Você está na página 1de 6

ANALISA SISTEM PEMELIHARAAN ALAT TENS DAN ULTRASOUND

TERAPI PADA KLINIK FISIOTERAPI DI WILAYAH KECAMATAN


KEBAYORAN, JAKARTA SELATAN TAHUN 2019

Kintan Nuansa Anggita


Mahasiswi Jurusan Teknik Elektromedik
Poltekkes Kemenkes Jakarta II

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pemeliharaan yang berjalan di klinik
fisioterapi di wilayah Kecamatam Kabayoran, Jakarta Selatan, apakah tergolong baik atau tidak. Data yang
digunakan adalah data primer berupa identitas fisioterapis yang menggunakan alat TENS dan Ultrasoun
Terapi namun identitas tersebut dirahasiakan demi kenyamanan fisioterapis selaku responden dalam
penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket atau kuisioner yang terdiri
dari 40 soal dengan jawaban alternatif berupa jawaban “Ya” dan “Tidak”. Hasil yang didapat adalah sistem
pemeliharaan alat TENS dan Ultrasound Terapi pada klinik fisioterapi di wilayah Kecamatan Kebayoran,
Jakarta Selatan, tergolong tidak baik karena banyaknya kegiatan pemeliharaan yang tidak sesuai dengan
SOP yang standard.
Kata kunci: sistem pemeliharaan,TENS, dan ultrasound terapi.

PENDAHULUAN
Klinik fisioterapi merupakan fasilitas Terapi ini terhubung langsung dengan pasien
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk baik saraf, otot maupun tulang, maka
mengembangkan, memelihara, memulihkan keoptimalan dan kelaikan alat dalam
gerak dan fungsi tubuh. Secara umum, pelayanan memberikan treatment tentunya harus sangat
yang diberikan pada klinik fisioterapi adalah diperhatikan pada saat penggunaan dan
pelayanan terapi aktino (penyinaran), terapi arus pemeliharaannya, sehingga perlu adanya
listrik, terapi dengan tenaga air, exercise therapy pengelolaan dan pemeliharaan peralatan yang
(latihan) dan terapi pernafasan. Untuk baik, terpadu dan sesuai dengan standar.
mendukung pelayanan tersebut, tentu dibutuhkan Standar Operasional Prosedur (SOP)
peralatan medis diantaranya TENS dan Pemeliharaan alat TENS dan Ultrasound Terapi
Ultrasound Terapi. sangatlah penting dalam memberikan informasi
Dalam PERMENKES no. 9 tahun 2014 kepada pelaku pemelihara tentang aturan,
pasal 17 ayat 2 disebutkan bahwa “Peralatan standar, dan tata cara bagaimana memelihara alat
medis dan nonmedis yang memadai sesuai dengan benar
dengan jenis pelayanan yang diberikan harus Menurut survei wawancara, pelaku
memenuhi standar mutu, keamanan, dan pemelihara pada klinik fisioterapi kebanyakan
keselamatan” (2). Juga disebutkan dalam adalah fisioterapis itu sendiri. Maka penulis ingin
PERMENKES No. 54 Tahun 2015 pasal 8 ayat 1 melakukan penelitian apakah sistem
disebutkan bahwa “Pengujian dan/atau Kalibrasi pemeliharaan alat medis yang berada pada Klinik
Alat Kesehatan dilakukan secara berkala paling Fisioterapi di Wilayah Kecamatan Kebayoran,
sedikit satu kali dalam satu tahun” (3). Sehingga, Jakarta Selatan tergolong baik atau tidak
dikarenakan penggunaan TENS dan Ultrasound
Rumusan Masalah ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan
Berdasarkan latar belakang yang telah perusahaan.
4. Untuk mencapai tingkat biaya serendah
penulis jabarkan diatas, maka rumusan masalah
mungkin, dengan melaksanakan kegiatan
dari penelitian ini adalah: pemeliharaan secara efektif dan efesien
secara keseluruhan.
1. Apakah fisioterapis pada setiap klinik 5. Memperhatikan dan menghindari kegiatan-
fisioterapi mengetahui tentang aturan-aturan kegiatan operasi peralatan yang dapat
membahayakan keselamatan kerja.
mengenai standard alat medis? Secara skematik, terdapat diagram alir
2. Apakah fisioterapis pada setiap klinik pembagian pemeliharaan, sebagai berikut:
fisioterapi melaksanakan Standard
Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan
pada alat TENS dan Ultrasound Terapi Pemeliharaan
dengan tepat?
3. Apakah fisioterapis mengetahui mengenai Pemeliharaan Pemeliaharaan
Terencana Tak Terencana
sistem kelistrikan yang aman bagi alat,
pasien maupun dirinya sebagai pengguna
Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
alat? Pencegahan Korektif Darurat

