Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut
dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota
masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU
No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban
untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,
keluarga dan lingkungan.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih
aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan
kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam
masyarakat.
1
Banyu Urip Desa Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang. Pendekatan secara
kelompok dilakukan dengan cara pembentukan kelompok kerja kesehatan, pembentukan
kelompok kerja lanjut usia, memberdayakan kader kesehatan dan PKK serta
mendayagunakan kelompok karang taruna. Dengan pendekatan dari masing-masing
komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat.
Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik
dengan instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen Desa untuk mengikut sertakan
warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori
oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya,
membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga atau masyarakatnya,
mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.Selain itu, selama proses belajar klinik di
komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang
tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitad
dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam
upaya meningkatkan status kesehatannya.
1.2 Tujuan
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area
pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan komunitas
dan pengorganisasian komunitas.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
2. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas.
2
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat.
4. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
1.3.2 Bagi Masyarakat
1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah
kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang di alami
masyarakat.
3. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya
peningkatan status kesehatan tersebut.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Komunitas
2.1.1 Definisi Komunitas
Komunitas adalah sebuah struktur interaksi social yang terdiri dari berbagai
dimensi fungsional ya g ditandai dengan adanya hubungan timbal balik dan saling
menguntungkan . (Soenarno ; 2002).
a. Masyarakat Desa
4
1) Hubungan keluarga natara masyarakat sangat kuat
2) Hubungan didasarkan pada adat istiadat yang kuat
3) Percaya pada ketentuan gaib
4) Tingkat buta huruf relatif tinggi
5) Berlaku hukum tida tertulis
6) Tidak ada lembaga pendidikan khusus di bidang tekhnologi
7) Keterampilan diwariskan langsung oleh orang tua
8) Sisitem ekonomi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
9) Semangat gotong royong bidang sosial ekonomi sangat kuat
b. Masyarakat Madya
1) Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan
mulai mengendor
2) Adat istiadat masih dihormati, dan sikapa masyarakat mulai terbuka
dari pengaruh luar
3) Timbul rasionalitas pada cara berpikir sehingga kepercayaan
terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul
kembali apabila telah kehabisan akal.
4) Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama
pendidikan dasar dan menengah
5) Tingkat buta huruf sudah mulai menurun
6) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
7) Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi
pasaran, sehingga menimbulkan deferensi dalam struktur masyarakat
karenanya uang semakin meningkat penggunaannya.
8) Gotong Royong tradisional tinggi untuk keperluan social dikalangan
keluarga dan tetangga serta kegiatan-kegiatan umum lainnya
didasarkan upah
c. Masyarakat Modern
1) Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi
2) Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling
mempengaruhi
5
3) Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4) Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang dapat
dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga keterampilan dan
kejurusan.
5) Tingkat pendidikan formal dan merata
6) Hukum yang berlaku adalah hokum yang tertulis dan kompleks
7) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas pengunaan
uang dan alat pembayaran lainnya.
6
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk
ibu dan anak
3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar
yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup
4. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status social
ekonomi masyarakat.
5. Penurunuan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.
7
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010).
8
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).
c. Kerjasama (Partnership)
9
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya
mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
10
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat
diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat
memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata melakukan
kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di rumah
harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif dan
percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang kompeten.
11
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan
untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di
posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu
dan tempat yang sama. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat
namun keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu
pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan
upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi
terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan
anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu
(Zulkifli, 2003).
a. Meja I
1) Pendaftaran
2) Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS (Pasangan
Usia Subur)
b. Meja II Penimbangan Balita dan ibu hamil
12
c. Meja III Pengisian KMS
d. Meja IV
1) Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko
tinggi, PUS yang belum mengikuti KB
2) Penyuluhan kesehatan
3) Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan, Kondom
e. Meja V
1) Pemberian iminisasi
2) Pemeriksaan Kehamilan
3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
4) Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi:
13
yang kader kesehatannya berperan aktif. Pendidikan dan pelatihan kader selama
ini hanya sebatas wacana saja di masyarakat. Kader seharusnya lebih aktif
berpatisipasi dalam kegiatan Posyandu. Keadaan seperti ini masih perlu perhatian
khusus untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan
keperawatan komunitas adalah:
14
2.3.Konsep Puskesmas
2.3.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelengarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan kesinambungan
pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
15
2.3.2 Fungsi Puskesmas
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
16
B. Misi Puskesmas
a. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
c. Mengadakan peralatan dan obat-obatan yang di sesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat
d. Mengembangkan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD)
17
c. Memasang IUD, cara-cara penggunaan pil, kondom dengan member
sarannya
3. Upaya perbaikan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi
b. Mengembangkan program perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utama kesehaatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas
di antaranya adalah:
18
struktur lainya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah dearah tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas di tetapkan oleh Bupati, mendengar
saran teknis dari kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi. Di kota besar
wilayah kerja biasa satu kelurahan. Sedangkan puskesmas di ibu kota kecamatan
merupakan puskesmas rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari
puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk
yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30 ribu penduduk setiap
puskesmas.
