Você está na página 1de 9

Dampak Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik (Suatu Studi Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil
Kabupaten Halmahera Utara)

Kristovel Lasa
Masje.S. Pangkey
Burhanudin Kiyai

Abstract : The research objective was to determine the impact of the implementation of the regional
autonomy policy towards improving the quality of public services in the Department of Population and
Civil Registration Halmahera as Minister of State for Administrative Reform (MENPAN) No. 81/1993
(Anonymous, 1993) confirms that the quality of service should be in accordance with joints as follows,
simplicity, clarity and certainty, Procedures / Procedure for Public Services; Public Service requirements,
both technical and Administrative; Giving Public Service; Security, Openness, Efficient, Economical,
Justice Yang Evenly, and timeliness. To determine the indicator then, researchers used the method with a
mix of evaluative-descriptive quantitative-qualitative approach. The sample in this study consisted of
elements of employee / service personnel (n1) and the user community services (n2), each of 30 people.
Given the nature of the sample is paired, then the fixed sample size of 30 people, where a sample of
employees polled neighbor variable X, while samples of people asked their opinion of the variable Y.
Based on the results of data analysis known that the hypothesis 1, which states that "The
implementation of the regional autonomy policy impact / positive effect on improving the quality of
public services at the Department of Population and Civil North Halmahera District", has proven validity
empirically convincingly through a simple regression analysis and predict moment correlation. As well as
the Public Services Quality Differences Between Before and After Implementation of regional autonomy
policy acceptable to convince the 99% confidence level. This means that the quality of public services at
the Department of Population and Civil Registration of North Halmahera district on the condition after
the implementation of the regional autonomy policy is much higher than before implementation regional
autonomy policy. The results showed that the average quality of public services after the implementation
of the regional autonomy policy gained an average of 56.4, or in the ideal scale test rank of 0.87, or 87%,
while the condition of the quality of public services prior to the implementation of regional autonomy
policy, the average is only at 49 , 6 or the ideal measurements were obtained at 0.7631 or 76.31%, so that
there is a difference, which is about 10.69%. It that an increase in the quality of public services after the
implementation of the regional autonomy policy, amounting to 10.69%.
To improve the quality of public services that are known not optimal, it would require concerted
effort from local government districts, particularly in the Department of Population and Civil Registration
Halmahera district North to improve human resource management and governance of public services so
as to encourage the improvement of the quality of public services itself , And given the decentralization
policy gave the positive and significant impact on the quality of public services, local governments,
particularly the Office of Population and recording of Civil North Halmahera need to deal with programs
relating to the increase in the dimensions of the regional autonomy policy, particularly the dimension of
restructuring and revitalization organizational resources.
Keywords: Impact of Regional Autonomy Policy Implementation, Improving the Quality of Public
Services.

