Você está na página 1de 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

TN. D DENGAN DIAGNOSA GLAUKOMA


DI POLIKLINIK MATA RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI

Diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah III

Disusun oleh :
Ai Saroh : 312018034
Elis Nuraeni : 312018028
Erna Yulianti : 312018002
Gina Hafizah : 312018055
Irawati Gandara : 312018046
Lina Marlina : 312018067
Muhamad Al Ghani S : 312018013
Wendy Sujana : 312018001

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG


PRODI SARJANA KEPERAWATAN
2019
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR GLAUKOMA
1. Definisi Glaukoma
a. Menurut Christine Hancock : Glaucoma adalah keadaan meningkatnya tekanan
intra okuler dalam stadium akut, rasa nyeri yang sangat hebat
b. Menurut Marlynn E. Donges : Glaukoma adalah suatu keadaan akibat dari tidak
adekuatnya drainage aqueus humus dan bilik anterior mata. Peningkatan
tekanan intra okuler menyebabkan atropi saraf optic dan kebutaan bila tidak
teratasi
c. Menurut Ibrahim Cristiana : Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan
intra okuler meningkat disertai dengan gangguan lapang pandang dan atropi
pada pupil saraf optik.
2. Anatomi Fisiologi
Pada umunya mata dilukiskan sebagai bola, tetapi sebenarnya lonjong dan
bukan bulat. Bola mata mempunyai garis Tengah kurang 2,5 cm.
Lapisan mata terdiri dari :
a. Lapisan luar, fibris
b. Lapisan Tengah, lapisan saraf
c. Lapisan dalam, lapisan saraf
Bagian-bagian dari mata adalah :
a. Sklera adalah pembungkus yang kuat dan fibris seklera yang membentuk putih
mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membrane yag
bening yaitu kornea.
b. Khoroid adalah lapisan Tengah berisi pembuluh darah yang merupakan ranting-
ranting arteria optal iris, cabang dari arteria koronaria interna. Lapisan vaskuler
ini membentuk iris yang berlubang di tengahnya disebut pupil.
c. Retina adalah lapisan saraf pada mata yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut
yaitu sel-sel saraf batang-batang dan kerucut.
d. Aqiucus humor adalah cairan yang erasal dari badan siliasi dan diserap kembali
ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang
dikenal debagai saluran schelm
e. Lensa adalah sebuah benda transparan biconvex (cembung depan Belakang)
yang terdiri dari beberapa lapisan. Lensa terletak persis dibelakang iris.
f. Pitreus humor adalah cairan penuh albumin berwarna keputih-putihan seperti
agar-agar yang berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata.
g. Kornea adalah bagian depan mata yang transparan, kornea berfungsi
penerimaan dan pembiasaan cahaya.
h. Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput
khoroid
i. Konjungtiva adalah selaput lender yang mengisi dalam kelopak mata serta
menutup bagian depan sclera
3. Etiologi Glaukoma
a. Infeksi
b. Hypermetropi
c. Katarak
d. Herediter
e. trauma
f. Post operasi
4. Patofisiologi Glaukoma
Secara normal pitreus humor/isi dari bola mata tekanan kurang dari 21 mmhHg,
hal ini terjadi karena ada penyebab lain yang dapat menyebabkan tekanan intra
okuler meningkat, misalnya trauma. Dengan adanya trauma tersebut dapat terjadi
adanya kekaburan penglihatan sehingga ketajaman penglihatan kabur dan kepala
sedikit sakit di sebelah mata yang bersangkutan.
Bila terjadi peningkatan tekanan intra okuler maka akan terjadi penekanan pada
bola mata maka akan terjadi penonjolan bola mata sehingga terjadi kelopak mata
bengkak maka terjadi infeksi di dalam bola mata dan akan meningkatkan tekanan
bola mata tinggi. Terjadinya penumpukan cairan degenerasi dan dilatasi pada srabut
menyebabkan cahaya terhambar maka penglihatan akan terganggu.
