Você está na página 1de 37

Seri Asesmen

SUPLEMEN BAHAN AJAR PROGAM PPG

Oleh:
Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si.

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FMIPA-UNDIKSHA
2010

Asesmen Otentik | 1
Prakata
D
engan memanjatkan puji syukur ke hadapan
Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa,
Buku Seri Asesmen: Asesmen Otentik dapat
diselesaikan sesuai dengan rencana.
Buku asesmen otentik ini merupakan salah satu seri
asesmen yang dibuat Jurusan Pendidikan Biologi
Undiksha yang dapat digunakan sebagai suplemen
bahan ajar dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi
Guru Dalam Jabatan.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian buku ini, saya sampaikan terimakasih.

Semoga buku esesmen otentik ini dapat dimanfaat


oleh peserta PPG bagi Guru dalam Jabatan untuk
menyusun asesmen otentik dan bagi pihak-pihak
yang berminat mengembangkan instrumen asesmen.

Singaraja, Desember 2010


Penyusun,

Asesmen Otentik | 2
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hakikat Asesmen Otentik
Manfaat Asesmen Otentik
BAB II
PROSEDUR PENYUSUSNAN ASESMEN
OTENTIK
Penyusunan Indikator Pencapaian
Kompetensi
Memilih Tugas Otentik
Mengidentifikasi Kriteria Tugas
Membuat Rubrik Asesmen
Telaah Instrumen Asesmen Otentik
BAB III
TEKNIK ASESMEN OTENTIK
Asesmen Kinerja
Asesmen Portofolio
Asesmen Proyek
Asesmen Produk

DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN

Asesmen Otentik | 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang berbasis kompetensi berimplikasi pada sistem asesmen yang
akan digunakan. KTSP menuntut lulusan memiliki kompetensi
sesuai dengan standar pada tingkat satuan pendidikan.
Kompetensi sangat penting dimiliki oleh setiap lulusan dalam
rangka menghadapi dunia nyata yang penuh dengan tantangan
dan kompetisi. Lulusan yang memiliki kompetensi merupakan
modal insani yang sangat menentukan daya saing bangsa.
Mengases kompetensi siswa berarti mengumpulkan
informasi tentang apa yang telah diketahui (knowledge), dapat
dilakukan (skills), dan sikap (attitudes) peserta didik. Untuk
mengetahui penguasaan kompetensi siswa, minimal ada 3 (tiga)
aspek yang perlu diases, yaitu pengetahuan (knowledge
dimension) dan proses berpikirnya (process cognitive dimension)),
keterampilan (skills) dan sikap (attitude). Jadi untuk mengases
kompetensi tidak bisa hanya menggunakan teknik tes tertulis yang
biasa digunakan guru. Untuk itu, diperlukan suatu asesmen
alternatif yang mampu mengases kompetensi. Salah satu asesmen
yang dapat digunakan adalah asesmen otentik. Penggunaan
asemen otentik dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
siswa secara holistik dan berkelanjutan melalui pemberian tugas
dan masalah riil yang bermakna dan relevan. Pentingnya asesmen
otentik juga didukung oleh adanya perubahan penekanan asesmen
seperti Gambar 1 berikut.

Asesmen Otentik | 4
Kurang menekankan Lebih menekankan
kepada kepada
Mengases apa yang mudah Mengases apa yang sangat
diukur bernilai tinggi
Mengases pengetahuan Mengases pengetahuan
diskrit yang terstruktur dengan
baik dan kaya
Mengases pengetahuan Mengases pemahaman dan
ilmiah penalaran ilmiah
Mengases untuk mempelajari Mengases untuk
apa yang tidak diketahui mempelajari apa yang
siswa siswa harus pahami
Mengases hanya hasil belajar Mengases hasil belajar dan
kesempatan untuk belajar
Asesmen akhir (unit, Siswa terlibat dalam
semester) dilakukan oleh asesmen berkelanjutan
guru tentang pekerjaannya dan
pekerjaan temannya
Pengembangan asesmen Guru terlibat dalam
eksternal hanya oleh ahli pengembangan asesmen
pengukuran eksternal
Gambar 1. Perubahan Penekanan Asesmen
(Sumber: Doran, et al.,1998:9)

1.2 Hakikat Asesmen Otentik


Penggunaan istilah asesmen dan evaluasi sering
dipertukarkan, padahal kedua istilah ini berbeda. Asesmen adalah
proses pengumpulan dan sintesis informasi tentang siswa, yakni
apa yang telah diketahui (knowledge) dan dapat dikerjakan (skills)
dan sikap siswa. Asesmen dapat dilakukan melalui pengukuran
(measurement) atau non-pengukuran baik secara informal
(misalnya dengan observasi dan wawancara) dan secara formal
dengan perangkat asesmen seperti tugas dan rubrik untuk
asesmen kinerja, asesmen portofolio, proyek, produk, dan
intsrumen asesmen lain. Hasil pengumpulan informasi tentang apa

Asesmen Otentik | 5
yang telah diketahui, dapat dilakukan dan sikap siswa sebelum dan
selama atau setelah mengikuti pembelajaran digunakan sebagai
bahan evaluasi. Evaluasi adalah proses pembuatan keputusan
atau penetapan nilai berdasarkan hasil asesmen. Hubungan antara
istilah yang berkaitan dengan asesmen dan evaluasi dapat
digambarkan dalam bentuk diagram seperti Gambar 2.