PENDAHULUAN derap pembangunan semakin kompetitif, serta


Seiring dengan kecenderungan semakin peningkatan yang tidak seimbang antara dana
meningkatnya kebutuhan masyarakat dan daya terhadap kebutuhan masyarakat, maka
(explossion of rising demand), tuntutan untuk penyelenggaraan pemerintahan harus benar-
mengejawantahkan cita-cita nasional melalui benar diperhatikan aspek efektivitas, efisiensi,
ekonomis dan akuntabel sehingga tujuan pemerintahan dengan memantapkan
memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat kemandirian daerah sebagai bagaian integral dari
segera terpenuhi. pembangunan nasional. Adanya proses
Keberhasilan Pemerintah Daerah dalam desentralisasi kewenangan oleh pemerintah
mengemban mandat masyarakat berupa pusat kepada pemerintah daerah, diharapkan
penyediaan pelayanan publik yang merupakan pembuatan keputusan dan kebijakan daerah akan
harapan seluruh stakeholders sangat ditentukan semakin cepat sehubungan dengan pendeknya
oleh keberhasilan organisasi pemerintah daerah rantai birokrasi, dan proses pengawasan dengan
yang merupakan perangkat-perangkat dalam mudah dapat dilakukan, baik secara personal
mneyelenggarakan pelayanan publik. maupun secara organisatoris.
Dalam kerangka itulah, maka terjadi Dengan paradigma tersebut diharapkan
perubahan mendasar menyangkut hubungan daerah dapat berkembang dan dikembangkan
pusat-daerah yang terjadi sejak gelombang secara optimal berdasarkan potensi yang dimiliki
reformasi yang melanda pertengahan tahun 1997 oleh daerah itu sendiri. Dengan demikian
adalah direalisasikannya kebijakan otonomi kebebasan dan kemandirian dalam mengatur
daerah yang dituangkan dalam dua paket pemerintahan (di daerah) merupakan sifat hakiki
undang-undang, yaitu Undang-Undang Nomor otonomi daerah yang pada gilirannya diharapkan
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dapat mempengaruhi peningkatan kualitas
dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 pelayanan kepada masyarakat (public).
tentang Perimbangan Keuangan Antara Namun sejauh hasil pengamatan, perlu
Pemerintah Pusat dan Daerah, yang kemudian dipertanyaan, apakah dengan adanya otonomi
diubah dengan UU. No. 32 Tahun 2004 tentang daerah telah terwujud pelayanan kepada
Pemerintahan daerah dan Undang-Undang masyarakat yang bekualitas ataukah sebaliknya
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan justru menambah beban yang harus dipikul oleh
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan masyarakat karena dengan adanya
Pemerintahan Daerah, di mana pada pasal 4 ayat penyelenggaraan otonomi daerah, maka setiap
(1) UU. No. 32 Tahun 2004 ditegaskan bahwa daerah diberi wewenang untuk menggali sumber
dalam rangka pelaksanaan azas desentralisasi pendapatan asli daerah guna membiayai
dibentuk dan disusun daerah provinsi, daerah penyelenggaraan otonomi daerah sehingga
kabupaten dan daerah kota yang berwewenang masyarakat dibebani dengan berbagai pungutan
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat pajak dan retribusi daerah.
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan Dalam konteks inilah, penelitian ini
aspirasi masyarakat. bermaksud mengkaji secara empirik dampak
Selain itu, alasan otonomi dititik implementasi kebijakan otonomi daerah
beratkan pada Daerah Kabupaten dan Kota terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik,
merupakan instrumen yang dapat khusus di Dinas Kependudukan dan Catatan
memperpendek rantai birokrasi sehingga Sipil Kabupaten Halmahera Utara.
mengurangi ekonomi biaya tinggi yang pada
gilirannya dapat tercipta pelayanan yang METODE PENELITIAN