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu kegiataan
Gambar 2.1 Diagram alir dari pembagian
yang dilakukan dalam menjaga fungsi dan
pemeliharaan
mempertahankan kualitas suatu fasilitas sarana
dan prasarana agar dalam kondisi yang baik dan
siap pakai.
TENS
Tujuan pemeliharaan tersebut antara
TENS atau Trancutaneous Electrical
lain:
Nerve Stimulation merupakan alat untuk
1. Mempertahankan kemampuan alat atau
memberikan stimulus kepada syaraf manusia
fasilitas peralatan guna memenuhi
dalam mengurangi rasa sakit. Unit ini
kebutuhan sesuai dengan target atau rencana
dilengkapi dengan elektroda untuk menyalurkan
produksi.
arus listrik yang akan merangsang saraf pada
2. Menjaga agar kualitas produk/ hasil kerja
daerah yang mengamali nyeri. SInyal dari
konstruksi berada pada tingkat yang
TENS ini berfungsi untuk mengganggu sinyal
diharapkan guna memenuhi apa yang
nyeri yang mempengaruhi saraf-saraf dan
dibutuhkan produk itu sendiri dan menjaga
memutus sinyal nyeri tersebut sehingga dapat
agar kegiatan produksi tidak mengalami
mengurangi rasa nyeri pada pasien. Namun teori
gangguan.
lain mengatakan bahwa stimulasi listrik saraf
3. Untuk mengurangi pemakaian dan
dapat membantu tubuh untuk memproduksi obat
penyimpangan diluar batas dan menjaga
penghilang rasa sakit alami yang disebut
modal yang diinvestasikan dalam
endorfin, yang dapat menghalangi persepsi
perusahaan selama jangka waktu yang
nyeri.

