Você está na página 1de 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PENDIDIKAN IBU

DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS PANAMAS KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2017

Novie Anggraini
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin
pingnovi@gmail.com

ABSTRAK

Anggraini, Novie
Pembimbing 1 : Akhmad Fauzan, SKM., M.Kes
Pembimbing 2 : Nurul Indah Qoriati, SKM., M.Kes

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi saluran


pernafasan yang besifat akut dengan adanya batuk, pilek, demam baik disertai
maupun tidak disertai napas cepat yang berlangsung sampai 14 hari. Pada tahun
2015 untuk wilayah kerja Puskesmas Panamas ditemukan 998 kasus ISPA
diantaranya 175 kasus pada balita. Sedangkan pada tahun 2016 untuk wilayah
kerja puskesmas Panamas ditemukan 987 kasus ISPA diantaranya 249 kasus pada
balita.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan
pendidikan ibu dengan kejadian ISPA pada anak balita di Puskesmas Panamas
Kabupate Kapuas.Jenis Penelitian ini analitik dengan menggunakan pendekatan
cross sectional populasi dari penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai
anak balita umur 10-59 bulan. sampel yang diambil berjumlah 119 anak balita
yang diambil secara simple accindent sampling. Uji statistik yang digunakan Chi
Square.Berdasarkan analisis Chi square didapatkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan kejadian ISPA pada anak balita (p= 0,000 < 0,05), ada
hubungan sikap ibu dengan kejadian ISPA pada anak balita (p = 0,000 <0,05) ,
tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian ISPA pada anak balita
(p = 0,719 > 0,05). Saran bagi Puskesmas Panamas untuk terus menggiatkan
penyuluhan di posyandu dan tempat-tempat umum lain dengan sasaran ibu-ibu
yang memiliki anak balita karena masih banyak orang tua atau ibu-ibu yang
belum memahami bahaya penyakit ISPA.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Pendidikan Kejadian ISPA


Kepustakaan : 17 (2004-2017)
ABSTRACT

RELATED KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND EDUCATION OF MOTHER


WITH OCCURRENCE OF ACUTE RESPIRATORY TRACK INFECTIONS
(ARI) IN CHILDREN IN THE PANAMAS PUBLIC HEALTH KAPUAS
DISTRIC 2017

Anggraini, Novie
Preceptor 1 : Akhmad Fauzan, SKM., M.Kes
Preceptor 2 : Nurul Indah Qoriati, SKM., M.Kes

Acute respiratory infection (ISPA) is an acute respiratory infectious


disease in the presence of cough, runny nose, fever accompanied or not
accompanied by rapid breathing lasting up to 14 days. . In 2015 for the work area
of Puskesmas Panamas found 998 cases of ARI among them 175 cases in infants.
While in the year 2016 for the work area of Panamas health center was found 987
cases of ARI including 249 cases in balita.The purpose of this research is to know
the relationship of knowledge, attitude, and education of mother with incident of
ARI in child under five at Panamas Community Health Centers Kapuas District.
The population sectional cross-sectional approach of this study were all mothers
with toddlers aged 10-59 months. Samples taken totaling 119 children under five
taken by simple accindent sampling. The statistical test used Chi Square. Based
on Chi square analysis, it is found that there is a correlation between knowledge
with ARI occurrence in children under five (p = 0,000 <0,05), there is
relationship of mother attitude with ARI occurrence in children under five (p =
0,000 <0, 05), there is no relationship between maternal education with ARI
occurrence in children under five (p = 0,719> 0,05). Suggestion for Puskesmas
Panamas to continuously intensify counseling at integrated service post and other
public places targeting mothers who have children under five because there are
still many parents or mothers who do not understand the dangers of ARI disease.