semakin efisien, efektif, ekonomis dan
akuntabel. Jenis Penelitian
Tegasnya, bahwa penyelenggaraan Mengacu pada permasalahn dan
otonomi daerah pada dasarnya untuk rumusan hipotesis penelitian, maka penelitian ini
meningkatkan efisinsi dan efektifitas kinerja menggunakan metode evaluatif-deskriptif
dengan perpaduan pendekatan kuantitatif- (empat) dimensi pokok, yaitu :
kualitatif. Metode evaluatif-deskriptif diterapkan 1) Refreming, yaitu pergeseran konsepsi,
dengan pertimbangan bahwa sifat penelitian ini visi dan pengukuran keberhasilan
adalah melakukan evaluasi atas hasil evaluasi organisasi;
tentang dampak implementasi kebijakan 2) Restructuring, yaitu perubahan struktur,
otonomi daerah terhadap peningkatan kualitas reengineering proses kerja, alokasi
pelayanan publik, sementara penggunaan sumberdaya dan sebagainya;
pendekatan keterpaduan antara kuantitatif- 3) Revitalization, yaitu mengubah kinerja
kualitatif dapat dimungkinkan karena di satu pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat dan
sisi, penelitian ini menggunakan teknik statistik teknologi;
untuk menganalisis perbedaan kualitas 4) Renewal, yaitu memperbaharui sistem
pelayanan publik antara dua waktu yang penggajian, promosi, pengembangan karier
berbeda, yakni sebelum implementasi kebijakan dan organisasi.
otonomi daerah (kondisi awal) dan setelah 2. Kualitas pelayanan publik (Y) dimaksudkan
implementasi kebijakan (kondisi adalah berbagai kegiatan yang bertujuan
akhir/sekarang), disisi yang lain, penelitian ini memenuhi kebutuhan masyarakat akan
juga mengidentifikasi beberapa faktor yang barang-barang dan jasa-jasa. Untuk
diduga sebagai penghambat ataupun pendukung memenuhi keinginan pelanggan, dalam hal
implementasi kebijakan Otonomi daerah, ini masyarakat, Keputusan Menteri Negara
sehingga membutuhkan informasi tambahan dari Pendayagunaan Aparatur Negara
beberapa informan kunci. (MENPAN) Nomor 81/1993 (Anonimous,
1993) menegaskan bahwa pelayanan yang
Variabel Penelitian dan Rumusan berkualitas hendaknya sesuai dengan sendi-
Operasional sendi sebagai berikut :
Variabel-variabel yang dikaji dalam a. Kesederhanaan, dalam arti bahwa
penelitian ini terdiri dari (1) Implementasi prosedur/tata cara pelayanan
kebijakan otonomi daerah (X) sebagai variabel diselenggarakan secara mudah, lancar,
bebas atau variabel yang memberi dampak cepat tidak berbelit-belit, mudah dipahami
terhadap variabel lain; (2) Kualitas pelayanan dan mudah dilaksanakan.
publik (Y) sebagai variabel terikat atau variabel b. Kejelasan dan kepastian, dalam arti adanya
terpengaruh (variabel dampak). Selain itu, kejelasan dan kepastian mengenai;
terdapat beberapa faktor yang diasumsikan c. Prosedur/tatacara pelayanan umum;
berpengaruh (faktor penghambat ataupun faktor d. Persyaratan pelayanan umum, baik teknis
pendukung) terhadap implementasi kebijakan maupun administratif;
otonomi daerah, yaitu faktor organisasi e. Unit kerja dan atau pejabat yang
iplementasi dan faktor lingkungan organisasi. bertanggung jawab dalam memberikan
Adapun definisi konseptual dan pelayanan umum;
operasionalisasi variabel dapat dikemukakan 1) Rincian biaya/tarif pelayanan
sebagai berikut : umum dan tatacara pembayarannya;
1. Implementasi kebijakan otonomi daerah 2) Jadwal waktu penyelesaian
(X) merupakan proses transformasi pelayanan umum;
organisasi dari bentuk yang sentralistik 3) Hak dan kewajiban baik dari
kebentuk yang lebih desentralistik. Proses pemberi maupun penerima pelayanan
transformasi organisasi ini mencakup 4 umum berdasarkan bukti-bukti penerimaan
