Você está na página 1de 21

ANALISA PERILAKU PRODUKSI TANAMAN MELINJO DAN MELON

BERDASARKAN METODE LOCATION QUOTIENT (LQ ) DAN KOEFISIEN


VARIANSI (KV) DI BANYUWANGI TAHUN 2012 -2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Mata
Kuliah Agroechnopreneurship

Oleh:
CAMELIA FARISCA AYU
41.16.1182

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI
BANYUWANGI
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komoditi unggulan pada sektor pertanian khususnya pertanian bahan pangan
dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan prioritas pengembangan tanaman
pertanian. Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu
produksi, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. Tujuan pembangunan
pertanian layak ditempatkan sebagai prioritas utama untuk tercapainya swasembada
pangan. Pembangunan pertanian mengupayakan untuk mengembangkan potensi yang
ada, yaitu memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal. Komoditi unggulan di suatu
wilayah berbeda-beda, melalui potensi unggulan daerah dapat tergambarkan kemampuan
daerah menghasilkan produk, menciptakan nilai, memanfaatkan sumberdaya secara nyata,
memberi kesempatan kerja, mendatangkan pendapatan bagi masyarakat, memiliki prospek
untuk meningkatkan produktivitas dan investasinya serta memiliki daya saing yang tinggi
(Bappeda, 2013).
Sektor pertanian mempunyai peranan penting baik di tingkat nasional maupun
regional, seperti pada pembangunan ekonomi di suatu Negara sedangkan sebagian besar
penduduk Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada sector pertanian. Sektor
pertanian merupakan penopang bagi sektor-sektor perekonomian lainnya sehingga
pembangunan ekonomi tidak dapat berpaling dari sektor ini. Akhir-akhir ini perhatian
terhadap tanaman melinjo cukup meningkat, baik dari pemerintah maupun dari masyarakat.
Sejak minyak dan gas bumi mulai pudar kedudukannya sebagai primadona bahan ekspor,
orang mulai menyadari bahwa tanaman melinjo dapat diandalkan sebagai salah satu sumber
devisa. Di Indonesia, melinjo merupakan tanaman yang tumbuh tersebar di mana-mana,
banyak ditemukan di tanah-tanah pekarangan rumah penduduk pedesaan dan halaman-
halaman rumah penduduk di kota. Ada yang sengaja di tanam, banyak yang tumbuh tanpa
perawatan sebagai tanaman sela di antara tanaman-tanaman jenis lainnya. Nama tanaman
ini di berbagai daerah di Indonesia ternyata bermacam-macam, yakni belinjo, melinjo,
bagor, so, trangkil, dan tangkil sako, menunjukkan penyebarannya yang cukup luas.
Selain itu melinjo tanaman melon merupakan salah satu tanaman jenis buah-
buahan yang sudah sangat populer diseluruh dunia. Namun perhatian masyarakat terhadap
buah melon ini masih sebatas usaha sampingan, sehingga rata-rata hasil tanaman melon
secara nasional masih rendah. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maupun dunia
akan berpengaruh terhadap naiknya persediaan komsumsi buah-buahan terutama melon.
Salah satu upaya untuk meningkatkan persediaan buah-buahan adalah dengan
meningkatkan produksi melon.
Location Quotient (LQ) ialah suatu metode yang didasarkan pada teori sektor basis
untuk menghitung perbandingan relative sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu
region terhadap sumbangan nilai tambah sektor yang bersangkutan secara nasional atau
tingkat yang lebih tinggi. (Rusastra dkk, 2000) sehingga dengan metode tersebut dapat
diketahui nilai-nilai sumbangan nilai tambah setiap sektor yang merepresentasikan apakah
sektor tersebut termasuk komoditi unggulan atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah buah melinjo dan melon merupakan tanaman basis di kabupaten
Banyuwangi ?
2. Apakah buah melinjo dan melon memiliki tingkat produksi yang fluktuatif ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tanaman basis di kabupaten Banyuwangi, utamanya buah
melinjo dan melon.
2. Untuk mengetahui fluktuasi produksi buah Melinjo dan Melon di kabupaten
Banyuwangi.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui tanaman basis di kabupaten Banyuwangi, utamanya buah
melinjo dan melon.
2. Dapat mengetahui fluktuasi produksi buah melinjo dan melon di kabupaten
Banyuwangi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Melinjo


