Você está na página 1de 22

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK & PENYUSUNAN


LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Dosen pengampu :

Dr. Fadli, SE. M. Si. Ak. CA

Kelompok 7

Nama :

Hedi Devita Sari C1C017018

Anisa Gita Hursain Saelangi C1C017147

Chairu Meitra Resi C1C017132

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI

S1 AKUNTASI

2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Laporan Keuangan Sektor Publik” ini dengan baik.
Makalah ini berisi materi uraian tentang yang diperoleh dari berbagai sumber
yang ada dengan penjelasan yang rinci.

Dalam kesempatan kali ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak. Dr. Fadli, SE. M, Si. AK. CA, sebagai dosen pengampu.
2. Teman-teman kelompok 7 semangat dalam menyelesaikan tugas makalah
tepat pada waktunya.
Akhir kata ,demikianlah kata pengantar ini kami buat. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Saran dan kritik dari
anda sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bengkulu, 21 April 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Teori Pelaporan Dalam Sektor Publik ........................................................... 3
2.3 Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik ................................................. 10
2.4 Siklus Akuntansi Keuangan Sektor Publik ................................................. 11
2.5 Teknik Laporan Keuangan Sektor Publik ................................................... 12
2.6 Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik ................................................. 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 16
Kesimpulan ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen.


Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk
perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga
stakeholder sektor publik,mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi,
handal, dan relevan untuk pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab
akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi
kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan
keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi
dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan,
pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan
keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Karena kebutuhan informasi di
sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada informasi
keuangan yang dihsilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter
seperti ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan
keputusan.
Informasi akuntansi merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor
publik secara efektif, bukan tujuan akhir akuntansi sektor publik itu sendiri,
karena kebutuhan informasi sektor publik lebih bervariasi. Pada bab ini akan
berfokus pada teori pelaporan dalam sektor publik, sistem pelaporan keuangan
sektor publik , siklus pelaporan keuangan, teknik laporan keuangan sektor publik,
contoh laporan keuangan sektor publik, dan unsur-unsurnya dalam organisasi
sektor publik (pemerintah pusat,pemerintah daerah,LSM,yayasan, serta partai
politik.
Untuk itulah kelompok kami yang mendapatkan kesempatan untuk
menyajikan pembahasan mengenai laporan keuangan sektor publik, berusaha
menyajikan pembahasan mengenai laporan keuangan sektor publik dengan
singkat, padat, dan jelas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja teori pelaporan dalam sektor publik?
2. Apa tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik?
3. Bagaimana sistem pelaporan keuangan sektor publik?
4. Bagaimana siklus akuntansi keuangan sektor publik?
5. Bagaimana teknik pelaoran keuangan sektor publik?
6. Siapa saja pemakai laporan keuangan sektor publik?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Memahami tentang teori pelaporan dalam sektor publik
2. Memahami tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik
3. Menganalisis sistem pelaporan keuangan sektor publik
4. Mengetahui siklus akuntansi keuangan sektor publik
5. Memahami teknik pelaoran keuangan sektor publik
6. Mengetahui pemakai laporan keuangan sektor publik
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Teori Pelaporan Dalam Sektor Publik

Dalam organisani sektor publik, ada dua jenis pelaporan yang dikenal yakni
pelaporan kinerja dan pelaporan keuangan. Pelaporan kinerja merupakan refleksi
kewajiban untuk mempresintasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas serta
sumber daya yang harus dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini merupakan wujud
dari proses akuntabilitas. Sedangkan pelaporan keuangan adalah cerminan dari
posisi keuangan serta transaksi yang telah dilakukan suatu organisasi sektor
publik dalam kurun waktu tertentu.

Tujuan khusus laporan keuangan sektor publik adalah menyediakan informasi


yang relevan dalam pengambilan keputusan dan menunjukkan akuntabilitas
entitas sumber daya yang di percaya dengan cara :

a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan


penggunaan sumber daya keuangan.
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi
kemampuan entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi
kewajiban serta komitmennya.
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan
perubahan yang terjadi.
e. Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan
pencapaian tujuan.
Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan organisasi pemerintah adalah :

1. Memberikan informasi keuangan untuk menemukan dan memprediksi


aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya financial jangka
pendek unit pemerintah.
2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi
kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang
terjadi di dalamnya.
3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuiannya
dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah di sepakati,
dan ketentuan lain yang di syaratkan.
4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk
memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap
pencapaian tujuan operasional.
5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
operasional.