5. Dampak Glaukoma Terhadap Sistem Tubuh Lain
Dampak dari glaucoma adalah dapat menimbulkan sakit kepala yang berat dan
juga dapat menimbulkan mual muntah.
6. Manajemen Umum /Pengobatan
a. Perawatan yang diberikan yaitu pre dan post operasi karena pengobatan
glaucoma adalah operasi.
1) Glaukoma akut :
a) Dilakukan pemeriksaan mata antara lain : pemeriksaan ketajaman
penglihatan, tekanan bola mata, lapang pandang, tonografi dan pemeriksaan
ginloskopi
b) Pemeriksaan laboratorium antara lain : darah lengkap, urine lengkap
c) Thorax foto
d) Pemeriksaan oleh dokter penyakit dalam, pemeriksaan EKG dan spirometri
e) Pemeriksaan dokter anastesi
f) Sore hari dilakukan : cuci rambut, bulu mata dicukur, membesihkan sekitar
mata yang akan dioperasi dengan kapas basah dan steril tutup dengan kasa
kering steril dan verban
g) Jam 24 mulai puasa
h) Pagi pukul 04.00 diberikan huknah rendah, glycerin per rectal kemudian
dilakukan pengukuran tekanan bola mata, bila tekanan bola mata masih
tinggi laporkan kepada dokter, biasanya diberi infuse manitol 20% 60
tetes/menit 2 jam sebelum operasi.
i) Mata dibersihkan lagi dengan kapas basah steril dan ditutup dengan kapas
kering steril
j) Memeriksa keadaan umum dan dikirim ke kamar operasi
2) Glaukoma Kronis :
Perbedaan hanya pemeriksaan mata dan laboratorium di Poliklinik dan sebelum
diberikan pengobatan seperti :
a) Pilo karpin
b) Gliserin per oral
c) Diamex tablet
d) Perawatan post operasi pada pasien glaucoma :
e) Memperhatikan keadaan umum : nadi, pernafasan, tekanan darah dan suhu
f) Klien bedrest ttotal
g) Memberikan bantal pasir pada kiri dan kanan kepla
h) Memberikan dop pada mata yang dioperasi
i) Memebrikan obat dengan instruksi dokter
j) Post operasi pertama mata dibuka dioleskan obat anti biotic salep mata 1%
k) Bila komplikasi tidak ada boleh miring kearah mata yang sehat
l) Hari ke-dua bila mata tidak ada komplikasi boleh duduk, hari ke-tiga jalan,
hari ke-empat atau ke-lima boleh pulang dengan catatan 1 mingu kemudian
kembali control ke Rumah sakit
b. Pengobatan
1) Galukoma akut
Harus segera di kirim ke Rumah sakit karena memerlukan tindakan operatif
segera, sebagai tindakan pertolongan pertma dapa diberikan tetes pilokarpin dan
tablet diamex
2) Glaukoma kronik
Mengingat bahwa penderita glukoma kronis sulit ditemukan atau kalau
ditemukan sering pada stadium lanjut, sebaiknya dilakukan pemeriksaan sering
pada stadium lanjut, sebaiknya dilakukan pemeriksaan rutin tekanan bola mata pada
orang diatas umur 40 tahun atau anametis mempunyai keluarga yang menderita
glaucoma.
7. Komplikasi
Komplikasi yang timbul setelah operasi adalah :
a. Hipemia
b. COA dangkal
c. Infeksi
d. TIO meninggi
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan untuk mengukur keadaan klien
dan keluarga dengan memakai patokan norma-norma kesehatan pribadi maupun
social system integritas dan kesanggupan keluarga menjadi sistematis (S.G. Bailun
dan Maglaya, tahun 1989-20).
2. Analisa Data
Adalah sekumpulan data yang digunakan untuk menentukan masalah yang klien
derita yang diambil dari data-data berupa pengkajian, pemeriksaan fisik, observasi,
dokumentasi.
Tahapan pengkajian :
a. Pengumpulan data
b. Analisa data
c. Pengumpulan masalah
d. Menentukan prioritas masalah
3. Perencanaan
Rencana perawatan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat
untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan masalah
keperwatan yang telah diidentifikasi
4. Implementasi
Merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan yangtelah diterapkan
bersama keluarga/klien
Adapun implentasi yangtelah dilakukan :
