Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Penyelenggaran makanan di rumah sakit merupakan sistem pendukung dalam mempercepat
kesembuhan pasien dari penyakit. Sisa makanan pasien mencerminkan rendahnya daya terima
pasien terhadap makanan yang dapat meningkatkan risiko malnutrisi. Penting untuk mengetahui
faktor yang berpengaruh terhadap adanya sisa makanan pada piring pasien. Penelitian ini bertujuan
untuk menggali dan menganalisis secara kualitatif mengenai faktor yang memengaruhi pasien
rawat inap menyisakan makanan di rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang. Desain
penelitian adalah studi kualitatif menggunakan wawancara mendalam kepada pasien, yang
memiliki sisa makanan > 25% melalui observasi langsung sisa makanan dengan pendekatan
Comstock pada 6 pasien yang berusia 18-35 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
sisa makanan pasien dalam 3 kali waktu makan adalah 57%. Faktor yang dominan mempengaruhi
pasien menyisakan makanan meliputi faktor internal (kondisi klinis, kebiasaan makan, jenis
kelamin), faktor eksternal (rasa makanan, suhu makanan, tekstur, warna makanan, porsi dan
variasi bahan makanan), faktor lingkungan (makanan luar rumah sakit). Faktor internal, faktor
eksternal, dan faktor lingkungan secara langsung mempengaruhi persepsi pasien terhadap makanan
rumah sakit sehingga mendorong pasien untuk menyisakan makanan rumah sakit.
Kata kunci: sisa makanan, kualitatif, rumah sakit
Abstract
Food service management in a hospital is a support system in accelerating the patient’s recovery
from illness. Plate waste of the patient reflects low acceptance of a patient to food that may
increase malnutrition risk. It is important to identify the factors that affect the occurrence of plate
waste on patient food. This study aimed to explore and to analyze qualitatively about the factors
that affect inpatients’ plate waste in Universitas Muhammadiyah Malang hospital. This study was
a qualitative study using in-depth interviews to patients who had >25% plate waste through food
waste direct observation using Comstock approach in 6 patients aged 18-35 years. The results
show that the average patient's plate waste in 3 meal times was 57%. The dominant factors
affecting the patient plate waste include internal factors (clinical conditions, eating habits,
gender), external factors (food taste, food temperature, texture, food color, portion, and variety of
foodstuffs), and environmental factors (food from outside). Internal factors, external factors, and
environmental factors directly influence the patient's perception of hospital food, stimulating
patients to plate waste.
Keywords: plate waste, qualitative, hospital
51
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6
52 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 51 - 61
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6
Laksmi, dkk., Sisa Makanan Pasien Rawat Inap ... 53
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6
54 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 51 - 61
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6
Laksmi, dkk., Sisa Makanan Pasien Rawat Inap ... 55
Variasi Lauk Hewani Daging ayam olahan lauk hewani yang sering
(n=2) didapatkan pasien (R1)
Bosan makan ayam (R3)
Porsi Makanan (n=3) Porsi terlalu banyak (R3, R4, R5)
Makanan Tidak Sesuai Tidak suka Internal
Kesukaan/Preference (n=4) Makan sayur hijau (R1)
Makanan berkuah (R2)
Makanan berasa asin (R4)
Makanan bertekstur lembek (R5)
Perilaku Makan (n=3) Malas makan (R1)
Biasanya makan dalam porsi kecil (R4, R5)
Kondisi mual, muntah, dan Mual (R1, R2, R3, R6)
sakit (n=4) Muntah dan rasa sakit di ulu hati (R3)
Demam, perut kram (R6)
Gangguan Pengecapan Rasa pahit di mulut (R2, R3, R4)
(n=3)
Menstruasi (n=2) Nyeri di bagian perut (dismenorhea) (R1,
R4)
Makanan Luar Rumah Minum campuran air putih dan madu Lingkungan
Sakit (n=4) sebelum mengonsumsi makanan rumah sakit
(R2)
Makan ayam padang setelah jam makan
malam (R5)
Mengonsumsi sedikit roti sebelum
mengonsumsi makanan rumah sakit (R1, R6)
Pengaruh Orang Sekitar Perhatian dan motivasi dari teman atau
(n=2) keluarga (R4-R6)
Keterangan: R = Responden
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6
56 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 51 - 61
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6
Laksmi, dkk., Sisa Makanan Pasien Rawat Inap ... 57
makanan meliputi kesukaan atau prefe- nya malas makan ditandai dan setiap
rensi pasien, perilaku makan, kondisi sarapan hanya mengonsumsi roti dan susu,
mual, muntah dan sakit, gangguan penge- akhirnya mengalami penyesuaian diri me-
capan, dan sedang dalam masa mens- nyisakan makanan rumah sakit dan tetap
truasi. Seseorang dalam kondisi sakit mengonsumsi roti yang biasa dimakan. R5
secara klinis mengalami penurunan ke- yang tidak suka makanan lunak (nasi tim),
mampuan fungsional fisik yang secara R4 yang tidak menyukai makanan yang
akan memengaruhi jenis makanaan yang berasa asin, dan R2 yang tidak suka
diberikan rumah sakit. Seperti pada pene- sayuran yang berkuah akhirnya terdorong
litian ini, sebagian besar informan diberi- untuk tidak menghabiskan makanan yang
kan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein disediakan rumah sakit.
