Você está na página 1de 10

ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN UDARA DI KOTA

BANDUNG BERBASIS ISPU


Atika Yendrian Putri1, Hagai Sembiring2, Iqbal Maulana3, Mita Yuliana Tarihoran4, Raja
Hasibuan5
1,2,3,4,5
Program Studi Teknik dan Manajemen Lingkungan Sekolah Vokasi Institut

Pertanian Bogor.

Email:1ayendrianputri@gmail.com,2hagai123@gmail.com,3im509918@gmail.com,

4
mitayuliana@gmail.com,5rajahaqq123@gmail.com

ABSTRAK

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang berada di


sekeliling bumi yang berfungsi sangat penting bagi seluruh kehidupan di dunia
ini. Pencemaran udara merupakan kondisi atmosfer dengan kandungan substansi
atau unsur kimia dalam bentuk gas, parkel, maupun butiran cairan yang telah
melebihi batas normal Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui
besarnya pencemaran udara dan kualitas udara adalah Indeks Standar Pencemar
Udara (ISPU). ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) adalah laporan kualitas
udara kepada masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya
kualitas udara kita dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan kita setelah
menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari. Jenis parameter
pencemar udara menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, meliputi
Sulfur dioksida (SO2), Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2),
Oksidan (O3), dan PM 10. Perhitungan ISPU pada Kota Bandung bertujuan untuk
mengetahui kota kategoti kualitas udara pada Kota Bandung. Metode yang
digunakan untuk menghitung ISPU mengacu pada peraturan
KEP45/MENLH/10/1997 dengan mencari konsentrasi dari masing-masing bahan
pencemar utama. Hasil yang diperoleh dari perhitungan ISPU menunjukkan
bahwa kota Bandung termasuk dalam kategori kualitas udara tidak sehat.Nilai
ISPU terbesar yang terhitung yaitu pada parameter CO sebesar 185,71 ug/Nm3.

Kata Kunci : ISPU,kualitas udara, parameter pencemaran udara

PENDAHULUAN parkel, maupun butiran cairan yang


telah melebihi batas normal. Adanya
Udara merupakan campuran pencemaran udara akan berakibat
beberapa macam gas yang berada di buruk bagi kehidupan (Dewi 2004)
sekeliling bumi yang berfungsi menyatakan bahwa pencemaran
sangat penting bagi seluruh udara ialah adanya bahan atau zat
kehidupan di dunia ini. Pencemaran asing yang terdapat di udara dalam
udara merupakan kondisi atmosfer jumlah yang dapat menyebabkan
dengan kandungan substansi atau perubahan komposisi atmosfer dari
unsur kimia dalam bentuk gas,
keadaan normal. Pencemaran udara minyak, maka potensi pencemaran
di daerah perkotaan cenderung udara juga semakin tinggi karena
semakin hari meningkat terutama udara akan tercemar oleh gas-gas
daerah dengan kepadatan lalulintas buangan hasil pembakaran (Dewi
yang cukup tinggi serta di lokasi 2004). Menurut Dewi (2004)
industri. menjelaskan bahwa pada umumnya
ISPU adalah angka yang tidak
Indek standar pencemar udara mempunyai satuan yang
atau yang lebih di kenal dengan menggambarkan kondisi kualitas
ISPU. Sebagaimana disebutkan udara ambien di lokasi dan waktu
didalam Keputusan Menteri Negara tertentu yang didasarkan kepada
Lingkungan Hidup No. 45 Tahun dampak terhadap kesehatan manusia,
1997 Tentang : Indeks Standar nilai estetika dan makhluk hidup
Pencemar Udara. ISPU adalah angka lainnya Penyebab pencemaran udara
yang tidak mempunyai satuan yang oleh faktor alam, misalnya: debu
menggambarkan kondisi kualitas akibat letusan gunung api, proses
udara ambien di lokasi dan waktu pembusukan sampah organik, dan
tertentu yang didasarkan kepada debu yang berterbangan akibat tiupan
dampak terhadap kesehatan manusia, angin.
nilai estetika dan makhluk hidup
lainnya. Atau secara singkat ISPU Jenis parameter pencemar
dapat dipahami sebagai skala yang udara menurut Peraturan Pemerintah
digunakan untuk menggambarkan Nomor 41 tahun 1999, meliputi
kondisi tingkat polusi udara sehingga Sulfur dioksida (SO2), Karbon
dapat mudah dipahami oleh monoksida (CO), Nitrogen dioksida
masyarakat (NO2), Oksidan (O3), Hidro karbon
(HC), PM 10 , PM 2,5, TSP (debu),
Tingginya konsumsi Pb (Timah Hitam), Dustfall (debu
penggunaan bakar yang berasal dari jatuh) (http://www.depkes.go.id).