Tanaman melinjo adalah salah satu tanaman yang berasal dari daerah Pasifik dan
Asia Tropis. Biasanya masyarakat, bukan para petani, menanamnya di pekarangan rumah
untuk di manfaatkan daunnya untuk masakan. Tanaman melinjo mampu tumbuh hingga
usia 100 tahun dengan tinggi yang mencapai 25 meter jika tidak ada pemangkasan.
Pengembangan tanaman melinjo melalui 2 cara, yaitu secara generatif (perkembangbiakan
menggunakan biji melinjo) atau secara vegetatif (perkembangbiakan secara okulasi, setek,
dan cangkok). Melinjo berperawakan pohon yang ramping, berjenis kelamin dua dan selalu
hijau, dengan batang yang lurus, kulit batangnya berwarna kelabu, ditandai oleh gelang-
gelang menonjol secara nyata, cabangnya bebagai ukuran dan letaknya melingkari batang
hingga pangkal cabang. Buahnya mirip buah geluk, berbentuk jorong, panjangnya 1-5 cm,
berembang (apiculate) pendek, berbulu halus, mula-mula berwarna kuning kemudian
berubah menjadi merah sampai lembayung jika matang.

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Melinjo


Kingdom : Plantae
Sup Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : Gnetopsida
Sub kelas : Gnetidae
Ordo : Ephedrales
Famili : Gnetaceae
Genius : Gnetum L
Spesies : Gnetum gnemon L

2.1.2 MorfologiTanaman Melinjo


Setiap tanaman memiliki susunannya masing – masing untuk bisa tumbuh dengan
baik. Seperti taman melinjo memiliki : akar, batang , daun, bunga dan biji. Berikut ini akan
saya jelaskan masing – masing bagian dalam tanaman melinjo :
A. Akar
Akar yang di miliki oleh tanaman melinjo adalah akar tunggang. Akar tersebut
bermanfaat untuk menyerap air maupun nutrisi di dalam tanah.

B. Batang
Tanaman melinjo memiliki batang yang menjulang tinggi ke atas biasanya
tingginya mencapai sekitar 15 meter.Permukaan pada batang tanaman melinjo rata
dan memiliki bentuk bulat. Tanaman melinjo memiliki sistem percabangan secara
monopodial, maksudnya batang pokok terlihat lebih jelas, bentuknya lebih besar
dan panjangnya juga lebih panjang dari cabang – cabang batang melinjo. Batang
tanaman melinjo memiliki sifat kuat dan kokoh, sehingga kebanyakan masyarakat
memanfaatkan sebagai bahan bangunan.

C. Daun
Tanaman melinjo memiliki daun berbentuk bulat oval dan termasuk dalam daun
tunggal.Daun melinjo saling berhadapan, berbentuk jorong, berukuran (7,5-20) cm x
(2,5-10) cm, tulang daun sekunder melengkung dan bersatu di ujungnya. Daun
melinjo terdiri dari tangkai daun dan helaian daun. Bentuk tepi daun melinjo rata,
duduknya berhadap – hadapan dengan bentuk tulang menyirip. Daun tersebut
memiliki serabut, untuk membuktikannya coba sobek daun tersebut, maka akan
muncul serabutnya secara jelas.

D. Bunga
Tanaman melinjo termasuk pada bunga tidak sempurna. Bunga tersebut
berumah dua dan tumbuh di ketiak daun. Perbungaannya menyendiri dan keluar dari
ketiak daun, juga dari batang yang telah tua, panjangnya 3-6 cm dengan bunga-
bunganya tersusun dalam bentuk lingkaran di buku-bukunya. Bunga betina
sebanyak 5-8 kuntum pada setiap buku perbungaan, bentuknya bundar dan melancip
ke ujungnya. Bunga betina berupa butiran-butiran besar dan daunnya agak bundar.
Sedangkan bunga jantan berupa butiran-butiran kecil , daunnya agak panjang.

