Você está na página 1de 13

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak
mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet
adalah lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih
praktis dibanding sediaan lain (Lachman dkk., 1994). Ada beberapa macam tablet
berdasarkan proses pengerjaannya, yaitu : Tablet dengan Proses Granulasi Basah (Wet
Granulation), Tablet dengan proses Granulasi Kering (Dry Granulation), dan juga dengan
Direct Compress (Kempa Langsung). Seluruh macam tablet tersebut memiliki
karakteristik tersendiri. Dan juga memiliki syarat-syarat tersendiri dalam pembuatannya.
Tablet adalah suatu sediaan padat baik yang mengandung maupun tidak
mengandung bahan-bahan tambahan seperti lubricant, disintegrant, diluents atau zat
pengisi, dan zat-zat tambahan yang lainnya. Tablet merupakan sediaan yang paling
diminati karena mudah untuk dikonsumsi dan mudah dalam pengemasan serta
penyimpananya. Tablet juga merupakan sediaan yang dapat diproduksi langsung dalam
jumlah besar. Oleh karena itu tablet sangat banyak di konsumsi. Bahan-bahan obat lebih
banyak yang dibuat dalam bentuk tablet. Namun, selain keunggulan tablet tersebut,
adapula kekurangan tablet yang lainnya, seperti proses absorbsinya yang lama dalam
tubuh dibandingkan dengan sediaan obat yang lainnya. Namun walaupun demikian tablet
masih tetap menjadi sediaan yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi.
Dalam pembuatan tablet, berbagai bahan dapat digunakan. Tergantung dari
formulasi tablet yang diinginkan. Dalam hal ini, kita berbicara tentang tablet yang disalut,
salah satunya adalah tablet salut lapis tipis. Tablet salut lapis tipis/tablet salut selaput
(film-coated tablet) merupakan tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau
tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna
(Depkes RI, 1979). Tablet ini memiliki karakteristik tertentu yang mengharuskan tablet
tersebut harus di salut. Berbagai syarat bahan yang dibutuhkan untuk dilakukan
penyalutan, berbagai alasan mengapa suatu tablet harus dilakukan penyalutan,. Ada
beberapa macam tablet salut dan begitu pula berbagai teknik-teknik penyalutan pada
tablet salut lapis tipis akan dibahas dalam makalah ini.

II. Rumusan Masalah


1. Apa itu tablet salut lapis tipis (film coated)?
2. Apa sajakah keuntungan tablet salut lapis tipis (film coated)?
3. Bahan bahan apakah yang digunakan untuk penyalutan tablet salut lapis tipis?
4. Peralatan apa sajakah yang digunakan untuk penyalutan?
5. Metode apa sajakah yang digunakan untuk pembuatan tablet salut lapis tipis?

III. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi tablet salut lapis tipis (film coated).
2. Mengetahui keuntungan pembuatan tablet salut lapis tipis (film coated).
3. mengetahui dan memahami peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
penyalutan tablet lapis tipis (film coated).
4. mengetahui dan memahami metode yang digunakan dalam proses pembuatan tablet
lapis tipis (film coated).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tablet Salut Lapis Tipis


