Você está na página 1de 7

METABOLISME DAN ENERGI

OLEH
DINA LIANI HARAHAP
NIM: 0310172067
Pendidikan Biologi- 3

A. Pengertian Metabolisme
Apasih yang dimaksud dengan metabolisme? Metabolisme adalah keseluruhan
reaksi kimia yang terjadi secara serentak di seluruh tubuh, terdiri atas anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme adalah sintesis (pembentukan) molekul organik yang menyerap
(membutuhkan energi), sedangkan katabolisme adalah pemecahan molekul organik yang
menghasilkan energi.
Menurut para ahli, definisi dari metabolisme yakni :
1. Menurut Albert,Lehninger (2000) Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang
dikatalisis oleh enzim-enzim. Lebih jauh, metabolisme bukanlah suatu proses
acak malainkan sangat terintegrasi dan terkoordinasi. Mempunyai tujuan dan
mencakup berbagai kerjasama banyak sistem multienzim.
2. Menurut santoso (2009) metabolisme didefinisikan sebagai keseluruhan reaksi
kimiawi yang diperlukan untuk merubah bahan makanan yang telah diperoleh dari
hasil pencernaan untuk dapat digunakan oleh tubuh baik itu karbohidrat, protein,
lipid, mineral,vitamin dan air.
Sumber energi utama bagi tubuh manusia adalah pati (zat tepung, starch) yang ada
dalam makanan. Secara kimiawi, pati adalah karbo-hidrat dalam bentuk polisakarida yang
dalam traktus gastro-intestinal (saluran pencernaan) akan dicerna menjadi glukosa, suatu
bentuk monosakarida. Glukosa akan diabsorbsi dari traktus gastrointestinal ke dalam
aliran darah, lalu dibawa ke dalam sel-sel yang membutuhkannya. Kuantitas energi yang
dihasilkan oleh tiap molekul glukosa terlalu besar untuk langsung dimanfaatkan, sehingga
glukosa dalam sel harus terlebih dahulu dikonversi menjadi ATP (adenosin trifosfat),
yang kuantitas energinya dapat langsung dimanfaatkan oleh tubuh.
Konversi glukosa menjadi ATP dalam sel dalam sel dapat terjadi melalui 3 proses,
yaitu glikolisis, siklus Kreb, dan fosforilasi oksidasi. Jika kadar glukosa darah terlalu
tinggi, sebagian akan dibawa ke hati untuk disimpan sebagai glikogen, sebaliknya jika
kadar glukosa darah terlalu rendah, glikogen hati akan terurai kembali menjadi glukosa
untuk dilepas ke dalam darah.
 Reaksi pemecahan glukosa adalah:
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O + 686 kcal/mol
 Energi yang dihasilkan ditangkap dan disimpan dalam bentuk
molekul ATP (adenosin trifosfat):
ADP + Pi +7 kcal/mol → ATP + H2O
 Jika akan digunakan, energi tersebut dapat diperoleh kembali
dengan hidrolisis molekul ATP:
ATP + H2O → ADP + Pi +7 kcal/mol
Energi yang dihasilkan ini akan digunakan untuk: • Kontraksi otot • Transpor aktif
pada membran sel • Sintesis molekul organic
B. Energy
Energi secara sederhana didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja
atau menimbulkan perubahan dan dapat diukur menurut jumlah kerja yang dilakukan
selama terjadinya perubahan . misalnya; energi kimiawi yang terkandung dalam bahan
makanan berupa karbohidrat secara kompleks akan dapat dirubah menjadi energi spesifik
yang digunakan oleh hewan untuk menggerakkan otot-otot tubuhnya sehingga dapat
beraktivitas.