E. Biji
Salah satu jenis tanaman yang termasuk dalam biji terbuka adalah tanaman
melinjo. Tanaman melinjo memiliki biji yang terbungkus oleh selaput luar keras,
selaput dalam dan diselubungi oleh tenda bunga dengan daging.Jika biji melinjo ini
sudah matang, maka akan berubah menjadi merah. Tanaman melinjo juga di anggap
sebagai biji terbuka tahunan, karena biji tidak terbungkus oleh daging tetapi oleh
kulit luar.

2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Melinjo


Tanaman melinjo tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat
tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir, dan berkapur. Walaupun demikian
tanaman melinjo tidak tahan terhadap tanah yang selalu tergenang air atau yang berkadar
asam tinggi (PH tanah terlalu asam). Di Indonesia, tanaman melinjo didapatkan dari daerah
pantai yang berhawa panas, sampai ke daerah pegunungan pada ketinggian 1200 m di atas
permukaan laut. Di dataran rendah dan daerah pegunungan, tanaman ini dapat hidup baik
dan menghasilkan dengan kelembaban tinggi, yaitu yang mempunyai musim penghujan
selama 9 bulan (basah) dan musim kering selama 3 bulan. Perbedaannya, daun tanaman
melinjo yang tumbuh di daerah pegunungan lebuhtebal dan kurang lemas, sehingga daun
muda yang bila dimasak sebagai sayur terasa kurang enak.

2.2 Tanaman Melon


Melon merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae. Nama latinnya
Cucumis Melo. Banyak yang mengatakan buah melon berasal dari Lembah Panas, Persia
atau derah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan
Afrika.Tanaman ini akhirnya tesebar luas ke Timur Tengah dan Eropa. Pada abad ke-14
melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya melon tersebar ke seluruh penjuru
dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia. Jenis –jenis melon yang
terkenal adalah melon Cristianism(1850), melon Sill hybrid (1870), melon Surprise(1876),
melon Ivondequoit, Miller cream, Netted gem, Hacken sack, dan Osage (1881-1890),
Melon Queen of Colorado dan Honey Gold (1939). Untuk memudahkan pengelompokan
dan penanaman melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe yaitu sebagai
berikut:
A. Tipe Netted –Melon
Ciri-ciri :
 Kulit buah keras
 Kasar berurat bergambar, seperti jala(Net)
 Aroma relatif lebih harum dibanding dengan winter-melon
 Lebih cepat masak antara 75-90 hari,
 awet, tahan lama untuk disimpan.
Varietas:
 Cucumis melo var. Reticulatus : buah kecil berurat seperti jala dan harum
 Cucumis melo var.flexuosus :cantelupensus :buah besar , kulit bersisik dan harum.
B. Tipe winter-melon
· Ciri-ciri:
 Kulit buah halus, menkilat
 Aroma buah tidak harum
 Buah lambat untuk masak antara 90-120 hari
 Mudah rusak dan tidak tahan lama untuk di simpan.
 Tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman hias.
Varietas:
 Cucumis melo-var.Inorous . Kulit buah halus, buah memanjang antara 2,5-7,5 cm.
 Cucumis melo-var .Flexuosus. Permukaan buah halus , buah memanjang antara 35-
70 cm.
 Cucumis melo-var. Dudain. Ukuran kecil-kecil, sering untuk tanaman hias.
 Cucumis melo-var. Chito. Ukuran buah sebesar jeruk lemon. Sering digunakan
sebagai tanaman hias.

2.2.1 Klasifikasi Tanaman Melon


Kingdom : Plantae
Divisio : Spematophyta
Sub-divisio : Angiospremae
Kelas : Dikotil
Sub-kelas : Sympetalae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L.
2.2.2 Morfologi Tanaman Melon
A. Akar,
Tanaman ini memiliki perakaran tunggang terdiri dari atas akar utama dan
akar literal. Panjag akar utama dari pangkal batang mencapai 15-20 cm. sedangkan
akar sekunder keluar dari serabut akat di sebut akar tersier, penyebaran akan ini
mencapai 35-45 cm.