Keywords : Knowledge, Attitude, Education of ARI Occurrence


Literature : 17 (2004-2017)
PENDAHULUAN
Angka kejadian ISPA di provinsi Kalimantan Tengah mencapai 24,73%.
Jumlah penderita ISPA di Kalimantan Tengah pada tahun 2016 diperkirakan
mencapai 230.687 kasus (Dinkes Provinsi Kalteng, 2016). Pada tahun 2015, dinas
kesehatan Kabupaten Kapuas menerima laporan penemuan kasus ISPA dari
Puskesmas sebanyak 35.963 kasus diantaranya 11.443 kasus pada balita.
Sedangkan pada 2016, sebanyak 40.996 kasus diantaranya 14.357 kasus pada
balita. (SP2TP Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, Tahun 2015-2016)
Pada tahun 2015 untuk wilayah kerja Puskesmas Panamas ditemukan 998
kasus ISPA diantaranya 175 kasus pada balita. Sedangkan pada tahun 2016 untuk
wilayah kerja puskesmas Panamas ditemukan 987 kasus ISPA diantaranya 249
kasus pada balita. (SP2TP Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, Tahun 2015-
2016)
Berdasarkan survey pendahuluan pada 10 ibu balita di wilayah Puskesmas
Panamas tentang sikap ibu tentang ISPA, hasilnya adalah didapatkan 5 ibu
berpendapat bahwa anaknya sakit ISPA karena tertular dari anggota keluarga yang
lain. 3 ibu diantaranya berpendapat bahwa anak sakit karena kebanyakan minum
es, ibu dari 2 diantaranya berpendapat bahwa anak tiba-tiba sakit (tidak tahu
penyebabnya). Pada survey pendahuluan tentang Pendidikan ibu berpengaruh
terhadap insidensi ISPA pada anak. Semakin rendah pendidikan orangtua derajat
ISPA yang diderita anak semakin berat. Demikian sebaliknya, semakin tinggi
pendidikan orangtua, derajat ISPA yang diderita anak semakin ringan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan
rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
diperoleh pada pendidikan non formal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survei analitik yaitu
penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.
Dalam penelitian analitik, dari analisis korelasi diketahui seberapa jauh
konstribusi faktor resiko tertentu terhadap adanya suatu kejadian (efek). Pada
penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, yaitu variabel sebab
akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan
secara simultan ( dalam waktu bersamaan) (Notoatmodjo, 2005).Penelitian ini
menjelaskan dan menjabarkan hubungan pengetahuan, sikap dan pendidikan ibu
dengan kejadian ISPA pada anak balita di wilyah kerja Puskesmas Panamas
Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Pada penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai anak balita yang berobat di
Puskesmas Panamas sebanyak 90 orang. Sampel pada penelitian ini adalah ibu
yang mempunyai anak balita yang berobat di Puskesmas Panamas dan sampel
tidak boleh kurang dari 40 org yang akan diambil secara Accidental Sampling.
Variabel dalam penelitian iini dibedakan menjadi dua yaitu bebas dan terikat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1.Kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Panamas
Berdasarkan karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Panamas
Kabupaten Kapuas kelompok umur anak balita yang terkena ISPA paling banyak
berumur 12 bulan yaitu 11 orang. Anak balita yang terkena ISPA paling banyak
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 37 orang sedangkan sisanya 27 anak balita
perempuan. Bila dijumlahkan anak balita yang terkena ISPA berjumlah 64 orang
dan 55 tidak terkena ISPA. Kelompok umur ibu yang anak balitanya terkena ISPA
terbanyak adalah 35 – 40 tahun. Kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja
Puskesmas Panamas tiap tahun terjadi kenaikan ini terjadi karena berbagai faktor.
Faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Panamas
tidak hanya variabel yang diteliti. Tapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi
Kejadian ISPA pada anak balita, seperti faktor lingkungan yang dimana
pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah yang kurang memadai,
kepadatan hunian, dan tempat tinggal. Dimana di wilayah puskesmas Panamas
Kabupaten Kapuas banyak rumah-rumah masyarakat yang ventilasinya kurang.
Serta daerah wilayah kerja Puskesmas Panamas rata-rata masyarakat sering
membuka lahan dengan membakar sehingga asap yang ada dihirup oleh anak
balita yang sistem imunnya belum sempurna seperti orang dewasa. Begitu pula
dengan orang tua si anak balita kebanyakan merokok.
2.Pengetahuan
Hasil penelitian dari 119 sampel didapatkan bahwa sebagian besar
pengetahuan Ibu tentang Kejadian ISPA pada anak balita yaitu sebanyak 46 ibu
masuk dalam kategori pengetahuan kurang yang diantaranya sebanyak 35 ibu
yang anaknya menderita ISPA. Berdasarkan hasil observasi dilapangan masih
banyak ibu yang tidak tau apa itu penyakit ISPA dan kurang memahami bahwa
penyakit ini menular dan berbahaya. Dari soal tentang pengetahuan penyakit
ISPA, responden lebih banyak benar menjawab soal tentang bagian yang diserang
penyakit ISPA. Menurut pengakuan responden, informasi mengenai penyakit
ISPA kurang mereka peroleh dengan baik dari petugas kesehatan dalam hal ini
bidan pustu maupun petugas penyuluh dari puskesmas Panamas
3.Sikap
Dari soal pernyataan positif tentang ISPA tidak ada hubungannya dengan
mahkluk halus, responden banyak memberikan centang pada kode tidak setuju,
disni membuktikan bahwa masih banyak masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Panamas masih mempercayai mitos – mitos atau hal mistis. Hal ini dapat
menghambat pencegahan penyakit menular seperti ISPA. Sebanyak 15 %
responden ibu tidak setuju bahwa anak balita diimunisasi untuk mendapatkan
kekebalan tubuhnya meningkat. Hal ini menandakan bahwa sebagian masyarakat
tidak mengerti masalah imunisasi dan manfaat dari imunisasi yang mana dapat
berpengaruh dalam peningkatan angka kesakitan anak balita.
3.Pendidikan
Di wilayah kerja Puskesmas Panamas Kabupaten Kapuas masih ada
masyarakat yang pendidikan terakhirnya SD dan SMP. Sebagaimana kita ketahui
bahwa sekarang ini, pendidikan formal wajib sampai SMA. Ini dikarenakan
pendidikan bukan satu – satunya faktor yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan. Kemiskinan
mempengaruhi seseorang untuk melanjutkan pendidikan, memberikan beban
untuk menggunakan uangnya untuk makan dan kehidupan dibandingkan
membayar tarif pendidikan. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan juga
dipengaruhi oleh persepsi seseorang terhadap kualitas pendidikan, sejauh mana
pendidikan dianggap penting oleh individu tersebut. Pendidikan Dasar merupakan
pendidikan terendah secara formal tetapi dari hasil lapangan anak yang menderita
ISPA tidak di dominasi oleh ibu yang berpendidikan rendah.
4. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian ISPA
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square maka di dapat
nilai P = 0,000. Dengan nilai P < 0,05 artinya Ho ditolak. Maka kesimpulannya
adalah ada hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian ISPA pada anak balita di
wilayah kerja puskesmas Panamas Kabupaten Kapuas Tahun 2017.
5. Hubungan Sikap Ibu dengan Kejadian ISPA
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Chi Square didapat nilai P