Jenis Laporan Keuangan

a. Laporan posisi keuangan (Neraca)


b. Laporan kinerja keuangan
c. Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto
d. Laaporan arus kas
e. Kebijakan akuntansi, dan catatan atas laporan keuangan

A. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan, atau disebut juga dengan neraca ataupun laporan
aktiva dan kewajiban adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi aktiva,
hutang dan modal pemilik pada satu saat tertentu. Sevara minimum, laporan posisi
keuangan harus memasukkan pos-pos yang menyajikan jumlah berikut :
1. Properti, pabrik dan peralatan
2. Aktiva-aktiva tak berwujud
3. Aktiva-aktiva financial
4. Investasi yang diperlukan dengan metode ekuitas
5. Persediaan
6. Pemulihan transaksi non pertukaran, termasuk pajak dan transfer
7. Piutang dari transaksi pertukaran
8. Kas dan setara kas
9. Hutrang pajak dan transfer
10. Hutang karana transaksi pertukaran
11. Cadangan (provision)
12. Kewajiban tidak lancer
13. Pertisipasi minoritas, dan
14. Aktiva/ekuitas neto

B. Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus/Devisit)

Laporan kinerja keuangan atau disebut dengan laporan pendapatan dan


biaya, laporan rugi laba, laporan operasi, adalah laporan keuangan yang
menyajikan pendapatan dan biaya selama satu periode tertentu. Laporan kinerja
keuangan minimal harus mencakup pos-pos lini berikut :

1. Pendapatan dari aktivitas operasi


2. Surplus atau devisit dari aktivitas operasi
3. Biaya keuangan (biaya pinjaman)
4. Surplus atau devisit neto saham asosiasi dan joint venture yang
menggunakan metode ekuitas
5. Surplus atau devisit dari aktivitas biasa
6. Pos-pos luar biasa
7. Saham partisipasi minoritas dari surplus atau devisit neto, dan
8. Surplus atau devisit neto untuk suatu periode.
C. Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto
Dari suatu entitas daiantara dua tanggal pelaporan menggambarakan
peningkatan atau penurunan kekayaan, bedasarkan prinsip pengukuran tertentu
yang diadopsi dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Perubahan
keseluruhan dalam aktiva atau ekuitas neto menyajikan total surplus/devisit neto
untuk suatu periode, pendapatan dan biaya lainnya yang diakui secara langsung
sebagai perubahan dalam aktiva/ekuitas neto dan setiap kontribusi oleh, dan
kontribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Laporan
perubahan dalam aktiva/ekuitas neto ini paling tidak meliputi :

1. Kontribusi oleh pemilik dan distribusi kepada pemili dalam kapasitanya


sebagai pemilik.
2. Saldo untuk surplus dan devisit akumulasian pada awal periode dan pada
tanggal pelaporan dan pergerakan selama periode.
3. Pengungkapan komponen aktiva/ekuitas neto secara terpisah, dan
rekonsiliasi antara nilai tercatat dari setiap komponen aktova atau ekuitas
neto pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan setiap perubahan.

D. Laporan Arus Kas

Menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran dari kas


selama satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan
menurut kegiatan operasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan investasi.Informasi
arus kas bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan karena menyediakan dasar
taksiran kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas, dan
kebutuhan entitas.

E. Kebijakan Akuntansi dan Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan laporan


keuangan dari entitas harus:

1. Menyediakan informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, dan


kebijakan akuntansi spesifik yang dipilih serta menetapkan terhadap
transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa penting lainnya
2. Mengungkapkan informasi yang diwajibkan oleh standar akuntansi
keuangan sector public, yang tidak disajikan dalam laporan posisi
keuangan, laporan kinerja keuangan, laporan arus kas, dan laporan
perubahan aktiva/ekuitas neto, dan:
3. Menyediakan informasi yang tidak disajikan pada laporan keuangan,
namun persyaratan penyajian wajar tetap ditetapkan.

