Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahuluan
tajam. Jika konflik yang dikenal saat ini hanya persoalan kaderisasi, perbedaan
pendapat dan keuangan organisasi, kali ini terjadi disintegrasi partai politik
posisi (status) dan peranan (role) yang sangat penting dalam setiap sistem
memiliki peran dalam melakukan rekrutmen politik terhadap warga Negara. Hal
Politik tepatnya pada Pasal 29 (1) yang menjelaskan bahwa Partai Politik
anggota Partai Politik; (b) bakal calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; (c) bakal calon kepala daerah dan wakil kepala
1
Jimli Asshiddiqie, Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik dan Mahkamah
Konstitusi (Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MKRI, 2006), hlm 52.
2
LihatUndang-UndangNomor 2 Tahun 2011 TentangPartaiPolitik
1
Di era pemerintahan Jokowi, perpecahan dan kepengurusan ganda partai
politik kembali terjadi. Seperti mengulang sejarah, dua kubu saling menggelar
muktamar atau musyawarah. Kali ini perpecahan dan kepengurusan ganda terjadi
Surabaya.3
Umum PPP Suryadarma Ali juga menggelar muktamar di Jakarta dan melahirkan
Djan Faridz sebagai ketua umum, yang juga mengklaim kepengurusannya paling
paling sah, paling sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai, dan
paling legitimate. Lantas mana dari kepengurusan ganda ini yang paling sah.4
dan kewenangannya telah diatur dalam Pasal 32 ayat (2) UU Parpol menyatakan
diselesaikan paling lambat 60 hari. Putusan Mahkamah Parpol atau sebutan lain
bersifat final dan mengikat secara internal dalam hal perselisihan yang berkenaan
2
“dalam hal penyelesian perselisihan secara internal tidak tercapai, maka
adalah pada proses pergantian kepengurusan. Padahal sudah ada ketentuan yang
telah mengatur secara tegas mengenai proses transisi kepemimpinan partai politik.
baru didaftarkan kepada Kementerian Hukum dan HAM paling lambat 30 hari.5
sah paling lama 7 hari sejak diterimanya persyaratan.6 Jika terdapat keberatan dari
yang sah berdasar pada surat keputusan Menteri Hukum dan HAM RI. Apakah
putusan pengadilan baik di tingkat pengadilan negeri hingga kasasi, PTUN atau
dimenangkan dalam putusan tersebut sah dan berhak menggunakan semua hak
dan kewajiban parpol. Sebagai negara hukum, ukuran yang sah dan legitimate
adalah putusan hukum. Surat keputusan Menteri Hukum dan HAM, sebagai
subyek TUN selama belum ada putusan pengadilan yang membatalkannya adalah
partai politik terhadap pencalonan pemilihan kepala daerah. Disatu sisi, kubu
5
Lihat Pasal 23 ayat (2) UU No. 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik.
6
Ibid.,
3
Romahurmuzy memiliki dasar hukum yang jelas karena merujuk pada Surat
Keputusan Menteri Hukum dan HAM atas tindak lanjut hasil Muktamar Islah
Pondok Gede. Disisi lain kubu Djan Faridz begitu getol mempertahankan
pengurus daerah untuk melakukan tugas dalam hal menjaring dan melakukan
rekrutmen politik. Hal ini didasari oleh saling mengklaim kekuasaan dan memicu
di masyarakat.
601 Tahun 2015 yang menjadi dasar berlakunya kepengurusan kubu Djan Faridz
kemenkum HAM dan putusan MA menjadi objek perdebatan yang serius terkait
keputusan manakah yang memiliki dasar hukum yang kuat untuk memberikan
No 9 Tahun 2016.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
B. Tinjauan Pustaka
memilih tipe Negara Hukum. Hal ini dikarenakan tipe Negara Hukum pun lahir
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
5
terutama tujuan “untuk memajukan kesejahteraan umum”, dapat dikatakan bahwa
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945, yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara
(welfare state).7
1945 pasal 1 ayat (3). Pengaturan dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945 tersebut
merupakan hasil amandemen ketiga UUD 1945, dimana dalam UUD 1945 naskah
asli ayat (3) dalam pasal tersebut tidak dicantumkan. Pada awalnya, pengertian
bahwa Indonesia adalah negara hukum atau rechstaat tercantum dalam penjelasan
UUD 1945 naskah asli, yang mengartikan rechstaat sebagai negara yang berdasar
atas hukum. Pemilihan tipe Negara Hukum bagi Indonesia oleh para founding
memberikan kepastian hukum kepada masyarakat. Hal ini penting guna menjaga
maupun kelompok masyarakat. Tujuan hukum itu akan menjadi preseden yang
baik jika semua elemen masyarakat mampu menghargai dan menghormati norma-
atas hukum dan keadilan bagi warganya. Artinya adalah segala kewenangan dan
7
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Panduan Pemasyarakatan UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 : Sesuai Dengan Urutan BAB, Pasal, dan Ayat
(Jakarta : Sekretariat Jenderal MPR RI, 2008), hlm. 48
6
hukum atau dengan kata lain diatur oleh hukum sehingga dapat mencerminkan
2.2. Demokrasi
atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa
Yunani yaitu demokratia (kekuasaan rakyat), yang dibentuk dari kata demos
(rakyat) dan kratos (kekuasaan), merujuk pada sistem politik yang muncul pada
bahwa institusi dan aturan mainnya diarahkan pada partisipasi yang luas dalam
pemerintahan dan persetujuan yang luas dalam kebijakan yang harus dikejar oleh
8
Abdul Aziz Hakim, Negara Hukum dan Demokrasi Di Indonesia, Penerbit Pustaka Pelajar, 2011,
Celeban Timur (Yogyakarta), hlm 8
9
Azumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani (Jakarta: Prenada
Media, 2005), hlm 125.