Evaluasi

Testing

Pengukuran

Pengukuran
Asesmen

Gambar 2. Diagram yang Mengilustrasikan Hubungan


antara Tes, Pengukuran, Asesmen dan
Asesmen
Evaluasi
(Sumber: Doran et al., 1994:389)

Untuk mengetaui apa yang dimaksud dengan asesmen


otentik maka perlu mengkaji beberapa pendapat berikut.
a) Authentic asessessment is asessessment that both mirrors
and measure student’s performance in “real-life” tasks and
situastions (Hart, 1994:106)
b) Asessessment is authentic when we directly examine
student performance on worthy intellectual task (Grant:
1990)

Asesmen Otentik | 6
c) Asessessment are authentic when they have meaning in
themselves-when the learning they measure has value
beyond the classroom and is meaningful to the leaner
(Kerka, 1995)
d) “Authentic” is an assessment term refferring to real world
situations or contexts, which allow for the possibility that a
problems might have more than one solution (Doran et
al., 1998:32)
e) Authentic assessment is a form of assessment in which
students are asked to perform real-world task that
demonstrate meaningful application of essential knowledge
and skills (Mueller, 2008)
Berdasarkan paparan di atas, maka yang dimaksud dengan
asesmen otentik adalah suatu bentuk asesmen yang
mencerminkan dan mengukur kinerja siswa dalam
menyelesaikan tugas-tugas otentik (dunia nyata) yang
bermakna dan relevan.
Asesmen otentik tidak sama dengan asesmen tradisional
(peper and pencil test) yang biasa digunakan oleh guru. Asesmen
otentik memiliki ciri sebagai berikut: a) Mengukur pengetahuan
dan keterampilan siswa, b) Mempersyaratkan penerapan
pengetahuan dan keterampilan, c) Penilaian terhadap produk atau
kinerja, d)Tugas-tugas kontektual dan relevan, dan e) Dapat
mengukur proses dan produk. Secara umum asesmen otentik
terdiri dari tugas (task) yang harus dikerjakan oleh peserta didik
dan kriteria penilaian atau rubrik (rubrics). Asesmen otentik
terintegrasi dalam pembelajaran, sedangkan asesmen tradisional
terpisah dengan pembelajaran. Secara skematis, perbedaan atribut
antara asesmen tradisional dan asesmen otentik dapat dilihat pada
Gambar 3.

Asesmen Otentik | 7
Asesmen Asesmen Otentik
Tradisional
Memilih jawaban ……………… Mendemostrasikan
yang benar pemahamannya
sesuai dengan tugas
Dibuat ……………… kinerja yang diberikan
Nyata/riil
Mengingat/mengenal ……………… Mengkontruksi/aplikasi
pengetahuan pengetahuan
Teacher-structured ……………… Student-structured
Bukti tidak langsung ……………… Bukti langsung

Gambar 3. Atribut Asesmen Tradisional dan


Asesmen Otentik
(Diadaptasikan dari Mueller, 2008)

1.3 Manfaat Asesmen Otentik


Smith (2000:2) menguraikan bahwa asesmen otentik
memiliki beberapa kegunaan antara lain:
a) mendorong siswa menjadi terlibat dalam pemecahan
masalah dan bekerja secara bermakna dalam tugas-tugas
kehidupan sehari-hari yang kekomplekkannya semakin
meningkat,
b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendapatkan kejelasan yang lebih tentang kewajibannya
dan apa-apa yang diharapkan untuk mereka kuasai,
c) memungkinkan siswa memanfaatkan pengetahuan secara
efektif dan berusaha dengan disiplin untuk menemukan
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang relevan
dengan kehidupan dan masyarakatnya,
d) meningkatkan kemampuan guru dalam memahami hasil
asesmen yang bermakna dan diperlukan untuk
meningkatkan pembelajaran,

Asesmen Otentik | 8
e) mendorong guru untuk mengubah cara berpikir mereka
tentang pengetahuan, pembelajaran, keberhasilan
akademik, dan
f) memperbaiki kemampuan guru dalam menggunakan
berbagai sumber bukti-bukti untuk mengases kinerja
siswa.

Asesmen Otentik | 9
BAB II
PROSEDUR PENYUSUNAN ASESMEN OTENTIK

2.1 Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi


Langkah awal yang dilakukan dalam membuat asesmen
otentik adalah penyusunan indicator pencapaian kompetensi yang
dijabarkan kompetensi dasar. Standar kompetensi dasar adalah
sejumlah kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata
pelajaran tertentu. Setiap standar kompetensi dasar dikembangkan
indikator pencapaian kompetensinya. Indikator pencapaian
kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan asesmen mata pelajaran. Rumusan
indikator pencapaian kompetensi mengacu pada KD dan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diukur/diobservasi

2.2 Memilih Tugas Otentik


Langkah kedua yang dilakukan dalam membuat asesmen
otentik adalah menentukan tugas otentik. Tugas otentik atau
authentic tasks is an assignment given to students designed to
assess their ability to apply standard-driven knowledge and skills to
real-world challenges. Tugas yang diberikan terkait dengan
kehidupan siswa atau tugas-tugas riil yang harus dikerjakan oleh
siswa. Misalnya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang
sistem respirasi pada manusia dan penyakit terkait, siswa dapat
diberi tugas membuat poster terkait dengan bahaya rokok bagi
kesehatan atau diberi tugas menyelesaikan tugas projek
menyelidiki hubungan laju respirasi dengan aktivitas.

