pemberian
akan mengalami peningkatan sebesar ASI eksklusif di Desa Randugading.
0,119 satu satuan. 5. Berdasarkan hasil uji t, diketahui nilai t -
hitung dukungan keluarga sebesar
Uji Hipotesis 5.779, maka t - hitung yang yang
Uji t ( pengujian parsial) diperoleh jauh lebih besar dari nilai t -
Pengujian dilakukan pada tingkat tabel (5.779 > 2,026), sehingga Ho
signifikansi 0.05, nilai df sebesar n – k ( ditolak dan Ha diterima. Dengan
39 – 2 = 37 ) diperoleh nilai t - tabel ditolaknya Ho dan diterimanya Ha,
sebesar 2,026. Berdasarkan hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa variabel
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut dukungan petugas kesehatan
: berhubungan secara signifikan dengan
1. Berdasarkan hasil uji t, diketahui nilai t - pemberian ASI eksklusif di Desa
hitung pengetahuan ibu sebesar 0.011, Randugading.
maka t - hitung yang yang diperoleh
jauh lebih kecil dari nilai t - tabel (0.011 Uji F ( pengujian bersama- sama)
< 2,026), sehingga Ho diterima dan Ha Berdasarkan hasil uji F, diperoleh
ditolak. Dengan diterimanya Ho dan F-hitung sebesar 65,150. Adapun nilai F-
ditolaknya Ha, dapat disimpulkan tabel pada tingkat signifikansi 5% dan
bahwa variabel pengetahuan ibu tidak degree of freedom (df) sebesar k =1 dan
berhubungan secara signifikan dengan derajat bebas penyebut (df2) sebesar n –
pemberian ASI eksklusif di Desa k (39 – 2 = 37) adalah sebesar 4,46. Jika
Randugading. nilai ini dibandingkan maka nilai F - hitung
2. Berdasarkan hasil uji t, diketahui nilai t - lebih besar dari F- tabel (65,150 > 4,46),
hitung sikap ibu sebesar 0,845, maka t sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
- hitung yang yang diperoleh jauh lebih Dengan ditolaknya Ho dan diterimanya
kecil dari nilai t - tabel (0,845 < 2,026), Ha, dapat disimpulkan bahwa secara
sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. simultan variabel independen
Dengan diterimanya Ho dan ditolaknya (pengetahuan ibu, sikap ibu, dukungan
Ha, dapat disimpulkan bahwa variabel suami, dukungan keluarga dan dukungan
sikap ibu tidak berhubungan secara petugas kesehatan) memiliki hubungan
signifikan dengan pemberian ASI yang sangat signifikan dengan variabel
eksklusif di Desa Randugading. dependen (pemberian ASI eklsklusif di
3. Berdasarkan hasil uji t, diketahui nilai t - Desa Randugading).
hitung dukungan suami sebesar 3,964,
Uji Koefisien determinasi (R2) Penelitian ini tidak sejalan oleh
Hasil uji koefisien determinasipada penelitian yang dilakukanmenunjukkan
penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,894 bahwa tingkat pendidikan ibu
yang berarti bahwa besarnya hubungan berhubungan dengan pemberian ASI
variabel pengetahuan ibu, sikap ibu, eksklusif5.Penelitian (Nascimento, 2010)
dukungan suami, dukungan keluarga dan menyatakan bahwa rendahnya pendidikan
dukungan petugas kesehatan dengan ibu berhubungan dengan gangguan
pemberian ASI eksklusif adalah sebesar pemberian ASI eksklusif untuk bayi
89,4%, sedangkan sisanya sebesar berusia 6 bulan di wilayah selatan
10,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang Brazil6.Selain itu penelitian yang dilakukan
tidak termasuk dalam penelitian ini. Nilai oleh (Thu, Eriksson, & Khanh, 2012)
0,894 menunjukkan bahwa korelasi antara menyatakan bahwa terdapat hubungan
variabel pengetahuan ibu, sikap ibu, antar tingkat pendidikan ibu dengan
dukungan suami, dukungan keluarga dan pemberian ASI di wilayah pedesaan dan
dukungan petugas kesehatan dengan perkotaan Vietnam, semakin tinggi tingkat
pemberian ASI eksklusif berada dalam pendidikan ibu maka semakin lama durasi
kategori hubungan yang sangat kuat ( pemberian ASI.Tingkat pendidikan ibu
0,80 – 1,00 ) diharapkan mampu untuk memberikan
kontribusi terhadap pemberian ASI
PEMBAHASAN eksklusif.Namun dalam penelitian ini
Hubungan Faktor Internal Ibu dengan terlihat bahwa ibu yang memiliki
Pemberian ASI Eksklusif di Desa pendidikan yang sedang justru cenderung
Randugading tidak memberikan ASI eksklusif pada
Hubungan Pendidikan Ibu dengan bayinya disebabkan karena dukungan
Pemberian ASI Eksklusif di keluarga yang kurang. Maka penting bagi
DesaRandugading ibu yang memiliki pendidikan yang sedang
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat mengaplikasikan pengetahuannya
telah dilakukan, diketahui bahwa dalam pemberian ASI eksklusif karena
mayoritas ibu berpendidikan saat ini banyak cara yang dapat dilakukan
sedang/cukup, yaitu SMP/SMA. ibu untuk memberikan ASI secara
Berdasarkan hasil uji Fisherdiperoleh p- eksklusif pada bayinya7.