permohonan atau kelengkapannya, sebagai k. Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan
alat untuk memastikan pemrosesan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam
pelayanan umum; kurun waktu yang telah ditentukan.
4) Pejabat yang menerima keluhan 3. Faktor yang diasumsikan berpengaruh
masyarakat. (faktor penghambat ataupun faktor
f. Keamanan, dalam arti proses serta hasil pendukung) implementasi kebijakan
pelayanan umum dapat memberikan otonomi daerah, yaitu :
keamanan dan kenyamanan serta dapat a. Faktor organisasi implementasi : Organisasi
memberikan kepastian hukum. implementasi merupakan kemampuan alat,
g. Keterbukaan, dalam arti bahwa instrumen atau unit yang diberikan
prosedur/tatacara, persyaratan, satuan wewenang melaksanakan atau
kerja/pejabat penanggung jawab pemberi mengimplementasikan kebijakan publik
pelayanan umum, waktu penyelesaian dan untuk mengelola dan mengadministrasikan
rincian biaya/tarif dan hal-hal lain yang proses implementasi kebijakan. Faktor
berkaitan dengan proses pelayanan umum organisasi implementasi diukur dengan
wajib diinformasikan secara terbuka agar penggabungan dan modifikasi instrumen
mudah diketahuai dan dipahami oleh yang dikemukakan oleh Sofian Effendi,
masyarakat, baik diminta maupun tidak. Muhadjir Darwin, O'toole dan Montjoy.
h. Efisien, dalam arti; (1) persyaratan Modifikasi dan penggabungan tersebut
pelayanan umum hanya dibatasi pada hal- menghasilkan 6 (enam) faktor yang
hal yang berkaitan langsung dengan mengukur variabel organisasi
pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap implementasi, yaitu :
memperhatikan keterpaduan antara 1) Kualitas aparat pelaksana
persyaratan dengan produk pelayanan 2) Orientasi pimpinan
umum yang diberikan, (2) dicegah adanya 3) Koordinasi
pengulangan pemenuhan kelengkapan 4) Keleluasaan mengambil keputusan
persyaratan, dalam hal proses pelayannya 5) Sosialisasi program
mempersyaratkan kelengkapan persyaratan 6) Sumberdaya
dari satuan kerja/instansi pemerintah lain b. Faktor lingkungan organisasi : Lingkungan
yang terkait. implementasi adalah suasana, kondisi atau
i. Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya tempat dimana implementasi kebijakan
pelayanan umum harus ditetapkan secara dilakukan. Faktor lingkungan organisasi
wajar dengan memperhatikan; (1) nilai diukur dengan menggabungkan dan
barang atau jasa pelayanan umum dan tidak modifikasi instrumen yang dikemukakan
menuntut biaya yang tinggi di luar oleh Sofian Effendi dan Muhadjir Darwin,
kewajaran, (2) kondisi dan kemampuan melalui indikator sebagai berikut :
masyarakat untuk membayar secara umum, 1) Penerimaan masyarakat, terdiri dari
(3) ketentuan peraturan perundang- indikator :
undangan yang berlaku. a) Sifat kepentingan yang dipengaruhi
j. Keadilan yang merata, dalam arti cakupan/ b) Manfaat kebijakan bagi masyarakat
jangkauan pelayanan harus diusahakan c) Perubahan perilaku yang dibutuhkan
seluas mungkin dengan distribusi yang 2) Orientasi lembaga legislatif
merata dan diperlakukan secara adil.
Populasi Dan Sampel 2. Pengumpulan data sekunder : Data sekunder
Populasi adalah keseluruhan objek adalah yang lebih dulu di kumpulkan oleh orang
penelitian yang dapat terdiri dari manusia, lain di luar penyelidikan sendiri (Surachmat,
benda, hewan, tumbuhan, gejala atau 1980 : 163). Data sekunder dalam penelitian ini
peristiwa sebagai sumber data yang adalah data statistik, baik ditingkat Kabupaten,
memiliki karakteristik tertentu di dalam maupun di Dinas Kependudukan dan Catatan
suatu penelitian (Nawawi, 1995 : 141). Sipil Kabupaten Halmahera Utara.