Tablet salut (coated tablet) adalah bentuk sediaan obat dimana tablet disalut
/diselubungi menggunkan gula polimer. Tablet salut lapis tipis (film coated) adalah tablet
kempa yang disalut dengan salut tipis berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut
dalam air yang hancur cepat didalam saluran cerna (Depkes RI, 1979).
Penyalut film memiliki fungsi yang sama dengan salut gula dengan tambahan
keuntungan yang kurang lebih lebih tahan lama. Dimana tablet yang disalut dengan lapisan
yang dimuat dengan cara pengendapasn zat penyalut dari pelarut yang cocok. Lapisan selaput
umumnya tidak lebih dari 10 % berat tablet. Salut film sekarang ini adalah metode yang lebih
disukai untuk membuat tablet salut. Lebih ekonomis dan memakan waktu, tenaga, biaya yang
minimum dan mendapatkan tablet tahan panas dan pelarut.
Salut selaput merupakan bagian terpadu dari proses pengembangan bentuk sediaan.
Proses salut selaput meliputi penyalutan salut polimer tipis yang seragam, pada permukaan
substrat solida. Substrat dapat berupa tablet, kaplet, pellet, granul, atau partikel-partikel.
Secara khas, salut itu kira-kira setebal 25-100 µm dan disalutkan untuk menyempurnakan
sifat-sifat fisik dan kimia substrat.
Suatu tipe salut selaput tunggal dapat memiliki lebih dari satu fungsi penggunaan.
Sebagai contoh, salut larut air yang mengandung zat pemburam tidak hanya dapat melindungi
substrat dari cahaya, tetapi juga dapat memperbaiki tekstur, meningkatkan kemudahan untuk
ditelan dan mempermudah penanganan selama proses pengemasan. Untuk berbagai tipe salut
selaput ini, juga salut selaput nonspesifik, kelarutan dalam saluran cerna merupakan faktor
penting untuk ketersediaan hayati yang optimum. Kemungkinan lain salut tidak larut air atau
salut sebagian larut air digunakan untuk memodifikasi pelepasan zat aktif atau penutup cita
rasa.
Salah satu contoh dari tablet salut selaput adalah Ancla, dimana tiap tablet salut
selaputnya mengandung amoxicillin trihidrat yang setara dengan 500 mg amoxicillin anhidrat,
serta kalium klavunalat yang setara dengan 125 mg asam klavulanat. Anclamerupakan
kombinasi dari amoxicillin turunan penisilin yang bersifat bakterisidal dan berspektrum luas,
dengan asam klavulanat sebagai penghambat progresif yang poten dan irreversibel terhadap
enzim b-laktamase. Amoxicillin bekerja dengan menghambat pembentukan mukopeptida
yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif dan yang
sedang aktif membelah Amoxicillin akan menghasilkan efek bakterisidal. Adanya Asam
Klavulanat dapat melindungi Amoxicillin dari perusakan dan hilangnya aktivitas antibakteri
oleh enzim b-laktamase yang diproduksi oleh bakteri gram negatif dan gram positif. Asam
klavulanat bekerja dengan menembus dinding sel bakteri, karena itu dapat menginaktivasi
enzim ekstra selular dan yang terikat pada sel.
Contoh lain dari tablet salut selaput adalah risperidone. Risperidone termasuk
antipsikotik turunan benzisoxazole. Risperidone merupakan antagonis monoaminergik selektif
dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2 dan dopaminergik
D2. Risperidone berikatan dengan reseptor α1-adrenergik. Risperione tidak memiliki afinitas
terhadap reseptor kolinergik. Meskipun risperidone merupakan antagonis D2 kuat, dimana
dapat memperbaiki gejala positif skizofrenia, hal tersebut menyebabkan berkurangnya depresi
aktivitas motorik dan induksi katalepsi dibanding neuroleptik klasik. Antagonisme serotonin
dan dopamin sentral yang seimbang dapat mengurangi kecenderungan timbulnya efek
samping ekstrapiramidal, dia memperluas aktivitas terapeutik terhadap gejala negatif dan
afektif dari skizofrenia.