1. Puskesmas pembantu
Puskesmas pembantu lebih sering disebut Pustu atau Pusban, merupakan
unit pelayanan kesehatan yang sederhana yang berfungsi menunjang dan
membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas sebagai
ruang lingkup wilayah yang kecil.
2. Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang di
lengkapi dengan kendaraan bermotor roda dua atau prahu motor, peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari
puskesmas dalam wilayah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
19
d. Dapat dipergunakan sebagai alat trasfortasi penderita dalam rangka rujukan
bagi kasus darurat.
e. Melakukan penyuluhan kesehtan dengan menggunakan alat audio visual.
3. Bidan desa
Setiap daerah pasti di sediakan seorang bidan yang bertangung jawab
langsung kepada kepala kesehatan. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa
dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 jiwa. Tugas bidan desa adalah membina
peran serta masyarakat melalui pembinaan posyandu dan pembinaan kelompok
desa dasawarsa serta pertolongan persalinan di rumah penduduk.
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha:
3. Data dan Informasi,
4. Perencanaan dan Penilaian,
5. Keuangan, Umum dan Kepegawaian
6. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
7. UKM / UKBM
8. UKP
9. Jaringan pelayanan Puskesmas:
10. Unit Puskesmas Pembantu
11. Unit Puskesmas Keliling
12. Unit Bidan di Desa/Komunitas
a) Kriteria Personalia
20
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit
puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut
dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
2) Tata Kerja
a) Kantor Camat → koordinasi
b) Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes
c) Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagai mitra
d) Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat → sebagai pembina
e) Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan →kerjasama
f) Lintas sektor → koordinasi
g) Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi →BPP (Badan Penyantun
Puskesmas)
21
1. Kepala puskesmas : Bertugas memimpin dan mengawasi kegiatan
puskesmas
2. Kepala urusan tata usaha : Mempunyai tugas di bidang kepegawaian,
keuangan, Dll
3. Unit 1: Melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi
4. Unit II: Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit
5. Unit III: Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut serta
kesehatan tenaga kerja dan manula
6. Unit IV : Melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah dan
olahraga
7. Unit V : Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan
penyuluhan.
8. Unit VI : Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap
9. Unit VII : Melakukan tugas kefarmasian
B. Program Puskesmas
1. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)
2. Keluarga berencana.
3. Usaha peningkatan gizi.
4. Kesehatan lingkungan
5. Pemberantasan penyakit menular.
6. Upaya pengobatan, termasuk pelayanan darurat kecelakaan
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
8. Usaha kesehatan sekolah.
9. Kesehatan olahraga.
10. Perawatan kesehatan masyarakat.
11. Usaha kesehatan kerja.
12. Usaha kesehatan gigi dan mulut
13. Usaha kesehatan jiwa.Kesehatan mata.
14. Laboratorium.
22
15. Pencatatan dan pelaporan system informasi kerja.
16. Kesehatan usia lanjut.
17. Pembinaan pengobatan tradisional
23
7. Pemeriksaan specimen air laboratorium kesehatan dll
3. Tujuan system rujukan upaya kesehatan
1. Tujuan umum
Dihasilkannya pemerataan usaha pelayanan kesehatan yang didukung
kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.
2. Tujuan khusus
a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat
kuratif dan rehabiltatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Dihasilkanya upya kesehatan mesyarakat yang bersifat preventif
dan promotif guna dan berdaya guna.
c. Jenjang tingkat pelayanan kesehatan
d. Alur rujukan.
4. Rujukan medis
1. Internal antara petugas medis.
2. Antara puskesmas pembantu dan puskesmas.
3. Antara masyarakat dan puskesmas.
4. Antara puskesmas yang satu dengan puskesmas yang lain.
5. Antara puskesmas dengan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas
kesehatan
5. Upaya peningkatan mutu rujukan Langkah-langkah:
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesams dalam
menampung rujukan dari puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain
dari masyarakat.