value sebesar 0,402 (p>0,05), sehingga
hipotesis yang menyatakan pendidikan Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
ibu berhubungan signifikan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa
pemberian ASI eksklusif di Desa Randugading
Randugading Kecamatan Tajinan Berdasarkan hasil penelitian yang
Kabupaten Malang dinyatakan ditolak. telah dilakukan, diketahui bahwa
Tingkat pendidikan seorang ibu mayoritas ibu memiliki pengetahuan baik.
diharapkan mampu memberikan Berdasarkan hasil regresi
kontribusi terhadap pemberian ASI bergandadiperoleh pengetahuan ibu
eksklusif. Pendidikan tinggi di harapkan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.992
akan memiliki pengetahuan yang cukup (p>0,05), nilai koefisien regresi sebesar
tentang pemberian ASI, sehingga 0,000 dan nilai t-hitung lebih kecil dari t-
berpengaruh positif terhadap produksi tabel (0.011 < 2,026). Berdasarkan hasil
ASI, tingkat pendidikan tertinggi yang tersebut maka hipotesis yang menyatakan
ditamatkan oleh ibu mempunyai pengetahuan ibu berhubungan positif
kemungkinan menyusui ASI eksklusif 6 dengan pemberian ASI eksklusif di Desa
kali dibandingkan dengan ibu yang tidak Randugading Kecamatan Tajinan
sekolah dan tamat SD, walaupun tidak Kabupaten Malang dinyatakan ditolak.
dapat dipisahkan pendidikan formal Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
memiliki potensi lama untuk menyusui tidak ada hubungan positif yang signifikan
bayinya dari pada ibu berpendidikan antara pengetahuan ibu dengan
tinggi4. pemberian ASI eksklusif di Desa
Randugading Kecamatan Tajinan melalui penyuluhan sangat dibutuhkan
Kabupaten Malang.Hal ini menunjukkan agar manfaat ASI dapat tersampaikan ke
bahwa meskipun ibu sudah responden, dan manfaat ASI pun dapat
berpengetahuan baik, tidak dirasakan seperti kesehatan dan tumbuh
mempengaruhi ibu untuk tetap kembang bayi baik, menghemat biaya
memberikan ASI eksklusif kepada ekonomi keluarga, mendukung program
bayinya.Penelitian ini didukung oleh SDGs, sehingga dapat menekan angka
penelitian yang dilakukan Mamahit (2011) kesakitan bayi9.
yang menyatakan tidak ada hubungan Dengan demikian, perlu adanya
antara pengetahuan dengan pemberian penyuluhan secara berkala atau
ASI eksklusif8. melakukan manajemen laktasi selama
Penelitian ini berbeda dengan penelitian antenatal, intranatal dan postnatal untuk
yang dilakukan oleh Shally Barina (2011) keberhasilan menyusui secara eksklusif.
menyatakan hubungan yang signifikan
antara pengetahuan ibu dengan perilaku Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian
pemberian ASI eksklusif karena apabila ASI Eksklusif di Desa Randugading
ibu yang memiliki pengetahuan tentang Berdasarkan hasil penelitian yang
manfaat ASI eksklusif akan lebih yakin telah dilakukan, diketahui bahwa
tentang apa yang akan dilakukan dan mayoritas ibu memiliki sikap mendukung
akibat yang ditimbulkan. pada pemberian ASI eksklusif.