B. Batang,
Tanaman ini memiliki bantang berwarna hijau muda dengan berbentuk
bersegi lima berlekuk dengan 3-7 lekukan dan bergaris tengah 8 – 15 cm. memiliki
berhulu dan terdapat buku atau ruas – ruas yang melekat pada tangkai daun.

C. Daun,
Tanaman ini memiliki daun berwarna hjau berbentuk dbercangkao atau
menjari bersudut lima. Berlekuk 3-5 lekukan dan ebrgaris tengah 8-15 cm. Daun
tanaman memiliki permukaan kasar, dan susunan daun berselang-seling.

D. Bunga,
Tanaman ini memiliki bunga yang tumbuh di ketiak daun, bunga jantan
berbentuk secara berkelompok 3-6 buah. Bunga jantan akan muncul pda ketiak
daun yang di topang dengan tangkai pipih panjang dan hanya terdiri dari mahkota
bunga dan benang sari serta tidak memiliki bakal buah. sedangkan bunga betina
muncul pada ruas percabangan di ketiak daun terdiri dari bunga, putik dan bakal
buah. setelah itu kedua itu akan akan menyerbuk dengan bantuan angin sehingga
akan menjadi bakal buah.
E. Buah,
Tanaman ini memiliki buah yang terdiri dari kulit buah, daging buah, dan
biji. Kulit buah tidak terlalu tebal 1-2 mm, tetapi keras dan kuat. Kulit ini memiliki
lapisan yang tersusun epidermis, mesodermis dan endodermis. Bentuk buah melon
ini bulat, lonjong dan lainnya dengan memiliki warna hijau, kuning dan juga ada
kehijaua tua. Sedangkan daging buah berwarna hijau, kuning keputihan dan juga
jingga.

F. Biji,
Tanaman melon memiliki biji berwrna coklat muda, panjang 0.9 mm dan
berdiameter 0.4 mm. Dalam satu buah melon terdapat biji sekitar 500 – 600 biji.

2.2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Melon


A. Iklim
 Angin yang bertiup cukup kencang dapat merusak penanaman melon karena
dapat mematahkan tangkai daun , tangkai buah, dan batang tanaman.
 Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah yang sudah
terbentuk dan dapat pula menjadikan kondisi lingkungan yang menguntungkan
bagin patogen. Dengan demikian, saat tanaman melon menjelang panen , akan
mengurangi kadar gula dalam buah.
 Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama
pertumbuhannya.
 Tanaman melon memerlukan suhun yang sejuk dan kering untuk
pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanaman melon antara 25-30
derajat.
 Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18 derajat celcius.
 Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman
melon. Dalam kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang
penyakit.

B. Media Tanam
 Tanah yang baik untuk budi daya tanaman melon ialah tanah liat berpasir yang
banyak mengandung bahan organik untuk memudahkan akar tanaman melon
berkembang. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah.
 Tanaman melon akan tumbuh baik apabila P-H nya 5,8-7,2.
 Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yang cukup banyak. Akan
tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan.

C. Ketinggian tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian 300-900
di permukaan laut. Apabila ketinggian lebih dari 900meter dari permukaan laut,
tanaman tidak berproduksi dengan optimal.
BAB 3. METODOLOGI PENGHITUNGAN

3.1 Posisi Relatif


Untuk mengetahui posisi relatif Kabupaten Banyuwangi sebagai penghasil produk
hortikultura (cabai rawit, cabai besar, kacang panjang, bawang merah, tomat, kubis, buncis,
terung, semangka, melon, manggis, jeruk siam, durian, mangga, rambutan, dan pisang) di
Jawa Timur digunakan Location Quotien (LQ). Pengujian ini digunakan untuk melihat
posisi surplus/defisit suatu daerah/wilayah dalam hal produktivitas. LQ dapat dirumuskan
sebagai berikut :
vi Vi
LQ  
vt Vt