BAHAN DAN METODE

Praktikan melakukan pemilihan ISPU. Setelah itu diberikan ulasan


minimal 3 kota besar di Indonesia singkat mengenai upaya penanganan
sebagai sumber parameter Indeks dalam memperbaiki kualitas udara
Standar Pencemar Udara (ISPU). menjadi stabil, sehingga
Setelah itu dilakukan kalkulasi keseimbangan ekosistem tetap
perhitungan ISPU dengan acuan pada terjaga. Pendekatan rumus
KEP-45/KEMLH/10/1997 atau KEP- penghitungan ISPU :
107/KABAPEDAL/11/1997. Dengan
I = Ia – Ib (Xx – Xb) + Ib
dilakukkannya perhitungan ISPU, Xa - Xb
dapat ditentukan parameter yang
menunjukkan nilai ISPU yang I = ISPU terhitung
tertinggi atau nilai ISPU terendah Ia = ISPU batas atas
dari masing-masing kota sehingga Ib = ISPU batas bawah
praktikan dapat menentukan kriteria Xa = Ambien batas atas
dan penjelasan pengaruh dari nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter ISPU 𝜇g/Nm3 Kategori

PM10 56 Sedang

SO2 N/A -

CO 185,71 Tidak Sehat

O3 N/A -

NO2 N/A -

Bandung memiliki topografi selalu menyebar ke area pemukiman


yang unik, yaitu suatu dataran tinggi (Sumaryati 2011).
yang berbentuk cekungan. Oleh Kualitas udara disampaikan
karena itu di Bandung dikenal ke masyarakat dalam bentuk indeks
sebagai Cekungan standar pencemar udara atau
Bandung.Cekungan Bandung adalah disingkat ISPU. ISPU (Indeks
daerah berbentuk cekungan dibatasi Standar Pencemar Udara) adalah
oleh dinding topografi tertinggi. Sifat laporan kualitas udara kepada
meteorologi di atas Cekungan masyarakat untuk menerangkan
Bandung tidak mendukung seberapa bersih atau tercemarnya
penyebaran polusi udara di atas kualitas udara kita dan bagaimana
Bandung dengan baik. Topografi dampaknya terhadap kesehatan kita
yang berbentuk cekungan di setelah menghirup udara tersebut
Bandung menyebabkan penyebaran selama beberapa jam atau hari.
secara horizontal terhambat.Polutan Penetapan ISPU ini
tertangkap dalam cekungan, mempertimbangkan tingkat mutu
sedangkan dalam Cekungan udara terhadap kesehatan manusia,
Bandung dapat dikatakan tidak ada hewan, tumbuhan, bangunan, dan
lagi kawasan hutan yang agak tahan nilai estetika. Berdasarkan
terhadap dampak polusi udara, Keputusan Badan Pengendalian
sehingga mau tidak mau polutan Dampak Lingkungan (Bapedal)
Nomor KEP- timbel (dari pembakaran bensin
107/Kabapedal/11/1997, bertimbel). Sebagian partikulat
penyampaian ISPU kepada keluar dari cerobong pabrik
masyarakat dapat dilakukan melalui sebagai asap hitam tebal. Tetapi,
media massa dan elektronika serta yang paling berbahaya adalah
papan peraga di tempat-tempat butiran-butiran halus sehingga
umum. ISPU (Indeks Standar dapat menembus bagian terdalam
Pencemar Udara) ditetapkan paru-paru. Jika ini yang terjadi,
berdasarkan lima pencemar utama, organ pernapasan akan
yaitu: CO, SO2, NO2, Ozon terganggu. Standar baku mutu
permukaan (O3), dan partikel debu yang diperbolehkan adalah 150
(PM10). ug/Nm3.
a. PM 10 b. SO2
PM merupakan kependekan dari SO2 merupakan rumus kimia
particulate matter atau partikulat. untuk gas sulfur dioksida. Gas ini
Partikulat merupakan zat berasal dari hasil pembakaran
pencemar padat maupun cair bahan bakar yang mengandung
yang terdispersi di udara. sulfur. Selain dari bahan bakar,
Partikulat ini dapat berupa debu, sulfur juga terkandung dalam
abu, jelaga, asap, uap, kabut, atau pelumas. Gas sulfur dioksida
aerosol. Jenis-jenis partikulat sukar dideteksi karena
dibedakan berdasarkan merupakan gas tidak berwarna.
ukurannya. Partikel yang sangat Sulfur dioksida dapat
kecil dapat bergabung satu sama menyebabkan gangguan
lain membentuk partikel yang pernapasan, pencernaan, sakit
lebih besar. kepala, sakit dada, dan saraf.