(TKTP) karena keseluruhan informan ter- Dari penelitian ditemukan perbeda-
diagnosa penyakit yang cenderung mem- an sisa makanan yang signifikan antara in-
butuhkan energi dan protein lebih tinggi forman laki-laki dan perempuan. Rata-rata
untuk memperbaiki jaringan tubuh dan sisa makanan 2 informan laki-laki 25%,
mencegah komplikasi. sedangkan rata-rata sisa makanan 4 infor-
Perubahan kondisi fisik sangat ber- man perempuan adalah 75,57%. Berdasar-
peran terhadap sisa makanan, karena ber- kan hasil penelitian perbedaan jenis
hubungan dengan keinginan dan kemam- kelamin tidak secara langsung memenga-
puan individu dalam mengonsumsi suatu ruhi tindakan pasien menyisakan makan-
makanan [12]. Kondisi fisik seperti kele- an. Namun ditemukan kondisi khusus
lahan, sakit kepala, depresi dapat menu- yang memengaruhi nafsu makan pasien
runkan nafsu makan pasien [13], ditambah perempuan. Jenis kelamin dapat menjadi
dengan pemberian obat-obatan dengan faktor yang memengaruhi pilihan terhadap
efek samping yang menimbulkan anorek- jenis makanan [15]. Kondisi khusus yang
sia, mual, muntah ataupun konstipasi, dialami perempuan tersebut adalah kon-
yang dapat memicu penurunan asupan disi menstruasi pada informan perempuan.
makan [14]. Hal ini sejalan dengan hasil Menstruasi menimbulkan gejala yang ber-
penelitian, informan yang mengalami ke- beda pada setiap wanita, namun yang
luhan mual, muntah, rasa nyeri di bagian paling umum dirasakan adalah sakit
perut dan gangguan indera pengecapan punggung, perut dan perubahan nafsu
menurunkan kemampuan dan minat infor- makan. Seperti pada R1 dan R4 yang
man untuk menghabiskan makanan. mengalami rasa nyeri di bagian perut
Kebiasaan makan merupakan suatu akhirnya memengaruhi penurunan mood
pola perilaku makan yang dibangun secara pasien untuk makan.
terus menerus baik dalam hal susunan
menu, cita rasa dan besar porsi makan. Relevansi Faktor Eksternal
Setiap individu mempunyai perilaku Dalam penelitian ini faktor eksternal
makan yang berbeda dan berciri khas. yang mendorong pasien menyisakan ma-
Ketika makanan yang disediakan tidak kanan adalah rasa makanan, tekstur ma-
sesuai dengan kebiasaan makan pasien, kanan, suhu makanan, warna makanan,
maka pasien membutuhkan waktu untuk variasi lauk hewani, dan porsi makanan.
menyesuaikan diri [14]. Faktor eksternal merupakan faktor yang
Perilaku makan seseorang tidak berasal dari luar pasien berkaitan dengan
akan mudah untuk diubah. Ketidaksesuai- kualitas sensoris makanan yang ber-
an makanan yang disajikan rumah sakit pengaruh terhadap daya terima pasien
dengan kebiasaan pasien akan dapat [16,17].