2.2 Formulasi Obat Tablet Salut Lapis Tipis


Pada awalnya formulasi salut selaput farmasetik terdiri atas larutan polimer (dan zat
tambahan lainnya) dalam pelarut organik atau campuran pelarut organik. Akan tetapi,
berhubungan dengan peraturan mengenai kesehata, keamanan dan perlindungan lingkungan,
penyalutan selaput kini beralih menggunakan larutan polimer akuosa. Dewasa ini,
ketersediaan disperse polimer akuosa biasa disebut lateks (lattices) atau pseudolateks
(pseudolatices), telah menarik minat terutama untuk situasi jika dikehendaki salut kering akhir
yang tidak larut air, seperti produk pelepasan yang dimodifikasi.
Proses pembentukan lapisan tipis dan struktur internal salut kering akhir sangat
tergantung pada kecepatan penguapan pelarut. Kecepatan penguapan pelarut dikendalikan
oleh panas lateks dari penguapan pelarut itu dan kondisi pengeringan yang diadakan dalam
proses. Pembentukan salut selaput umumnya terdiri atas: (a) penguapan awal pelarut yang
lebih cepat dari tetesan atomisasi cairan penyalut, menyebabkan peningkatan konsentrasi
polimer dan viskositas, serta penyusutan volume tetesan; (b) hilangnya pelarut lebih lanjut
dari salut selaput, yaitu ketika penyalut bergabung dengan permukaan bentuk sediaan pada
kecepatan yang lebih lambat yang sekarang dikendalikan oleh kecepatan pelarut dan difusi
melalui matriks polimer; (c) penghentian molekul polimer pada titik pembekuan; dan (d)
hilangnya pelarut secara berangsur-angsur dari salut selaput pada kecepatan yang jauh lebih
rendah.
Larutan selaput penyalut yang dapat menghasilkan penyalutan pada tablet biasanya
mengandung jenis-jenis bahan sebagai berikut: (1) pembentukan selaput yang mampu
menghasilkan lapisan tipis yang halus, dapat diproduksi kembali di bawah kondisi penyalutan
biasa dan dapat untuk tablet dengan berbagai bentuk. Contohnya selulosa astetat ftalat; (2)
bahan logam campuran, memungkinkan pelarutan dalam air atau permeabilitas air ke dalam
selaput agar pasti dapat ditembus oleh cairan tubuh dan kemungkinan ketersediaan terpeutik
obatnya; (3) plasticizer, untuk mendapatkan fleksibilitas dan elastisitas dari penyalutan yang
berarti memperpanjang umur tablet. Contohnya minyak jarak; (4) surfaktan, untuk
meningkatkan daya penyebaran film selama penggunaannya. Contohnya derifat polioksietilen
sorbitan; (5) opaquant dan pewarna, membuat penampilan tablet menjadi manis dank has.
Contohnya opaquant, titandioksid, pewarna, zat pewarna F.D. dan C atau zat warna D dan C;
(6) pemanis, rasa dan pengharum untuk meningkatkan diterimanya tablet oleh pasien. Contoh
pemanisnya sakarin, perasa dan pengharumnya vanillin; (7) pengkilap, memungkinkan
berkilaunya tablet tanpa memisahkan dari pekerjaan pengkilapan. Contonya lilin tawon; (8)
pelarut yang mudah menguap, memungkinkan penyebaran komponen-komponen lain di
sekitar tablet sambil mempercepat penguapan agar pekerjaan lebih efektif dan lebih cepat.
Contohnya campuran alkohol-aseton