2
Prinsip rangkaian TENS adalah seperti Ultrasound Terapi
alat stimulator yang berfrekuensi sekitar 20 Hz Ultrasound Terapi adalah suatu terapi
– 500 KHz dengan memakai arus faradic yang dengan memanfaatkan getaran mekanik
akan merangsang saraf. Pemberian stimulasi gelombang suara dengan frekuensi lebih dari
listrik dilakukan dengan teknik pemilihan listrik 20.000Hz yang dialirkan melalui transduser yang
berfrekuensi yang telah diatur sedemikian rupa. mengandung kristal kuarsa yang dapat
Elektrode akan menghubungkan output mengembang dan kontraksi serta memproduksi
tegangan dari stimulator ke permukaan kulit gelombang suara yang dapat di transmisikan pada
pasien untuk merangsang otot ekstrimitas atas. kulit serta ke dalam tubuh. Frekuensi yang
Cara kerja dari tens adalah dengan memasang digunakan dalam Fisioterapi adalah 0.7 – 3 MHz
dua elektroda pada intramuskuler atau kulit dengan tujuan untuk menimbulkan efek
yang kemudian dihubungkan dengan stimulator terapeutik melalui proses tertentu. Gelombang
selanjutnya aliran sinyal dari stimulator akan ultrasonik menyebabkan getaran di sekitar
dikirim ke syaraf yang membutuhkan terapi dan jaringan, terutama pada jaringan tubuh yang
memblok rasa nyeri tersebut. mengandung kolagen. Getaran ini menyebabkan
Secara umum, pemeliharaan TENS produksi panas dalam jaringan sehingga
meliputi: peningkatan suhu ini dapat menyebabkan
1. Melakukan pengecekan fisik pada alat TENS peningkatan ekstensibilitas struktur seperti
baik aksesoris dan elektrodanya sebelum ligamen, tendon, jaringan dan sendi. Selain itu,
digunakan ke pasien. pemanasan juga dapat membantu untuk
2. Membersihkan elektroda TENS dengan mengurangi rasa sakit dan kejang otot dan
larutan alcohol 70% atau air setiap setelah mempercepat proses penyembuhan. Dalam
terapi selesai. penggunaannya, frekuensi yang umumnya
3. Membersihkan bagian-bagian permukaan dipakai pada Ultrasound Terapi adalah 1Mhz
(case) alat TENS dengan mauapun kabel yang memiliki sarana pemanasan pada
konektor elektroda TENS dengan kain kedalaman 3 – 5cm dibawah kulit. Pada frekuensi
lembab yang dibahasi dengan air dan sabun yang lebih tinggi seperti 3MHz, energy diserap
anti bakteri ringan. pada kedalaman yang lebih dangkal yaitu sekitar
4. Menempatkan TENS di tempat yang jauh 1 – 2cm. Gelombang suara dapat mengakibatkan
dari medan elektromagnetik kuat dan tidak molekul-molekul pada jaringan bergetar
dibawah sinar matahari langsung. sehingga menimbulkan energy mekanis dan
5. Melakukan pengecekan kondisi fisik kabel panas.
(apakah kabel tidak terputus, terkelupas Dalam penggunaannya, Ultrasound
ataupun sobek dan terpotong isolasinya) Terapi menimbulkan beberapa efek diantaranya:
setiap sebulan sekali. 1. Efek Mekanik, yaitu saat gelombang
6. Melakukan pengkalibrasian pada alat setiap ultrasound masuk ke dalam tubuh, akan
1 tahun sekali timbul pemampatan dan peregangan dalam
Adapun indikasi penggunaan TENS, yaitu: jaringan sehingga terjadi variasi tegangan
1. Nyeri neurogenic, yaitu nyeri yang dalam jaringan.
dimediasi saraf simpatis. 2. Efek panas, disebabkan oleh adanya
2. Nyeri musculoskeletal, yaitu nyeri sendi gelombang suara yang diserap dan
pada artritis rheumatoid dipantulkan dimana efek ini dapat dikurangi
3. Nyeri viseral, yaitu nyeri persalinan dan dengan menggunakan mode pulse atau
dysmenorrhea. Keadaan lain seperti angina inttermitten.
pektoris, dan inkontinensia 3. Efek Biologis seperti meningkatnya
sirkuslasi darah ataupun terjadinya relaksasi
otot.

3
Prinsip kerja dari alat Ultrasound Terapi METODE PENELITIAN
adalah Menggunakan gelombang suara dengan Prosedur Penelitian
frekuensi tinggi untuk meningkatkan produksi Kerangka konsep yang digunakan
panas jaringan dalam sehingga dapat mengurangi dalam penelitian ini sebagai berikut:
rasa nyeri. Alat ini menggunakan rangkaian
pembangkit frekuensi yang menghasilkan arus Mulai
berfrekuensin tinggi mencapai 3 MHz. Arus ini
berjalan melalui kabel transduser yang kemudian
di konversikan menjadi vibrasi oleh Melakukan penyebaran
kuisioner
Piezoelektrik. Gelombang ultrasonik (gelombang
suara frekuensi tinggi) yang diproduksi dengan
cara getaran mekanis dari transduser dari mesin.
Transduser ini kemudia bergerak di atas Mengolah data
permukaan kulit di daerah cidera. Ketika
gelombang suara ini kontak dengan udara,
menyebabkan pemborosan gelombang, sehingga
dibutuhkan gel khusus sebagai perantara kontak Menganalisa data
antara kulit dengan transduser.
Secara umum, pemeliharaan alat
Ultrasound Terapi ini adalah sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan maintenance, pastikan Hasil