Terdapat beberapa jenis energi yang sangat erat kaitannya dengan proses fisiologi
yaitu energi kinetik molekul, energi potensial, dan energi aktivasi. Energi kinetik
berkaitan dengan pergerakan molekul. Hasil dari pergerakan molekul biasanya akan
menimbulkan panas tubuh bagi hewan karena adanya pergerakan yang aktif dari molekul-
molekul pada kondisi di atas suhu mutlak. Energi potensial adaah energi yang berkaitan
dengan energi yang terkunci dalam struktur molekul. Energi tersebut dapat dilepaskan
selama reaksi berlangsung dimana ikatan kimiawi dipecah atau dibentuk kembali. Energi
aktivasi adalah energi yang diperlukan untuk mengganggu kesetimbangan gaya atau
kekuatan dalam molekul misalnya asam lemak atau glukosa agar terjadi pemutusan
ikatan-ikatan atom antar molekul tersebut dapat terjadi melalui mekanisme selanjutnya.
Energi aktivasi erat kaitannya dengan energi kinetik molekul dimana jika energi kinetik
rendah (misalnya molekul berada pada suhu rendah) maka energi aktivasi akan
dibutuhkan dalam jumlah lebih besar sehingga terjadi reaksi-reaksi yang penting bagi
proses biokimia dalam tubuh.
Masing-masing molekul organik akan memiliki potensi energi yang berbeda-beda
sehingga energi yang dihasilkan dalam perombakannya juga akan berbeda. Hasil
pengukuran energi yang terkandung dalam bahan makanan utama disajikan pada tabel
berikut :
Senyawa Kandungan Energi (dihitung dari 1g makanan)
Dalam Kalorimeter Bomb Dalam Tubuh
Karbohidrat 4,3 kkal 4.1 kkal
Protein 5,6 kkal 4,1 kkal
Lipid 9,3 kkal 9,3 kkal
Tabel 1. Kandungan Energi Dalam Bahan Makanan Utama (Rastogi, 2007)

Hewan pada dasarnya tidak dapat mengkonsumsi energi secara langsung dari
molekul energetik seperti karbohidrat atau lipid, tetapi sel akan mentransfer
molekul tersebut ke dalam suatu sistem reaksi oksidasi yang kompleks dan
spesifik. Reaksi biokimia dalam tubuh hewan secara garis besar terbagi atas 4
grup yang kesemuanya terlibat dalam proses fisiologis untuk memperoleh energi
yang dapat digunakan oleh sel. Pembagian tersebut meliputi :