Dengan demikian, populasi dalam
penelitian ini adalah semua karakteristik Teknik Analisis Data
yang terkait dengan dampak Implementasi Mengacu pada permasalahan dan
kebijakan otonomi daerah terhadap kualitas hipotesis penelitian yang telah dikemukakan
pelayanan publik, khususnya di Dinas sebelumnya, maka teknik-teknik analisis data
Kependudukan dan Catatan Sipil yang relevan digunakan adalah sebagai berikut
Kabupaten Halmahera Utara. :
Sampel adalah wakil populasi, jika 1. Untuk mendeskripsikan variabel-uariabel
populasi penelitian di anggap homogen, penelitian, maka teknik analisis data yang
maka sampelnya cukup di ambil 5% saja, digunakan adalah analisis tabel frekuensi atau
akan tetapi jika populasinya heterogen, analisis persentase. Khusus untuk mengevaliasi
maka jumlah sampelnya harus dinaikkan dampak implementasi kebijakan otonomi daerah
lebih besar (Widodo dan Mukhtar 2000 : terhadap kualitas pelayanan publik, digunakan
94-95). disain evaluatif yang dilakukan dengan cara
Sampel dalam penelitian ini terdiri mengukur tingkat perkembangan/peningkatan
dari unsur pegawai/petugas pelayanan (n1) atau perubahan indikator-indikator kualitas
dan masyarakat pengguna layanan (n2), pelayanan publik antara sebelum dan setelah
masing-masing sebanyak 30 orang. penerapan otonomi daerah dengan lokus Dinas
Mengingat sifat sampel adalah Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
berpasangan, maka besar sampel tetap Halmahera Utara.
sebanyak 30 orang, dimana sampel pegawai 2. Untuk menguji hipotesis nomor 1, tentang
dimintai pendapatnya tetang variabel X, pengaruh variabel bebas (independent
sementara sampel masyarakat dimintai variable) terhadap variabel terikat (dependent
pendapat mereka tentang variabel Y. variable) digunakan teknik analisis regresi
linear sederhana dengan langkah-langkah
Teknik Pengumpulan Data sebagai berikut :
Dalam penelitian ini penulis a. Menyelesaikan persamaan regresi/prediksi : Ŷ
menggunakan beberapa cara pengumpulan =a+bX
data, yaitu : b. Melakukan uji model regresi melalui ANOVA
1. Pengumpulan data primer : data primer adalah c. Melakukan uji kooefisien regresi melalui
data langsung dan segera diperoleh dari statistik-t (t-test)
sumber data oleh penyelidik untuk tujuan 3. Untuk menghitung besarnya pengaruh variabel
khusus (Surachmat, 1980 : 163). Data primer bebas terhadap variabel terikat, digunakan
dalam penelitian ini dijaring dari responden koefisien determinasi (r2) yang diperoleh dari
dengan menggunakan daftar pertanyaan hasil analisis korelasi product moment, melalui
(kuesioner) dan dibantu dengan panduan penyelesaian rumus yang dimodifikasi oleh
wawancara (interview guide) Sudjana (1983), sebagai berikut :
r = pelayanan publik, diperoleh sebesar 69.2 %
nXY – ( X) ( Y) dan kuatnya daya dukung atau daya penentu
{n  X2 – ( X)2} { n  Y2 – ( Y)2} impelemntasi kebijakan Otda terhadap
kualitas pelayanan publik, diperoleh sebesar
4. Untuk menguji hipotesis nomor 2, tentang 47,9 %. Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut
perbedaan dan atau (persamaan) kualitas bahwa pengaruh atau dampak kebijakan
pelayanan publik antara sebelum dan Otonomi Daerah terhadap Kualitas
sesudah otonomi daerah Kabupaten pelayanan pulik sebesar 47,9 %, sedangkan
Halmahera Utara digunakan uji beda sisamya sebesar 52,1 % ditentukan oleh
dengan menerapkan statistik-t. Rumus yang faktor lain yang tidak diteliti dalam
digunakan adalah Paired t-test : penelitian ini.
Ʃdi Persamaan regresi yang diperoleh
t = menjelaskan lebih lanjut tentang adanya fakta
nƩdi - (Ʃdi )2/n-1
2