7
pemerintah. Model majoritarian mengkonsentrasikan kekuatan politik di tangan
menyebarkan, dan membatasi kekuasaan dengan pelbagai cara; seturut dengan itu,
berkompromi. Dengan alasan ini, demokrasi konsensus juga dapat juga disebut
“negotiation democracy”.10
politik, dalam arti hukum harus menjadi arah dan pengendali semua kegiatan
politik. (2) Politik determinan atas hukum, dalam arti bahwa dalam kenyataannya,
dipengaruhi dan menjadi dipendent variable atas politik. (3) Politik dan hukum
terjalin dalam hubungan yang saling bergantung, seperti bunyi adagium, “politik
akan atau telah dilaksanakan secara nasional oleh Pemerintah Indonesia yang
10
Yudi Latif. Negara Paripurna, Cetakan Ketiga, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utana, 2011), hlm
460
11
Moh. Mahfud MD., Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia (Yogyakarta: Gama Media,
1999), hlm 11-12
8
kedua, pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada termasuk penegasan fungsi
lembaga dan pembinaan para penegak hukum.12 Tujuan politik hukum adalah
partisipatif.
C. Metode Penelitian
hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.14 Perlu dinyatakan bahwa studi
12
Mahfud MD, Politik Hukum Di Indonesia, Jakarta: Rajawali Press, 2010, Hal 17
13
A.S.S Tambunan, Politik Hukum Berdasarkan UUD 1945, Jakarta: Purposis Publishers, 2002,
hlm 15.
14
Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum, (Prenada Media, Jakarta, 2005), hlm 35.
9
D. Pembahasan
aturan main yang sama.15 Menurut Rush yang dikutip Fadillah bahwa di negara
berkembang, tak terkecuali Indonesia, proses rekrutmen dalam sistem politik tidak
bidang politik dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas yang berkenaan dengan asal
Rektrumen yang dilaksanakan oleh Partai politik merupakan salah satu hal
wajib dalam menjaring Calon Kepala Daerah rektrumen sendiri dapat dilakukan
melalui internal partai atau dilaksanakan secara umum dengan mengijinkan calon
15
Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung; Filosofi, Sistem dan Problema
Penerapan di Indonesia, Pustaka Pelajar Semarang, 2005, hlm 109
16
Fadillah Putra, Partai Politik dan Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm 11
17
Syafiie Inu Kencana, Ilmu Pemerintahan, edisi revisi. Bandung: Mandar Maju, 2007, hlm 59
10
diluar partai politik untuk ikut seleksi dalam pencalonan Kepala Daerah adapun
Menurut Haris rekrutmen oleh partai politik secara umum mencakup tiga
1) Penjaringan calon
3) Penetapan calon.