Keterangan :
vi = jumlah produksi komoditas i di kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur
vt = jumlah produksi komoditas i di seluruh Jawa Timur
Vi = jumlah produksi sayuran/buah di kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur
Vt = jumlah produksi sayuran/buah di seluruh Jawa Timur

Kriteria Pengambilan Keputusan :


• LQ <1 ; wilayah i bukan merupakan daerah basis sayuran/buah
• LQ >1 ; wilayah i merupakan daerah basis sayuran/buah

3.2 Perilaku Perkembangan Produksi


Koefisien variasi merupakan suatu ukuran variansi yang dapat digunakan untuk
membandingkan suatu distribusi data yang mempunyai satuan yang berbeda. Kalau kita
membandingkan berbagai variansi atau dua variabel yang mempunyai satuan yang berbeda
maka tidak dapat dilakukan dengan menghitung ukuran penyebaran yang sifatnya absolute.
Koefisien Variasi (KV) adalah perbandingan antara simpangan baku dengan rata-rata suatu
data dan dinyatakan dalam (%). Besarnya koefisien variasi akan berpengaruh terhadap
kualitas sebaran data. Kriteria Pengambilan Keputusan:

 Semakin kecil koefisien variasi berarti seragam, atau homogen data tersebut (harga
komoditas buah semakin stabil).
 Semakin besar koefisien variasi berarti semakin data tersebut tidak seragam atau
heterogen (harga komoditas fluktuatif)

Digunakan pendekatan tabulasi, grafis, dan koefisien variasi. Formulasi koefisien variasi
dinyatakan :
Sd
KV 
X
Keterangan:
KV = Koefisien Variasi
X = Harga rata-rata komoditas sayur dalam satu tahun
Sd = Standar deviasi harga
BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tanaman Basis


Terdapat 30 komoditas hortikultura yang diperhitungkan dalam penelitian ini dan
terbagi dalam 2 (dua) katagori, yaitu komoditas sayuran dan komoditas buah-buahan.
Komoditas yang tergolong sayuran terdiri dari komoditi sawi, kacang panjang, cabe, tomat,
terong, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, dan bayam. Sedangkan komoditas yang
tergolong buah-buahan terdiri dari Semangka, alpukat, Belimbing, duku, durian, jambu biji,
jeruk siam, mangga, manggis, melinjo, melon, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan,
salak, sawo, sisrsak, sukun, jambu air, jeruk besar, dan petai.

NO KOMODITAS LQ
1 MELINJO 0.28
2 MELON 0.14

Hasil perhitungan analisis LQ komoditas buah-buahan di Kabupaten


Banyuwangi Tahun 2012 - 2017 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel diatas. Berdasarkan
Tabel tersebut, dapat diketahui komoditas buah-buahan yang mempunyai nilai rata-rata LQ
yang kurang dari 1 mengindikasikan bahwa komoditi tersebut bukanlah komoditi unggul di
Kabupaten Banyuwangi. Keadaan ini menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap komoditi
tersebut di Kabupaten Banyuwangi belum mampu dicukupi oleh produksi local tanaman
melinjo dan melon, sehingga dimungkinkan untuk mengimpor dari daerah lain. Komoditi
unggul merupakan komoditi yang paling potensial untuk dikembangkan dan memacu
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi. Meskipun ada beberapa komoditi yang
bukan merupakan komoditi unggul, tetapi permintaan akan komoditi tersebut ini akan naik
dengan adanya peningkatan pendapatan pada komoditi unggul, sehingga komoditi ini masih
dapat berkembang dan dapat dijadikan komoditi yang memiliki keunggulan komparatif di
Wilayah Kabupaten Banyuwangi.
4.2 Fluktuasi Produksi
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sangat berkaitan dan berhubungan dengan
pertumbuhan masing-masing sektor dan sub sektor. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Banyuwangi sangat dipengaruhi perkembangan oleh dua sector dominan yaitu sektor
pariwisata dan sector pertanian. Kedua sektor tersebut memiliki kontribusi terbesar dalam
pembentukan angka Kabupaten Banyuwangi. Apabila kedua sektor ini mengalami fluktuasi
yang cukup besar, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi pun akan
mengikuti pergerakannya. Berdasarkan BDSP atas dasar harga konstan, perkembangan
pendapatan sub sector hortikultura melinjo dan melon sangat berfluktuasi. Pendapatan
tertinggi terjadi pada tahun 2015 dengan pendapatan produksi sebesar 51776.00 Ton Melon
dan 6686.00 Ton Melinjo. dan pendapatan terendah produksi pada tahun 2012-2013 yaitu
0.00 Ton .
60000.00
51776.00 PRODUKSI
50000.00

