Você está na página 1de 5

ANALISIS PASAL 59 AYAT (1) DAN PASAL 59 AYAT (2) UU NO.

13 TAHUN
2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

LATAR BELAKANG
1. Kerancuan isi Pasal 59 ayat (1) dan ayat (2) UUK
2. Perbedaan penafsiran
3. Banyak yang berpendapat bahwa isi kedua pasal tersebut saling bertentangan
dan mereduksi.

PERMASALAHAN
Bagaimana menjembatani isi kedua Pasal tersebut ?

ANALISIS
1. Kata/kalimat kunci
Pasal 59 ayat (1) :
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan
tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai
dalam waktu tertentu, yaitu :
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu
lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

Pasal 59 ayat (2) :


Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.

Penjelasan Pasal 59 ayat (2) :


Yang dimaksud dengan pekerjaan yang bersifat tetap dalam ayat ini adalah
pekerjaan yang sifatnya terus menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi
waktu DAN merupakan bagian dari suatu proses produksi dalam satu
perusahaan atau pekerjaan yang bukan musiman.
Pekerjaan yang bukan musiman adalah pekerjaan yang tidak tergantung
cuaca atau suatu kondisi tertentu. Apabila pekerjaan itu merupakan pekerjaan
yang terus menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu, DAN
MERUPAKAN BAGIAN DARI SUATU PROSES PRODUKSI, tetapi
tergantung cuaca atau PEKERJAAN ITU DIBUTUHKAN KARENA ADANYA
SUATU KONDISI TERTENTU maka pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan
musiman yang TIDAK TERMASUK PEKERJAAN TETAP sehingga DAPAT
MENJADI OBYEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU.

KALIMAT TERAKHIR DARI PENJELASAN PASAL


59 AYAT (2) DI ATAS MERUPAKAN PENJELASAN
YANG SANGAT TERANG YANG MENEGASKAN
BAHWA PEKERJAAN YANG SIFATNYA CORE
BUSINEESS (BISNIS INTI) SANGAT MUNGKIN
UNTUK DIJADIKAN OBJEK PKWT, DENGAN SYARAT:
1. PEKERJAAN ITU MERUPAKAN PEKERJAAN
YANG TERGANTUNG CUACA ; ATAU
2. PEKERJAAN ITU DIBUTUHKAN KARENA
ADANYA SUATU KONDISI TERTENTU
HAL TERSEBUT DI ATAS TENTU SAJA DENGAN TETAP
MEMPERHATIKAN KETENTUAN PASAL 59 AYAT (1).
2. Definisi Penting
a. Pekerjaan yang bersifat tetap dalam ayat ini adalah pekerjaan yang sifatnya
terus menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu DAN merupakan
bagian dari suatu proses produksi dalam satu perusahaan atau pekerjaan
yang bukan musiman ;
b. Pekerjaan musiman adalah pekerjaan yang sifatnya terus menerus, tidak
terputus-putus, tidak dibatasi waktu, dan merupakan bagian dari suatu proses
produksi, tetapi tergantung cuaca atau pekerjaan itu dibutuhkan karena
adanya suatu kondisi tertentu.

3. Objek Perdebatan
a. Rumusan Pasal 59 ayat (2) beserta penjelasannya telah membuat rancu
ketentuan Pasal 59 ayat (1) yang sebenarnya sudah sangat jelas.
b. Pasal 59 ayat (1) sebenarnya telah menyebutkan secara jelas dan limitatif jenis
pekerjaan apa saja boleh di-PKWT (dengan frasa ‘hanya dapat’)
c. Pasal 59 ayat (1) tidak berbicara soal pekerjaan yang sifatnya core busineess
atau non-core busineess, artinya bahwa baik pekerjaan tersebut sifatnya core
maupun non-core, asalkan pekerjaan tersebut memenuhi kategori yang
disebutkan dalam huruf a sampai dengan d, maka dapat dikenakan PKWT.
Kesimpulan sementara :
PKWT boleh untuk pekerjaan yang :
1) Non-core ;
2) Core
Asalkan dapat masuk kategori huruf a sampai dengan d Pasal 59 ayat (1)
d. Pasal 59 ayat (2) kemudian mereduksi kandungan Pasal 59 ayat (2) di atas
dengan melarang diadakannya PKWT pada pekerjaan core busineess yang
sifatnya terus menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu dan
merupakan bagian dari suatu proses produksi (core busineess) (lihat rumusan
Penjelasannya).
Kesimpulan sementara :
PKWT boleh untuk pekerjaan yang :
1) Non-core ;
2) Core yang sifatnya tidak terus menerus, terputus-putus dan dibatasi waktu.
Asalkan dapat masuk kategori huruf a sampai dengan d Pasal 59 ayat (1)
e. Namun, Penjelasan Pasal 59 ayat (2) kembali membuat bingung dan rancu
dengan memunculkan definisi “atau pekerjaan yang bukan musiman”, yang
disitu disebut sebagai pekerjaan yang tidak tergantung cuaca atau suatu
kondisi tertentu. Dalam definisi itu tidak ada penegasan core atau non-core
Kesimpulan sementara :
PKWT boleh untuk pekerjaan yang :
1) Non-core yang bergantung cuaca atau karena suatu kondisi tertentu
2) Core yang sifatnya tidak terus menerus, terputus-putus dan dibatasi waktu
yang bergantung pada cuaca ;
3) Core yang sifatnya tidak terus menerus, terputus-putus dan dibatasi waktu
yang diadakan karena suatu kondisi tertentu
Asalkan dapat masuk kategori huruf a sampai dengan d Pasal 59 ayat (1)
f. Dari kesimpulan sementara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pasal 59
ayat (2) telah mereduksi isi Pasal 59 ayat (1) dengan memasukkan persyaratan
bergantung pada cuaca atau karena kondisi tertentu (core dan non-core) serta
bersifat tidak terus menerus, terputus-putus, dan dibatasi waktu (core).
g. Berdasarkan kesimpulan sementara di atas, maka apabila ada pekerjaan core
busineess yang sifatnya terus menerus, tidak terputus-putus dan tidak dibatasi
waktu, baik itu bergantung cuaca/kondisi tertentu maupun tidak, seharusnya
tidak boleh di PKWT ;
h. Namun, kalimat terakhir dari Penjelasan Pasal 59 ayat (2) memperluas
cakupan PKWT di atas, dengan menyebutkan bahwa pekerjaan core busineess
yang terus menerus, tidak terputus-putus dan tidak dibatasi waktu, tetapi
tergantung cuaca atau dibutuhkan karena adanya suatu kondisi tertentu dapat
menjadi objek PKWT.
i. Kalimat terakhir tersebut secara tidak langsung telah mengakhiri perdebatan
dengan menegaskan bahwa
PKWT boleh untuk pekerjaan yang :
1) Non-core yang bergantung cuaca atau karena suatu kondisi tertentu
2) Core yang bergantung pada cuaca ;
3) Core yang diadakan karena suatu kondisi tertentu.
j. Dari kesimpulan sementara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya
“kunci” untuk mende
k. finisikan pekerjaan tetap adalah pada apakah pekerjaan tersebut bergantung
pada cuaca atau kondisi tertentu atau tidak, bukan pada apakah pekerjaan
tersebut core busineess atau non-core.
l. Kesimpulan akhir :
PKWT hanya dapat diadakan pada pekerjaan :
1) Core dan non-core ;
2) Tergantung cuaca atau dibutuhkan karena adanya suatu kondisi
tertentu ; dan
3) Memenuhi kategori huruf a sampai dengan d Pasal 59 ayat (1)

Você também pode gostar