4) Seleksi Kandidat
2) Penyeleksi
3) Tempat seleksi
politik bersifat final sesuai dengan AD/ART Partai Politik hal ini di amanatkan
18
Irawati Hatta, “Analisis Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Balikpapan Oeh Partai
Golkar Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Balikpapan Tahun 2015”, eJournal Ilmu
Pemerintahan, Volume 4, Nomor 3, 2016 hal. 3-5
11
Selanjutnya hal ini semakin dikuatkan pada pasal 40 ayat 4 yang berbunyi:
oleh masing-masing kepengurusan. Seperti yang terjadi pada kasus PPP, kubu
djan fariz dan kubu romi mengklaim rekomendasi masing-masing dengan dasar
hukum kepengurusan yang sah pula. Namun, secara legal-formal telah terjawab
Kepala Daerah bahwa ternyata yang memiliki dasar hukum yang kuat untuk
1) Alasan permohonan
putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) sebagai
hukum tetap adalah produk yang belum final karena masih harus disahkan dan
ditetapkan oleh Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM sebagai lembaga
12
Dalam prakteknya sebagaimana yang dialami oleh Pemohon, sebagai
telah berkekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) seharusnya Pemohon
Keputusan dari Menteri Hukum dan HAM. Hal tersebut dikarenakan Menteri
sampai 11 April 2016 yang bertentangan dengan isi putusan pengadilan yang
sebuah sumber hukum formil yang posisinya setara dengan sumber hukum
formil lainnya termasuk undang-undang. Maka dari itu, sebuah tindakan yang
tidak tunduk pada sebuah putusan pengadilan pada dasarnya adalah tindakan
yang bertentangan dengan hukum dan oleh karenanya tindakan tersebut dapat
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia” dalam Pasal 40A ayat
19
Ibid.,
13
(3) UU Pilkada senyatanya merupakan wujud norma yang telah menghilangkan
wibawa pengadilan dengan membuka ruang bagi Menteri Hukum dan HAM
untuk tidak tunduk pada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
berkekuatan hukum tetap tidak dapat serta merta diberlakukan sebagai sebuah
sumber hukum karena masih harus didaftarkan dan ditetapkan oleh Menteri
Hukum dan HAM. Dan ini merupakan sebuah pelanggaran yang nyata terhadap
tetap dan adanya frasa “dan didaftarkan serta ditetapkan dengan keputusan
hak asasi manusia” dalam Pasal 40A ayat (3) UU Pilkada menimbulkan
telah berkekuatan hukum tetap dengan amar yang jelas dan pasti, dapat
14
urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia dapat memiliki
pilihan lain dalam menentukan pengurus partai politik yang berselisih selain
yang telah diputuskan oleh pengadilan dengan putusan yang telah berkekuatan
pimpinan partai politik yang oleh putusan pengadilan dinyatakan tidak sah.
2) Pendapat Mahkamah
Romahurmuziy telah menjadi polemik yang cukup panjang dalam hal ini
20
Ibid, hlm 21-22
15
1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sepanjang tidak
16
manusia”;
kekuataan hukum tetap wajib dilaksanakan oleh Mentri hukum dan HAM dan
UUD NRI 1945 dengan berpegang pada alat bukti dan keyakinan masing-
(dua) seperti hakim dalam memutus perkara tindak pidana. Dalam putusan
dikabulkan.
perseorangan warga negara Indonesia terkait erat dan bahkan tidak dapat
dilepaskan dari dalil Pemohon sebagai Ketua Umum DPP PPP yang merasa
politik.
21
Ibid, hal. 25.
17
Nomor 73/PUU- XII/2014, bertanggal 29 September 2014, Putusan
Nomor 85/PUU-XII/2014, bertanggal 24 Maret 2015, dan Putusan
Nomor 35/PUU-XII/2014, bertanggal 26 Mei 2015, telah memberikan
pertimbangan hukum yang pada pokoknya menyatakan bahwa partai
politik yang turut serta membahas dan mengambil keputusan atas
pengesahan suatu Undang-Undang di DPR, maka partai politik tersebut
tidak dapat mengajukan permohonan Pengujian Undang-Undang
dimaksud ke Mahkamah Konstitusi. Bahwa pasal dan/atau ayat yang
dimohonkan pengujian adalah pasal dan/atau ayat dalam UU 2/2011 dan
UU 10/2016. Kedua Undang-Undang tersebut masing-masing dibahas
dan disahkan pada tahun 2011 dan tahun 2016, yang pada saat itu PPP
memiliki wakil di DPR yang ikut membahas rancangan Undang-
Undang dimaksud hingga disahkannya menjadi Undang-Undang.
Karena telah ikut membahas dan menyetujui Undang-Undang
dimaksud, maka Mahkamah menilai PPP sebagai partai politik tidak
lagi memiliki kedudukan hokum untuk mengajukan permohonan a
quo”.