1. Reaksi digestif atau reaksi pencernaan yang sebenarnya adalah reaksi hidrolisis
dimana molekul kompleks dipecah-pecah menjadi sub unit yang lebih sederhana
dan kecil. Degradasi karbohidrat, pati dan protein dalam sistem pencernaan adalah
contoh dari reaksi tipe ini.
2. Reaksi sintesis dimana molekul-molekul kecil dikombinasikan untuk membentuk
molekul yang lebih besar dan disertai dngan pelepasan air.
3. Reaksi transfer yaitu satu bagian dari suatu molekul ditransfer kepada molekul
lainnya.
4. Reaksi oksidasi-reduksi
C. Penyediaan Enzim
Enzim disebut juga biokatalisator, merupakan suatu senyawa protein yang memiliki
kemampuan mengatalisis. Suatu katalisator, seperti enzim, berfungsi meningkatkan
kecepatan laju reaksi kimia, tetapi tidak ikut bereaksi.
Sejumlah besar energi yang dihasilkan dari reaksi katabolisme dalam tubuh
(metabolisme seluler) akan dimanfaatkan oleh tubuh untuk berbagai kepentingan
fisiologis sehingga proses kehidupan dapat terus berlangsung. Energi dari ATP sangat
dibutuhkan sehingga laju produksi ATP juga harus seimbang atau lebih tinggi dari jumlah
yang terus dipakai oleh berbagai sistem fisiologis. Jika tidak terapat kontrol spesifik,
maka berbagai proses penggunaan energi ATP akan berlangsung dengan efisiensi yang
rendah dan berbagai reaksi biokimia dalam tubuh akan berlangsung dengan energi
aktivasi yang besar. Oleh sebab itu, keberadaan enzim sebagai biokatalisator sangat
diperlukan sehingga mengefisienkan pemanfaatan energi yang tersedia dengan tanpa
menghambat kelangsungan proses fisiologis. Bahkan keberadaan enzim justru akan
meningkatkan laju aktivitas tersebut secara sistematis.
Secara kimiawi, enzim adalah kompleks molekul protein yang disintesis di dalam
sel. Keberadaan enzim sebagai biokatalisator sangat penting terutama untuk
melangsungkan reaksi-reaksi biokimia metabolisme yang seharusnya berjalan pada
temperatur yang lebih tinggi jika tanpa katalisasi. Umumnya enzim dalam sistem tubuh
akan bekerja pada temperatur fisiologis yang cukup rendah (sekitar 37oC). Reaksi yang
sama jika berlangsung secara invitro memerlukan suhu yang jauh lebih tinggi. Dengan
keberadaan enzim, reaksi dapat berjalan di dalam tubuh pada temperatur yang aman,
tekanan yang rendah, dan dalam larutan yang encer. Enzim memiliki spesifisitas dan
kinetika yang khusus sehingga memungkinkannya untuk terlibat dalam reaksi untuk
mempercepat reaksi dengan tanpa mengalami perubahan dalam formasinya ketika reaksi
berakhir. Secara ringkasnya, enzim akan menjamin keberlangsungan reaksi biokimia
secara seimbang.
Pada berbagai reaksi, jika reaksi tanpa dikatalis maka kebutuhan energi untuk reaksi
tersebut sangat tinggi dan reaksi akan berjalan lamban. Jika katalis reaksi adalah ion
hidrogen (H+) maka reaksi sedikit lebih efisien menggunakan energi. Hal terbaik adalah
reaksi yang dikatalis oleh enzim dimana reaksi dapat berlangsung secara cepat dan energi
yang diperlukan juga paling rendah. Sel-sel tubuh hewan memiliki sejumlah besar enzim
yang tidak berfungsi secarara simultan. Keberadaannya dan aktivitsnya mengikuti pola
regulasi tertentu sesuai dengan kebutuhan sel. Beberapa enzim berada dalam bentuk tidak
aktif dan kendati pun diaktivasi oleh kondisi yang memungkinkan, enzim tersebut tetap
tidak akan berpartisipasi dalam aktivitas katalis (contohnya pepsin dan kimotripsin).
Kerja spesifik enzim ini akan bermanifestasi kepada kontrol metabolisme tubuh
selain juga bekerja sama secara sinergis dengan hormon. Kerja enzim akan sangat spesifik
bergantung kepada kuantitas substrat dan produk hasil reaksi. Dengan demikian, jika
produk reaksi metabolisme tubuh telah mencapai suatu batas tertentu maka kerja enzim
akan menurun sehingga secara sistematis laju metabolisme juga akan menurun. Hal
sebaliknya juga akan terjadi jika jumlah produk atau ketersediaan produk yang diperlukan
oleh tubuh menurun maka enzim akan aktif bekerja. Secara sederhana mekanisme kontrol
enzim terhadap laju metabolisme tubuh berlangsung melalui mekanisme umpan balik