2.3 Pembuatan Tablet Salut Selaput


Salut selaput merupakan suatu proses yang sangat rumit dengan teknologi yang
mendekati teknologi untuk kimia polimer, industri perekat, cat, dan rekayasa kimia. Proses
salut selaput secara sederhana dapat dijelaskan sebagai proses yang melibatkan penerapan
salut selaput berbasis polimer (dalam rentang 20 – 200 µm), pada suatu substrat yang sesuai
(tablet, pellet, granul, kaplet, serbuk obat dan hablur zat aktif obat), dibawah kondisi yang
memungkinkan: (1) keseimbangan antara pengendalian kecepatan penambahan cairan salut
dan proses pengeringan; (2) ke-seragaman distribusi cairan penyalut pada permukaan produk
yang sedang disalut; dan (3) optimasi mutu (visual dan fungsional) produk jadi yang disalut;
Walaupun salut selaput dapat diterapkan dengan teknik sendok manual, dewasa ini
teknik yang digunakan hamper selalu menggunakan teknik semprot atomisasi. Dalam proses
penerapan semprot, ruahan cairan penyalut diatomisasikan dengan halus dan dihantarkan
dalam keadaan teratomisasi agar tetesan cairan penyalut tetap dalam keadaan cukup air untuk
membsahi permukaan produk yang sedang disalut, menyebar dan bergabung membentuk salut
selaput. Karena bersifat sangat adhesive, tetesan yang sebagian kering merupakan keharusan
agar tetesan cairan salut dapat kering seketika sewaktu menyentuh permukaan substrat. Jadi,
diperlukan suatu keseimbangan yang tepat antara kecepatan penerapan cairan dan proses
pengeringan.
Karena pengeringan yang cepat, biasanya terjadi selama penerapan salut selaput,
keseragaman distribusi salut dikendalikan oleh keseragaman pemberian cairan penyalut
(yakni jumlah alat semprot yang digunakan, tipe pola semprotan yang digunakan, dan
kehalusan atomisasi cairan penyalut) serta keseragaman pencampuran (dikendalikan oleh
kecepatan panci, desain lempeng pengarah, bentuk dan ukuran tablet) produk yang sedang
disalut. Tidak seperti salut gula, dalam salut selaput tidak dikehendaki bahan penyalut yang
kering. Sebagian dipindahkan dari satu tablet ke tablet yang lain karena hal ini menimbulkan
ketidaksempurnaan salut yang akan segera terlihat pada akhir proses penyalutan. Akan tetapi,
hal ini tidak berarti bahwa gerakan berguling dari tablet dalam proses penyalutan tidak
berpengaruh pada struktur salut akhir. Sebaliknya, gaya geser tinggi yang berkembang pada
permukaan tablet (sebagai akibat dari gesekan antar tablet yang berdekatan), dapat
meningkatkan aliran salut yang cukup pada permukaan tablet (yang menginduksi suatu
pengaruh penyamarataan), untuk mencapai kohesi yang lebih baik dalam salut selaput.
Kebanyakan proses salut selaput mutakhir dianggap kontinyu, yaitu penyalutan cairan
penyalut tetap hingga semua bahan penyalut diterapkan. Akan tetapi, lebih tepat menganggap
proses salut selaput sebagai suatu proses yang tidak kontinyu karena setiap tablet hanya
menerima sebagian kecil jumlah penyalut setiap kali produk melewati daerah penyemprotan.
Jadi, salut selaput pada umumnya membangun suatu rangkaian lapisan di atas lapisan lain
sehingga salut akhir dapat secara structural lebih homogeny. Selama bertahun-tahun
popularitas salut selaput semakin berkembangan karena penggunaan pelarut organik dnegan
bahaya mudah terbakar, toksisitas, dan polusi lingkungan telah dikurangi. Penyempurnaan
yang berarti dalam alat proses telah mempermudah penggunaan formulasi solute berbasis air.
Akibatnya ialah proses salut selaput berbasis air lebih disukai untuk digunakan sebagian besar
industri farmasi.

2.4 Keuntungan Tablet Lapis Tipis (Film Coating)


1. lebih ekonomis, efisien, cepat dan praktis.
2. Lebih mudah otomatisasinya.
3. Penambahan berat (2%-5%).
4. Tanda pada tablet dapat dipertahankan.
5. Tidak diperluhkan seal coat.
6. Lebih tahan terhadap benturan.
7. Tidak berpengaruh terhadap waktu hancur tablet.
8. Penampilannya lebih baik.