yang dialami oleh Pemohon dengan berlakunya Pasal 40A ayat (3) UU Pilkada
dan Pasal 23 ayat (2), ayat (3), dan Pasal 33 UU Parpol yang dimohonkan
4.2. Polemik Pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Oleh
partai PPP akan tetapi yang lebih penting adalah tentang legalitas rekomendasi
22
Lihat. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 93/PUU XIV/2016. Hal 65
18
Partai PPP kepada Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Pemilihan
Kepala Daerah karena PPP terjadi dualisme dalam kepengurusan pusat pastinya
akan berdampak pada kepengurusan didaerah dalam hal ini rekemendasi Calon
Partai PPP secara eksplisit telah mengakui PPP versi Ketua Umum
sebelumnya di tingkat kasasi No. 601/2015 hal ini dikuatkan dengan adanya
32 Ayat (1) beserta penjelasannya dari Undang Undang No 2 Tahun 2011 tentang
Putusan PTUN Jakarta tingkat Kasasi telah memberikan kekuataan hukum bagi
Partai PPP Versi Ketua Umum Romahurmuziy adalah sah dan telah meiliki
rekomendasi Calon Kepala daerah dan Wakil Kepala daerah dari PPP Versi Ketua
dengan pasal 263 ayat 2 KUHP pada poin 3 yaitu adanya kekhilafan hakim atau
kekeliruan yang nyata dalam putusan kasasi No. 601/2015 yang merugikan
19
pemohonon. Salah satu poin utama Hakim Mahkamah Agung dalam
Menyelesaikan Perkara ini adalah adanya fakta tujuh bukti baru yang diajaukan
pemohon. Melihat fakta diatas PK dari pemohon dikabulkan salah satu alasan kuat
dari 7 bukti baru adalah adanya kesalahan hakim kasasi yang menyatakan:23
“Bahwa meneliti dengan seksama posita dan petitum gugatan baik dalam
konvensi, rekonvensi maupun intervensi, ternyata bahwa pokok persoalan
dalam perkara a quo adalah mengenai Susunan Kepengurusan Partai
Persatuan Pembangunan hasil Muktamar VIII di Surabaya dan mengenai
Susunan Kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan hasil Muktamar
VIII di Jakarta pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014”.
adanya kekhilafan dan kekeliruan yang nyata dari Majelis Hakim Kasasi MA RI,
sebagai berikut:24
(utama) dalam perkara ini baik yang terurai dalam posita bagian
23
Lihat Putusan Mahkamah Agung Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016, hal. 101.
24
Lihat Putusan Mahkamah Agung Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016, hal. 101-102
20
PPP a quo lebih dahulu atau pada bagian depan/atas dari petitum
a quo;
kekeliruan yang nyata dan paling fatal, dengan menunjuk pertimbangan hukum
menyatakan:25
25
Lihat Putusan Mahkamah Agung Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016, hal. 109
21
Penulis berpendapat hal ini bertentangan dengan Undang-undang Nomor 2
Tahun 2011 tentang Partai Politik Pasal 32 Ayat 5 yang berbunyi: “Putusan
Mahkamah Partai Politik atau sebutan lain bersifat final dan mengikat secara
Mahkamah Agung Nomor 504 K/TUN/2015 Tahun 2015 yang dimenangkan oleh
Djan faris.
E. Penutup
5.1. Kesimpulan
22
Dengan demikian kekuatan surat rekomendasi yang sesuai legal-
5.2. Saran
Mahkamah Partai Politik harus diberikan Kekuataan hukum yang lebih kuat dan
keputusan yang mengikat karena pada dasarnya tugas dan fungsi dari Mahkamah
23
Penguataan Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan menurut Peneliti adalah
sebagai berikut:
kepengurusan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Buku
A. Hamzah dan Irdan Dahlan, Upaya Hukum Dalam Perkara Pidana, Bina Aksara,
Jakarta, 1987
Bagir Manan. Wewenang Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam Rangka Otonomi
Daerah. Fakultas Hukum Unpad. Bandung, 2000.
Fadillah Putra, Partai Politik dan Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2003
25
Hestu Cipto Handoyo, Prinsip-Prinsip Legal Drafting dan Desain Naskah
Akademik (Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2008).
Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik, edisi revisi, cet. IV, (Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama, 2010).
26
Muh. Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar1945, cet-II, (Jakarta :
Prapanca, 1971).
Syafiie Inu Kencana, Ilmu Pemerintahan, edisi revisi. Bandung: Mandar Maju,
2007
Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
2013.
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993).
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Cetakan ke-11, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009).
Yudi Latif. Negara Paripurna, Cetakan Ketiga, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utana,
2011).
Jurnal
27
Kusnu Goesniadhie S., “Prinsip Pengawasan Independensi Hakim”, Jurnal
Hukum No. 3 Vol 14 Juli 2007
Undang-Undang/Yurisprudensi
Internet :
http://www.kompasiana.com/edomedia/dualisme-parpol-tinjauan-dari-sisi-
hukum_551ffd39813311ea719de10d, diakses pada tanggal 6 Mei 2017
http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/244/236,
diakses pada tanggal 6 Mei 2017
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171010163910-32-247440/ppp-kubu-
djan-tak-sah-daftar-jadi-peserta-pemilu/, diakses pada tanggal 10
November 2017
28