value = 0,000. Maka nilai P < alfa 0,05 yang berarti Ho ditolak. Artimya ada

hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan kejadian ISPA pada Anak

Balita di Wilayah Kerja Panamas Kabuapaten Kapuas.

6. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian ISPA

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Chi Square didapat nilai P

value = 0,719. Maka nilai P > alfa 0,05 yang berarti Ho diterima. Artinya tidak

ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian ISPA pada

Anak Balita di Wilayah Kerja Panamas Kabupaten Kapuas. Hasil yang didapat

menunjukan bahwa tidak ada pengaruhnya antara tingkat pendidikan dengan

kejadian ISPA.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan, sikap, dan

pendidikan ibu dengan kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja
Puskesmas Panamas Kabupaten Kapuas dapat disimpulkan sebagai berikut

Kejadian ISPA pada anak balita di wilayah Kerja Puskesmas Panamas sebesar 64

orang ( 53,8% ).

1. Pengetahuan Ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Panamas Kabupaten

Kapuas, sebagian ibu berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 46 orang

(38,7 %)

2. Sikap Ibu tentang Kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja

Puskesmas Panamas Kabupaten Kapuas, sebagian besar ibu bersikap

positif yaitu sebanyak 75 orang ( 63,0 % )

3. Pendidikan ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Panamas Kabupaten

Kapuas, berpendidikan menegah yaitu sebanyak 80 orang ( 67,2 % )

4. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian ISPA pada anak balita di

wilayah kerja Puskesmas Panamas Kabupaten Kapuas ( P value = 0,000 )

5. Ada hubungan sikap ibu dengan kejadian ISPA pada anak balita di

wilayah kerja Puskesmas Panamas Kabupaten Kapuas ( P value = 0,000 )

6. Tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan kejadian ISPA pada anak

balita di wilayah kerja Puskesmas Panamas Kabupaten Kapuas ( P value =

0,719 )

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Bappenas, 2017. Peningkatan Kesehatan Masyarakat.


https://e-musrenbang.bappenas.go.id/ (diakses 15 Mei 2017)
Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Nasional. 2013

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta. Aditya


Media.

Departemen Kesehatan RI, 2015. Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA untuk


Penanggulangan Pneumonia pada Balita. Jakarta : Depkes RI

Dinkes Provinsi Kalteng, 2015. Profil Kesehatan Kalimantan Tengah.


http://www.bankdatadepkeskalteng.go.id/data/ (diakses 15 Mei 2017)

Fuad, Ihsan. 2009. Dasar – dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Hasbullah, 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Saluran Pernapasan Akut. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Edisi Revisi.


Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.


Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis


Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, P.A, Perry, A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses,


dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC. 2005.

Rusmalah. 2004. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan


Penanggulangannya. Artikel. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Sumetra Utara.
Syahrani, Santoso, & Sayono. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang
Penatalaksanaan ISPA terhadap Pengetahuan dan Ketrampilan Ibu
merawat Balita ISPA di Rumah. Jurnal

Tirtharaharja, 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan


Pemberantasannya. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.

Você também pode gostar