mengurangi asupan makan pasien [14]. Pada penelitian ini rasa makanan
Hal ini dapat dilihat pada R1 yang biasa- yang disoroti informan adalah penilaian
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6
58 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 51 - 61
pasien terhadap bumbu makanan, dan rasa seseorang. Ketika makanan terlalu dingin
hambar makanan. Rasa makanan meru- maka rasa makanan akan cenderung lebih
pakan karakteristik yang melibatkan in- hambar dan ketika makanan disajikan
dera pengecap (lidah) yang dapat dibagi pada kondisi panas maka kepekaan saraf
menjadi empat macam rasa utama yaitu: pengecapan tidak dapat menerima [14].
asin, manis, pahit, dan asam. Penilaian Penampilan makanan merupakan
kesukaan terhadap makanan dipengaruhi karakteristik penampakan makanan yang
oleh aroma, penampilan, konsistensi, dan diterima pancaindera penglihatan berupa
rasa makanan [18]. Penggunaan bumbu warna makanan, bentuk makanan, besar
pada makanan secara langsung menentu- porsi, dan cara penyajian yang dapat me-
kan ciri khas makanan, sehingga ber- mengaruhi persepsi dan selera makan se-
pengaruh pada cita rasa masakan. seorang [12]. Pada penelitian ini penam-
Penilaian kesesuaian rasa makanan pilan makanan yang disoroti informan
dengan selera pasien bersifat sangat adalah warna dan porsi makanan. Warna
subyektif. Pada penelitian ini 5 dari 6 in- makanan merupakan penilaian pertama
forman menilai rasa makanan rumah sakit yang diterima oleh indera penglihatan se-
tidak enak, karena makanan terasa ham- belum seseorang menyentuh makanan.
bar. Terdapat pula R1 yang menilai menu Kombinasi warna makanan yang menarik
lauk tahu gulung pada makan malam secara alamiah dapat meningkatkan cita
tanggal 2 September 2016 terasa aneh ka- rasa makanan [21].
rena memiliki tekstur yang kurang kering. Warna makanan yang tidak sesuai
R5 yang tidak menyukai makanan yang dapat menghilangkan selera makan secara
lembek akhirnya hanya mampu mengon- langsung karena dapat menimbulkan ke-
sumsi setengah porsi nasi tim yang di- san negatif terhadap suatu makanan,
sajikan. seperti pada penelitian ini terdapat 2 in-
Rasa makanan merupakan pendo- forman yang tidak menyukai warna ma-
rong utama bagi seseorang menyukai kanan yang disajikan, khususnya untuk
suatu makanan [18]. Informan yang me- menu sayuran dan lauk hewani. R4 dan
nilai rasa makanan tidak enak akan lebih R1 yang menilai warna kuah sayur yang
cenderung lebih banyak menyisakan ma- disajikan kurang bening dan kurang segar.
kanan. Kondisi sakit akan memengaruhi R1 menilai lauk hewani kurang matang
indera pengecap sehingga tidak dapat dengan hanya melihat warna menu lauk
merasakan cita rasa masakan secara sem- hewani Dendeng Gepuk Bakso Sapi untuk
purna, akibatnya selera makan akan makan siang pada tanggal 3 September
menurun. 2016 tampak mentah. Responden yang
Konsistensi atau tekstur makanan tidak menyukai suatu warna makanan
seperti lunak atau lembek, keras atau akan cenderung menyisakan makanan le-
kering, kenyal, krispi, berserat, dan halus bih banyak dibanding responden yang
memengaruhi sensitivitas indera penge- menyukai warna makanan.
capan. Pada makanan yang berkesan Porsi makanan merupakan takaran
“berat”, yang dicirikan dengan tekstur atau ukuran makanan yang disajikan.
yang nampak padat dan besar akan mem- Penilaian besar porsi makanan dipenga-
berikan persepsi mengenyangkan [19]. ruhi oleh kebiasaan makan masing-masing
Tekstur makanan memengaruhi kecepatan individu [12]. Seperti pada R3, R4 dan R5
mengunyah yang pada akhirnya berdam- menilai porsi makanan pokok, lauk he-
pak pada banyaknya makanan yang di- wani dan sayuran yang disajikan rumah
konsumsi [20]. Kesesuaian suhu makanan sakit kebanyakan karena biasanya infor-
memegang peranan penting dalam menen- man terbiasa makan dalam porsi kecil tapi
tukan cita rasa makanan dan selera makan sering. Porsi makanan yang disajikan
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6
Laksmi, dkk., Sisa Makanan Pasien Rawat Inap ... 59
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6
60 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 51 - 61
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6
Laksmi, dkk., Sisa Makanan Pasien Rawat Inap ... 61
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6