40000.00

30000.00 MELINJO
MELON
20000.00

10000.00 6686.00
3297.80
462.00 1752.80
0.000.00 0.000.00 0.00 226.80 143.50
0.00
2012 2013 2014 2015 2016 2017
KOMODITAS KOMODITAS KOMODITAS MELINJO
TAHUN PRODUKSI (Rata-Produksi) (Rata-Produksi)²
2012 0.00 1253.05 1570134.30
2013 0.00 1253.05 1570134.30
2014 462.00 791.05 625760.10
2015 6686.00 -5432.95 29516945.70
2016 226.80 1026.25 1053189.06
2017 143.50 1109.55 1231101.20
1253.05 35567264.68
Standart Deviasi 2434.72
Koefisiensi Variasi 1.94

MELON
TAHUN PRODUKSI (Rata-Produksi) (Rata-Produksi)²
2012 0.00 9471.10 89701735.21
2013 0.00 9471.10 89701735.21
2014 0.00 9471.10 89701735.21
2015 51776.00 -42304.90 1789704564.01
2016 3297.80 6173.30 38109632.89
2017 1752.80 7718.30 59572154.89
9471.10 2156491557.42
Standart Deviasi 18958.25
Koefisiensi Variansi 2.00

4.3 Diversifikasi Produk Tanaman


BAB 5. KESIMPULAN

Kesimpulan dari analisa ini adalah komoditas Melinjo dan Melon merupakan bukan
sector basis atau bukan tanaman unggulan di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini karena
tanaman melinjo dan melon dipengaruhi beberapa factor untuk syarat tumbuhnya yaitu
wilayah dengan jenis tanah latosol coklat kemerahan dan mediteran coklat karena sangat
cocok untuk pertanian, serta curah hujan yang cukup baik 1500-2000 mm/th. Sehingga
secara umum untuk tanaman pertanian pangan di Kabupaten Banyuwangi belum dapat
memenuhi kebutuhan intern bahkan hingga membantu kebutuhan wilayah lain.
Perkembangan tanaman pertanian hortikultura untuk tanaman melinjo dan melon
cenderung fluktuatif karena tidak semua kecamatan menjadikannya sebagai tanaman utama,
terkadang hanya dijadikan sebagai tanaman sela atau tanaman pengganti padi, ada kalanya
penanamannya tergantung pada harga jual.
DAFTAR PUSTAKA

Hendayana, R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) dalam Penentuan Komoditas
Unggulan Nasional. J. Informatika Pertanian Vol 12. No. 1. Hal. 2-4.
Situs Basis Data Statistik Pertanian (BDSP) 2016. https://aplikasi2.pertanian.go.id/bdsp/
(10 Desember 2018).
Wulandari. 2010. Penentuan Unggulan Komoditi Pertanian Nilai Produksi di Kabupaten
Grobogan. Tesis. Pascasarjana Diponegoro Semarang..
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Produksi Per Kabupaten di Jawa Timur (2017)


