Você está na página 1de 11

MAKALAH

HARGA DIRI RENDAH ( HDR )

Mata Kuliah : Psikologi Keperawatan


Dosen Pembimbing : Ns. Dwi Christina Rahayuningrum M.Kep

Disusun Oleh Kelompok I :

1. ANGGIA MURNI NIM.1502168


2. DONA DELINA NIM.1502172
3. INDRA MAIDI NIM. 1502176
4. NERI MARDAYANI NIM. 15021
5. RAHMADINI NIM.15021
6. VELLYCIA ARNAZ NIM.1502191

STIKes SYEDZA SAINTIKA PADANG

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

2019
A. Latar Belakang Harga Diri Rendah (HDR)

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

No. 23 Tahun 1992, Pasal 1). Departemen Kesehatan (DEPKES) memberikan

perhatian besar untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa Indonesia

dengan visi dan misi Indonesia Sehat 2010. (http//www.pikiran rakyat.com)

Jumlah penduduk gangguan jiwa di Jawa Barat diperkirakan lebih dari

30% dari jumlah penduduk dewasa. Jumlah tersebut bakal semakin

bertambah dengan kesulitan ekonomi yang disebabkan kenaikan harga bahan

bakar minyak (BBM). Keadaan tersebut diperparah dengan beberapa kejadian

yang menimpa Indonesia seperti bencana alam, diantaranya tsunami di Aceh

dan Pangandaran, Lumpur panas sidoarjo, serta gempa di Yogyakarta. Selain

itu adanya gejolak politik lokal diberbagai daerah dan meningkatnya tingkat

persaingan antar individu merupakan salah satu pemicu terjadinya gangguan

mental.

Penyebab gangguan jiwa yang diderita terjadi karena frustasi, napza

(narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya), masalah keluarga,

pekerjaan, organik dan ekonomi. Namun jika dilihat dari persentase,

penyebab tertinggi yaitu karena frustasi.

Stigma penderita gangguan jiwa sat ini masih tinggi, tetapi masih sedikit

yang sadar untuk meminta bantuan psikiater. Akibatnya banyak penderita

gangguan jiwa yang sudah sembuh dan dipulangkan ke rumahnya, balik lagi

ke rumah sakit. Para pasien itu memilih untuk tinggal lagi di rumah sakit

karena mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di rumahnya. Keluarga


mereka merasa malu karena ada anggota keluarganya yang tidak waras.

Akibatnya tidak sedikit yang memilih kabur.

B. Defenisi Harga Diri Rendah (HDR)

Harga diri (self esteem) adalah penilaian tentang individu dengan

menganalisa kesesuaian prilaku dengan ideal diri

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri

atau kemampuan diri yang negatif,yang dapat diekspresikan secara langsung

maupun tidak langsung.individu yang mempunyai harga diri rendah

cenderung untuk menilainya negatif dan merasa dirinya lebih rendah dari

orang lain. (Stuart dan sundeen,1991).

Gangguan harga diri adalah evaluasi diri yang negatif perasaan tentang

diri, kemampuan diri yang dapat diekspresikan secara langsung atau tidak

langsung. (Townsend, Mary C, 1998)

Gangguan harga diri adalah keadaan ketika individu mengalami atau

beresiko mengalami evaluasi diri yang negatif tentang kemampuan atau diri.

(Carpenito, Lynda Juall-Moyet, 2007)

Harga diri rendah adalah keadaan ketika individu mengalami evaluasi diri

negatif mengenai diri atau kemampuan diri. (Lynda Juall Carpenito-Moyet,

2007)

Haraga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai

dengan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,

kekalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagai seseorang yang penting

dan berharga.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri

sendiri atau kemampuan diri yangnegatif yang dapat secara langsung atau

tidak langsung diekspresikan. (Towsend, 1998).

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang

berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal

menyesuaikan tingkah laku dancita – cita. (Fk.UNDIP , 2001 )

Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri

sendiri, hilang percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak

dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam

menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti,

dan merasa rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif

terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.

C. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah (HDR)

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan

terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak

setelah mendapat terapi kemoterapi.


2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi bila

saya segera ke rumah sakit.


3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa menulis, tulisan saya

jelek, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.


4. Gangguan berhubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin

bertemu dengan orang lain dan lebih suka sendiri


5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang

memilih alternatif tindakan.


6. Menciderai. Akibat harga diri rendah disertai harapan yang suram,

mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.


D. Penatalaksanaa Harga Diri Rendah (HDR)

1. Psikofarmaka
a. Chlorpromazine ( CPZ ): 3 x100 mg
1) Indikasi
Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan

menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial

dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental:

waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau

tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari,

tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan

rutin.
2) Cara kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak

khususnya sistem ekstra piramidal.


3) Kontraindikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,

ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran yang

disebabkan CNS Depresi.