2.5 Bahan-Bahan Untuk Penyalutan Lapis Tipis


a. Polimer
Faktor kelarutan dalam pelarut pembawa merupakan tinjauan utama dalam pemilihan
polimer. Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan polimer ialah
pengaruh polimer tersebut terhadap stabilitas bahan aktif, bersifat inert, sifat mekanik
polimer serta sifat estetika polimer sesudah penyalutan (Saifullah, 2007). Kebanyakan
polimer yang banyak digunakan untuk penyalutan film adalah turunan dari solulosa
yang memiliki berat molekul tinggi (Cole, 2001). menutupi rasa obat yang tidak enak.
HPMC dapat larut dalam pelarut organik dan larut dalam air (Obara dan Kokubo,
2008).
b. Pelarut (Pembawa)
Dalam memilih pelarut atau sistem campuran pelarut, ada beberapa faktor yang harus
yang dipertimbangkan. Foktor utama yang perlu dipertimbangkann ialah kemampuan
pelarut untuk melarutkan polimer yang akan digunakan (Agoes, 1983). Volatilitas
atau kemudahan pelarut menguap juga merupakan pertimbangan yang harus
diperhatikan. Sifat volatilitas yang kurang baik dari pembawa selain dapat berakibat
kesulitan dalam proses penyalutan juga menyebabkan proses pembentukan lapis tipis
yang coherent dari bahan penyalut pada permukaan substrat sukar dikendalikan
(Saifullah, 2007).Pelarut dalam pembuatan tablet salut film berfungsi untuk
menghantarkan atau menyampaikan partikel penyalut ke permukaan tablet yang akan
disalut (Cole, 2001).
c. Pasticizer
Plasticizer merupakan bahan yang dapat meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas
dari penyalut. Penggunaan polimer saja dalam formula film coating terkadang akan
dihasilkan lapisan tipis yang rapuh, mudah pecah, mudah terlepas dari sediaan dan
sebagainya. Kekurangan tersebut dapat ditutupi menggunakan plasticizer agar lapisan
tipis lebih fleksibel dan kuat ( Saifullah, 2007). Adanya plasticizer akan
mengoptimalkan karakteristik dari polimer, seperti fleksibilitasdan keluwesan dari
lapisan film penyalut (Cole, 2001) Dalam hal ini digunakan PEG 400 sebagai
plastisizer. Beberapa plasticizer yang dapat digunakan adalah propilen glikol, gliserin,
polietilen glikol (plasticiser yang larut dalam air) maupun treacetin, monogliserida
diasetilasi, ester ftalat, minyak biji jarak, HPMC.
d. Zat Warna atau Pigmen
Pemakaian atau penambahan zat warna bertujuan untuk meningkatkan nilai estetika
sediaan dan untuk mempermudah identifikasi sediaan (membedakan obat yang satu
dengan yang lain). Pewarna yang digunakan untuk tujuan tersebut yaitu pewarna
alami ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan). Keuntungan pewarna alami adalah
pewarna ini aman untuk dikonsumsi, sedangkan kerugiannya adalah warna pewarna
alami tidak homogen dan ketersediaannya yang terbatas (Hamdani, 2008).

2.6 Peralatan Penyalutan


a. Sistem Panci Konvensional

Terminologi panci konvensional ini digunakan untuk jenis panci penyalut yang sudah
dikenal sejak lebih kurang 140 tahun yang lalu berbentuk sferis, heksagonal ataupun
berbentuk buah pear. Perubahan dan modifikasi bentuk ini terutama berkembang
dengan pemanfaatan panci tersebut. Dari hasil percobaan diketemukan bahwa bentuk
yang paling menguntungkan untuk penyalutan tablet ialah bentuk ellipsoid (Mehta,
2008).

