Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANGKA PERMANGANAT
(METODE TITRIMETI)
KELOMPOK 5
Nilai :
Paraf Asisten :
DEPOK
2019
I. TUJUAN
b. Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan metode untuk mengukur kadar sebuah
senyawa yang didasarkan oleh kemampuan senyawa yang diukur dalam
menyerap berkas cahaya atau sinar. Pada proses spektrofotometri, beberapa
zat organik termasuk permanganat menunjukkan absorpsi khusus, maka
dari itu metode spektrofotometri dapat digunakan untuk mengukur angka
permanganat.
Spektrofotometer dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
• Spektrofotometer ultraviolet
• Spektrofotometer sinar tampak
• Spektrofotometer inframerah
• Spektrofotometer serapan atom.
larutan defektor
larutan defektor
3. Faktor yang Mempengaruhi Angka Permanganat
Nilai permanganat dalam suatu sampel air akan dipengaruhi oleh kadar
zat organik yang terdapat dalam sampel air tersebut. Semakin banyak zat
organik dalam suatu sampel air, akan semakin besr angka permanganatnya, dan
begitu pula sebaliknya. Selain jumlah zat organik, pada proses titrimetri uga
dapat mencul beberapa gangguan yang dapat mempengaruhi angkat permangat,
yaitu:
• Ion klorida. Ion klorida dapat ikut teroksidasi saat proses pengoksidasian
zat organik oleh kalium permanganat
• Ion sulfida dan nitrit. Ion sulfida dan nitrit dapat dihilangkan dengan cara
pemanasan dengan H2SO4 hingga H2S hilang (dapat tercium baunya saat
pemanasan)
• Garam ferro. Garam ferro pada larutan sampel dapat dihilangkan dengan
menambahkan kalium permanganat beberapa tetes hingga larutan sampel
berubah warna menjadi merah muda
• Jika larutan sampel harus disimpan lebih dari satu hari sbeelum dilakukan
percobaan maka lebih baik jika larutan sampel diasamkan hingga pH
mencapai kurang dari 5
• Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pemisahan suspended solid
menggunakan metode pengendapan oleh gravitasi. Sedimentasi dilakukan
untuk menyisihkan lumpur yang terbentuk setelah proses koagulasi-
flokulasi dan sebelum masuk pada proses filtrasi. Sedimentasi dilakukan
setelah proses koagulasi-flokulasi dengan tujuan untuk memperbesar
ukuran partikel sehingga partikel menjadi lebih berat dan dapat tenggelam
ke dasar dengan waktu yang lebih singkat. Proses sedimentasi dapat
dikategorikan menjadi empat macam sedimentasi berdasarkan konsentrasi
pratikel dan kemampuannya untuk berinteraksi.
Gambar 1. Empat Jenis Proses Sedimentasi
• Filtrasi
Filtrasi dalam hal ini merupakan proses pemisahan padatan dengan air
melalui media berpori untuk menghilangangkan zat padat halus yang
teruspensi maupun koloid yang masih terkandung dalam air. Hasil dari
proses filtrasi ini berupa air bersih dengan kualitas tinggi. Penyaring yang
umum digunakan dalam proses filtrasi adalah pasir.
• Desinfeksi
Desinfeksi pada air merupakan penghilangan mikroorganisme
pathogen, kontaminan, maupun partikel-partikel halus yang mungkin
masih terkandung dalam air. Desinfektan yang umum digunakan antara
lain adalah klorin (Cl2), hipoklorit (OCl-), klorin dioksida (ClO2) dan ozon
(O3). Selain menggunakan zat kimia, desinfeksi air dapat dilakukan dengan
proses fisika, dengan penyinaran sinar ultraviolet.
• Pengolahan air
Kalium permanganat yang memiliki sifat sebagai pengoksidasi tinggi
merupakan sumber yang sempurna untuk digunakan untuk proses
pengolahan air. Maka dari itu, kalium permanganat dapat menghilangkan
kandungan magnesium (Mg) serta zat besi (Fe) dari air dengan sangat
mudah.