a. Untuk implementasi rasa nyeri
1) Klien diistirahatkan
2) Beri posisi tidur yang menyenangkan
3) Kolaborasikan dalam pemberian obat untuk mengatasi nyeri
b. Untuk mengatasi perasaan cemas
1) Istirahatkan klien
2) Berikan penyuluhan tentang adanya perubahan fisik
3) Beri support
c. Untuk meningkatkan konsep diri
1) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan pendapat
2) Laksanakan pendekatan pada klien dengan keluarga
3) Beri kesempatan bergaul denganklien lain
d. Untuk mengatasi gangguan peran dan fungsi dilakukan
1) Alihkan peran sesuai dengan kemampuan klien
2) Letakkan barang pada tempat yang mudah dijangkau klien dalam tempat
yang sama
3) Ajarkan klien untuk mandiri
e. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan
1) Ciptakan lingkungan yang aman
2) Kenalkan keadaan lingkungan
3) Bila perlu temani klien
f. Potensial kurangnya pemnehukan kebutuhan nutrisi
1) Sajikan makanan dalam keadan hangat dengan porsi sedikit tapi sering
2) Beri makanan yang tidak menimbulkan mual
5. Evaluasi
Adalah tahap yang menentukan apakah tujuan telah tercapai, samapai manakah
tujuan tersebut tercapai. Evaluasi selalu berkaitn dengan tujuan bagaimana tujuan
dinyatakan akan menentukan masalah atau sulitnya mengadakan evaluasi
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Biodata Klien
Nama : Tn.D
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : TNI-AD
Kesatuan : Domatzi Zidam III/Siliwangi
Status : Kawin
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Bumi Asri Mekar Rahayu
Diagnosa Medis : Glaukoma Sekunder
No. Register : 86.57.24
Tgl. Dikaji : 08-10-2001 Jam : 10.00 wib
b. Penaggung jawab :
Nama : Tn. T
Umur : 37 tahun
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jakarta
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Pasien mengeluh penglihatan kabur
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Sejak 2 hari SMP mata, klien mengeluh penglihatan kabur, buram melihat
benda seperti bayangan, seperti ada yang menghalangi berupa darah dan agak
perih serta sedikit pusing mata terasa nyaman apabila klien istirahat dan
terganggu apabila terkena cahaya terang.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Klien mengatakan pada tahun 1991 mata klien terkena pecahan batu, tiga
hari kemudian mat terasa merah bengkak dan nyeri. Klien dirujuk ke Rumah
Sakit Dustira dan dari Dustira dirujuk ke Cicendo dan dari Cicendo di rujuk ke
Rumah Sakit Gatot Subroto Jakarta dengan hasil/diagnosa glaucoma akut
sehingga menyebabkan kebutaan. Pada tahun 1993 klien dirawat di Rumah
Sakit Dustira dengan Hipertensi selama 1 minggu.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit yang sama dengannya serta tidak ada yang menderita penyakit
menahun.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Pasien nampak murung
b. Kesadaran : CM Nilai GCS : 15
c. TTV
TD :130/110 mmHg
N : 92 x/menit
R : 20 x/menit
S : 360c
d. Pemeriksaan Fisik Persistem
1) Sistem Integumen :
Warna kulit sawo matang, Tekstur kulit teraba ,embut dan halus, Suhu tubuh
teraba hangat, turgor kulit baik dapat kembali dalam satu detik.
2) Sistem Penglihatan :
Bentuk dan ukuran mata simetris antara lain kiri dan kanan, mata kiri
mengalami kebutaan, konjungtiva terlihat hipermi, tidak ada nyeri tekan,
penglihatan kabur, buram seperti terhalang oleh darah, mata kanan terdapat
reflek terhadap cahaya dan pada tes penglihatan sampai menghitung jari dengan
visus 1/60 (hanya dapat melihat pada jarak 1 m yang seharusnya dilihat pada
jarak 60 cm. Terdapat penekanan pada mata kiri dan terlihat menonjol pada
mata kanan kehilangan lapang pandang.
3) Sistem Pendengaran
