Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PARASITOLOGI
PENGGUNAAN METODE ACTIVE CONTOUR UNTUK
SEGMENTASI PARASIT MALARIA
Plasmodium falciparum
OLEH
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang mana
karena atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah
Parasitologi dengan tepat waktu, dan tidak ada halangan dan kendala yang berarti
selama proses pembuatan Tugas Makalah Parasitologi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Makalah Parasitologi ini masih
jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya, namun dalam hal ini
penulis telah semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas makalah ini secara
cermat. Oleh karena itu mohon kiranya dapat dimaklumi, selain itu juga kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis demi terciptanya
hasil laporan yang maksimal. Demikian kata pengantar yang dapat penulis
sampaikan, atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Universitas Sriwijaya
Halaman cover
Kata Pengantar....................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................
1.1. Latar Belakang...........................................................................................
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................
BAB 3 PENUTUP................................................................................................
3.1. Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
1.1. Latar Belakang
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium
pada sel darah merah melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Penyakit ini
menjadi penyebab kematian ke-tiga pada kasus penyakit infeksi. Setiap tahun 300-
50 juta penduduk dunia menderita malaria, dan lebih dari satu juta orang
meninggal karena penyakit ini. Di Indonesia, terutama bagian tengah dan timur,
penyakit ini termasuk dalam 10 penyakit terbesar yang banyak menyerang
masyarakat di pedesaan. Penyebab utama tingginya angka kejadian penyakit
malaria adalah karena semakin meningkatnya angka kejadian resistensi
Plasmodium fulciparumterhadap obat anti malaria (Muti’ah et al., 2010).
Penyakit malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium, yang
ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina, dan sudah dikenal sejak 3000 tahun
yang lalu. Ada 4 jenis plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada
manusia yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae,
dan Plasmodium ovale. Plasmodium falciparum adalah yang terpenting karena
penyebarannya luas, angka kesakitan tinggi serta bersifat ganas, hingga sering
menyebabkan malaria berat dan menimbulkan lebih dari 2 juta kematian tiap
tahun diseluruh dunia. Plasmodium falciparum saat ini didunia sudah ditemukan
lebih kurang 14 strain. Plasmodium falciparum terdiri dari lebih kurang 5300 gen
dan 211 gen berfungsi sebagai imunogen pada tubuh manusia (Irawati, 2014).
Risiko terjadinya malaria ditentukan oleh banyak faktor, yakni terutama pada
jenis spesies nyamuk Anopheles, perilaku manusia, dan adanya parasit malaria.
Suatu perubahan dari faktor yang manapun, akan mempengaruhi risiko terjadinya
malaria. Saat ini perhatian dunia kepada risiko terjadinya malaria mengarah
kepada dampak potensial perubahan global. Lingkungan geografis malaria telah
berubah sebagai respon terhadap perubahan iklim, pola penggunaan lahan,
biodiversitas atau keanekaragaman hayati, dan struktur sosiodemografi yakni
termasuk urbanisasi (Duarsa, 2008).
Secara umum dikatakan imunitas terhadap malaria sangat kompleks karena
melibatkan hampir seluruh komponen sistim imun baik imunitas spesifik maupun
non spesifik, imunitas humoral maupun seluler yang timbul secara alami maupun
didapat sebagai akibat infeksi. Sejak permulaan invasi stadium sporozoit yang
Universitas Sriwijaya
diikuti stadium selanjutnya menimbulkan reaksi sitokin yang demikian kompleks
terhadap parasit malaria sebagai akibat terpaparnya berbagai jenis sel sistim imun
terhadap berbagai macam antigen plasmodium. Sitokin adalah suatu glikoprotein
yang berasal dari sel T helper, sel natural killer atau NK dan makrofag, yang
berperan penting pada respon tubuh melawan infeksi malaria. Sel T helper terdiri
dari dua subset, yang menghasilkan sitokin yang mengatur perbedaan fungsi imun
efektor dan bereaksi satu sama lain (Irawati, 2014).