(feedback) sehingga reaksi enzimatis dapat berjalan sedemikian rupa dalam
kesetimbangan yang kontinnue. ( Santoso,2009)
a. Struktur enzim
Sebagian besar enzim tersusun atas protein. Ada enzim yang hanya tersusun atas
protein, contohnya pepsin dan tripsin. Namun, adapula enzim yang terdiri atas
tambahan komponen bukan berupa protein. Enzim yang seperti itu dinamakan
protein konjugasi. Komponen enzim yang terdidri atas enzim disebut apoenzim,
sedangkan komponen enzim yang bukan protein dinamakan kofaktor. Gabungan
antara apoenzim (protein enzim) dan kofaktor (non protein) dinamakan holoenzim.
b. Prinsip kerja enzim
Enzim merupakan molekul besar yang bekerja dengan cara bereaksi dengan
senyawa lain (yang disebut substrat) untuk memebntuk suatu kompleks enzim
substrat (ES). Kompleks itu bersifat sementara dan terbentuk pada bagian penting
molekul enzim yang disebut sisi aktif. Sisi aktif enzim pada umumnya terdapat pada
permukaan enzim. Kompleks enzim-substrat itu kemudian akan pecah dan
membentuk produk, meninggalkan suatu molekul ezim yang akan mengatalisis
reaksi kimia lain. Sebagai contoh, satu molekul katalase (suatu enzim intraseluler
yang mengatalisis pemecahan hidrogenperoksida) dapat mengubah 5,6 juta molekul
substrat permenit dalam kondisi optimal. Enzim yang memerlukan ion logam sebagai
kofaktornya dinamakan metaholoenzim, contohnya ion kalsium (Ca2+) pada enzim
trombokinase, yaitu enzim yang mengubah protombin menjadi thrombin dalam
proses pembekuan darah. Ion-ion logam tersebut berfungsi sebagai pusat katalisis
primer, sebagai tempat untuk mengikat substrat dan sebagai stabilisator agar enzim
tetap aktif. Sementara itu, enzim engankofaktor berupa molekul organikdisebut
koenzim. Menurut pujiyanto (2008, 29) reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim
tidak berjalan spontan, tetapi melalui beberapa tahap yaitu:
1)Pembentukan kompleks enzim-substrat,
2)Modifikasi substrat membentuk enzim yang masih terikat dengan substrat, dan
3)Pelepasan produk dari ikatan molekul enzim.
Ada dua teori yang menjelaskan tentang mekanisme kerja enzim, yaitu kunci dan
anak kunci (lock dan key theory) serta teori induced fit (Pujiyanto 2008, 30). Menurut
teori kunci dan anak kunci enzim bekerja dengan mekanisme hanya anak kunci
(substrat) dengan ukuran yang sesuai yang dapat masuk ke lubang kunci (sisi aktif
enzim). Teori indiced fit berasumsi bahwa substrat berperan dalam menentukan
bantuk akhir dari enzim dan bahwa sebagian enzim bersifat fleksibel. Ada enam kelas
utama enzim yang ditemukan dalam tubuh. Berikut ini adalah nama-nama enzim dan
fungsinya:
1. Ligase, enzim ini dalam tubuh memerlukan ATP dan mengikat nukleotida
bersama-sama dalam asam nukleat. Hal ini juga mengikat gula sederhana
dalam polysaccarides.
2. Liase, enzim ini dalam tubuh memecah ikatan antara atom karbon atau ikatan
nitrogen karbon.
3. Hidrolase, enzim ini dalam tubuh memecah molekul besar menjadi molekul
sederhana dengan menambahkan molekul air.
4. Transferase, enzim ini dalam tubuh memotong bagian dari satu molekul dan
menempel ke molekul lain.
5. Isomerase, Atom-atom dalam molekul ini adalah mengatur kembali tanpa
mengubah rumus kimianya. Hal ini membantu dalam mendapatkan molekul
karbohidrat untuk proses enzimatik tertentu.
6. Oxido-reduktase, enzim ini menghilangkan hidrogen atau elektron dari satu
molekul dan menyumbangkan ke molekul lain. Enzim ini terutama yang
terlibat dalam produksi energi .
7. Kinase, enzim ini dalam tubuh melekat gugus fosfat untuk ikatan energi
tinggi. Ini adalah enzim yang sangat penting yang diperlukan untuk produksi
ATP dan aktivasi enzim tertentu.
Referensi:
Harlan, Johan. 2018. BIOPSIKOLOGI. Depok: Gunadarma
Santoso, Putra.2009.Buku Ajar Fisiologi Hewan.Padang : Universitas Andalas
Wahyuni. 2013. DIAGNOSIS TINGKAT KESULITAN BELAJAR SISWA TERHADAP
POKOK BAHASAN METABOLISME SISWA\KELAS XII IPA MA. SYEKH YUSUF
KABUPATEN GOWA: Skripsi. Makassar: FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUANUIN ALAUDDIN MAKASSAR

Você também pode gostar