Kebiajakan akuntansi yang dapat dipertimbangkan oleh suatu entitas untuk


disajikan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

1. Pengakuan pendapatan
2. Prinsip-prinsip konsolidasi, termasuk entitas pengendalian
3. Investasi-investasi
4. Pengakuan depresiasi/amortisasi aktiva berwujud dan tak berwujud
5. Kapitalisasi biaya dan pengeluaran lain
6. Persediaan yang dimiliki untuk dijual
7. Aktiva bersyarat lain
8. Kontrak-kontrak kontruksi
9. Investasi property
10. Instrument financial dan investasi
11. Sewa guna usaha/lease
12. Biaya penelitian dan pengembangan
13. Persediaan untuk dikonsumsi
14. Penyisihan
15. Biaya manfaat pensun
16. Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai (hedging)
17. Devinisi segmen-segmen dan dasar alokasi biaya antar segmen
18. Akuntansi inflasi
19. Hibah pemerintah.

Analisis laporan keuangan dapat ditinjau dari ragam pelaporan yang ada, yaitu:
 Laporan kinerja keuangan (Neraca)
 Likuiditas pemerintah
 Komposisi investasi
 Kekayaan pemerintah
 Komposisi kewajiban
 Ravaluasi cadangan
 Komposisi hutang pension
 Laporan kinerja keuangan (surplus/devisit)
 Efektifitas penarikan pajak
 Tingkat pelanggaran peraturan keuangan
 Komposisi pendapatan
 Komposisi pengeluaran
 Beban bunga pinjaman
 Rugi surplus translasi keuangan
 Laporan arus kas
 Komposisi arus kas
 Tingkat panarikan pajak baik indivisual, organisasi maupun produk
 Komposisi pajak tidak langsung
 Komposisi likuiditas pendapatan lain-lain
 Komposisi pengeluaran kas
 Komposisi pengeluaran investasi
 Komposisi pencairan investasi
 Komposisi likuiditas pertukaran mata uang

Selain menganalisis laporan keuangan, pengukuran kinerja perekonomian dapat


dilakukan melalui beberapa indicator, yaitu:

I. Indikator pertumbuhan ekonomi

1. Pendapatan nasional bruto per kapita


2. Tingkat konsumsi per kapita
3. Volume ekspor
4. Harga-harga (tingkat inflasi

II. Indikator Structural

1. Persentase tabungan domestic bruto terhadap pendapatan nasional bruto


2. Persentase domestic bruto terhadap PNB
3. Persentase barang-barang primer terhadap total ekspor.
4. Konsumsi energy per kapita

III. Indikator social

1. Tingkat kematian
2. Tingkat kematian bayi
3. Konsumsi kalori per kapita
4. Tingkat pendidikan dasar
5. Tingkat pendidikan menengah

2.2 Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor publik

Mardiasmo (2002) menyebutkan tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor


publik sebagai berikut:

A. Kepatuhan dan Pengelolaan – Compliance and Stewardship


Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada
pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan
sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentutan hukum dan peraturan
lain yang telah ditetapkan.
B. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif – Accountability and Retrospective
Reporting
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban
kepada publik. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kerja dan
mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati tren
antarkurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan
membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada.
C. Perencanaan dan Informasi Otorisasi – Planning and Authorization
Information
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan
kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang dan memberikan informasi
pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.
D. Kelangsungan Organisasi – Viability2
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pengguna dalam
menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan
menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.
E. Hubungan Masyarakat – Public Relation
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada
organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas pretasi yang telah dicapai
kepada pengguna yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat, serta sebagai
alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
F. Sumber Fakta dan Gambaran – Source of Facts and Figures
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada
berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara
lebih dalam.

2.3 Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik


Sistem pelaporan keuangan sektor publik terdiri dari dasar kas (cash base), dasar
akrual, (accrual base), dan akuntansi dana (fund accounting).