Asesmen Otentik | 10
2.3 Mengidentifikasi Kriteria Tugas
Setelah memilih tugas otentik dilanjutkan dengan
mengidentifikasi kriteria penguasaan tugas otentik yang diberikan.
Kriteria merupakan indikator kinerja yang baik dari sebuah tugas.
Kriteria yang dibuat dinyatakan dengan jelas, singkat, mudah
dipahami, relevan dengan tugas, jumlahnya tidak terlalu banyak
(di bawah 10) dan dapat diamati (observable). Misalnya kriteria
keterampilan presentasi adalah:
a) Menguasai materi
b) Penyajian sistematis
c) Penggunaan media efektif
d) Intonasi suara tepat
e) Ada kontak mata

2. 4 Membuat Rubrik Asesmen


Kegiatan terakhir dalam membuat asesmen otentik adalah
membuat rubrik asesmen. Rubrik merupakan panduan pemberian
skor yang terdiri dari aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan
dinilai dan gradasi mutu dari tingkatan yang paling sempurna
sampai paling tidak baik. Umumnya digunakan dua jenis rubrik
yaitu rubrik holistik dan rubrik analitik. Pada rubrik holistik terdiri
dari sebuah skor berdasarkan hasil penilaian secara keseluruhan
dari hasil kinerja siswa, sedangkan rubrik analitik setiap aspek atau
kriteria diberi skor dan terakhir dibuat skor totalnya. Kelebihan dan
kekurangan rubrik holistik dan analitik dideskripsikan seperti pada
Gambar 4.

Asesmen Otentik | 11
Rubrik Holistik Rubrik Analitik
Mudah dibuat Memerlukan waktu lebih
lama untuk membuat
Lebih efisen dalam Memerlukan waktu lebih
pemberian skor lama untuk memberi skor
Implikasi jelas Implikasi tidak jelas
Balikan tidak jelas terlalu Balikan spesifik
umum
Kurang informatif Lebih informatif

Gambar 4. Komparasi Rubrik Holistik dan Rubrik Analitik

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengembangan


rubrik adalah sebagai berikut.
(1) Menentukan konsep, keterampilan atau kinerja yang akan
diases.

(2) Merumuskan atau mendefinisikan, menentukan urutan konsep


dan atau keterampilan yang akan diases ke dalam rumusan
atau definisi yang menggambarkan aspek kognitif dan aspek
kinerja.
(3) Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam
tugas yang harus diases.
(4) Menentukan skala yang akan digunakan.
(5) Mendeskripsikan aspek kinerja mulai dari yang diharapkan
sampai dengan kinerja yang tidak diharapkan (secara gradual).
Deskripsi konsep atau keterampilan kinerja tersebut dapat
diikuti dengan memberikan angka pada setiap gradasi atau
memberikan deskripsi gradasi. Deskripsi konsep atau
keterampilan kinerja tersebut dapat dilihat dengan memberi
angka pada setiap gradasi atau memberi deskripsi gradasi.

Asesmen Otentik | 12
(6) Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil
kerja siswa dengan rubrik yang telah dikembangkan.
(7) Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja
siswa dari uji coba tersebut kemudian dilakukan revisi,
terhadap deskripsi kinerja, maupun konsep dan keterampilan
yang akan diases.
(8) Memikirkan kembali tentang skala yang digunakan. Apakah
skala tersebut memang telah membedakan secara jelas
tentang kinerja yang ditunjukkan oleh siswa.

(9) Melakukan revisi skala yang digunakan (Szpyrka & Smith 1995
dalam Zainul, 2001:26-27).

Contoh: Rubrik asesmen hasil pengamatan (Keterampilan


mengamati)

Tabel 1. Rubrik Holistik Hasil Pengamatan


Skor Kriteria
4 Data pengamatan lengkap (kuantitatif & kualitatif) dan
benar
3 Data lengkap tetapi ada kesalahan

2 Data kurang lengkap dan benar

1 Data kurang lengkap dan ada kesalahan

Asesmen Otentik | 13
Tabel 2. Rubrik Analitik Hasil Pengamatan

Skor Skor
Aspek Yang
Kinerja 0 1 2 3 dipero-
leh
Penggun Menggun Menggu Menggu
aan a-kan na-kan na-kan
indra sebagian sebagia seluruh
kecil indra n indra indra

Jenis Tidak Hanya Ada Ada


data ada data ada data data data
yang kuantitati kualitatif kuantita
ditulis/ atau dan tif dan
disampa kualitatif kuantita kualitatif
i-kan tif, dan
tetapi benar
ada
yang
salah
Penggun Tidak Pengguna Penggun
aan alat menggu -an alat aan alat
bantu nakan bantu bantu
pengam alat tidak dengan
atan bantu benar benar
Keakura Seluruh Hasil Sebagia Seluruh
tan hasil pengamat n kecil hasil
pengam pengam an banyak hasil pengam
atan a-tan sekali pengam a-tan
salah yang atan benar
salah salah