alat dalam kondisi OFF, cabut sambungan ke


sumber listrik, kemudian bersihkan
permukaan bagian-bagian alat, permukaan
alat dan aksesorisnya menggunakan kain Kesimpulan

lembab yang dibasahi air hangat atau cairan


pembersih yang bersifat non-abrasive (sabun
lembut anti bakteri). Selesai
2. Bersihkan kepala transducer menggunakan
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
kain lembab yang dibasahi menggunakan air
hangat atau alcohol 70% setiap selesai
prosedur terapi.
Alat dan Bahan Penelitian
3. Melakukan pengecekan keadaan fisik alat
Alat penelitian yang dibuat penulis
baik aksesoris dan transduser alat sebelum
adalah sebuah kuisioner dengan alternative
digunakan ke pasien.
jawaban “Ya” dan “Tidak” yang berisikan 40
4. Melakukan pengecekan fisik pada kabel alat
soal. 40 soal tersebut terdiri dari 4 soal mengenai
untuk memastikan kabel tidak terputus,
pengetahuan dasar tentang aturan standard alat
terkelupas, sobek atau terpotong isolasinya
medis, 17 soal mengenai kegiatan pemeliharaan
setiap sebulan sekali.
alat TENS, 13 soal mengenai kegiatan
5. Melakukan pengkalibrasian pada alat setiap
pemeliharaan alat Ultrasound Terapi, dan 6 soal
1 tahun sekali.
mengenai sistem kelistrikan. Serta sample pada
Adapun indikasi penggunaan Ultrasound Terapi
penelitian ini adalah 7 klinik fisioterapi di
yaitu:
wilayah Kecamatan Kebayoran, Jakarta Selatan
1. Kelainan pada sirkulasi darah;
dengan jumlah responden yaitu 1-2 orang
2. Kelainan pada jaringan, tulang, sendi, dan
fisioterapis pada klinik tersebut. Adapun kriteria
otot;
inklusi dan ekskuli pada sample, sebagai berikut:
3. Low back pain.

4
dibandingkan dengan critical value pada
a. Kriteria Inkulis table ini nilai r dengan taraf signifikasi 5%
 Fisioterapis yang bekerja di Klinik dan jumlah sampel yang ada. Apabila hasil
Fisioterapi wilayah Kecamatan perhitungan korelasi produk moment lebih
Kebayoran, Jakarta Selatan. besar dari critical value, maka instrument ini
 Klinik Fisioterapi yang dimaksud dinyatakan valid. Sebaliknya apabila skor
adalah Klinik milik Pribadi. item kurang dari critical value maka
 Klinik yang memiliki alat TENS dan sitrumen ini dinyatakan tidak valid.
Ultrasound Terapi yang masih di 2. Uji Reliabilitas
operasikan. Reliabilitas adalah suatu angka indeks
 Bersedia menjadi sample yang menunjukkan konsistensi suatu alat
b. Kriteria Ekskuli pengukur di dalam mengukur gejala yang
 Klinik Fisioterapi yang berada dibawah sama, untuk menghitung realibilitas
naungan sebuah Rumah Sakit dilakukan dengan menggunakan koefisien
 Klinik Fisioterapi yang memiliki Croanbach Alpha. Instrumen untuk
pekerja teknisi elektromedik. mengukur masing-masing variable
dikatakan reliabel jika memiliki Croanbach
Waktu dan Tempat Penelitian Alpha lebih besar dari 0,60.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
April 2019 di 7 Klinik Fisioterapi di wilayah Kesimpulan Awal
Kecamatan Kabayoran, Jakarta Selatan.
Sistem Pemeliharaan Alat TENS dan
Metode Pengolahan Data Ultrasound Terapi pada Klinik Fisioterapi di
Kuesioner yang telah diisi oleh wilayah Kecamatan Kebayoran, Jakarta Selatan
responden, kemudian akan diolah lebih lanjut tergolong baik.
untuk Pengolahan data. Setelah hasil kuisioner .
terkumpul kemudian data tersebut akan
dilakukan penyajian data statistik berupa tabel DAFTAR PUSTAKA
dan diagram statistik untuk menggambarkan 1. Johnson MI. Transcutaneous Electrical
karakteristik dari data penelitian, tabel statistika Nerve Stimulation Outcomes. Encycl
yang digunakan adalah tabel distribusi frekuensi
Pain. 2013;4006–11.
untuk kuantitatif. Penilaian untuk kuesioner:
- Kuesioner terdiri dari 40 Pertanyaan
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
- Jawaban “YA” bernilai 1
- Jawaban “TIDAK” bernilai 0 PERMENKES NO 9 TAHUN 2014.
2014. 561-565 p.
Metode Analisa Data
1. Uji Validitas 3. Sekretariat Kabinet RI Deputi Bidang
Uji validitas dimaksud untuk
mengetahui seberapa cermat suatu test atau Politik H dan K. PP Nomor 54 tahun
pengujian melakukan fungsi ukurannya. 2015
Tinggi rendahnya valdiitas suatu angket atau
kuisioer dihitung dengan menggunakan 4. Intania P. ANALISA
metode Pearson’s Product Moment
PEMELIHARAAN NEBULIZER
Correlation, yaitu menghitung korelasi
antara skor item pertanyaan dengan skor OLEH PENGGUNA. 2018;
total. Hasil perhitungan ini akan