 Dasar Kas (Cash Base)

Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas
keluar. Akun keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas. Laporan
keuangan tidak bisa dihasilkan apabila tidak ada data tentang aktiva dan
kewajiban.. data yang ada hanyalah perimbangan kas. Penjualan hanya dicatat saat
kas diterima, sehingga tidak ada pos piutang. Laporan arus kas banyak dipakai
dalam akuntansi bisnis, namun sebagai tambahan atas laporan pendapatan dan
laporan posisi keuangan.
 Dasar Akrual (Accrual Base)

Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 adalah


sebagai berikut :

“Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dirumuskan atau
dimasukan bukan sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah
yang sesuai satu sma lain, dapat di pertahankan atau dianggap benar dan berkaitan
dengan rekening laba dan rugi selama periode bersangkutan.

 Akuntansi Dana (Fund Accounting)

Merupakan salah satu alternatif sistem akuntansi di sector public yang


dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian anggaran. Sistem
akuntansi dana ini mengakui transaksi organisasi ketika komitmen sudah
disepakati. Ini berarti bahwa transaksi belum diakui ketika kas dibayar atau
diterima atau ketika faktur diterima atau dikeluarkan, namun lebih awal lagi, yaitu
ketika pesanan dikirimkan atau diterima.

2.4 Siklus Akuntansi Keuangan Sektor Publik

1. Transaksi 2. Analisis
bukti
transaksi

6. Penerbitan
3. Mencatat data
laporan dan
transaksi (jurnal)
catatannya

5. Kertas kerja 4. Mengelompokan


dan
mengikhtisarkan
data yang di catat
1. Transaksi
Adalah persetujuan jual beli antara satu pihak dengan pihak lain. Dalam
hal ini transaksi yang dimaksud adalah transaksi antara organisasi sector
public dan pihak lain.
2. Analisis Bukti Transaksi

Dalam setiap transaksi selalu disertai dengan bukti pendukung yang berisi
informasi tentang kegiatan transaksi tersebut.

3. Mencatat Data Transaksi

Seperti telah dijelaskan diatas, dari analisis bukti transaksi tersebut akan
dilakukan pencatatan atas transaksi yang telah terjai. Pencatatan transaksi
dilakukan oleh bendahara dalam jurnal.

4. Mengelompokan dan Mengikhtisarkan Data yang Dicatat (diposting)

Dalam buku besar terdapat daftar nama kelompok akun yang ada pada
suatu organisasi. Berdasarkan nama akun yang ada, catatan akan transaksi
tersebut dikelompokan sesuai dengan namanya masing masing. Hal ini
disebut dengan posting

5. Penerbitan Laporan dan Catatannya

Selama satu periode akuntansi, transaksi dicatat dan dikelompokkan ke


dalam buku besar dan kemudian, berdasarkan catatan tersebut, dibuatlah
laporan keuangan yang akan disampaikan kepada pihak pihak yang
berkepentingan. Laporan keuangan yang telah disusun tersebut kemudian
dianalisis untuk menilai kebenaran dan reliabilitasnya.

2.5 Teknik Laporan Keuangan Sektor Publik


Berdasarkan tahapan dalam siklus akuntansi keuangan sektor publik,
teknik pelaporan keuangan sektor publik terdiri dari 3 tahapan berikut :

1) Tahap Pencatatan
 Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk bukti
transaksi dan bukti pencatatan.
 Kegiatan pencatatan bukti transaksi dalam buku harian atau jurnal.
 Memindahbukukan (posting) dari jurnal berdasarkan kelompok atau
jenisnya ke dalam akun buku besar.
2) Tahap Pengikhtisaran
 Penyusunan neraca saldo berdasarkan akun buku besar
 Pembuatan ayat jurnal penyesuaian
 Penyusunan kertas kerja atau neraca lajur
 Pembuatan ayat jurnal penutup
 Pembuatan neraca saldo setelah penutupan.
 Pembuatan ayat jurnal pembalik
3) Tahap Pelaporan
 Laporan pada unit kerja organisasi
 Laporan konsolidasi organisasi

