Você está na página 1de 2

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR SE - 11/PJ/2017

TENTANG

RENCANA, STRATEGI, DAN PENGUKURAN KINERJA PEMERIKSAAN TAHUN 2017

Revitalisasi Metode dan Teknik Pemeriksaan

Penggunaan metode dan teknik pemeriksaan mengacu pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor
SE-65/PJ/2013 tentang Pedoman Penggunaan Metode dan Teknik Pemeriksaan. Penggunaan metode dan
teknik pemeriksaan tersebut disesuaikan dengan kegiatan pemeriksaan yang dilakukan, misalnya
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang termasuk kategori dikenakan PPh
Final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha
Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, metode dan teknik
pemeriksaan yang digunakan terfokus pada pengujian peredaran usaha. Revitalisasi Metode dan Teknik
Pemeriksaan dilakukan melalui:

1) optimalisasi pemanfaatan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK);

2) pelaksanaan teknik pemeriksaan dengan penelusuran harta (asset tracing) sebagai tindak lanjut
pelaksanaan Undang-Undang Pengampunan Pajak dilakukan melalui koordinasi dengan Seksi Intelijen di
Kanwil DJP masing-masing dan/atau Direktorat Intelijen Perpajakan; dan

3) optimalisasi pemanfaatan pembukaan data nasabah penyimpan menggunakan Aplikasi Buka


Rahasia (AKASIA) sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 235/PMK.03/2016 tentang Tata
Cara Permintaan Keterangan atau Bukti dari Pihak-Pihak yang Terikat oleh Kewajiban Merahasiakan.

i. Optimalisasi perangkat pendukung pemeriksaan

Optimalisasi perangkat pendukung pemeriksaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan:

1) aplikasi pendukung pemeriksaan, misalnya Case Management pada Sistem Informasi Direktorat
Jenderal Pajak (SIDJP) dan Aplikasi Laporan Pemeriksaan Pajak (ALPP);

2) perangkat lunak pemeriksaan, misalnya aplikasi add in e-audit utilities pada Microsoft Excel,
Audit Command Language (ACL), dan SESAM ESCORT;

3) perangkat lunak penyedia data untuk keperluan pemeriksaan, misalnya OSIRIS/ORIANA, Orbis,
dan B2B;

4) modul jenis usaha atau industri tertentu yang dapat diakses pada Aplikasi Pendukung
Desentralisasi Pelatihan Pemeriksa (ANTARIKSA).

j. Optimalisasi Pemanfaatan Data

Optimalisasi pemanfaatan data dalam Pemeriksaan dilakukan melalui:

1) pemanfaatan data internal dalam proses pemeriksaan berupa data yang terdapat dalam SPT,
Surat Setoran Pajak (SSP), Faktur Pajak, Bukti Pemotongan/Pemungutan (Pot/Put), LHP sebelumnya, dan
lain-lain;
2) pemanfatan data dan informasi eksternal untuk penguatan basis data dalam mendukung
kegiatan pemeriksaan diantaranya data Instansi Pemerintah, Lembaga, Asosiasi, dan Pihak Lain (ILAP),
data Devisa Hasil Ekspor (DHE), data Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), dan lain-lain;

3) produksi data oleh Pemeriksa Pajak yang dapat dimanfaatkan untuk pengawasan kepatuhan
Wajib Pajak yang terkait dengan Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan;

4) pembuatan data harta yang dapat dijadikan obyek sita yang dimiliki Wajib Pajak pada saat
pemeriksaan dilakukan (bukan data harta pada tahun pajak yang diperiksa); dan

5) pemutakhiran data Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) Wajib Pajak dalam hal diketahui terdapat
perbedaan antara KLU yang sebenarnya dengan KLU yang terdapat di masterfile Wajib Pajak.

Você também pode gostar