3. Mengadakan rujukan antara dengan mangadakan ruang tambahan untuk
10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat dilokasi strategis.
4. Meningkatkan sarana komunikasi anatara unit pelayanan kesehatan.
5. Menyediakan puskesmas keliling di setiap kecamatan.
6. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi system rujukan.
7. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang
masyarakat
24
BAB III
PENGKAJIAN KOMUNITAS
b. Denah Wilayah
25
c. Demografi
Wilayah dusun Banyu Urip memiliki 4 RT 1 RW
a. Jumlah Penduduk ; 211 Jiwa
b. Jumlah KK ; 67 KK
c. Komposisi penduduk
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan observasi terlihat
pada diagram berikut :
a) Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
110 109
108
106
104
102
102
100
98
Perempuan Laki-laki
26
Umur Dalam Tahun
114
120
100
80
60
36
40 27
17 10
20 7
0
0 s.d 5 5 s.d 13 13 s.d 18 s.d 45 s.d 60 s.d 90
18 45 60 90 keatas
Hubungan Dalam
Keluarga
200
144
150
100 67
50
0
Kepala Anggota
Keluarga Keluarga
27
Status Kawin
120 114
100 87
80
60
40
20 10
0
Kawin Tidak Kawin Janda / Duda
150
100
50 28
0 0
0
Islam Kristen Hindu Budha Konghucu
Keterangan ; Agama di dusun Banyu Urip terdiri dari 183 jiwa beragama Islam,
dan 28 jiwa beragama Kristen, sedangkan Budha, Hindu dan Konghucu
berjumlah 0 jiwa.
Keterangan ; Suku di dusun Banyu Urip sebanyak 211 jiwa bersuku jawa.
28
g) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
76
80
55
60 45
40
20
20 10
5
0
Tidak TK SD SMP SMA PT
Sekolah
29
Pengeluaran
112
120
100
80 60
60 39
40
20
0
kurang 1 s.d 3 lebih dari
dari 1 juta juta 3 juta
10
5 3
2 2
1
0
ISPA Ginjal DM Diare Gatal
Keterangan ; Penyakit yang di derita warga dusun Banyu Urip selama 6 bulan
terakhir yakni 2 orang menderita ISPA, 1 orang menderita Ginjal, 2 orang
menderita DM, 3 orang menderita Diare, dan 13 orang menderita gatal-gatal.
1. Data Khusus
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan observasi
terlihat pada diagram berikut :
1) Pasangan Usia Subur
a) Proporsi PUS yang menjadi Akseptor KB Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang
dipakai
30
KB
57
60
50
40
30
20
10 0 0 0 0 0 0
0
Chart Title
60
40
20
0
Tidak Ya
2) Ibu Hamil
a) Proporsi Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC
31
ANC
4
2
0
Rutin Tidak Tidak
Rutin Pernah
Keterangan ; jumlah ibu hamil di dusun Banyu Urip yang rutin melakukan
pemeriksaan ANC sejumlah 2 jiwa.
3) Bufas/ Buteki
a) Proporsi Bufas atau Buteki berdasarkan Kondisi ASI
b) Proporsi Bufas atau Buteki berdasarkan ada tidaknya keluhan
4) Balita
a) Proporsi Balita berdasarkan BB di KMS
b) Proporsi Balita berdasarkan minum ASI Eksklusif
c) Proporsi Balita berdasarkan Imunisasi Dasar
d) Proporsi Balita berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu
e) Proporsi Balita berdasarkan pemberian Vit. A
f) Proporsi Balita berdasarkan Konsumsi MP ASI
2) Remaja
a) Proporsi Remaja berdasarkan Kenakalan
b) Proporsi Remaja berdasarkan Keikutsertaan dalam organisasi
c. Kesehatan Lansia
32
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan observasi
terlihat pada diagram berikut :
1) Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu
2) Proporsi lansia berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan
3) Proporsi lansia berdasarkan Kegiatan social
d. Kesehatan Lingkungan
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan observasi
terlihat pada diagram berikut :
1) Lingkungan Fisik (Diisi per KK)
a) Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah
b) Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Rumah
c) Proporsi Rumah Berdasarkan Lantai
d) Proporsi Rumah Berdasarkan Ventilasi
e) Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah 8m2/org
f) Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Bersih
g) Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Minum
h) Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban
i) Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB
j) Proporsi Keluarga Berdasarkan Adanya Jentik
k) Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada Tidaknya Tempat sampah
l) Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Saluran Limbah
m) Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada tidaknya Binatang
n) Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak
33
a. Keamanan
b. Transportasi
5. Komunikasi
a. Fasilitas
b. Layanan Informasi
6. Rekreasi
34
.
