Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
METODOLOGI PENELITIAN
1. Alat
Alat-alat yang digunakan yaitu oven pengering dengan pemanas listrik, desikator,
neraca analitik, penangas air, gegep, spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer double beam,
kuvet, termometer, pipa kapiler, piknometer, pinset, hot plate, agitator, inkubator, gelas piala,
kertas saring Whatman No.41, corong gelas, pompa vakum, buret, erlenmeyer, labu takar, pipet
tetes, pipet mohr dengan berbagai ukuran.
2. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu lima sampel minyak sawit kasar (crude palm oil/CPO)
yang berasal dari PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Banten, PTPN XIII Kalimantan
Barat dari Perkebunan Gunung Meliau dan Perkebunan Ngabang, PT. Wilmar Internasional
Riau, dan PT. Sinar Meadow Internasional Jakarta. Bahan-bahan yang digunakan untuk
analisis yaitu air destilata, heksana, NaOH, kaliumhidrogenftalat (KHP), indikator fenolftalin,
etanol, asam asetat glasial, KI, Na2S2O3, K2Cr2O7, HCl, indikator kanji, dan iso-oktana.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu (1) analisis mutu CPO, (2) fraksinasi CPO,
dan (3) analisis fraksi olein dan stearin yang dihasilkan. Garis besar tahap penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 2.
Fraksinasi
Olein Stearin
2. Fraksinasi CPO
Fraksinasi CPO dilakukan untuk memperoleh fraksi olein dan stearin. Fraksinasi
dilakukan pada sampel CPO yang telah dianalisis. Sampel CPO C dan D tidak difraksinasi.
Sampel CPO C memiliki kualitas yang kurang baik berupa kadar kotoran yang tinggi
sedangkan sampel CPO D tidak mencukupi untuk difraksinasi karena jumlahnya terbatas.
Sebagai ganti sampel CPO C dipilih minyak sawit merah (SawitA). Fraksinasi dilakukan
dengan mengikuti prinsip kristalisasi dan separasi. Pada awalnya belum diketahui kondisi pasti
yang akan digunakan dalam tahap fraksinasi ini. Kemudian dicobakan tiga metode yaitu proses
I, II, dan III. Ketiga metode ini menerapkan prinsip kristalisasi dan separasi.
Proses I dilakukan dengan mula-mula memanaskan sampel CPO sampai suhu 70 °C
sambil diaduk menggunakan agitator. Kemudian suhu CPO diturunkan hingga 15 °C lalu
dilakukan separasi dengan kain saring. Proses II dilakukan dengan memanaskan CPO hingga
suhu 50 °C kemudian dimasukkan ke dalam pendingin bersuhu 20 °C selama 6 jam. Setelah itu
sampel CPO dibiarkan semalaman dalam suhu ruang, lalu diseparasi menggunakan penyaring
vakum. Sedangkan Proses III dilakukan dengan memvariasikan waktu kristalisasi yaitu selama
13
16, 24, dan 48 jam. Sampel CPO mula-mula dipanaskan hingga suhu 50 °C kemudian
dilakukan penurunan suhu dengan laju 5 °C/30 menit hingga suhu CPO mencapai 15 °C.
Setelah itu sampel CPO disimpan pada suhu 12 °C dengan waktu penyimpanan 16, 24, dan 48
jam. Kemudian dilakukan separasi dengan penyaring vakum. Dari ketiga proses fraksinasi
yang dicobakan tersebut, dipilih proses fraksinasi yang menghasilkan fraksi olein dan stearin
dengan karakteristik yang paling baik. Kondisi proses fraksinasi yang dikontrol meliputi suhu
kristalisasi, waktu kristalisasi, agitasi, dan separasi.
C. METODE ANALISIS
Keterangan :
W = Berat sampel sebelum dikeringkan (g)
W1 = Berat sampel + cawan kering kosong (g)
W2 = Berat cawan kosong (g).
Keterangan :
W = berat sampel (g)
14
W1 = berat alat penyaring setelah dikeringkan (g)
W2 = berat alat penyaring kering (g)
Keterangan :
V = volume larutan NaOH 0.1 N yang digunakan (ml)
N = normalitas larutan NaOH yang digunakan
W = berat sampel uji (g)
25.6 = konstanta untuk menghitung kadar asam lemak bebas sebagai asam palmitat.
(5)
Bilangan iod =
)
Keterangan :
N = normalitas larutan tiosulfat 0.1 N
V2 = volume natrium tiosulfat yang digunakan pada penetapan blanko (ml)
V1 = volume natrium tiosulfat yang digunakan pada penetapan sampel (ml)
W = berat sampel uji (g)
12.69 = konstanta untuk menghitung bilangan iod.
15
nilainya lebih dari 0.700. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 446 nm. Kadar
karotenoid dihitung dengan persamaan (4).
Keterangan:
W = Bobot sampel yang dianalisis (g)
As = Absorbansi sampel
Ab = Absorbansi blanko
(7)
DOBI =
Keterangan ;
Ab = Absorbansi blanko
As = Absorbansi sampel
8. Recovery Karotenoid
Recovery karotenoid adalah total karotenoid CPO yang dapat diperoleh kembali setelah
proses fraksinasi. Recovery karotenoid dapat dihitung dengan persamaan (8).
16