2.6 Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik

Pemakai laporan keuangan sektor publik dapat diidentifikasikan dengan


menelusuri siapa yang menjadi stakeholder organisasi. Drebin et al. (1981)
mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan keuangan. Lebih
lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok pemakai laporan keuangan
tersebut dan menjelaskan kebutuhannya. Kelompok pemakai laporan keuangan
tersebut adalah :
a. Pembayar pajak (taxpayers)
b. Pemberi dana bantuan (granlurx).
c. Investor.
d. Pengguna jasa (fee-paying service recipients)
e. Karyawan/ pegawai
f. Pemasok (vendor)
g. Dewan legislatif
h. Manajemen
i. Pemilih (voters)
j. Badan pengawas (oversight bodies)

Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar


pajak, pemberi dana bantuan, investor, dan pembayar jasa pelayanan merupakan
sumber penyedia keuangan organisasi, karyawan dan pemasok merupakan
penyedia tenaga kerja dan sumber daya material, dewan legislative, dan
manajemen membuat keputusan alokasi sumber daya, dan aktivitas mereka semua
diawasi oleh pemilih dan badan pengawas, termasuk level pemerintahan yang
lebih tinggi.
Anthony mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan sektor publik
menjadi lima kelompok, yaitu:
a. Lembaga pemerintah (governing bodies)
b. Investor dan kreditor
c. Pemberi sumber daya (resourceproviders)
d. Badan pengawas (oversight bodies)
e. Konstituen
Pengklasfikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan Anthony
adalah dengan mempertimbangkan semut organisasi nonbisnis, bukan untuk
organisasi pemerintahan saja, sedangkan Drebin et al mengklasifikasikan pemakai
laporan keuangan untuk sektor pemerintahan saja.
Jika dibandingkan dengan analisis Drebin et al., Anthony memasukkan
pembayar pajak, pemilih, dan karyawan dalam satu kelompok yang ia sebut
konstituen. Ia mengelompokkan pemberi dana bantuan dan pembayar jasa sebagai
pemberi sumber daya, investor dan kreditor dikelompokkan menjadi satu.
Sementara itu, Hanley el d. (1992) mengklasifikasikan pengguna laporan
keuangan sektor publik menjadi dua belas kelompok, yaitu:
a. Anggota terpilih (electedmembers)
b. Masyarakat sebagai pemilih dan/atau pembayar pajak
c. Pelanggan atau klien
d. Karyawan/pegawai
e. Pelanggan dan pemasok
f. Pemerintah
g. Pesaing (competitors)
h. Regulator
i. Pemberi pinjaman (leaders)
j. Donor dan sponsor
k. Investor atau patner bisnis
l. Kelompok penekan lainnya
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sektor publik menurut Borgonovi
dan Anessi-Pessina(l997) :
a. Masyarakat pengguna jasa publik
b. Masyarakat pembayar pajak
c. Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan
pelayanan public sebagai input atas aktivitas organisasi
d. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah
e. Badan-badan internasional, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, PBB,
dsb.
f. Investor using dan Country Analyst
g. Generasi yang akan datang
h. Lembaga Negara
i. Kelompok Politik (Partai Politik)
j. Manajer publik (Gubernur, Bupati, Direktur BUMN/BUMD)
k. Pegawai pemerintah
Serikat dagang sektor publik Governmental Accounting Standars Board (GASB)
(1999, p. B184) mengidentifikasikan pemakai laporan keuangan pemerintah
menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
a. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggungjawab,
b. Legislatif dan Badan Pengawasan yang secara langsung mewakili
rakyat,
c. Investor dan kreditor yang memberi pinjaman dan/ atau
berpartisipasi dalam proses pemberian pinjaman.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Akuntansi Sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan


keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dilihat dari
sisi internal organisasi laporan keuangan sektor publik merupakan alat
pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi
eksternal, laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban terhadap publik
dan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Akuntansi sektor publik bertujuan
untuk memberi informasi yang bertujuan untuk pengambilan keputusan ekonomi,
sosial, politik, dan sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan, serta
untuk memberi informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial
dan organisasional. Laporan keuangan pemerintahan dan laporan keuangan
komersial memiliki perbedaan. Pernedaan tersebut meliputi jenis laporan yang
dihasilkan, elemen laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, dan teknik
akuntansi yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Nordiawan, Deddi (2006) Akuntansi Sektor Publik, Jakarta: Salemba Empat.

Você também pode gostar