b. Sistem Panci Berlubang


Secara umum semua peralatan dari jenis ini terdiri dari panci berlubang atau berlubang
sebagian, yang berputar pada sumbu mendatarnya di dalam kontak tertutup. Pada
sistem Accela Cota dan Hi-Coater, udara pengering di arahkan ke dalam panci
melewalitumpukakn tablet, dan dikeluarkan melalui lubang-lubang dalam panic
(Lachman, dkk., 1994).
c. Sistem Bidang Cair (Suspensi Udara)
Penyalutan jenis ini juga merupakan sistem pengeringan yang sangat efisien. Pencairan
masa tablet dicapai dalam ruang kolom, dengan cara mengalirkan udara pengering ke
atas. Aliran udara dikendalikan sedemikian rupa sehingga lebih banyak udara
mengalir memasuki pusat kolom dan menyebabkan tablet-tablet yang ada di pusat
ditiyp ke atas larutan penyalut disemprotkan dari pipa penyemprot di dasar tabung
dan akan melapisi tablet ( Lachman, dkk.,1994). Kelemahan sistem suspensi udara
ini adalah tidak dapat digunakan untuk tablet inti yang rapuh, mudah pecah, atau
terkikis karena terjadi tumbukan sesama tablet dalam ruang (Saifullah, 2007).

2.7 Metode Penyalutan Tablet Dengan Lapis Tipis


Prinsip penyalutan tablet relative sederhana. Penyalutan tablet adalah pemakaian
campuran penyalut pada sejumlah tablet yang bergerak dengan menggunakan udara
panas untuk mempermudah penguapan pelarut. Distribusi dari penyalut dilakukan dengan
mengerak-gerakan tablet tersebut baik secara tegak lurus (panic penyalut) maupun secara
vertical (alat penyalut suspense udara) dalam campuran pelarut.
a. Metode panci tuang
Tablet yang disalut dengan metode ini peka terhadap perubahan pemakaian pelarut.
Tahap pencampuran dan pengeringan dilakukan dengan cara menuangkan larutan
penyalut kedalam panic yang berisi tablet yang terus digulirkan sambal disemprotkan
dengan udara pegering proses ini seperti yang dilakukan pada penyalutan gula. Tablet
yang akan dilapisi dengan lapisan tipis melalui metodepanci tuang ini hamper selalu
memerluhkan bahan tambahan untuk pengeringan dalam rangka untuk membuang
pelarut laten. Penyalut lapisan tipis yang menggunakan air sebagai bahan dasar tidak
cocok dengan metode ini karena terlalu basah, jika terlalu basah akan menimbulkan
banyak permasalahan seperti erosi pada permukaan tablet, ketidakstabilan produk
yang disebabkan tingginya tingkat kelembaban dll.
b. Metode panci semprot
Penyemprotan memberikan banyak kegunaan dan memungkinkan pengawasan
otomatis dari pemakaian cairan. Corak semprot dipilih untuk memberikan suatu pita
kontinu melintasi permukaan tumpukan tablet. Pola semprotan rata dan luas biasanya
dipilih dengan memilih sistem pita penyemprotan yang sesuai sedemikian rupa
sehingga seluruh lebar tumpukan tumbler dapat diliputi.