2. Bahan
• Asam sulfat, H2SO4 8N yang bebas zat organik
• Kalium permanganat, KMNO4 0,098 N
• Asam oksalat, (COOH)2.2H2O 0,01 N
IV. CARA KERJA
V. DATA PENGAMATAN
V awal 30,5 ml
V akhir 31 ml
∆V 0,5 ml
VI. PENGOLAHAN DATA
𝑚𝑔 1000
𝐾𝑀𝑁𝑂4 = . [(𝑎. 𝑓) − 10]. 0,316
𝐿 𝑑
Di mana:
d = volume larutan
a = volume total KMnO4 0.1 yang dibutuhkan pada titrasi dan
penambahan
sebelum proses titrasi
f = faktor pengenceran = 1
𝑚𝑔 1000
𝐾𝑀𝑁𝑂4 = 𝑥 [(11,25 𝑥 1) − 10] 𝑥 0,316
𝐿 100
= 10 x 1,25 x 0,316
= 3,95 mg/L
VII. ANALISA
• Analisa Percobaan
Percobaan angka permanganat dengan metode titrimetri
memiliki tujuan untuk menentukan nilai permanganat dengan metode
oksidasi dengan suasana asam dalam sampel air Inlet Danau Puspa.
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer 300
ml, stopwatch, pemanas listrik, gelas ukur 100 ml, pipet ukur 10 ml
dan 5 ml, serta buret 25 ml. Sementara itu, bahan yang digunakan pada
percobaan ini adalah asam sulfat (H2SO4 8N) yang bebas zat organik,
kalium permanganat (KMNO4) 0,098 N dan asam oksalat,
(COOH)2.2H2O 0,01 N.
Percobaan diawali dengan memasukkan 100 ml sampel ke
dalam gelas ukur. Air sampel di dalam gelas ukur dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer beserta dengan beberapa batu didih. Batu didih
ditambahkan ke dalam Erlenmeyer agar panas yang terdapat dalam
Erlenmeyer merata sehingga panasnya homogen pada seluruh bagian
air sampel di dalam Erlenmeyer. Selain itu, penambahan batu didih
juga berfungsi untuk menghindari titik lewat didih. Erlenmeyer yang
telah berisi air sampel diberi larutan KMNO4 0,01 N beberapa tetes
hingga warnanya berubah menjadi merah muda. Warna merah muda
pada sampel setelah ditambahkan kalium permanganat menunjukkan
berlebihnya pereaksi dalam larutan sampel, agar kemudian ion-ion
reduktor yang dapat mengganggu jalannya percobaan dapat
teroksidasi oleh kalium permanganat. Larutan sampel yang sudah
berwarna merah muda ditambahkan H2SO4 8N bebas zat organik
sebanyak 5ml. Penambahan asam sulfat 8N dilakukan karena oksidasi
yang akan dilakukan dalam percobaan ini adalah oksidasi dalam
suasan asam, maka dari itu perlu ditambahkannya asam sulfat agar
larutan berada dalam kondisi asam. Pada proses penambahan asam
sulfat terjadi reaksi sebagai berikut:
2KMnO4 + 3H2SO4 → 2MnSO4 + K2SO4 + 5On.
Oksidasi dalam nilai permanganat dapat dilakukan dalam
kondisi asam maupun basa, namun pada kondisi asam oksidasi lebih
kuat sehingga ion klorida pada sampel juga ikut teroksidasi.
Kemudian Erlenmeyer yang berisi larutan sampel dipanaskan dengan
pemanas listrik sehingga tercium bau H2S dan diteruskan selama
beberapa menit pada suhu 105 ºC. Pemanasan terhadap larutan sampel
dilakukan untuk mempercepat reaksi yang terjadi antara kalium
permanganat dengan asam sulfat, karena pada suhu ruangan reaksinya
berjalan sangat lambat atau membutuhkan adanya katalis. Selain itu,
ion-ion sulfida yang terdapat dalam air dapat dihilangkan melewati
pemanasan setelah ditambahkan asam sulfat. Bau H2S yang tercium
saat pemanasan larutan sampel mengindikasikan bahwa asam sulfat
yang sebelumnya ditambahkan telah teroksidasi oleh kalium
permanganat. Setelah dipanaskan hingga tercium bau H2S larutan
sampel ditambahkan 10 ml larutan KMnO4 0,01 N. Penambahan
kalsium permanganat pada proses ini bertujuan untuk mengoksidasi
zat-zat organik yang terkandung di dalam sampel. Pemanasan larutan
sampel diteruskan selama 10 menit pada suhu 105 ºC. Kemudian asam
oksalat 0,01 N sebanyak 10ml ditambahkan ke dalam larutan sampel.
Larutan sampel yang telah diberi 10 ml asam oksalat 0,01 N akan
berubah warna menjadi bening. Asam oksalat ditambahkan ke dalam
larutan sampel agar kalium permanganat yang masih terdapat di
dalam sampel dapat tereduksi. Sampel yang telah diberi asam oksalat
berubah warna menjadi bening karena KMnO4 yang terkandung di
dalamnya telah tereduksi sepenuhnya. Setelah berubah warna menjadi
bening, pemanasan dihentikan dengan cara mematikan pemanas
listrik. Erlenmeyer kemudian dipindahkan dari alat pemanas listrik
dan dilanjutkan dengan titrasi oleh KMnO4 0,01 N. Titrasi dilakukan
dalam kondisi panas sampai warna larutan berubah menjadi merah
muda seulas. Titrasi dilakukan dalam kondisi panas untuk
mempercepat reaksi antara asam oksalat dan kalium permanganat.