dimana : empirik bahwa antara kebijakan otonomi daerah


d = Selisih nilai (skor) variabel kualitas memiliki karakteristik perkembangan yang
pelayanan publik antara sesudah dan linear atau sejajar dengan pertumbuhan atau
sebelum implementasi otonomi daerah. perkembangan kualitas pelayanan publik,
n = besar sampel khususnya di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Halmahera Utara.
5. Kriteria penerimaan hipotesis :
Hipotesis dapat diterima atau dinyatakan
2. Perbedaan Kualitas Pelayanan Publik
signifikan pada taraf uji 1 % atau α : 0,01.
Antara Sebelum dan Sesudah Implementasi
kebijakan Otonomi Daerah
PEMBAHASAN
1. DHasil pengujian hipotesis dengan
ampak Implementasi Kebijakan Otonomi menggunakan uji paired t-test menunjukkan
Daerah Terhadap Kualitas Pelayanan Publik bahwa hipotesis yang menyatakan “Terdapat
perbedaan kualitas pelayanan publik pada
Berdasarkan hasil analisis data
Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil
diketahui bahwa hipotesis 1, yang menyatakan
Kabupaten Halmahera Utara, antara sebelum
bahwa “Implementasi kebijakan otonomi
dan sesudah implementasi kebijakan Otonomi
daerah berdampak/berpengaruh positif
daerah”, dapat diterima secara meyakinkan
terhadap peningkatan kualitas pelayanan
pada tingkat kepercayaan 99 %.
publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan
Hal ini bermakna bahwa kualitas
Sipil Kabupaten Halmahera Utara”, telah teruji
pelayanan publik pada Dinas Kependudukan
keberlakuannya secara empiris dengan sangat
dan Pencatatan Sipil kabupaten halmahera
meyakinkan melalui analisis regresi sederhana
Utara pada kondisi sesudah implementasi
dan korelasi prodict moment.
kebijakan Otonomi daerah jauh lebih tinggi
Berdasarkan hasil analisis korelasi
dibanding sebelum iplementasi kebijakan
product moment diperoleh koefisien
Otda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
korelasi (r) sebesar 0,692 dan koefisien
rata-rata kualitas pelayanan publik pasca
determinasi, diperoleh (r 2) sebesar 0,479.
penerapan kebijakan otonomi daerah diperoleh
Hal ini bermakna bahwa kuatnya
rata-rata sebesar 56,4 atau dalam skala ideal
keterkaitan antar variabel Implementasi
pengkuran sebesar 0.87 atau 87 %, sementara
kebijakan Otonomi Daerah dengan kualitas
kondisi kualitas pelayanan publik sebelum
penerapan kebijakan Otda, rata-rata hanya Dengan demikian, semua hipotesis yang
sebesar 49,6 atau dalam sakala ideal diajukan dalam penelitian ini telah teruji
pengukuran diperoleh sebesar 0,7631 atau keberlakuannya secara empiris sekaligus dapat
76,31 % saja, sehingga terjadi perbedaan, menjustifikasi teori-teori maupun konsep-konsep
yakni sekitar 10.69%. Hal ini bermaksa bahwa yang mendasarinya.
terjadi kenaikan kualitas pelayanan publik
pasca implementasi kebijakan otonomi daerah, Saran-Saran
sebesar 10,69 %. Mengacu pada beberapa temuan
Hasil analisis ini sejalan dengan hasil uji dalam penelitian ini, maka dipandang perlu
signifikansi yang menunjukkan bahwa ke dua untuk mengajukan beberapa saran sebagai
hipotesis penelitian dapat diterima atau teruji solusi terbaik dalam memecakan masalah
keberlakuannya secara empiris dengan sangat yang dihadapi pemerintah, khususnya yang
meyakinkan. Hal ini mengindikasikan bahwa berkaitan dengan upaya peningkatan
implemntasi otonomi daerah dengan salah satu kualitas pelayanan publik. Saran tersebut
prinsipnya adalah mendekatkan pelayanan kepada dapat dikemukakan sebagai berikut :
masyarakat telah terbukti, khususnya di Dinas 1. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Kependudukan dan pencatatan Sipil Kabupaten publik yang memang diketahui belum
Halmahera Utara. otimal, maka diperlukan upaya konkrit dari
KESIMPULAN DAN SARAN pemerintah daerah kabupaten, khususnya di
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kesimpulan kabupaten Halmahera Utara untuk
Mengacu pada hasil-hasil analisis data membenahi manajemen sumber daya
pada bagian sebelumnya, maka akan ditarik manusia dan tata kelola pelayanan publik
beberapa kesimpulan sebagai berikut : sehingga dapat mendorong peningkatan
1. Hasil analisis data menunjukkan kualitas pelayanan publik itu sendiri.
bahwa dimensi-dimensi Refreming dan Reneval 2. Mengingat kebijakan otonomi daerah
berada pada kategori ”tinggi”, sementara dua meberikan dampak positif dan signifikan
dimensi lainnya, yakni dimensi Restructuring terhadap penimngkatan kualitas pelayanan
dan dimensi Revitalization dalam konteks publik, maka pemerintah daerah, khususnya
implementasi otonomi daerah berada pada Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil
kategori ”sedang”. Kabupaten Halmahera Utara perlu
2. Implementasi Kebijakan Otonomi menangani program-program yang
daerah berdampak positif dan signifikan berkaitan dengan peningkatan dimensi-
terhadap kualitas pelayanan publik. Naik- dimensi kebijakan otonomi daerah,
turunnya kualitas pelayanan publik dapat terutama dimensi restrukturisasi dan
dijelaskan melalui variasi keberhasilan revitalisasi sumber daya organisasi.
implementasi kebijakan otonomi daerah,
khususnya di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan sipil kabupaten Halmahera Utara. DAFTAR PUSTAKA
3. Terdapat pula perbedaan yang
signifikan kualitas pelayanan publik antara Abdulwahab, S.. 1997. Analisis Kebijaksanaan :
sebelum dan setelah implementasi kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Otda pada Dinas kependudukan dan Pencatatan Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara,
Sipil Kabupaten Halmahera Utara. Jakarta.
Anonimous, 2004, Undang-Undang Nomor 32 Hardjosoekarto, S., 1994, Beberapa Perspektif
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Pelayanan Prima, Bisnis dan
Daerah. Birokrasi, Vo. IV, No. 3.