4) Efeksamping
a) Sedasi
b) Gangguan otonomik (hypotensi, anti kolinergik / parasimpatik,

mulut kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung

tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi,

gangguan irama jantung).


c) Gangguan ekstra piramidal (distonia akut, akatshia, sindrom

Parkinson tremor, bradikinesiarigiditas).


d) Gangguan endokrin (amenorhoe, ginekomasti).
e) Metabolik (Jaundice)
f) Hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka

panjang
b. Halloperidol ( HP ): 3 x 5 mg
1) Indikasi
Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada

lansia, pengendalian hiperaktivitas danmasalah perilaku berat pada

anak-anak.
2) Cara kerja
Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai

antipsikosis kuat dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak

depresif, skizofrenia dan sindrom paranoid. Di samping itu

haloperidol juga mempunyai daya anti emetic yaitu dengan

menghambat sistem dopamine dan hipotalamus. Pada pemberian

oral haloperidol diserap kurang lebih 60–70%, kadar puncak dalam

plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap 2-4 jam.

Halloperidol ditimbun dalam hati dan ekskresi berlangsung lambat,

sebagian besar diekskresikan bersama urine dan sebagian kecil

melalui empedu.
3) Kontraindikasi
Parkinsonisme, depresi endogen tanpaagitasi, penderita yang

hipersensitif terhadap halloperidol, dan keadaan koma.


4) Efeksamping
Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi

reaksi ekstapiramidal seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-

kadang terjadi gangguan percernaan dan perubahan hematologik

ringan, akatsia, dystosia, takikardi, hipertensi, EKG berubah,

hipotensiortostatik, gangguan fungsi hati, reaksi alergi, pusing,

mengantuk, depresi, oedem, retensio urine, hiperpireksia,

gangguan akomodasi.
c. Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg
1) Indikasi
Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala ekstra

pyramidal berkaitan dengan obat-obatan anti psikotik.


2) Cara kerja
Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan

kedua neurotransmiter mayor secara alamiah yang terdapat di

susunan saraf pusat asetilkolin dan dopamin, ketidakseimbangan

defisiensi dopamine dan kelebihan asetil kolamin dalam korpus

striatum. Reseptor asetilkolin disekat pada sinaps untuk

mengurangi efek kolinergik berlebih.


3) Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau antikolonergik lain,

glaukoma, ulkus peptik stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi

leher kandung kemih, anak di bawah 3 tahun, colitis ulseratif.


4) Efek samping
Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan

kabur, disorientasi, konfusi, hilang memori, kegugupan, delirium,

kelemahan, amnesia, sakit kepala. Pada kardiovaskuler seperti

hipotensi ortostatik, hipertensi, takikardi, palpitasi. Pada kulit

seperti ruam kulit, urtikaria, dermatitis lain. Pada gastrointestinal

seperti mulut kering, mual, muntah, distress epigastrik, konstipasi,

dilatasi kolon, ileus paralitik, parotitis supuratif. Pada perkemihan

seperti retensi urine, hestitansi urine, disuria, kesulitan mencapai

atau mempertahankan ereksi. Pada psikologis seperti depresi,

delusu, halusinasi, dan paranoid.


2. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi

dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya

ia tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat


membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan

permainan ataulatihan bersama. (Maramis,2005)

3. Therapy KejangListrik ( Electro Convulsive Therapy)


ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall

secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang

dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang listrik diberikan pada

skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau

injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. (Maramis, 2005)


4. Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk

skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien.

Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk

meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan

latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Therapi kelompok bagi

skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan masalah dalam

hubungan kehidupan yang nyata.


Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas

kelompok stimulasi kognitif/persepsi, therapy aktivitas kelompok

stimulasi sensori, therapy aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy

aktivitas kelompok sosialisasi (Keliatdan Akemat,2005).


Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling

relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri

rendah adalah therapy aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy

aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang

mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman

atau kehidupan untuk di diskusikan dalam kelompok, hasil diskusi


kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian

masalah.(Keliat dan Akemat,2005).

E. Kasus Harga Diri Rendah (HDR)

Nn. x 25 tahun diantar keluarga kerumah sakit jiwa Hb. Saanin Padang

karena dirumah Nn. x marah – marah, serta mengamuk melempar barang-

barang dirumah sambil berteriak-teriak mengatakan kalau dirinya tidak

berguna lagi setelah seminggu mengurung diri dikamar, menyendiri,

melamun dan tidak mau berbicara dengan siapa pun. Pada saat dilakukan

pengkajian Nn. x mengatakan sangat malu dengan keadaan nya sekarang. Dia

mengatakan tidak ada yang dapat dia lakukan dengan satu tangan, dia juga

mengatakan sudah cacat dan tidak akan ada lagi laki-laki yang mau dengan

klien. Nn. x mengalami kecelakaan saat hendak berangkat kerja, dari

kecelakaan ini dia harus kehilangan salah satu tangan nya. Akibat dari

kecelakaan ini Nn. x juga di berhentikan dari pekerjaan nya karena dianggap

sudah tidak memenuhi kriteria pekerjaan lagi. Nn. x bekerja sebagai seorang

SPG Mobil di salah satu dealer di Kota Padang.