Skor Total

Asesmen Otentik | 14
2.5. Telaah Instrumen Asesmen Otentik
Sebelum instrument asesmen otentik digunakan sebaiknya
dilakukan penelaahan. Tujuan utama telaah instrumen adalah
untuk mendapatkan instrumen yang bermutu. Telaah instrumen
dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Aspek yang perlu
diperhatikan dalam analisis secara kualitatif meliputi aspek materi,
konstruksi dan bahasa. Aspek materi yang perlu diperhatikan
adalah (a) keseuaian dengan tuntutan kompetensi, (b) keseuaian
dengan indikator, dan (c) keseuaiannya dengan jenjang dan level
kelas. Aspek konstruksi yang diperhatikan adalah: (a) ada tugas
otentik, (b) petunjuk yang jelas dan (c) rubrik asesmen memenuhi
kriteria. Aspek bahasa yang diperhatikan adalah (a) komunikatif,
(b) sesuai dengan kaidah bahasa yang baku, dan (c) tidak
menggunakan bahasa yang berlaku hanya untuk lokal. Penelaahan
instrument secara kuantitatif didasarkan pada hasil uji emperik
seperti uji keterbacaan dan keterlaksanaan, uji sensitivitas, dan uji
reliabilitas.

Asesmen Otentik | 15
BAB III
TEKNIK ASESMEN OTENTIK

3.1 Asesmen Kinerja (Performance Assessment)


a. Pengertian
Asesmen kinerja merupakan suatu sistem asesmen yang
menilai kualitas hasil kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas
(Hibbard, 1999:1). Teknik asesmen ini sangat cocok untuk
mengases keterampilan mendemostrasikan atau unjuk kerja siswa
melakukan tugas. Menurut Marzano, et al. (1993:13) dan Glencoe
(1999:8), asesmen kinerja memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menunjukkan pemahamannya dan menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan berpikir dalam
berbagai konteks serta belajar menjadi lebih relevan dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Di samping itu, asesmen kinerja
dapat menghasilkan karya nyata (tangible product) dan proses
atau perbuatannya (performance).

b. Pengembangan Asesmen Kinerja


Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat asesmen
kinerja yang baik antara lain:
(1) Identiifikasi semua langkah-langkah penting yang
diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir
(output) yang terbaik.
(2) Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang
penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan
menghasilkan hasil akhir terbaik.
(3) Pilihlah kemampuan yang akan diukur dan dapat
diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
(4) Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-
kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan

Asesmen Otentik | 16
siswa yang harus dapat diamatai (observable) atau
karakteristik produk yang dihasilkan
(5) Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur
berdasarkan urutan yang dapat diamati.
(6) Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan
kriteria-kriteria kemampuan yang sudah dibuat
sebelumnya oleh orang lain di lapangan (Pusat Penilaian
Pendidikan, Balitbang-Depdiknas, 2008)

c. Tugas Kinerja atau Performance Task


Linn & Gronlund (1995:238-242) membedakan tugas
kinerja menjadi dua, yaitu: tugas kinerja terbatas ( Restricted-
respons Performance Tasks) dan tugas kinerja luas (Extended-
respons Performance Tasks). Tugas kinerja terbatas paralel
dengan soal esei terstruktur (restricted essay questions), misalnya
membaca dengan keras ceritra yang dipilih, membuat grafik rerata
curah hujan perbulan pada dua kota, menentukan dua larutan
yang mengandung gula dan menjelaskan kesimpulannya
berdasarkan hasil yang diperoleh. Sedangkan, tugas kinerja luas
mempersyaratkan agar siswa berusaha mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber, melakukan pengamatan, mengumpulkan
data dan menganalis data. Contoh tugas kinerja luas antara lain
merancang dan melakukan investigasi pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman dan menyiapkan sebuah pidato dan
menyampaikannya agar masyarakat mau memelihara
lingkungannya agar tetap lestari.

d. Kriteria dan Contoh Tugas Kinerja


Tugas kinerja yang valid harus memenuhi kriteria berikut.
(1) Memusatkan pada elemen-elemen yang penting
(2) Sesuai dengan tuntutan kurikulum

Asesmen Otentik | 17
(3) Mengintegrasikan informasi, konsep, keterampilan, dan
kebiasaan belajar
(4) Melibatkan siswa
(5) Mengaktifkan kemauan untuk bekerja
(6) Layak, aman, dan cocok untuk seluruh siswa
(7) Seimbang antara kerja kelompok dan individual
(8) Terstruktur untuk memudahkan pemahaman.
(9) Memiliki produk yang otentik
(10) Memasukkan penilaian diri dan memungkinkan umpan
balik dari orang lain (Hibbard, 1999:5).
Banyak tugas-tugas mata pelajaran biologi yang diases dengan
asesmen kinerja, antara lain:
(1) Keterampilan menggunakan mikroskop
(2) Keterampilan mengamati preparat
(3) Keterampilan mengukur
(4) Keterampilan mencangkok

e. Instrumen Asesmen Kinerja


Untuk merekam kinerja siswa melakukan tugas dapat
mengunakan daftar cek (check list) dan skala penilaian (rating
scale).

Contoh 1. Daftar Cek Keterampilan Menggunakan


Mikroskop
Identitas:
Nama : …………………………………………….
Kelas : …………………………………………….

Tugas: Amatilah preparat yang disediakan dengan menggunakan


mikroskop cahaya

Asesmen Otentik | 18
Daftar Tugas Kinerja :
Petunjuk: berilah tanda centang (√) pada kolom yang
disediakan mengenai aspek-aspek kinerja siswa yang diamati pada
saat menggunakan mikroskop cahaya.