Bentuk dan ukuran simetris antara kanan dan kiri, posisi pinna sejajar
dengan sudut mata, fungsi pendengaran dapat mendengar pembicaraan dengan
baik.
4) Sistem Pencernaan
Letak bibir simetris atas dan bawah, bibir lembab dan kemerahan, mukosa
mulut lembab dan tidak terdapat lesi, lidah berwarna merah muda, terletak
simetris dan dapat digerakkan ke segala arah, gigi berwarna putih, terlihat
bersih, berjumlah 22 buah, tidak terdapat caries. Bentuk datar, lembut, tidak
teraba hepar, tidak teraba nyeri tekan.
5) Sistem Pernapasan
Hidung berbentuk simetris, terlihat kokoh, terdapt pernafasan cuping
hidung, pernafasan normal, bentuk dan ukuran trachea simetris, terletak di
Tengah, ada berbentuk simetris, tidak terdapat retraks, paru-paru suara
vasikuler, expansi paru simetris, ronchi (-), wheezing (-).
6) Sistem Kardiovaskuler
Leher tidak terdapt vena jugularis yang meningkat, KGB tidak teraba
membesar, bunyi jantung murni regular S1 dan S2 dengan HR : 92x/menit
7) Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas
ROM : mampu flexi, extensi, abdukasi dan rotasi, dapat melakukan aktivitas
seperti biasa dengan kekuatan +5
Ektrimitas bawah
ROM : mampu flexi, extensi, abdukasi dan rotasi, kekuatan kedua kaki dapat
digerakkan dengan kekuatan +5
8) Sistem Persyarafan :
N II : Klien tidak mampu membaca huruf di papan snelen, hanya
mampu menghitung jari pada jarak 1 meter, visus 1/60, klien dapat
membedakana warna.
N III, N IV: Mata kanan pupil reflek terhadap cahaya (+), gerakan bola
mata bebas
NV : Fungsi sensorik, mampu merasakan rangsangan pada wajah
saat kapas disentuhkan.
4. Pola Aktivitas Sehari – hari
a. Pola Nutrisi
Makan : Frekuensi 3x sehari dengan jenis makanan nasi, lauk-pauk,
sayur dan buah, jumlah 1 porsi habis
Minum : Frekuensi 8 gelas/hari dengan jenis air putih, teh manis,
jumlah 1.500-2.000 cc/hari
b. Pola Eliminasi
BAB : Frekuensi 1x/hari dengan konsistensi lembek, warna
kekuningan dan berbau khas
BAK : Frekuensi 5 – 6 x/hari
c. Pola Istirahat dan Tidur
Malam : Pada malam hari klien hanya tidur 5-6 jam yaitu dari jam
22.000 s.d 04.00 wib tidur klien nyenyak
Siang : Siang hari klien kadang-kadang tidur + 1 jam/hari dengan
nyenyak
d. Pola Personal Hygiene
Mandi : Frekuensi 2x/hari dengan memakai sabun mandi, gosok gigi
Keramas : Dilakukan 3x/minggu
Ganti baju : Dilakukan 2x/hari
e. Pola Aktivitas
Aktivitas klien saat ini hanya dapat tinggal dan istirahat di dalam Rumah,
karena penglihatan yang kabur dan buram, dalam aktivitas dibantu.
5. Aspek Sosial
a. Gaya Komunikasi
Dalam menjawab setiap pertanyaan klien menggunakan bahasa verbal dan non
verbal, klien cukup terbuka dalam mengungkapkan perasaannya serta menerima
masukan dari orang lain
b. Pola Interaksi
Klien mampu menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan orang-orang
yang ada disekitarnya.
6. Aspek Spiritual
Klien adalah seorang penganut agama Islam yang berusaha untuk menjalankan
ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, selama klien sakit klien
berusaha shalat 5 waktu.
7. Data Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
8. Therapy
a. Pilokarpin 2-4% 1 tetes tiap lima menit untuk 1 jam pertama disusul dengan 1
tetes tiap jam samapai 6 jam
b. Gliserin 50% 1-1/2 grm/kg berat badan
c. CTM
d. Kontrol
9. Analisa Data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds : Trauma mekanik Gangguan
 Klien mengatakan ↓ sensorik
penglihatan kabur Cedera pada mata penglihatan
dengan melihat seperti ↓
ada yang menghalangi Terjadi proses peradangan
berupa darah ↓
Do : Fungsi laesa pada mata
 Pemeriksaan visus ↓
dengan hasil 1/60 Penglihatan terganggu
 Aktivitas klien dibantu
 Kehilangan lapang
pandang

