Você está na página 1de 4

1

Tugas Akuntansi Pendidikan

Audit Pendidikan

Dosen Pengampu : Tri Harjawati, M.Si.

Disusun Oleh :

Wardatul Aslamiah

11160182000039

2A

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017/1438 H
1. Menjelaskan Teknik Analitical Procedure
2. Menjelaskan Teknik Inspeksi
3. Menjelaskan Teknik Konfirmasi (Convirming)
4. Menjelaskan Teknik Permintaan Keterangan (Inquiring)
5. Menjelaskan Teknik Perhitungan (Counting)
6. Menjelaskan Teknik Penelusuran (Tracing)
7. Menjelaskan Bukti Pendukung (Vouching)
8. Menjelaskan Observasi (Observing)
9. Menjelaskan Pelaksanaan Ulang (Repervorming)
10. Menjelaskan Audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)
Jawab
1. Teknik Analitical Procedure
Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan diantara data.
Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis
vertikal, atau laporan presentase, perbandingan jumlah yang sebenernya dengan data
historis atau anggaran serta penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis
regresi.
Contoh prosedur analitis adalah membandingan item belanja pada anggaran dan item
realisasi belanja. Hasil pembandingan akan menunjukkan ada atau tidaknya
penyimpangan jumlah realisasi belanja dari jumlah yang dianggarkan sebelumnya.

2. Teknik Inspeksi
Inspeksi, meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen, dan catatan serta
pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini, digunakan secara luas dalam
auditing. Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti,
bottom-up maupun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat
menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan
pengujian bottom-up atas akuntansi transaksi tersebut. Pada saat yang sama, auditor
seringkali mempertimbangkan implikasi bukti dalam konteks pemahaman faktor-faktor
ekonomi dan persaingan entitas.
Contoh kegiatan inspeksi adalah pemeriksaan terhadap bukti-bukti transaksi seperti
rekening bank, kuitansi atau tanda terima lainnya untuk mengevaluasi apakah transaksi
yang dilakukan sesuai atau menyimpang dengan rencana dan anggaran yang telah
ditetapkan.

3. Teknik Konfirmasi (Convirming)


Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan
auditor memperoleh informasi secara langsung, dari sumber independen di luar
organisasi pelayanan pendidikan yang diaudit. Dalam kasus yang lazim, klien
(organisasi yang diaudit) membuat permintaan kepada pihak luar secara tertulis, namun
auditor mengirimkan permintaan keterangan tersebut.
Contoh kegiatan konfirmasi adalah meminta keterangan pada Bendahara
Pengeluaran terkait bukti-bukti transaksi pembelian atau pengalokasian anggaran yang
telah dilakukannya. Kegiatan ini akan menunujukkan apakah bukti transaksi tersebut
fiktif atau benar adanya, selain keterangan-keterangan lainnya terkait bukti tersebut.

2
4. Teknik Permintaan Keterangan (Inquiring)
Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis
manajemen atau karyawan organisasi pelayanan pendidikan, umumnya berupa
pertanyaan-pertanyaan yang timbul serta dilaksanakannya prosedur analitis. Auditor
juga dapat secara langsung meminta keterangan kepada pihak ekstern.
Contoh kegiatan permintaan keterangan adalah auditor meminta keterangan
Bendahara Pengeluaran atas ketidaksesuaian jumlah pengeluaran (berdasarkan bukti
transaksi yang ada) dari jumlah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Teknik Perhitungan (Counting)


Dua aplikasi yang paling umum dari peritungan (counting) adalah (1) perhitungan
fisik sumber daya-berwujud, seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan (2)
akuntansi seluruh dokumen, dengan nomor urut yang telah dicetak (prenumbered).
Yang pertama menyediakan cara, untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang
ada, sementara yang kedua, dapat dipandang sebagai penyediaan cara untuk
mengevaluasi pengendalian internal organisasi pelayanan pendidikan melalui bukti
yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi.
Contoh kegiatan perhitungan adalah auditor menghitung aset yang telah dibeli
Bagian Pengadaan berdasarkan bukti transaksi yang ada.

6. Teknik Penelusuran (Tracing)


Dalam penelusuran (tracing) yang seringkali disebut sebagai penelusuran ulang,
auditor (1) memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2)
menetukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan
benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini
berawal dari dokumen menuju ke catatan, sehingga menelusur kembali asal-asul aliran
data melalui sistem akuntansi.
Contoh kegiatan penelusuran adalah auditor membandingkan antara angka yang
tertera di dalam kuitansi-kuitansi dari transaksi dari transaksi yang telah dilakukan
dengan jumlah angka yang tertera di dalam jurnal. Hal ini akan menunjukkan apakah
ada kesesuaian penyajian, penyajian yang lebih rendah atau lebih tinggi.

7. Teknik Bukti Pendukung (Vouching)


Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam
catatan akuntansi, dan (2) mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan
sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan
akuntansi. Dalam melakukan vouching arah pengujian secara luas untuk mendeteksi
adanya dalah saji berupa penyajian yang lebih tinggi dari yang seharusnya
(overstatement) dalam catatan akuntansi.

8. Teknik Observasi (Observing)


Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan
pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan dapat berupa pemrosesan rutin

3
jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas untuk melihat apakah para pekerja
sedang melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
organisasi pelayanan pendidikan. Pengamatan penting terutama untuk memperoleh
pemahaman atas pengendalian internal.
Contoh kegiatan pengamatan adalah auditor mengamati kegiatan Bendahara Gaji
dalam menjurnal ketika mengeluarkan gaji kepada para pegawai.

9. Teknik Pelaksanaan Ulang (Repervorming)


Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang (reperforming)
perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh organisasi pelayanan pendidikan yang
diaudit. Misalnya menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, dan lain-lain.
Auditor juga dapat melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan transaksi tertentu
untuk menetukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan pengendalian intern
yang telah dirumuskan.
Contoh kegiatan pelaksanaan ulang adalah auditor menghitung ulang depresiasi
kendaraan-kendaraan milik organisasi pelayanan pendidikan berdasarkan umur
ekonomis yang sebenarnya, untuk kemudian dibandingkan dengan pencatatan beban
penyusutan yang telah dilakukan.

10. Teknik Audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)


Apabila catatan akuntansi organisasi pelayanan pendidikan dilaksanakan melalui
media elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik audit berbantuan komputer
untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan seperti diatas.
Contoh kegiatan audit berbantuan komputer adalah auditor dengan bantuan
komputer memeriksa angka-angka di dalam file jurnal bendahara dan
membandingkannya dengan kuitansi pembelian, kuitansi pendapatan dan bukti-bukti
transaksi lainnya.

Você também pode gostar