Partikulat dalam emisi gas buang Pada kadar di bawah batas
dapat terdiri atas bermacam- ambang, dapat menyebabkan
macam komponen. Beberapa kematian. Korban sulfur dioksida
unsur kandungan partikulat bukan hanya manusia, tetapi juga
adalah karbon (dari pembakaran bangunan dan tumbuhan.
tidak sempurna) dan logam Keberadaan gas ini di udara
dapat menimbulkan hujan asam diperbolehkan adalah 10.000
yang merusakkan bahan ug/Nm3.
bangunan dan menghambat d. O3
pertumbuhan tanaman. Standara O3 merupakan lambang dari
baku mutu yang diperbolehkan ozon. Senyawa kimia ini tersusun
adalah 365 ug/Nm3 atas tiga atom oksigen. Ozon
c. CO merupakan gas yang sangat
CO merupakan rumus kimia beracun dan berbau sangit. Ozon
untuk gas karbon monoksida. terbentuk ketika percikan listrik
Gas ini dihasilkan dari melintas dalam oksigen. Adanya
pembakaran bahan bakar yang ozon dapat dideteksi melalui bau
tidak sempurna. Pembakaran (aroma) yang ditimbulkan oleh
tidak sempurna, salah satu mesin-mesin bertenaga listrik.
sebabnya adalah kurangnya Secara kimiawi, ozon lebih aktif
jumlah oksigen. Bisa karena ketimbang oksigen biasa dan juga
saring udara yang tersumbat, bisa merupakan zat pengoksidasi yang
juga karena karburator kotor dan lebih baik. Biasanya, ozon
setelannya tidak tepat. Asap digunakan dalam proses
kendaraan merupakan sumber pemurnian (purifikasi) air,
utama bagi karbon monoksida di sterilisasi udara, dan pemutihan
berbagai perkotaan. Data jenis makanan tertentu. Di
mengungkapkan bahwa 60 atmosfer, terjadinya ozon berasal
persen pencemaran udara di kota- dari nitrogen oksida dan gas
kota besar disumbang oleh organik yang dihasilkan oleh
transportasi umum. Karbon emisi kendaraan maupun industri.
monoksida bersifat racun, Di samping dapat menimbulkan
mengakibatkan turunnya berat kerusakan serius pada tanaman,
janin, meningkatkan jumlah ozon berbahaya bagi kesehatan,
kematian bayi, serta terutama penyakit pernafasan
menimbulkan kerusakan otak. seperti bronkitis maupun asma.
Standar baku mutu yang Standar baku mutu yang
diperbolehkan adalah 235
ug/Nm3 pada pengukuran selama yang diperbolehkan adalah 150
1 jam. ug/Nm3.
e. NO2 Dari hasil analisis yang
NO2 singkatan dari nitrogen dilakukan pencemar udara yang
dioksida. Zat nitrogen dioksida terjadi di kota Bandung disebabkan
sangat beracun sehingga dapat oleh beberapa pencemar utama yaitu
menyebabkan iritasi pada mata, PM10, SO2, CO, O3 dan NO3. Nilai
hidung, dan saluran pernapasan PM10 yang di peroleh sebesar 56
serta menimbulkan kerusakan ug/Nm3, SO2 sebesar N/A, CO
paru-paru. Gas ini terbentuk dari sebesar 185,71ug/Nm3, O3 sebesar
hasil pembakaran tidak N/A, NO3 sebesar N/A dan nilai rata-
sempurna. Setelah bereaksi di rata yang diperoleh dari pencemar
atmosfer, zat ini membentuk utama sebesar 120,855 𝜇𝑔/𝑁𝑚3 .
partikel-partikel nitrat sangat Menurut KEPLH
halus sehingga dapat menembus No:_45/MENLH/10/1997 tentang
bagian terdalam paru-paru. kriteria kualitas udara, kota Bandung
Partikel-partikel nitrat ini pula, termasuk kategori kriteria kualitas
jika bergabung dengan air baik udara yang tidak sehat bagi
air di paru-paru atau uap air di kesehatan, karena terdapat pencemar
awan akan membentuk asam. utama yaitu PM10 dan CO. PM10 dan
Asam ini dapat merusakan CO memiliki kandungan yang sangat
tembok bangunan dan berbahaya bagi kesehatan yaitu
menghambat pertumbuhan karbon dan logam timbel yang dapat
tanaman. Jika bereaksi dengan menggangu pernafasan serta
sisa hidrokarbon yang tidak mengandung gas karbon monoksida
terbakar, akan membentuk smog yang dapat menyebabkan kematian
atau kabut berwarna cokelat bagi bayi karena mengandung zat
kemerahan. Standar baku mutu racun.
KESIMPULAN