2 Do : Berkurangnya ketajaman Resiko Jatuh


 Klien mengeluh penglihatan
mengatakan penglihatan ↓
kabur, buram Ketidakmampuan klien
 Klien mengatakan mengenal lingkungan
melihat benda seperti ↓
bayangan Resiko Jatuh
 Klien mengeluh sedikit
pusing
Ds :
 Pemeriksaan visus
3 dengan hasil 1/60
 Aktivitas klien dibantu

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan sensori : penglihatan berhubungan dengan trauma mekanik ditandai
dengan penglihatan kabur, lapang pandang (-), hasil visus 1/60
2. Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan ditandai
dengan aktivitas klien dibantu, penglihatan kabur dan buram.
C. INTERVENSI
NO. Dx. KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan sensori : Gangguan sensori :  Dorong klien untuk  Sementara intervensi dini
penglihatan berhubungan penglihatan teratasi dengan mengekspresikan perasaan mencegah kebutaan, klien
dengan trauma mekanik criteria : tentang kemungkinan menghadapi kemungkinan atau
ditandai dengan : 1. Jangka pendek (5 menit) kehilangan penglihatan mengalami kehilangan
Ds : Segera setelah tindakan pemglihatan sebagian atau total
 Klien mengatakan klien dapat berpartisipasi meskipun kehilangan penglihatan
penglihatan kabur dalam program telah terjadi tidak dapat diperbaiki
dengan melihat seperti pengobatan kehilangan lanjut dapat dicegah
ada yang menghalangi 2. Jangka pendek  Mengontrol TTV, mencegah
berupa darah Setelah 2 hari pada saat  Tunjukkan pemberian tetes kehilangan penglihatan lanjut
Do : klien control dapat mata contoh menghitung
 Pemeriksaan visus mempertahankan lapang tetesan, mengikuti jadwal
dengan hasil 1/60 pandang ketajaman tidak salah dosis  Dapat membantu mempecepat
 Aktivitas klien dibantu penglihatan tanpa  Kolaborasikan untuk penyembuhan trauma mekanik
 Kehilangan lapang kehilangan lebih lanju pemberian obat sesuai pada mata
pandang indikasi  lanjut/komplikasi lain seperti
robek retina
2 Potensial terjadinya Potensial terjadinya  Tekankan pentingnya  Bantuan yang diberikan
kecelakaan berhubungan kecelakaan teratasi dengan pemeriksaan rutin merupakan salah satu cara
dengan penurunan criteria :  Nasehatkan klien untuk pencegahan terjadinya kecelakaan
ketajaman penglihatan yang Jangka pendek (10 menit) melaporkan dengan segera  Melatih klien untuk mandiri tanpa
ditandai dengan : segera setelah tindakan nyeri mata hebat inflamasi, adanya bahaya kecelakaan
Do :  Klien dapat mengetahui peningkatan potofobia,
 Klien mengeluh benda dengan jelas meningkatnya lakrimasi,
mengatakan penglihatan  Pusing berkurang perubahan lapang pandang
kabur, buram Jangka panjang 2 x 24 jam meningkat, kabur kilatan
cahaya
 Klien mengatakan Klien dapat melihat dengan
melihat benda seperti jelas  Anjurkan kepada keluarga
bayangan klien agar selalu
 Klien mengeluh sedikit mendampingi dalam setiap
pusing melakukan aktivitas
Ds :  Anjurkan kepada klien agar
 Pemeriksaan visus berhati-hati dalam
dengan hasil 1/60 melakukan aktivitas dan
 Aktivitas klien dibantu jangan lupa minta diawasi.
D. PEMBAHASAN
Selama melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Tn.D terdapat
kesenjangan yang ditemukan antara teori-teori yang terdapat pada bab I dan
realisasi yang disajikan pada Bab II.
Asuhan keperawatan terdiri dari 4 pokok yaitu : pengkajian, implementasi dan
pengevaluasian yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan keluarga dalam aspek
bio sosio spiritual.
1. Tahap Pengkajian
Hasil pengkajian dan analisa data yang dilakukan penulis ditemukan beberapa
diagnosa keperawatan. Pada masalah kesehatan dengan glaucoma yaitu : gangguan
sensori penglihatan berhubungan dengan trauma mekanik, gangguan rasa nyaman