No Aspek Kinerja Cek


1 Preparat di letakkan pada meja dan dijepit
2 Pengamatan diawali dengan pembesaran
lemah
3 Pengamatan dengan pembesaran kuat
dilakukan dengan menggerak sekrup halus
4 Preparat dapat diamati dengan jelas

Rubrik
Skor Kriteria
4 Seluruh aspek kinerja yang diamati dilakukan dengan
benar
3 Hanya tiga aspek kinerja yang diamati dilakukan dengan
benar
2 Hanya dua aspek kinerja yang diamati dilakukan dengan
benar
1 Hanya satu aspek kinerja yang diamati dilakukan dengan
benar

Asesmen Otentik | 19
Contoh 2. Skala Rentang (Rating scale)
Identitas:
Nama : …………………………………………….
Kelas : …………………………………………….

Tugas: Amatilah preparat yang disediakan menggunakan


mikroskop cahaya

Daftar Tugas Kinerja


Petunjuk :Lakukan pengamatan kinerja yang dilakukan
siswa pada saat mengamati preparat menggunakan mikroskop
cahaya. Berilah skor sesuai dengan rubrik.

Skor
No Aspek Kinerja
0 1 2
1 Meletakkan preparat

2 Pengamatan diawali dengan


pembesaran lemah
3 Pengamatan lebih rinci
menggunakan pembesaran kuat
4 Pengamatan dengan dua mata
terbuka
5 Hasil pengamatan preparat

Skor yang dicapai

Asesmen Otentik | 20
Rubrik
Aspek Skor Skor yang
kinerja 0 1 2 diperoleh
Meletakkan Preparat Preparat Preparat
preparat tidak diletakkan diletak-
diletak- pada kan pada
kan pada meja meja
meja dengan objek
objek posisi dengan
kurang posisi
tepat tepat
Pengamata Pengamat Pengamat Pengamat
n dengan an diawali an diawali an diawali
pembesara dengan dengan dengan
n lemah pembesar pembesar pembesar
an lemah an lemah an lemah
dengan dengan
cara yang cara
tidak benar
tepat
Pengama- Preparat Pengamat Pengamat
tan tidak an lanjut an lebih
menggunak diamati dengan rinci
an lebih pembesar dengan
pembesa- lanjut an kuat pembesar
ran kuat dengan dengan kan kuat
pembesar cara yang
an kuat kurang dilakukan
tepat dengan
cara yang
benar
Pengama- Preparat Preparat Preparat
tan dengan tidak hanya diamati
dua mata diamati diamati dengan
terbuka dengan dengan dua mata
dua mata satu mata dengan
cara

Asesmen Otentik | 21
benar
Hasil Tidak Objek Objek
pengama- sesuai yang yang
tan dengan diamati diamati
preparat objek kurang jelas
yang jelas
diharap-
kan
diamati
Skor Total

3.2 Asesmnen Portofolio


a. Pengertian
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang portofolio,
berikut ini disajikan beberapa definisi yang diperoleh dari beberapa
sumber.
1) A portfolio is a limited collection of student work that is
used to either present best work(s) or to demonstrate a
student’s educational growth over time (Nitko, 1996 dalam
Enger & Yager, 2000:18-19)
2) A portfolio is purposeful collection of student work that
exhibits the student’s efforts, progress, and achievements
in one or more areas (Paulson et al., 1991)
3) A portfolio is collection of student work assembled to
demonstrate student achievement or improvement
(Stiggins, 1994:422)
4) A portfolio is a container that holds evidence of an
individual’s skills, ideas, intrests, and accomplishments
(Hart, 1994:23)
5) A portfolio is a systematic and purposeful collection of a
student’s work (Hanna & Dettmer, 2004: 196)
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan di atas, maka
yang dimaksud dengan asesmen portofolio adalah asesmen yang
didasarkan atas kumpulan hasil karya (collection of works) siswa
yang dapat menunjukkan usaha, kemajuan, perkembangan, dan

Asesmen Otentik | 22
hasil belajar siswa dalam periode tertentu. Portofolio tidak hanya
merupakan tempat penyimpanan hasil karya siswa, tetapi juga
merupakan sumber informasi bagi siswa, guru, dan orang tua yang
dikumpulkan secara sistematik dan teratur.
Asesmen portofolio sebagai inovasi dalam asesmen memiliki
perbedaan dengan asesmen tradisional yang telah terbiasa
digunakan dalam pembelajaran. Perbedaan antara asesmen
portofolio dan asesmen tradisional dapat dibuat ringkasannya
seperti Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Perbedaan antara Asesmen Portofolio dan


Asesmen Tradisional
Asesmen Portofolio Asesmen Tradisional
 Bentuk asesmen bervariasi  Bentuk asesmen satu
 Gambaran belajar siswa  Gambaran belajar siswa
lebih lengkap sedikit
 Asesmen dibuat dalam  Asesmen dibuat dalam
konteks belajar konteks buatan
 Berpusat pada siswa  Berpusat pada kurikulum
 Berkelanjutan  Tes sekali dengan tugas
khusus
 Mendukung proses belajar  Tugas terbatas, dipisahkan
dari proses belajar
 Difokuskan pada apa yang  Difokuskan pada apa yang
dapat dikerjakan siswa siswa tidak dapat
dikerjakan
 Evaluasi berdasarkan  Evaluasi dibandingkan
kecakapan dan potensi dengan norma
siswa
 Manfaat siswa dengan  Siswa diberi predikat
dukungan perkembangan (label), diseleksi dan
mereka diranking
 Guru menyediakan  Guru menyediakan sedikit
informasi untuk informasi yang dapat
memperluas belajar siswa membantu siswa