F. Penatalaksanaa Kasus

1. Psikofarmaka
 Chlorpromazine ( CPZ ): 3 x100 mg
Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan

menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan

tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental: waham,

halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak


terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu

bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.


2. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi

dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya

ia tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat

membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan

permainan ataulatihan bersama. (Maramis,2005)


3. Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk

skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien.

Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk

meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan

latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Therapi kelompok bagi

skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan masalah dalam

hubungan kehidupan yang nyata.


Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas

kelompok stimulasi kognitif/persepsi, therapy aktivitas kelompok

stimulasi sensori, therapy aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy

aktivitas kelompok sosialisasi.


Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling

relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri

rendah adalah therapy aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy

aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang

mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman

atau kehidupan untuk di diskusikan dalam kelompok, hasil diskusi


kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian

masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2003). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC:

Jakarta.

Keliat, Budi Anna. (2001). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakartaa

Stuart dan Sundeen. (2002). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC: Jakarta.

Towsend. (2005). Buku Saku diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri.

Jakarta: EGC.

Você também pode gostar

  • Askep Menopause
    Askep Menopause
    Documento28 páginas
    Askep Menopause
    Rahma Dini
    100% (2)
  • Sepsis Dan Syok Septik
    Sepsis Dan Syok Septik
    Documento38 páginas
    Sepsis Dan Syok Septik
    Ignatius Noreng
    100% (2)
  • Woc Menopause
    Woc Menopause
    Documento1 página
    Woc Menopause
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Sap Hospitalisasi
    Sap Hospitalisasi
    Documento17 páginas
    Sap Hospitalisasi
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Hasil Observer Penyuluhan Ip
    Laporan Hasil Observer Penyuluhan Ip
    Documento6 páginas
    Laporan Hasil Observer Penyuluhan Ip
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Sap Hospitalisasi Ok
    Sap Hospitalisasi Ok
    Documento14 páginas
    Sap Hospitalisasi Ok
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan Aml
    Laporan Pendahuluan Aml
    Documento13 páginas
    Laporan Pendahuluan Aml
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Sap CKD Ok
    Sap CKD Ok
    Documento20 páginas
    Sap CKD Ok
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan GGK Ok
    Laporan Pendahuluan GGK Ok
    Documento42 páginas
    Laporan Pendahuluan GGK Ok
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan DHF
    Laporan Pendahuluan DHF
    Documento30 páginas
    Laporan Pendahuluan DHF
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • LP GGK
    LP GGK
    Documento22 páginas
    LP GGK
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Diagram Fix
    Diagram Fix
    Documento51 páginas
    Diagram Fix
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • MMD I
    MMD I
    Documento25 páginas
    MMD I
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Pokja Remaja
    Pokja Remaja
    Documento9 páginas
    Pokja Remaja
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • LP GGK
    LP GGK
    Documento22 páginas
    LP GGK
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Prioritas Masalah
    Prioritas Masalah
    Documento2 páginas
    Prioritas Masalah
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Winshield Survey
    Winshield Survey
    Documento5 páginas
    Winshield Survey
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok I Napza
    Kelompok I Napza
    Documento25 páginas
    Kelompok I Napza
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • MMD I
    MMD I
    Documento25 páginas
    MMD I
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Angket
    Angket
    Documento11 páginas
    Angket
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Riskesdas Launching 301018 Edit271018 Nowo Edit Kaban 01
    Riskesdas Launching 301018 Edit271018 Nowo Edit Kaban 01
    Documento126 páginas
    Riskesdas Launching 301018 Edit271018 Nowo Edit Kaban 01
    melanie agis marludia
    Ainda não há avaliações
  • Berduka Disfungsional
    Berduka Disfungsional
    Documento21 páginas
    Berduka Disfungsional
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Sap Sadari
    Sap Sadari
    Documento17 páginas
    Sap Sadari
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Presentasi Sap Sadari
    Presentasi Sap Sadari
    Documento24 páginas
    Presentasi Sap Sadari
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • ASKEP PEB (Repaired)
    ASKEP PEB (Repaired)
    Documento33 páginas
    ASKEP PEB (Repaired)
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Kel Iv
    Tugas Kel Iv
    Documento53 páginas
    Tugas Kel Iv
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • ASKEP PEB (Repaired)
    ASKEP PEB (Repaired)
    Documento33 páginas
    ASKEP PEB (Repaired)
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Ikd 2 Buk Olin
    Tugas Ikd 2 Buk Olin
    Documento11 páginas
    Tugas Ikd 2 Buk Olin
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Documento9 páginas
    Kelompok 5
    Rahma Dini
    Ainda não há avaliações