Terlihat banyak anak
Berdasarkan
....yang giginya
pengamatan dan
berlubang , terdapat
observasi, wawancara
caries gigi, dan gigis.
yang kami lakukan
terdapat sejumlah ....
ibu dari seorang anak
yang mengatakan
anaknya tidak rutin
menggosok gigii dan
diantaranya ada yang
tidak pernah gosok
gigi.
35
membuang limbah
hewan maupun
rumah di got. Terdapat jentik-jentik
dan terlihat tidak pernah
Berdasarkan dikuras.
pengamatan dan Terlihat kotor berbau dan
observasi tidak tertata.
wawancara yang
kami lakukan di
sekitar rumah
warga dusun banyu
urip terdapat
beberapa .. kamar
mandi yang
terdapat jentik-
jentik.
3.3 *Dapat ditambahkan kelompok khusus lain yang ada dan penting diberikan ASKEP di
daerah tersebut (contoh : pondok pesantren, kelompok penderita HIV/AIDS
36
3.4 Tahap Penapisan Masalah
37
KOMUNITAS
MASALAH KESEHATAN /
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sesuai Dengan
Peran Perawat
Komunitas
Resiko Tinggi
Resiko Parah
38
Potensi Untuk
Pendidikan
Kesehatan (He)
SELEKSI ( PENAPISAN )
Interest
DI BANYU URIP RT 01-04 RW01.
Komunitas
Kemungkinan
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diatasi
Relevan
Dengan
KRITERIA PENAPISAN
Program
Tempat
Waktu
Dana
Fasilita
s
Tersedia sumber
Sumber
Daya
H
SKORE
JUMLA
KETERANGAN :
1= SANGAT RENDAH
2 = RENDAH
3 = SEDANG
4 = TINGGI
5 = SANGAT TINGGI
39
4
BAB IV
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Ketidakefektifan pemeliaharaan kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko.
3. Kesiapan peningkatan proses kehamilan sampai melahirkan.
40
41
BAB V
RENCANA PERAWATAN KOMUNITAS
RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DUSUN BANYU URIP KEC BARENG KAB. JOMBANG
Masalah Evaluasi
Keperawat Rencana Hari/
No Sasaran Tujuan Strategi Tempat
an Kegiatan Tanggal Kriteria Standar
Komunitas
1 Ketidakefek Warga Setelah dilakukan Mengikutsert Manajemen 09- Dusun
tifan dusun tindakan keperawatan akan warga lingkungan : desembe banyu urip
pemeliharaa banyu urip selama 3X dalam 2 untuk kerja komunitas r -2018
n kesehatan minggu diharapkan bakti 1. Inisiasi
masyarakat Dusun banyu membersihka screning yang
urip n dusun berasal dari
mampu : sekitar lingkungan.
1. Perilaku yang lingkungan 2. Monitor
meningkatkan banyu urip. status risiko
kesehatan (5) yang sudah
2. Strategi untuk diketahui.
menghindari 3. Berpartisipasi
paparan bahaya dalam
42
lingkungan (5) program di
3. Risiko penyakit komunitas
yang diturunkan untuk
(5). mengatasi
4. Sumber informasi risiko yang
peningkatakan sudah
kesehatan diketahui.
terkemuka (5). 4. Dorong
lingkungan
untuk
berpasrtisipas
i aktif dalam
keselamatan
komunitas.
5. Lakukan
program
edukasi untuk
kelompok
berisiko.
2 Perilaku Setelah dilakukan Diadakan Bantuan
kesehatan tindakan keperawatan penyeluhan penghentian
cenderung selama 3 kali dalam 2 tentang merokok.
43
berisiko. minggu diharapkan bahaya 1. Catat status
masyarakat Dusun Banyu merokok di merokok
Urip dusun banyu 2. Pantauan
mampu : urip. kesiapan
1. Mengekspresikan pasien untuk
keinginan untuk belajar
berhenti merokok berhenti
(5). merokok.