Asesmen Otentik | 23
 Memberikan kesempatan  Evaluasi hanya dikerjakan
bagi siswa untuk oleh guru
mengevaluasi
Sumber: Stone, 1996:190

b. Manfaat dan Tujuan Asesmen Portofolio


Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan
asesmen portofolio adalah:
a) membantu memberikan potret yang lengkap tentang
kemampuan dan perkembangan siswa,
b) mencakup asesmen proses dan mendorong siswa
melakukan evaluasi diri,
c) melibatkan peserta didik dengan tugas-tugas otentik yang
mereka alami di luar kampus/sekolah,
d) memotivasi siswa untuk belajar,
e) merupakan alat yang efektif bagi dosen/guru dan orang
tua untuk mengkomunikasikan tentang pekerjaan siswa,
dan
f) mendorong perkembangan keterampilan menulis siswa
(Glencoe, 1999:27)

Mueller (2008) menguraikan beberapa contoh tujuan dan isi


portofolio seperti diuraikan pada Tabel 4 berikut.

Asesmen Otentik | 24
Tabel 4. Tujuan dan Isi Portofolio

Beberapa kemungkinan
Tipe Portofolio Tujuan
isinya
1. Potofolio untuk  potongan pekerjaan
Perkemba- menunjukkan awal dan akhir
ngan perkembanga  tes/skor awal dan akhir
(Growth n atau  draf awal dan draf akhir
Portfolio) perubahan  refleksi perkembangan
setiap saat  lembar goal-setting
untuk  contoh pekerjaan yang
membantu mencerminkan
mengembangk perkembangan
an keterampilan
keterampilan  lembar refleksi diri yang
proses seperti menyertai contoh
melakukan pekerjaan
self-evaluation  lembar refleksi dari
dan goal- dosen/guru dan
setting temannya
 identifikasi kekuatan
dan kelemahan
 lembar goal-setting
untuk  contoh refleksi kekuatan
mengidentifika dan kelemahan
si kekuatan  lembar goal-setting
dan  refleksi kemajuan untuk
kelemahan mencapai tujuan
untuk  draf hasil karya atau
mengembangk kinerja yang spesifik
an satu atau  refleksi diri mengenai
lebih hasil draf
karya/kinerja  lembar refleksi dari
dosen/guru dan teman
sebaya

Asesmen Otentik | 25
2.Portofolio untuk  contoh pekerjaan
Peragaan peragaan terbaik
(Showcase prestasi  contoh pekerjaan awal
Portfolio) belajar pada dan terakhir untuk
akhir dokumen kemajuan
tahun/semest  tes atau skor terakhir
er  jenis hadiah atau
pengharagaan lain
 komentar dari guru dan
teman sebaya
untuk  huruf sampul
menyiapkan  contoh pekerjaan
suatu contoh  refleksi tentang proses
perkejaan pembuatan contoh
terbaik pekerjaan
 refleksi tentang
perkembangan
 komentar guru dan
teman sebaya
 deskripsi
pengetahuan/keterampil
an kerja
untuk  contoh pekerjaan siswa
peragaan yang favorit, terbaik
persepsi guru atau paling penting
yang favorit,  komentar kekuatan dan
terbaik atau kelemahan pekerjaan
pekerjaan  refleksi tentang
yang paling mengapa pekerjaan
penting menjadi favorit, terbaik
atau paling penting
 refleksi tentang apakah
yang telah dipelajari
dari pekerjaan
 komentar guru dan
teman sebaya

Asesmen Otentik | 26
untuk  contoh yang cocok
mengkomunik tentang pekerjaan
asikan bakat terbaru
siswa  menyesuaikan
pekerjaan dengan
standar
 refleksi diri tentang
bakat sekarang
 identifikasi tujuan yang
akan datang
3. Portofolio untuk  contoh pekerjaan yang
evaluasi dokumentasi sesuai pada setiap
(Evaluation prestasi materi/bab/topik untuk
Portfolio) belajar siswa dinilai
 tes/skor
 rubrik/kriteria yang
digunakan dalam
evaluasi kerja
 guru merefleksikan
pencapaian
tujuan/standar
 mengidentifikasi
kekuatan dan
kelemahan
untuk  daftar tujuan dan
dokumentasi standar yang dapat
kemajuan ke diaplikasikan
arah standar  rubrik/kriteria yang
digunakan
mengevaluasi
pekerjaaan
 refleksi guru tentang
pencapaian
tujuan/standar
 analisis atau bukti
kemajuan ke arah
standar

Asesmen Otentik | 27
untuk  contoh pekerjaaan yang
menempatkan sesuai
siswa secara  tes/skor kelas
tepat  tes/evaluasi eksternal
 menyesuaikan
pekerjaan dengan
standar
 refleksi diri tentang
bakat siswa
 refleksi orang tua
tentang bakat siswa
 refleksi ahli lain tentang
bakat siswa

c. Pengembangan Portofolio
Barton & Collins (1997:3) menguraikan bahwa dalam
mendesain dan mengembangkan asesmen portofolio perlu
memperhatikan aspek-aspek berikut: (a) tujuan (purposes), (b)
bukti (evidence), dan (c) kriteria asesmen (assessment criteria).
(1) Penentuan Tujuan (purposes)
Langkah pertama dalam mendesain portofolio adalah
menentukan tujuan portofolio. Dengan tujuan yang jelas dan
terarah memudahkan dalam melakukan asesmen. Mueller (2003)
mendeskripsikan contoh tujuan portofolio yang dapat dibuat
seperti berikut.
a) Menunjukkan perkembangan atau perubahan dari waktu ke
waktu
b) Membantu mengembangkan keterampilan seperti melakukan
evaluasi diri dan menentukan tujuan
c) Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
d) Mempertunjukkan tugas-tugas akhir tahun/semester
e) Menunjukkan contoh persiapan hasil kerja terbaik