cemas berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan dan kurangnya
pengetahuan tentang penaykitnya, potensial terjadi kecelakaan berhubungan
dengan penurunan ketajaman penglihatan.
Pada tahap ini penulis sedikit mendapat hambatan dalam mengenai masalah karena
klien tidak menyadari adanya permasalahan, pemecahannya, menjelaskan dan
menerangkan semua permasalahan yang mulanya tidak disadari oleh klien. Faktor
klien sangat mendukung hal di atas karena mau menerima dan mau diajak bekerja
sama selama menggali, menggali dan mau menerima serta memecahkan masalah.
2. Tahap Perencanaan
Berdasarkan teori rencana keperawatan klien, bahwa dasar atau acuan yang
digunakan untuk memudahkan atau meringkankan permasalahan yang dihadapi
yang didalamnya terdapat langkah-langkah : menentukan sasaran, perumusan
tujuan, intervensi keperawatan dan evaluasi pada tahap ini penulis tidak
menentukan hambatan karena klien terbuka untuk dapat bekerja sama dank lien
memberikan respon yang baik terhadap rencana-rencana tindakan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan glaucoma
melalui pendekatan proses keperawatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Glaucoma merupakan suatu kelainan pada mata yang dapat menimbulkan
kebutaan dengan pemberian asuhan keperawatan sedikitnya dapat menurunkan
potensial terjadinya kebutaan.
2. Asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian, perencanaan dan
memberikan tindakan keperawatan kemudian di evaluasi
3. Setiap tindakan yang dilakukan di dokumentasikan dalam bentuk asuhan
keperawatan
B. SARAN
1. Untuk Klien
Klien dan keluarga harus tetap mempertahankan cara perawatan terhadap
glaucoma seperti istirahat yang cukup (bedrest), menggunakan obat secara teratur
sesuai dosis, mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang banyak mengandung
vitamin A dan sebagainya.
2. Untuk Perawat
Mutu dan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan agar lebih
ditingkatkan dengan meninjau kembali teori mengenai penyakit glaukoma
3. Untuk Pendidikan
Bimbingan terhadap mahasiswa agar dipertahankan dan ditingkatkan sehingga
menghasilkan lulusan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenito, 1999, Rencana Asuhan Keeprawatan dan Dokumentasi
Kepearwatan, Jakarta, EGC.
2. C. Long, Barbara, 1996 Perawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC.
3. Hancock Christine, 1996, Kamus Keperawatan, Jakarta, EGC.
4. Pearce, Evelyn, 1979, Antomi dan Fisiologi Untuk Para Medis, Jakarta :
Gramedia Pustaka Umum.
5. Yeti Suryati, Amk., 2002, Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Penglihatan.
6. Perawatan VA, Mata dan THT.

Você também pode gostar

  • BAB II Islamphobia
    BAB II Islamphobia
    Documento10 páginas
    BAB II Islamphobia
    lina marlina
    Ainda não há avaliações
  • Irham Zakiyyan
    Irham Zakiyyan
    Documento4 páginas
    Irham Zakiyyan
    lina marlina
    Ainda não há avaliações
  • BAB II Islamphobia
    BAB II Islamphobia
    Documento10 páginas
    BAB II Islamphobia
    lina marlina
    Ainda não há avaliações
  • SAP Irham
    SAP Irham
    Documento6 páginas
    SAP Irham
    lina marlina
    Ainda não há avaliações
  • Printt 2
    Printt 2
    Documento2 páginas
    Printt 2
    lina marlina
    Ainda não há avaliações
  • Lina M
    Lina M
    Documento4 páginas
    Lina M
    lina marlina
    Ainda não há avaliações
  • XZXXXX
    XZXXXX
    Documento7 páginas
    XZXXXX
    lina marlina
    Ainda não há avaliações
  • Pathway SLE
    Pathway SLE
    Documento1 página
    Pathway SLE
    lina marlina
    Ainda não há avaliações