5
5. S AK. Pengaruh Pola Pelaksanaan 13. Karami L. PERBANDINGAN
Pemeliharaan Dental Unit Terhadap COUPLING MEDIA ULTRASOUND
Ketahanan Dental Unit Di Rumah Sakit TERAPI MENGGUNAKAN LIDAH
Gigi Dan Mulut Universitas BUAA TERHADAP KELUARAN
Muhammadiyah Yogyakarta. INTENSITAS ULTRASOUND
TERAPI.
6. Komarasakti D. Analisis Biaya
Pemeliharaan Mesin Terhadap Kualitas 14. Draper DO. Facts and misfits in
Produksi Pada Pt. X. J Comput Bisnis ultrasound therapy: steps to improve your
[Internet]. 2008;2(1):52–9. Available treatment outcomes. Eur J Phys Rehabil
from: http://jurnal.stmik- Med [Internet]. 2014;50(2):209–16.
mi.ac.id/index.php/jcb/article/view/80 Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
7. Wangania EW, Pangemanan S,
4594854
Waworundeng W, Bina. PERAN BALAI
PELAKSANAAN JALAN NASIONAL 15. Chattanooga group. User Manual
XV MANADO DALAM INTELECT TRANSPORT
PEMELIHARAAN JALAN TAHUN ULTRASOUND.
2017. 2018;(1).
16. BTL. BTL-4000 Topline Ultrasound
8. Nabana MF. RANCANG BANGUN Therapy. :1–19.
TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL
17. Uniphy G. User Manual Pulson 200.
NERVE STIMULATION (TENS)
BERBASIS MIKROKONTROLLER 18. Promosi P, Diferensiasi DAN, Terhadap
ATMEGA 16. 2017; C, Masyarakat M, Muzakki M, Rumah P,
et al. Fenny Ekhomawaty FAKULTAS
9. Chattanooga. User Manual 2 CHANNEL
SYARI ’ AH. 2012;
ELECTROTHERAPY.

10. Sudono A. PROTOTYPE ALAT


ULTRASOUND TERAPI BERBASIS
MIKROKONTROLLER
ATMEGA8535. 2015;

11. Uniphy G. User Manual Duo 200.

12. Characteristics G. BTL-4000 Topline


Series. 2010;1–68.

Você também pode gostar