Asesmen Otentik | 28
f) Menunjukkan persepsi siswa hasil kerja yang paling favorit,
paling baik atau paling penting
g) Mengkomunikasi bakat peserta didik terbaru
h) Dokumentasi prestasi belajar peserta didik untuk penjenjangan
i) Dokumentasi kemajuan mencapai standar
j) Penempatan peserta didik secara tepat

(2) Penentuan Evidence


Langkah ke dua yang perlu dilakukan adalah menentukan
evidence yang sesuai untuk dimasukkan dalam portofolio. Barton &
Collins (1997:4-5) mengelompokkan evidence menjadi empat
macam, yaitu:
a) Hasil karya siswa (artifacts) adalah dokumen seperti
pekerjaan rumah dan makalah yang dihasilkan selama
kegiatan akademik di kelas.
b) Reproduksi (reproductions) adalah dokumentasi kerja
peserta didik di luar kelas seperti hasil kerja projek atau
pedoman wawancara.
c) Pengesahan (attestations) adalah dokumentasi
pernyataan dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
dosen/guru atau pihak lainnya tentang kemajuan
akademik peserta didik.
d) Produk (production) adalah dokumen yang dipersiapkan
khusus untuk portofolio.

(3) Pengembangan Kriteria Asesmen


Untuk meningkatkan keadilan, transparansi, dan
objektivitas esesmen, perlu dibuat kriteria asesmen. Kriteria
asesmen dikembangkan untuk mengevaluasi kesesuaian antara
tujuan dan evidence. Untuk mengases portofolio peserta didik
dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik holistik atau rubric
analitik. Misalnya rubrik yang digunakan untuk menilai portofolio

Asesmen Otentik | 29
laporan tertulis tetang pengamatan ikan meliputi: (a) kelangkapan
laporan, (b) kebenaran prosedur pengamatan, dan (c) kesimpulan
hasil pengamatan yang dibuat (Tabel 3)

Tabel 3. Rubrik Holistik Laporan Tertulis Hasil Pengamatan


Kriteria Skor
Lengkap dan dirinci dengan baik 5
Lengkap tetapi ada kesalahan 4
Prosedur dan pengamatan akurat, tetapi 3
kesimpulan tidak akurat
Prosedur dan pengamatan banyak tidak 2
akurat
Deskripsi prosedur dan hasil pengamatan 1
sangat sedikit

(4) Penyusunan Dokumen Portofolio


Bahan-bahan portofolio yang telah dikumpulkan disusun
dalam dokumen portofolio, misalnya dalam bentuk folder atau
bentuk lain. Setiap folder atau bentuk yang lain dilengkapi dengan:
a) Identitas pemilik portofolio
b) Mata pelajaran
c) Daftar isi dokumen
d) Isi dokumen beserta komentar baik dari guru maupun
orang tua.
Di samping ketiga aspek di atas, dalam membuat
portofolio perlu juga diperhatikan hal-hal pokok sebagai berikut.
1. Pastikan bahwa tiap siswa memiliki portofolio.
2. Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja
yang akan dikumpulkan.
3. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya setiap siswa dalam
satu map atau folder.
4. Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa
peserta pembobotannya secara bersama agar dapat
dicapai kesepakatan.

Asesmen Otentik | 30
5. Mintalah siswa menilai karyanya secara
berkesinambungan.
6. Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau
belum memuaskan, kepada siswa tersebut dapat diberi
kesempatan untuk memperbaiki.
7. Perlu dijadwalkan pertemuan khusus untuk membahas
portofolio.
(Depdiknas, 2004:45-46)

3.3 Asesmen Proyek


a. Pengertian
Asesmen Proyek merupakan asesmen yang dilakukan
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi
terhadap suatu proses atau kejadian yang dimulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, penyajian
data dan pengolahan data. Asesmen proyek dapat memberikan
informasi tetang penguasaan pengetahuan, kemampuan
merencanakan, keterampilan mengumpulkan data, mengorganisasi
investigasi, dan mengkomunikasikan hasil.

b. Pengembangan Asesmen Proyek


Dalam pengembangan asesmen proyek perlu memperhatikan
beberapa hal berikut.
(1) Topik proyek yang dipilih relevan dengan tuntutan
kompetensi dan jangan terlalu luas atau terlalu sempit.
(2) Data yang dikumpulkan harus jelas dan siswa perlu diberi
pemahaman tetang berbagai metode dan analsis data hasil
suatu investigasi
(3) Kriteria asesmen perlu disampaikan kepada siswa