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1. Malaria
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit genus
Plasmodium. Terdapat beberapa spesies Plasmodium yang lazim menyebabkan
Universitas Sriwijaya
penyakit pada manusia yaitu Plasmodium falciparum, P. vivax, P. malariae dan
P. ovale. Keempat spesies ini ditemukan di Indonesia. Di antara keempat spesies
tersebut, P. falciparum merupakan spesies yang paling mematikan karena
potensinya yang dapat menyebabkan komplikasi serebral. Malaria sampai saat ini
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat terutama di negara tropik sekaligus
menjadi ancaman global bagi penduduk bumi. Menurut World Health
Organization atau WHO, malaria endemis di 105 negara di dunia dan
menyebabkan 300-500 juta kasus serta kematian 1,5-2,7 juta setiap tahunnya
(Permata, 2015).
Universitas Sriwijaya
dilaporkan. P. falciparum terdiri dari lebih kurang 5300 gen dan 211 gen berfungsi
sebagai imunogen pada tubuh manusia. Secara umum dikatakan imunitas terhadap
malaria sangat kompleks karena melibatkan hampir seluruh komponen sistim
imun baik imunitas spesifik maupun non spesifik, imunitas humoral maupun
seluler yang timbul secara alami maupun didapat sebagai akibat infeksi. Sejak
permulaan invasi stadium sporozoit yang diikuti stadium selanjutnya
menimbulkan reaksi sitokin yang demikian kompleks terhadap parasit malaria
sebagai akibat terpaparnya berbagai jenis sel sistim imun terhadap berbagai
macam antigen plasmodium (Irawati, 2014).
Universitas Sriwijaya
memanfaatkan informasi statistik dalam dan di luar kontur untuk mengontrol
evolusi, dan kurang peka terhadap noise dan memiliki kinerja yang lebih baik
untuk citra dengan tepi yang lemah atau tanpa tepi. Kedua, mereka secara
signifikan kurang sensitif terhadap lokasi kontur awal dan kemudian dapat secara
efisien mendeteksi eksterior dan interior batas secara bersamaan. Salah satu
region-based models yang paling populer adalah model Chan-Vese atau C-V, yang
didasarkan pada teknik segmentasi Mumford-Shah atau M-S dan telah berhasil
diterapkan untuk segmentasi fase biner (Permata, 2015).
Universitas Sriwijaya
2.4.2. Hasil dan Pembahasan
2.4.2.1. Segmentasi Citra Plasmodium falciparum gametocyte
(A) (B)
Universitas Sriwijaya
(C)
Gambar 1. Citra P. falciparum gametocyte (A) Citra masukan; (B) Iterasi; (C)
Citra hasil segmentasi
(A) (B)
Universitas Sriwijaya
(C)
Gambar 2. Citra P. falciparum rings (A) Citra masukan; (B) Iterasi; (C)
Citra hasil segmentasi
(A) (B)
(C)
Universitas Sriwijaya
Gambar 3. Citra P. falciparum schizont (A) Citra masukan; (B) Iterasi;
(C) Citra hasil segmentasi
Citra Plasmodium falciparum schizont thin A seperti yang bisa dilihat pada
gambar 3(A). Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa tepi objek cell darah tidak
jelas atau blur. Metode active contour selective binary dan gaussian filtering
regularized level set yang digunakan dapat mensegmentasi dengan kurang baik
pada objek seperti pada gambar 3(C). Hal ini disebabkan karena perbedaan
intensitas rata-rata inside dan outside kontur yang tidak terlalu berbeda sehingga
sulit untuk kurva mengembang dan menyempit sehingga evolusi kontur sulit
menyatu atau konvergen.
(A) (B)
(C)
Gambar 6. Citra P. falciparum trophozoites (A) Citra masukan; (B) Iterasi;
(C) Citra hasil segmentasi
Universitas Sriwijaya
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Penyebab utama tingginya angka kejadian penyakit malaria adalah karena
semakin meningkatnya angka kejadian resistensi Plasmodium falciparum
terhadap obat antimalaria.
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Muti’ah, R., Loeki E. F., Sri W., Soemarka, dan Dorta S. 2010. Kombinasi Ekstrak
Batang Talikuning dan Artemisin sebagai Obat Antimalaria terhadap
Plasmodium berghei. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 26(1): 8-13.
Universitas Sriwijaya