2. Mengidentifikasi 3. Berikan
konsekuensi dorongan
negatif dari untuk
penggunaan mempertahan
rokok (5). kan gaya
3. Berpartisipasi hidup bebas
dalam skrining asap merokok.
untuk membantu 4. Promosikan
masalah kebijakan
kesehatan yang yang
terkait. menetapkan
4. Menggunakan dan
strategi untuk menegakan
koping dengan lingkungan
44
gejala putus bebas asap
rokok(5). rokok.
5. Menyesuaikan 5. Bantu pasien
gaya hidup untuk untuk
menjalankan mengenali
berhenti merokok isyarat yang
(5) membuatnya
merokok.
3 Kesiapan Setelah dilakukan Persiapan
peningkatan tindakan keperawatan melahirkan
proses selama 3 kali dalam 2 1. Ajarkan
kehamilan minggu diharapkan ibu dan
sampai masyarakat Dusun banyu pasangan
melahirkan urip mengenai
mampu : fisiologi
1. Strategi untuk persalinan
menyesuaikan 2. Ajarkan
diri dengan ibu dan
adanya bayi (5) pasangnnya
2. Pertumbuhan dan mengenai
perkembangan tanda-
normal (5). tanda
45
3. Kebutuhan persalinan
perawatan khusus 3. Dukung
(5). kemampua
4. Memegang bayi n orang tua
dengan tepat (5). untuk
5. Tindakan mengambil
pencegaan ketika peran
hewan peliharaan 4. Tentukan
ada dirumah (5). pengetahua
n dan sikap
orang tua
mengenai
pengasuhan
5. Diskusikan
keuntungan
dan
kerugian
dalam hal
menyusui
dengan ASI
dengan
botol susu
46
47
LAMPIRAN
1. HASIL TABULASI
Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
48
2 Kristen 28
3 Hindu
4 Budha
5 Katholic
6 Lain- lain
Jumlah 211
49
3 3 juta> 39
Jumlah 211
50
No Alasan Tidak KB Jumlah Persent (%)
1 Takut
2 Dilarang Suami
3 Lain- lain
Jumlah
51
1 Rutin
2 Tidak Rutin
3 Tidak Pernah
Jumlah
52
No Keluhan Jumlah Persent (%)
1 Ya
2 Tidak
Jumlah
Proporsi Balita berdasarkan BB di KMS
53
No MP ASI Jumlah Persent (%)
1 < 6 bulan
2 >6 bulan
Jumlah
54
Jumlah
55
3 Tidak Pernah 20
Jumlah 90
56
Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Bersih
57
3 TPA
Jumlah 211
58
Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)
Fasilitas Pendidikan
1 TK
59
2 SD
3 SMP
4 SMA
5 PT
Fasilitas Kesehatan
1 RS
2 PKM
3 Klinik Swasta
4 Poskesdes/ Ponkesdes 1
5 Posyandu Balita 1
6 Posyandu Lansia 1
7 Klinik Alternatif
8 Lain – lain
1 Karang taruna 1
2 PKK 1
3 TPA 2
4 Kegiatan keagamaan 2
5 Lain – lain
Sarana Ibadah
1 Masjid 1
60
2 Mushola 1
3 Gereja
4 Vihara
5 Pura
6 Lain – lain
4 Lain – lain
Tempat Pertemuan
1 Balai desa 1
2 Balai Dukuh 1
3 Balai RW
4 Balai RT
5 Lain – lain
No Jenis Jumlah
1 Pasar Tradisional
2 Pasar Swalayan
3 Toko kelontong 6
4 Warung 3
5 Lain – lain
61
Industri
No Jenis Jumlah
1 Makanan
2 Pakaian
3 Sepatu
4 Lain – lain 1
Keamanan
1 Pemadam Kebakaran
2 Pos Polisi
3 Poskamling
4 Lain – lain
Transportasi
No Jenis Jumlah
1 Angkutan Umum
2 Angkutan Pribadi
1 Struktur Organisasi 1
3 Kebijakan yankes 1
Fasilitas komunikasi5
62
No Fasilitas Ada/ Tidak
1 Radio
2 TV
3 Telepon/Hp
4 Internet
5 Koran/Majalah
Layanan Informasi
1 Radio
2 TV
3 Internet
4 Papan pengumuman
5 Keliling
Rekreasi
1 Wisata alam
2 Kolam renang
3 Taman Kota
4 Bioskop
5 Lain – lain
2. GANN CHART
3. PRE PLANNING DAN LAPORAN SETIAP KEGIATAN
4. FOTO DOKUMENTASI
63