Reaksi kedua senyawa tersebut cenderung lambat bila dalam suhu
rendah sehingga akan sulit menentukan titik akhir reaksinya. Reaksi
yang terjadi saat proses titrasi dengan kalium permanganat adalah:
• Analisa Hasil
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan volune awal dari
KMNO4 sebelum titrasi sebesar 30,5 ml dan volume akhir setelah
titrasi sebesar 31 ml sehingga didapatkan perubahan volume KMNO4
akibat titrasi sebesar 0,5 ml. Kemudian diperoleh angka permanganat
dengan cara membagi 1000 dengan volume sampel dikali dengan
volume total KMNO4 yang digunakan dikali dengan faktor
pengenceran yang kemudian dikurangi 10 dan dikali dengan 0,316.
Berdasarkan perhitungan tersebut angka permanganat dari sampel
yang diperoleh sebesar 3,95 mg/l. Angka permanganat tersebut
merepresentasikan jumlah milligram kalium permanganat yang
dibutuhkan unuk mengoksidasi zat-zat organik dalam 1000 ml air
sampel pada kondisi mendidih atau dalam temperatur tinggi.
Berdasarkan standar baku mutu air yang terdapat dalam
Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum, batas maksimal kadar zat organik yang
diperbolehkan sebesar 10 mg/l. Jika dibandingkan dengan angka
permanganat yang didapatkan—yaitu sebesar 3,95 mg/l maka air
sampel masih memenuhi standar baku mutu air minum. Jika dilihat
dari angka permanganatnya saja, air sampel Inlet Danau Puspa
terbilang cukup baik, namun perlu dilakukan pengujian parameter
lainnya untuk memastikan apakah air tersebut layak sebagai air
minum atau tidak. Faktor yang menyebabkan angka permanganat
dalam suatu sampel air tinggi adalah kadar zat organik yang
terkandung di dalam air tersebut. Treatment yang dapat dilakukan
untuk menghilangkan angka permanganat atau zat organik dalam air
diantaranya adalah proses oksidasi, flokulasi koagulasi, sedimentasi,
filtrasi dan post klorinasi.
• Analisa Kesalahan
Kesalahan yang terjadi selama proses jalannya praktikum dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan dalam membaca buret sehingga besar volume kalium
permanganat yang digunakan pada titrasi tidak akurat
2. Kesalahan dalam pembersihan peralatan praktikum sehingga
peralatan praktikum masih mengandung zat lain sehingga dapat
mengganggu reaksi pada percobaan
3. Kesalahan dalam meneteskan kalium permanganat, asam sulfat,
atau asam oksalat sehingga kadar yang dimasukkan pada larutan
sampel tidak sesuai dan dapat mengganggu jalannya reaksi
4. Pemanasan larutan sampel yang kurang lama sehingga reaksi
tidak berjalan dengan sempurna
VIII. KESIMPULAN
1. Metode titrimetri digunakan untuk mementukan angka permanganat yang
terdapat dalam sebuah larutan sampel
2. Angka permanganat yang diperoleh dari percobaan sebesar 3,95 mg/l
3. Berdasarkan standar baku mutu air yang terdapat dalam Permenkes RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air
sampel tersebut masih memenuhi batas kadar maksimal yang
diperbolehkan, namun perlu dilakukan peninjauan lebih lanjut perihal
indikator lainnya untuk menegtahui apakah air sampl tersebut layak sebagai
air minum atau tidak.
4. DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MenKes/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Air Minum
Atima, Wa. (2015). BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air
dan Baku Mutu Air Limbah
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/69160/1/PRO2013_
WDW2.pdf diakses pada 20 Maret 2019 pukul 19:23 WIB
https://www.technology.org/2014/09/30/3-ultimate-uses-potassium-
permanganat/ diakses pada 20 Maret 2019 pukul 19:25 WIB
http://www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-
content/uploads/2016/10/sedimentasi.pdf diakses pada 21 Maret 2019
pukul 20:48 WIB
https://www.academia.edu/12766121/Teori_Koagulasi-
Flokulasi_Sedimentasi_dan_Filtrasi diakses pada 21 Maret 2019 pukul
20:50 WIB