Walaupun tidak ada program Berdasarkan hasil regresi
penyuluhan tentang ASI eksklusif di bergandadiperoleh sikap ibu memiliki
posyandu, namun, secara spontan ibu-ibu tingkat signifikansi sebesar 0,404
selalu berinisiatif bertanya tentang ASI (p>0,05), nilai koefisien regresi sebesar
eksklusif pada petugas kesehatan pada 0,022 dan nilai t-hitung lebih kecil dari t-
saat kegiatan posyandu dan sering tabel (0,845 < 2,026). Berdasarkan hasil
mendapat informasi dari keluarga atau tersebut maka hipotesis yang
teman yang berlatar belakang kesehatan. menyatakan sikap ibu berhubungan
sehingga responden dapat mengisi positif yang signifikan dengan pemberian
kuesioner dengan baik dan mayoritas ASI eksklusif di Desa Randugading
berpengetahuan baik. Pengetahuan Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang
tentang ASI eksklusif tidak hanya bisa dinyatakan ditolak.
diperoleh melalui pendidikan formal tetapi Penelitian ini menunjukkan tidak
bisa melalui informasi dari rekan yang ada hubungan positif yang signifikan
berlatar belakang kesehatan, ataupun dari antara sikap ibu dengan pemberian ASI
media massa, karena pengetahuan bukan eksklusif di Desa Randugading
hanya dari keyakinan atau kepercayaan Kecamatan Tajinan Kabupaten
individu melainkan suatu usaha untuk Malang.Hasil penelitian ini sesuai dengan
mencari tahu, atau melalui pengalaman penelitian yang dilakukan di La Paz,
pribadi bersama orang lain. Bolivia menunjukan bahwa sikap ibu
Menurut asumsi peneliti, pengetahuan tentang ASI tidak mempengaruhi pola
baik responden terhadap pemberian ASI pemberian makan bayi (durasi ASI
eksklusif yang ada di daerah penelitian eksklusif dan pemberian makanan
dipengaruhi inisiatif responden untuk prelaktal atau kolostrum) 10.
selalu bertukar informasi dengan
responden yang lain saat bertemu Hubungan Dukungan Suami dengan
ditempat arisan, kelompok doa, posyandu, Pemberian ASI Eksklusif di Desa
dan mengikuti acara-acara di balai desa. Randugading
Pada variabel pengetahuan, hanya Berdasarkan hasil penelitian yang
sekedar tahu saja tidak menjamin perilaku telah dilakukan, diketahui bahwa
terhadap ASI eksklusif bisa berhasil, mayoritas ibu mendapat dukungan suami
walau variabel lain sudah mendukung, pada pemberian ASI
namun dukungan dari petugas kesehatan eksklusif.Berdasarkan hasil regresi
bergandadiperoleh dukungan suami yang menyatakan ada hubungan
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 dukungan keluarga dengan pemberian
(p<0,05), nilai koefisien regresi sebesar ASI eksklusif di kelurahan payolansek
0,100 dan nilai t-hitung lebih besar dari t- payakumbuh barat dengan p-value=
tabel (3,964 > 2,026). Berdasarkan hasil 0,018.
tersebut maka hipotesis yang menyatakan Berdasarkan penelitian ini didapat
dukungan dukungan suami berhubungan bahwa faktor dukungan keluarga sangat
positif yang signifikan dengan pemberian mempengaruhi ibu untuk menyusui
ASI eksklusif di Desa Randugading bayinya secara eksklusif atau tidak. Ibu
Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang yang pasca melahirkan pada hari pertama
dinyatakan diterima. lebih percaya kepada kebiasaan atau
Penelitian ini menunjukkan adanya tradisi keluarganya yang sudah dilakukan
hubungan positif yang signifikan antara turun temurun seperti memberikan air
dukungan suami dengan pemberian ASI gula, memberi makanan tambahan
eksklusif di Desa Randugading berupa pisang sebelum bayi berumur 6
Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang. bulan dengan alasan agar bayi tidak
Hasil penelitian ini sesuai dengan rewel.