Asesmen Otentik | 31
c. Instumen Asesmen Proyek
Identitas
Mata Pelajaran : Biologi
Nama Proyek : Kualitas air sungai
Alokasi Waktu : 3 bulan
Nama : …………………………………………….
Kelas : …………………………………………….
Tugas: Lakukanlah penyelidikan tentang kualiatas air 3 (tiga)
sungai-yang ada di kota Singaraja ditinjau dari aspek fisik
dan biologinya.
Daftar Asesmen Proyek

Skor Skor
Tahapan Deskriptor Mak- Per-
simum olehan
Perencan Memuat tentang topik, tujuan, 15
aan/Persi bahan/alat, langkah-langkah
apan kerja, jadwal, waktu, perkiraan
data yang akan diperoleh,
tempat penelitian, daftar
pertanyaan atau format
pengamatan yang sesuai
dengan tujuan
Pengump Data tercatat dengan rapi, 25
ulan data jelas dan lengkap. Ketepatan
menggunakan instrumen
Pengolaha Ada pengklasifikasian data, 30
n dan penyajian data disajikan
Penyajian dengan benar dan interpretasi
data data sesuai dengan tujuan
Penyusun Ditulis secara sitematis, dan 30
an bahasa komunikatif dan
Laporan menggunakan kaidah yang
benar
Skor total 100

Asesmen Otentik | 32
3.4 Asesmen Produk
a. Pengertian
Asesmen produk merupakan asesmen terhadap
keteramplan membuat suatu produk, inovasi dan kualitas produk
yang dihasilkan. Aspek yang diases adalah tahap persiapan yang
meliputi kemampuan merencanakan, menggali, dan mendesain
produk, tahap proses/pembuatan produk meliputi kemampuan
menyeleksi dan mengunakan bahan, alat, metode dan teknik, dan
tahap hasil atau produk yang meliputi aspek kualitas kualitas
produk seperti bentuk fisik dan inovasi.

b. Pelaksanaan asesmen produk


Asesmen produk dilakukan pada setiap tahapan berikut.
(1) Tahap Persiapan. Pada tahap ini asesmen dilakukan
terhadap kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
(2) Tahap Proses (pembuatan produk). Asesmen difokuskan
pada kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan
bahan, alat, dan teknik yang aman, bersih dan sehat.
(3) Tahap Akhir (menghasilkan produk). Hasil produk diases
berdasarkan persyaratan produk yang baik misalnya dari
kualitas dan inovasinya

c. Contoh asesmen produk


Identitas
Mata Pelajaran : Biologi
Nama produk : Nata de-coco
Alokasi waktu : 3 hari

Asesmen Otentik | 33
Nama :
Kelas :

Tugas: Buatlah Nata de-coco dengan menggunakan bahan-


bahan yang mudah diperoleh

Daftar Asesmen Produk

Skor
Skor
Maks
No. Tahapan Deskriptor Perol
imu
ehan
m
1 Persiapan Alat dan bahan 20
disiapkan dengan
baik dan lengkap
2 Proses Pembuatan sesuai 30
Pembuata dengan prosedur,
n terampil melakukan
dan menggunakan
alat, serta
memperhatikan K3
(keselamatan kerja,
keamanan, dan
kebersihan)
3 Produk Rasanya enak dan 50
bentuknya seragam
dan dikemas
dengan rapi
Skor Total 100

Asesmen Otentik | 34
Daftar Rujukan
Barton , J. & Collins, A. (ed.). 1997. Portfolio Assessment:
Handbook for Educators. USA: Dale Seymour.
Doran, R.; Chan, F.; & Tamir, P. 1998. Science Educator’s
Guide to Assessment. Wilson Blvd., Arlington Virginia:
National Science Teachers Association.
Enger, S.K. & Yager, R. E. 2001. Assessing Student
Understanding in Science. Californea: Corwin.
Glencoe. 1999. Alternate Assessment in the Science
Classroom. New York: McGraw-Hill.
Grant, W. 2003. The Case for Authentic Assessment. Eric
Digest. Available at:
http://128.8.182.4/db/edo/ED328611.htm., diunduh 14
Maret 2003.
Hanna, G.S & Detmer, P.A. 2004. Assessment for Effective
Teaching: Using Context-Adaptive Planning. Boston:
Pearson.
Hart, D. 1994. Authentic Assessment: A Handbook for
Educators. New York: Addison-Wesley.
Hibbard, K.M. 1999. Performance Assesment in The Science
Classroom. New York: Glencoe/McGaraw-Hill.
Kerka, S. 1995. Techniques for Authentic Assessment.
Practice Aplication Brief. ERIC Clearinghouse. Available at:
http:/ericacve.org/docs/auth-pab.htm., diunduh 14 Maret
2003.
Linn,R.I. & Gronlund, N.E. 1995. Measurement and
Assessment in Teaching. Ohaio: Merrill.
Mueller, J. 2008. Authentic Assessment Toolbox. Available at:
http://jonathan.mueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisit.ht
m, diunduh 17 Oktober 2009.
Paulson
Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang, Depdiknas. 2008. Penilaian
Tingkat Kelas: Pedoman bagi Guru SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MAN dan SMK. Jakarta: Depdiknas.
Smith Jr., A.J. 2000. Authentic Assessment Advances Contextual
Teaching and Learning. Talking paper Series. Washington

Asesmen Otentik | 35
Consortium for Contextual Teaching and Learning, October
2000.
Stiggins, R.J. 1994. Student-Centered Classroom
Assessment. New York: Merrill.

Asesmen Otentik | 36
Asesmen Otentik | 37

Você também pode gostar