Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KAJIAN TEORI
Nama “nanas” berasal dari sebutan orang Tupi, makna dari nama
tersebut adalah buah yang sangat baik. Nanas berasal dari Brasilia (Amerika
Selatan) yang telah didomestikasi sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16,
orang Spanyol membawa nanas ke Filiphina dan Semenanjung Malaysia.
Nanas pun diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1599.
Buah nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu jenis buah
yang terdapat di Indonesia. Buah nanas ini mempunyai penyebaran yang
merata di seluruh wilayah Indonesia. Selain dikonsumsi sebagai buah segar,
nanas juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri pertanian. Berbagai
macam pengolahan buah nanas menghasilkan limbah kulit nanas yang cukup
banyak.
1
2
Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nanas adalah
buahnya. Rasa manis sampai agak asam menyegarkan pada buah nanas, disukai
oleh masyarakat luas. Untuk pemanfaatan nanas hanya terbatas pada daging
buahnya saja, sementara kulit dan bonggolnya dibuang. Padahal kulit dan bonggol
nanas tersebut masih memiliki manfaat.
Dari data statistik, produksi nanas di Indonesia untuk tahun 1997 adalah
sebesar 542.856 ton dengan nilai konsumsi 16,31 kg/kapita/tahun. Berdasarkan
hasil studi kasus di lapangan, beberapa usaha olahan keripik nanas di Kualu Nanas,
Pekanbaru, Riau memiliki kapasitas rata-rata 12-15 kg/hari, dengan jumlah buah
nanas yang digunakan sebagai bahan baku sekitar 200 kg/hari. Tahir (2008),
menyatakan limbah kulit nanas yang dihasilkan dari satu buah nanas berkisar
21,73 – 24,48 %, sehingga limbah kulit nanas yang dihasilkan dapat mencapai 40-
50 kg/hari.
a. Sifat Fisika
1) Buah nenas rasanya enak.
2) Rasa manis pada buah yang masak dan rasa asam pada buah yang muda.
3
3) Daging buah berwarna kuning apabila telah masak dan kuning pucat
keputih – putihan untuk buah yang muda.
4) Kandungan air 90%.
5) Bijinya kecil dan pengembangbiakan dengan mahkota, tunas batang, atau
tunas ketiak daunnya.
6) Bentuk buah bulat panjang dan ada yang bulat, diameter buah dan bentuk
buah tergantung varietasnya.
7) Kulit mempunyai mata yang banyak berwarna hijau dan apabila telah
masak berwarna kuning.
8) Kandungan gula cukup tinggi pada nenas yang masak.
9) Dapat melunakkan daging.
b. Sifat Kimia
Berdasarkan sifat kimianya buah nanas mengandung beberapa senyawa
kimia seperti, vitamin A, vitamin C, vitamin B12, vitamin E, ethanol, kalsium,
fosfor, magnesium, besi, kalium, natrium, dekstrosa, sukrosa (gula tebu),
enzim bromelin, zat phitochemical, sulfur, khlor, asam selulose, dan senyawa
sterosapon
Buah nanas mengandung gizi yang cukup tinggi dan lengkap. Salah
satunya, didalam buah nanas terdapat enzim bromelain untuk melunakkan daging.
“Enzim ini juga sering dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi bagi keluarga
berencana” (Anonim, 2008).
Bagian utama yang bernilai ekonomis dari nanas adalah buahnya. Selain
buahnya, kulit dari buah nanas juga dapat dimanfaatkan. Kulit buah nanas dapat
dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak yang disebut silase. Selama periode
4
Pembuatan etanol diperlukan bahan baku dengan kadar gula yang cukup
tinggi. Kulit buah nanas diketahui cukup banyak mengandung gula, sehingga bisa
digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol. Menurut Wijana
(1991) dalam Attayaya (2008), kandungan gizi kulit buah nanas dapat dilihat pada
Tabel 1. Menurut Sidharta (1989) dalam Attayaya (2008), hasil analisis proksimat
kulit buah nanas berdasarkan berat basah dapat dilihat pada Tabel 2.