penelitianSetiowati (2011) yang
menunjukkan adanya hubungan Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan
dukungan suami dengan pemberian ASI dengan Pemberian ASI Eksklusif di
eksklusif dengan dukungan suami (p- Desa Randugading
value 0,021) dan menurut penelitian yang Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ramadani (2010), Ibu yang telah dilakukan, diketahui bahwa
mendapat dukungan dari suami mayoritas ibu mendapat dukungan
mempunyai kecenderungan untuk petugas kesehatan pada pemberian ASI
memberikan asi secara eksklusif sebesar eksklusif.Berdasarkan hasil regresi
2 kali dibanding ibu yang kurang berganda diperoleh dukungan petugas
mendapat dukungan dari suaminya11,12. kesehatan memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,000 (p<0, 05), nilai koefisien
Hubungan Dukungan Keluarga dengan regresi sebesar 0,119 dan nilai t-hitung
Pemberian ASI Eksklusif di Desa lebih besar dari t-tabel (5.779 >
Randugading 2,026).Berdasarkan hasil tersebut maka
Berdasarkan hasil penelitian yang hipotesis yang menyatakan dukungan
telah dilakukan, diketahui bahwa petugas kesehatan berhubungan positif
mayoritas ibu mendapat dukungan yang signifikan dengan pemberian ASI
keluarga pada pemberian ASI eksklusif. eksklusif di Desa Randugading
Berdasarkan hasil regresi Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang
bergandadiperoleh dukungan keluarga dinyatakan diterima.
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 Penelitian ini menunjukkan adanya
(p<0,05), nilai koefisien regresi sebesar hubungan positif yang signifikan antara
0,132 dan nilai t-hitung lebih besar dari t- dukungan petugas kesehatan dengan
tabel (5,492 > 2,026). Berdasarkan hasil pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian
tersebut maka hipotesis yang menyatakan ini sesuai dengan penelitian Rahmawati
dukungan keluarga berhubungan positif A, Burhanuddin Bahar, Abdul Salam yang
yang signifikan dengan pemberian ASI dilakukan di wilayah kerja puskesmas
eksklusif di Desa Randugading Bonto Cani Kabupaten Bone dimana hasil
Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang penelitiannya bahwa ada hubungan
dinyatakan diterima. antara peran petugas kesehatan
Penelitian ini menunjukkan adanya (p=0,000) dengan pemberian ASI
hubungan positif yang signifikan antara Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
dukungan keluarga dengan pemberian Bonto Cani Kabupaten Bone. Pada
ASI eksklusif. Hasil penelitian ini sesuai penelitian Isroni (2013) Terdapat
dengan penelitian Kriscillia Molly (2014) hubungan yang signifikan antara peran
petugas dengan pemberian ASI eksklusif Hasil uji Koefisien determinasi (R2)
p≤0,05. Salah satu penyebab dari pada penelitian ini diperoleh nilai adjusted
kurangnya pemberian ASI eksklusif R2 sebesar 0,894 yang berarti bahwa
adalah pelayanan yang diberikan di besarnya hubungan variabel pengetahuan
fasilitas kesehatan tidak mendukung ibu, sikap ibu, dukungan suami, dukungan
pemberian ASI eksklusif 13. keluarga dan dukungan petugas
Walaupun hasil dari pengumpulan kesehatan dengan pemberian asi
data menunjukkan bahwa mayoritas eksklusif di Desa Randugading
responden mendapat dukungan petugas Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang
kesehatan, namun masih ada bidan yang adalah sebesar 89,4%, sedangkan
menganjurkan memberikan air gula atau sisanya sebesar 10,6% dipengaruhi oleh
susu formula kepada bayi apabila saat faktor lain yang tidak termasuk dalam
setelah melahirkan air susu ibu tidak penelitian ini.
keluar, maka perlu adanya pembinaan Kesimpulan hasil penelitian terhadap
dan sanksi yang tegas terhadap bidan 39 ibu yang memiliki bayi yang berusia 0-
yang menganjurkan pemberian air gula 6 bulan di Desa Randugading didapatkan
atau susu formula pada bayi yang baru bahwa faktor internal ibu yang meliputi
lahir. pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu
Informasi tentang ASI eksklusif dari berhubungan positif namun tidak
petugas kesehatan memiliki kontribusi signifikan, dengan pemberian ASI
terhadap pemberian ASI eksklusif, maka eksklusif di Desa Randugading, artinya
penting untuk melakukan penyuluhan dan ketiga faktor tersebut turut berkontribusi
pemberian informasi pada ibu tentang terhadap pemberian ASI eksklusif di Desa
manajemen laktasi, karena salah satu Randugading namun tidak sebesar faktor
sebab ibu memberikan susu formula pada dukungan lainnya, sedangkan dukungan
3 hari pertama setelah melahirkan adalah suami, dukungan keluarga dan dukungan
air susu ibu tidak keluar dengan lancar. petugas kesehatan berhubungan positif
Dengan memberikan informasi kepada yang signifikan dengan pemberian ASI
ibu,tentang manajmen laktasi diharapkan eksklusif di Desa Randugading. Secara
mampu untuk meningkatkan usaha ibu simultan, faktor internal ibu, dukungan
dalam melakukan prosedur laktasi yang keluarga dan dukungan petugas
benar untuk kelancaran produksi ASInya. kesehatan berhubungan positif yang
signifikan dengan pemberian ASI eksklusif
Hubungan Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu, di Desa Randugading.