2.8 Masalah Dalam Salut Selaput (Film)


Salut selaput, sebagaimana salut gula,merupakan suatu proses yang membuat
produk yang disalut mengalami sejumlah tekanan yang signifikan. Efek erosi yang tidak
dapat dihindarkan mempersyaratkan baik produk yang disalut maupun penyalutan itu
sendiri untuk diformulasikan dengan sifat-sifat mekanik yang sesuai untuk menghindari
masalah berkaitan dengan fregmentasi inti serta erosi inti dan salut. Formulasi tablet
selaput akuosa lebih mungkin mengalami masalah pembasahan daripada imbangnya yang
berbasis pelarut organic. Interaksi antara salut dan substrat juga mungkin dipengaruhi
oleh tekanan yang terbentuk dalam salut. Tekanan demikian dikaitkan dengan:
1. Fenomena penyusutan yang terjadi setelah salut kering
2. Pemuaian/ kontraksi baik dari salut maupun substrat ketika mengalami siklus
pemanasan dan pendinginan dalam proses.
3. Berbagai factor pemuaian inti lainnya.
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan jika perubahan formula atau kondisi
proses ingin dihindari apabila jika perubahan-perubahan tersebut tidak memungkinkan
oleh peraturan.
I. Terkelupas
Pengelupasan dapat terjadi apabila salut pada dua tablet yang berdekatan tidak
cukup kering sebelum kontak antartablet terjadi. Kerena salut yang kering sebagian dapat
sangat melekat, dua tablet yang berkontak akan melekat sekali satu sama lain, dan
kemudian putus berpisah hanya setelah salut kering. Penerapan komposisi salut pada
kecepatan yang lebih cepat daripada kecepatan penguapan air dapat mengakibatkan tablet
lewat basah. Dalam kondisi ini, tablet melekat bersama-sama satu sma lainatau melekat
pada panci tablet ketika tablet berguling. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengendalikan
kecepatan penerapan penyalut secara ketat dan meningkatkan suhu udara pengering.
II. Kulit jeruk ( kekasaran permukaan )
Untuk keberhasilan proses salut selaput, tetesan cairan penyalut harus segera
kering setelah berkontak dengan permukaan produk permukaan tablet, tetapi pemeriksaan
salut dengan teliti menunjukkan bahwa salut telah menutup lekukan pada permukaan.
III. Penambalan logo
Penambalan yang disebabkan oleh penerapan larutan yang terlalu banyak
mengakibatkan salut selaput yang tebal mengisi dan mempersempit monogram atau garis
pembagi dua. Selain itu, jika larutan penyalut diterapkan terlalu cepat, lewat basah dapat
mengakibatkan cairan dengan cepat mengisi dan tertahan dalam monogram. Pemantauan
yang efektif terhadap kecepatan penerapan salut ddan pengadukan tablet dengan saksama
dalam panic akan mencegah penambalan.
IV. Pelepuhan
Apabila tablet yang disalut memerlukan pengeringan lanjutan dalam oven,
penguapan pelarut yang terlalu cepat dari inti tablet dan efek suhu tinggi pada kekuatan
elastic dan adhesi salut selaput dapat menyebabkan pelepuhan. Kondisi pengeringan yang
lebih ringan diperlukan dalam hal ini.
V. Perbedaan warna
Hal ini disebabkan oleh kondisi pemroresan atau formulasi. Komposisi salut
biasanya mengandung zat pewarna atau zat pemburam yang terdispersi. Jika komposisi
tidak terus menerus diaduk selama penerapan penyalutan, ingredient yang tidak larut
akan mengendap. Formulasi kembali dengan zat pemlastis dan zat tambahan berbeda
merupakan cara terbaik untuk mengatasi ketidakstabilan salut selaput yang disebabkan
oleh ingridients salut.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

 Lachman, dkk., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua, Hal 1091-1098.
UI Press : Jakarta
 Departemen Kesehattan Repubik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ketiga
 Cole, G. B. Gelatine: Its Properties And It’s Application In Dairy Product. Presented at
The Dairy Symposium. Gordon Bay: South Africa
 Sai fullah, T.N. 2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet. Pustaka Laboratorium
Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Hal 80.
 Agoes, Goeswin. 1983. Penyalutan Tablet. Multi Karya Ilmu: Bandung. Hal 1-4
 Sakae Obara & Hiroyasu Kokubo. 2008. Application of HPMC and HMPCAS to Aqueos
Film Coating of Pharmaceutical Dosage Fom. In J.W. McGinity & L.A. Felton (Ed).
Aqueous polymeric coatings for pharmaceutical dosage form (pp. 279 & 287). New York:
Informa Healthcare USA, Inc.
 Hamdani, M.I. 2008. Pewarna Dari Secang (Caesalpinia sappan) dalam Minuman Bir
Pletok dan Analisis Senyawa Penanda dengan Kromatografi Lapis Tipis- Densitometri.

Você também pode gostar