Karbohidrat 17,53
Protein 4,41
Tabel 2. Hasil Analisis Proksimat Kulit Buah Nanas Berdasarkan Berat Basah
Air 86,70
Protein 0,69
Lemak 0,02
Abu 0,48
Karbohidrat 10,54
Menurut analisa diatas komponen terbesar dalam kulit nanas adalah air
(86,7%) dan karbohidrat (10,54%). Karbohidrat terbagi menjadi tiga yaitu :
monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa, maltosa dan laktosa)
dan polisakarida (amilum, glikogen dan selulosa). Menurut Hasnely dan Dewi
(1997), kandungan gula reduksi pada filtrat kulit nanas sebesar 11,40 %.
Mengingat kandungan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas
memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol
melalui proses fermentasi. Ethanol dapat dibuat dari tiga jenis bahan baku, yaitu:
7
a. Sakarin (Saccharine)
b. Saripati (Starch)
c. Selulosa
“Fermentasi langsung nira gula tebu, nira gula bit, molases gula
bit, buah segar, sorghum, whey, susu skim digunakan untuk
8
Bioetanol adalah cairan biokimia pada proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat dengan menggunakan bantuan mikroorganisme yang dilanjutkan
dengan proses destilasi. Sebagai bahan baku, proses ini menggunakan tanaman
yang mengandung pati, selulosa dan sukrosa. “Dalam perkembangannya, produksi
bioetanol yang paling banyak digunakan adalah metode fermentasi dan destilasi”
(Rizani, 2000). Bioetanol dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak,
tergantung dari tingkat kemurniannya.
Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang tidak berwarna, mudah
menguap, mudah terbakar, mudah larut dalam air dan tembus cahaya. Etanol
adalah senyawa organik golongan alkohol primer. “Sifat fisik dan kimia etanol
bergantung pada gugus hidroksil.”(Rizani, 2000).
e. Potensi lahan
9
Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk pengolahan limbah kulit
nanas dalam memproduksi etanol adalah metode Solid State
Fermentation (SSF). Solid State Fermentation (SSF) merupakan metode
fermentasi dalam media padat yang sederhana dan lebih hemat energi daripada
metode Liquid State Fermentation (LSF). Liquid State Fermentation (LSF) adalah
teknik fermentasi dalam media cair yang membutuhkan agitasi, aerasi dan
pengontrolan busa.
Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan produksi etanol dengan
kulit nanas sebagai bahan baku substrat, diantaranya
a. Setyawati dan Astuti (2010), melakukan penelitian bioetanol dari kulit nanas
dengan variasi massa Saccharomyces cereviceae dan waktu fermentasi,
menggunakan fermentasi dalam media cair. Hasil penelitian yang diperoleh
adalah kadar etanol tertinggi sebesar 3,965% pada penambahan 30
gram Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi 10 hari.
b. Febriyanti dan Rufita (2011), melakukan penelitian pembuatan etanol dari
limbah kulit nanas (Ananas comosus L. merr) dengan proses enzimasi dan
fermentasi. Kadar etanol tertinggi dengan proses fermentasi melalui enzimasi
sebesar 49,2296% dengan lama waktu fermentasi 3 hari. Pada penelitian ini
dilakukan fermentasi dengan metode SSF dengan bahan baku kulit nanas
menggunakan Zymomonas mobilis, untuk mengetahui waktu optimum
fermentasi dan mempelajari pengaruh ukuran partikel substrat terhadap
kinetika pertumbuhan sel Zymomonas mobilis.
c. Ahmat tabah dan Antonius (2010), melakukan penelitian bioetanol dari kulit
nanas dengan proses ekstraksi dengan perbandingan berat yeast dan waktu
fermentasi dengan menggunakan ragi Saccharomyces cereviceae,
10
menggunakan fermentasi dalam media cair. Dari hasil penelitian, seberat 400
gram kulit nanas menghasilkan etanol dengan kadar 15,45 %(b/b), yield 9,39
%, konversi glukosa sebesar 52,56% dengan waktu fermentasi selama 3 hari.
Ada banyak metode yang digunakan dalam pembuatan bioetanol dari kulit
nanas ini. Namun, yang paling sering digunakan yaitu dengan metode fermentasi
dengan menggunakan ragi. Dalam proses ini juga terdapat beberapa faktor yang
menjadi penentu besarnya konsentrasi ethanol yang dihasilkan. Mulai dari metode,
jenis ragi, banyaknya penambahan ragi sampai jangka waktu melakukan
fermentasi akan sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan. “Produksi etanol
dengan metode fermentasi memiliki potensi menggantikan dua kebutuhan penting,
yaitu penyediaan bahan bakar dan bahan baku di industri kimia.” [Okafor, 2007]