No Lokasi MELINJO MELON
24 Kab. Bangkalan 725,10 20,00
9 Kab. Banyuwangi 143,50 1.752,80
5 Kab. Blitar 12.043,00 3.567,60
21 Kab. Bojonegoro 26,70 329,60
10 Kab. Bondowoso 96,40 25,00
8 Kab. Jember 213,80 22,00
16 Kab. Jombang 872,20 397,60
6 Kab. Kediri 5.953,00 2.065,50
23 Kab. Lamongan 2,60 511,60
18 Kab. Madiun 269,90 838,70
19 Kab. Magetan 882,80 918,10
7 Kab. Malang 2.647,90 378,20
15 Kab. Mojokerto 12,30 1.370,40
17 Kab. Nganjuk 36,60 2.963,50
20 Kab. Ngawi 168,80 7.471,20
1 Kab. Pacitan 6.134,60 65,30
13 Kab. Pasuruan 592,80 5.317,80
2 Kab. Ponorogo 1.294,40 450,00
12 Kab. Probolinggo 14,50 4,10
14 Kab. Sidoarjo 3,40 1,50
11 Kab. Situbondo 27,20 1.706,90
3 Kab. Trenggalek 196,50 990,20
22 Kab. Tuban 12,60 976,20
4 Kab. Tulungagung 498,00 2.375,10
25 Kota Kediri 18,60 3.333,90
26 Kota Malang 3,80 96,00
27 Kota Pasuruan 273,00 -
28 Kota Surabaya 0,20 -
Lampiran 2. Data Produksi Per Tahun di Kabupaten Banyuwangi (2012 – 2017)

No Komoditas Satuan 2012 2013 2014 2015 2016 2017


1 ALPUKAT Ton 0.00 0.00 2794.00 382536.50 785.70 3155.30
2 ANGGUR Ton 0.00 0.00 7.00 269.00 1.50 28.50
3 BELIMBING Ton 0.00 0.00 2.321,00 30.947,00 723,40 739,90
4 BLEWAH Ton 0.00 0.00 0.00 0.00 530.20 601.80
DUKU /
5 LANGSAT Ton 0.00 0.00 966.00 30947.00 0.00 369.90
6 DURIAN Ton 0.00 0.00 11108.00 71021.00 2531.70 4255.80
7 JAMBU AIR Ton 0.00 0.00 925.00 16278.00 418.00 246.40
8 JAMBU BIJI Ton 0.00 0.00 1329.00 56903.00 1858.40 1659.50
JERUK
9 BESAR Ton 0.00 0.00 198.00 13515.00 195.60 307.90
11 JERUK SIAM Ton 0.00 0.00 333767.00 9376114.00 546949.80 539157.30
12 KETIMUN Ton 0.00 0.00 0.00 3338.00 796.60 704.00
13 MANGGA Ton 0.00 0.00 22815.00 420105.00 39273.10 42533.50
14 MANGGIS Ton 0.00 0.00 49632.00 202975.00 3267.40 1322.90
15 MARKISA Ton 0.00 0.00 1.00 571.00 3.00 0.10
16 MELINJO Ton 0.00 0.00 462.00 6686.00 226.80 143.50
17 MELON Ton 0.00 0.00 0.00 51776.00 3297.80 1752.80
MENGKUDU/
18 PACE KG 0.00 0.00 0.00 17808.00 2898.00 1640.00
19 NANAS Ton 0.00 0.00 972.00 20549.00 11.90 13.40
NANGKA /
20 CEMPEDAK Ton 0.00 0.00 3462.00 63240.00 11369.40 2928.40
21 PEPAYA Ton 0.00 0.00 6229.00 333250.00 14567.00 18651.10
22 PETAI Ton 0.00 0.00 6348.00 30656.00 820.30 409.50
23 PISANG Ton 0.00 0.00 93692.00 7204605.00 165323.40 178441.50
24 RAMBUTAN Ton 0.00 0.00 14653.00 318576.00 14078.30 6481.60
25 SALAK Ton 0.00 0.00 4664.00 247314.00 2300.30 2361.70
26 SAWO Ton 0.00 0.00 4738.00 13472.00 931.50 502.60
27 SEMANGKA Ton 0.00 0.00 0.00 426904.00 33197.40 7693.50
28 SIRSAK Ton 0.00 0.00 547.00 27828.00 445.60 883.60
29 SUKUN Ton 0.00 0.00 1051.00 7231.00 674.60 601.30
30 TOMAT Ton 0.00 0.00 0.00 18864.00 1957.90 2197.30

Você também pode gostar