Kriteria kualitas udara di Kota merugikan pada manusia atau


Bandung termasuk kategori tidak kelompok hewan yang sensitive dan
sehat karena memiliki nilai ISPU juga menimbulkan kerusakan bagi
sebesar 120,855 ug/m3 yang bersifat tumbuhan dan nilai estetika
.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi.2004. Aplikasi Teknik
Penginderaan Jauh untuk
Estimasi Potensi Pencemaran
Udara di Kawasan
Malioboro.Yogyakarta(ID):
Fakultas Geografi UGM.
Kementerian Lingkungan Hidup
(1997) Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup
Nomor :
Kep_45?MenLH/10/1997
Tentang Indeks Standar
Pencemaran Udara. Jakarta.
Sumaryati.2011.Polusi Udara Di
Kawasan Cekungan
Bandung.Jurnal Polusi Udara.Vol
12(3):84-86.
Karbon Sulfur
Nitrogen
Kategori Rentang monoksida Ozon (O3) dioksida Partikulat
(NO2)
(CO) (SO2)
Luka pada Luka pada
Beberapa Beberapa
spesies spesies
tumbuhan tumbuhan
Sedikit Tidak ada
Baik 0-50 Tidak ada efek akibat akibat
berbau efek
kombinasi kombinasi
dengan SO2 dengan O3
(Selama 4 (Selama 4
Jam) Jam)
Perubahan Luka pada Luka pada Terjadi
51 – kimia darah Beberapa Beberapa penurunan
Sedang Berbau
100 tapi tidak spesies spesies pada jarak
terdeteksi tumbuhan tumbuhan pandang
Bau dan
kehilangan
Peningkatan warna. Jarak pandang
pada Peningkatan Penurunan Bau, turun dan
Tidak 101 – kardiovaskular reaktivitas kemampuan Meningkatnya terjadi
Sehat 199 pada perokok pembuluh pada atlit yang kerusakan pengotoran
yang sakit tenggorokan berlatih keras tanaman debu di mana-
jantung pada mana
penderita
asma
Meningkatnya
kardiovaskular Olah raga
pada orang ringan
bukan Meningkatnya mengakibatkan Meningkatnya Meningkatnya
perokok yang sensitivitas pengaruh sensitivitas sensitivitas
Sangat
berpenyakit pasien yang parnafasan pada pasien pada pasien
Tidak 200-299
Jantung, dan berpenyakit pada pasien berpenyakit berpenyakit
Sehat
akan tampak asma dan yang asma dan asma dan
beberapa bronchitis berpenyaklt bronchitis bronchitis
kelemahan paru-paru
yang terlihat kronis
secara nyata
300 –
Berbahaya Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar
lebih
Tabel 1. Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
KEPMEN LH NOMOR : KEP-45/MENLH/10/1997
KRITERIA KUALITAS UDARA
KATEGORI RENTANG PENJELASAN

BAIK 0 - 51

Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi

kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh

tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika

SEDANG 51 - 101
Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi

kesehatan manusia atau hewan, tetapi berpengaruh pada

tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika

TIDAK SEHAT 101 - 199


Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan

pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif

atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan

ataupun nilai estetika

SANGAT TIDAK SEHAT 200 - 299


Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan

pada sejumlah segmen populasi yang terpapar

BERBAHAYA 300 - 3000

Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum

dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi


Lampiran

 PM10 = 62 kg/m3
𝐼𝑎− 𝐼𝑏
I = 𝑋𝑎−𝑋𝑏 (Xx – Xb) + Ib
100−50
I = 150−50 (62 − 50) + 50
I = 56 𝜇𝑔/𝑁𝑚3

 SO2= 36 kg/m3
𝐼𝑎− 𝐼𝑏
I= (Xx – Xb) + Ib
𝑋𝑎−𝑋𝑏
50−𝑁/𝐴
I = 80−𝑁/𝐴 (36 − 𝑁/𝐴) + 𝑁/𝐴
I = N/A

 CO = 16 kg/m3
𝐼𝑎− 𝐼𝑏
I = 𝑋𝑎−𝑋𝑏 (Xx – Xb) + Ib
200−100
I= (16 − 10) + 100
17−10
I = 185,71 𝜇𝑔/𝑁𝑚3

 O3= 66 kg/m3
𝐼𝑎− 𝐼𝑏
I= (Xx – Xb) + Ib
𝑋𝑎−𝑋𝑏
50−𝑁/𝐴
I = 120−𝑁/𝐴 (66 − 𝑁/𝐴) + 𝑁/𝐴
I = N/A

 NO2= 12 kg/m3
𝐼𝑎− 𝐼𝑏
I = 𝑋𝑎−𝑋𝑏 (Xx – Xb) + Ib
𝑁/𝐴−𝑁/𝐴
I = 𝑁/𝐴−𝑁/𝐴 (12 − 𝑁/𝐴) + 𝑁/𝐴
I = N/A

𝑃𝑀10+𝐶𝑂
Rata-rata ISPU = 2
56 +185,71
= 2
= 120,855 𝜇𝑔/𝑁𝑚3

Você também pode gostar