Anonimous, 1993, Keputusan Menteri Negara Keybernan, 1998, Jurnal Bidang Kajian Utama
Pendayagunaan Aparatur Negara Ilmu Pemerintahan, Nomor 1, Program
(MENPAN) Nomor 81/1993, Tentang Magister Ilmu-Ilmu Sosial BKU Ilmu
Pedoman Tatalaksana Pelayanan Pemerintahan, Kerjasama IIP-Unpad
Umum.
Manan, B., 1994. Hubungan Antara Pusat dan
Anonimous, 1995, Instruksi Presiden Republik Daerah Menurut UUD 1945. Pustaka
Indonesia Nomor I/1995, Tentang Sinar Harapan, Jakarta.
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Aparatur Pemerintah Kepada Nawawi, H., 1995, Metode Penelitian Bidang
Masyarakat Sosial, Gadjah Mada University Press,
Jogjakarta.
Anonimous, 2006, Pedoman Umum
Pendayagunaan Aparatur Negara Pamudji, S., 1994, Profesionalisme Aparatur
(Reformasi Birokrasi), Diterbitkan Negara Dalam Meningkatkan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Pelayanan Publik, Widyapraja No.19
Negara, Jl. Jenderal Sudirman 69 Tahun III, IIP, Jakarta.
Jakarta.
Sjahrir, 1986, Pelayanan dan Jasa-Jasa Publik :
Dunn, William, N., 1999, Pengantar Analisis Telaah Ekonomi serta Implikasi Sosial
Kebijakan Publik. Edisi Kedua Politik, Prisma Nomor 12, Pelayanan
(Terjemahan), Gadjah Mada Publik Sampai di Mana?, LP3ES,
University Press, Yogyakarta. Jakarta.

Dwiyanto, A., Analisis Biaya dan Manfaat, Widodo, Erna dan Mukhtar. 2002. Konstruksi ke
MAP-UGM, Yogyakarta. Arah Penelitian Deskripstif. Avyrouz.
Yogyakarta.
Edward, G. C. III., 1980, Implementing Public
Policy. Washington DC :
Congressional Quarterly Press.

Effendi, S., 2000, Implementasi dan Evaluasi


Kebijakan Publik, MAP-UGM,
Yogyakarta.

Gaspersz, Vincent., 1997, Manajemen Kualitas:


Penerapan Konsep-konsep Kualitas
dalam Manajemen Bisnis Total.
Gramedia, Jakarta.

Você também pode gostar