Dukungan Suami, Dukungan Keluarga
dan Dukungan Petugas Kesehatan SIMPULAN
dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa a. Pengetahuan ibu, sikap ibu, dukungan
Randugading suami, dukungan keluarga dan
Dari hasil pengujian diperoleh nilai dukungan petugas kesehatan
F-hitung sebesar 65,150 dan nilai F-tabel berhubungan positif yang signifikan
sebesar 4,46. Sedangkan signifikansinya dengan pemberian ASI eksklusif di
sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi Desa Randugading.
lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan b. Faktor internal ibu yang meliputi
nilai F-hitung lebih besar daripada nilai F- pendidikan berhubungan namun tidak
tabel (65,150 > 4,46), maka hipotesis signifikan dengan pemberian ASI
yang menyatakan pengetahuan ibu, sikap eksklusif di Desa Randugading.
ibu, dukungan suami, dukungan keluarga c. Faktor internal ibu yang meliputi
dan dukungan petugas kesehatan pengetahuan berhubungan positif
berhubungan positif yang signifikan namun tidak signifikan dengan
dengan pemberian asi eksklusif di Desa pemberian ASI eksklusif di Desa
Randugading Kecamatan Tajinan Randugading.
Kabupaten Malang dinyatakan diterima. d. Faktor internal ibu yang meliputi sikap
ibu berhubungan positif namun tidak
signifikan dengan pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 6-12 Bulan
eksklusif di Desa Randugading. Didesa Cidadap Wilayah Kerja
Puskesmas Pagaden Barat
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Subang Periode Januari
[1] Kementerian Kesehatan – Juli 2011. Stikes Jenderal A. Yani
RI.2014.Infodatin (Pusat Data Dan Cimahi.
Informasi). Jakarta Selatan : [12] Ramadani, M dan hadi, Ella
Kemenkes. Nurlaela. 2010. Dukungan Suami
[2] Dinkes.2015.Profil Kesehatan dalam Pemberian ASI Eksklusif di
Kabupaten Malang Tahun 2015. Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar
Pemerintah Dinkes Kabupaten Kota Padang, Sumatra Barat. Jurnal
Malang Kesehatan Masyarakat Nasional
[3] Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis [13] Isroni, Astuti. 2013. Determinan
Multivariat Dengan Program IBM Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu
SPSS 19 edisi kelima. Semarang : Menyusui Jurnal Health Quality Vol.
Universitas Diponegoro. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal 1-76
[4] Adwinanti. 2004. Hubungan Praktek
Pemberian ASI dengan Pengetahuan
Ibu tentang ASI, Kekhawatiran Ibu,
Dukungan Keluarga dan Status Gizi
Bayi Usia 0-6 Bulan. Tugas Akhir.
Tidak diterbitkan, Fakultas Pertanian
Bogor.
[5] Tan, Kok Leong.2011. Factors
Associated with Exclusive
Breastfeeding Among Infants Under
Six Months of Age in Peninsular
Malaysia. International Breastfeeding
Journal.
[6] Nascimento. 2010. Exclusive
Breastfeeding In Outhern Brazil:
Prevalence And Associated Factors
Breastfeeding Med.
[7] Thu, H. N., Eriksson, B., & Khanh, T.
T. 2012, Breastfeeding Practices in
Urban and Rural Vietnam. BMC
Public Health, 12:964.
[8] Mamahit , 2011. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemberian
ASI Eksklusif Di Kecamatan Girian
Kota Bitung.Tesis Unsrat 2011
[9] Mardiyanti., 2007. Pengaruh
karakteristik dan dukungan keluarga
terhadap pemberian ASI ekslusif di
Tanggerang. Tugas Akhir. jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional.
[10] Ludvigsson, J. F. (2003).
Breastfeeding in Bolivia –
information and attitudes. BMC
Pediatrics,3.
[11] Setiowati, Tri. 2011. Hubungan
Faktor – Faktor Ibu Dengan
Pelaksanaan Pemberian Asi

Você também pode gostar