Você está na página 1de 63

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut
dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota
masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU
No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban
untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,
keluarga dan lingkungan.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih
aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan
kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam
masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga dan


kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakn konsep
kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga
perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi S1-Keperawatan
STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Angkatan 2018 Kelompok 1 melaksanakan
Praktika Keperawatan Komunitas di Dusun Jabaran Desa Bareng Kecamatan Bareng
Kabupaten Jombang yaitu melalui 3 pendekatan : pendekatan keluarga, kelompok dan
masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai satu


keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di Dusun

1
Banyu Urip Desa Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang. Pendekatan secara
kelompok dilakukan dengan cara pembentukan kelompok kerja kesehatan, pembentukan
kelompok kerja lanjut usia, memberdayakan kader kesehatan dan PKK serta
mendayagunakan kelompok karang taruna. Dengan pendekatan dari masing-masing
komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat.
Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik
dengan instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen Desa untuk mengikut sertakan
warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori
oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya,
membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga atau masyarakatnya,
mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.Selain itu, selama proses belajar klinik di
komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang
tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitad
dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam
upaya meningkatkan status kesehatannya.

1.2 Tujuan
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area
pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan komunitas
dan pengorganisasian komunitas.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
2. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas.

2
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat.
4. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
1.3.2 Bagi Masyarakat
1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah
kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang di alami
masyarakat.
3. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya
peningkatan status kesehatan tersebut.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Komunitas
2.1.1 Definisi Komunitas
Komunitas adalah sebuah struktur interaksi social yang terdiri dari berbagai
dimensi fungsional ya g ditandai dengan adanya hubungan timbal balik dan saling
menguntungkan . (Soenarno ; 2002).

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling


berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat hidup tertentu yang berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa
identitas bersama, (Koentjoraningrat, 1990).

Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang


berempat tinggal disuatau wilayah dengan batas-batas tertentu, dimana yang
menjadi dasarnya adalah interkasi yang lebih besar dari anggota-anggotanya,
dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya, (Soedjono, Soekanto,
1992).

2.1.2 Ciri-ciri Masyrakat


Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
masyarakat itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat


b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya
d. Memiliki identitas bersama (Nasrul Effendi, 1990).

2.1.3 Ciri- Ciri Mayrakat Desa


Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi dalam 3
kategori, yaitu :

a. Masyarakat Desa

4
1) Hubungan keluarga natara masyarakat sangat kuat
2) Hubungan didasarkan pada adat istiadat yang kuat
3) Percaya pada ketentuan gaib
4) Tingkat buta huruf relatif tinggi
5) Berlaku hukum tida tertulis
6) Tidak ada lembaga pendidikan khusus di bidang tekhnologi
7) Keterampilan diwariskan langsung oleh orang tua
8) Sisitem ekonomi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
9) Semangat gotong royong bidang sosial ekonomi sangat kuat
b. Masyarakat Madya
1) Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan
mulai mengendor
2) Adat istiadat masih dihormati, dan sikapa masyarakat mulai terbuka
dari pengaruh luar
3) Timbul rasionalitas pada cara berpikir sehingga kepercayaan
terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul
kembali apabila telah kehabisan akal.
4) Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama
pendidikan dasar dan menengah
5) Tingkat buta huruf sudah mulai menurun
6) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
7) Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi
pasaran, sehingga menimbulkan deferensi dalam struktur masyarakat
karenanya uang semakin meningkat penggunaannya.
8) Gotong Royong tradisional tinggi untuk keperluan social dikalangan
keluarga dan tetangga serta kegiatan-kegiatan umum lainnya
didasarkan upah
c. Masyarakat Modern
1) Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi
2) Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling
mempengaruhi

5
3) Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4) Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang dapat
dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga keterampilan dan
kejurusan.
5) Tingkat pendidikan formal dan merata
6) Hukum yang berlaku adalah hokum yang tertulis dan kompleks
7) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas pengunaan
uang dan alat pembayaran lainnya.

2.1.4 Indikator Masyarakat Sehat


Menurut WHO:

a. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat meliputi :


1) Indikator Komprehensif
a) Angka kematian kasar menurun
b) Rasio angka mortalitas proporsional rendah
c) Umur harapan hidup meningkat
2) Indikator Spesifik
a) Angka kematian ibu dan anak menurun
b) Angka kematian karena penyakit menular menurun
c) Angka kelahairan menurun
b. Indikator pelayanan kesehatan
1) Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
2) Distribusi tenaga kesehatan merata
3) Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di RS, fasilitas kesehatan
lain
4) Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan

2.1.5 Ciri-Ciri Masyarakat Sehat


1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

6
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk
ibu dan anak
3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar
yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup
4. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status social
ekonomi masyarakat.
5. Penurunuan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

2.2. Konsep Keperawatan Komunitas


2.2.1 Definisi Komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok
ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,
kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat
pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang


bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka

7
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010).

2.2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
generalcommunity) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatanmasyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut;
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).

2.2.3 Manfaat keperawatan Komunitas


1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.

8
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).

2.2.4 Strategi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

a. Proses kelompok (group process)


Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar
dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,
media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan
sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui
proses kelompok.

b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)


Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok
atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial.

c. Kerjasama (Partnership)

9
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya
mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

2.2.5 Pusat Kesehatan Masyarakat


Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di :

a. Sekolah atau Kampus Pelayanan keperawatan


Yang diselenggarakan meliputi pendidikan pencegahan penyakit,
peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks. Selain itu perawata yang
bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan untuk peserta didik pada kasus
penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit influensa, batu dll.
Perawat juga dapat memberikan rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila
dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.

b. Lingkungan kesehatan kerja


Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan keperawatan di
tempat ini meliputi lima bidang.

Perawat menjalankan program yang bertujuan untuk:

1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi jumlah


kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
pendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2006).

10
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat
diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat
memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata melakukan
kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di rumah
harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif dan
percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang kompeten.

d. Lingkungan kesehatan kerja lain


Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan
memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat
mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di bidang
pendididkan, penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain
itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk memberikan
perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2006).

2.2.6 Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat


a. Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu. Secara
sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat
sekaligus memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu posyandu juga
dapat diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat
kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatankegiatan seperti:

1) Kesehatan ibu dan anak,


2) KB,
3) imunisasi,
4) Peningkatan gizi,
5) Penanggulangan diare,
6) Sanitasi dasar,
7) Penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).

11
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan
untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di
posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu
dan tempat yang sama. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat
namun keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu
pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan
upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi
terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan
anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu
(Zulkifli, 2003).

Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk:

1) Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,


2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR,
3) Mempercepat penerimaan NKKBS,
4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup
sehat,
5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografi,
6) Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih
teknologi untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.
Menurut (Nasru effendi, 2000) untuk menjalankan kegiatan Posyandu
dilakukan dengan system 5 meja, yaitu:

a. Meja I
1) Pendaftaran
2) Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS (Pasangan
Usia Subur)
b. Meja II Penimbangan Balita dan ibu hamil

12
c. Meja III Pengisian KMS
d. Meja IV
1) Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko
tinggi, PUS yang belum mengikuti KB
2) Penyuluhan kesehatan
3) Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan, Kondom
e. Meja V
1) Pemberian iminisasi
2) Pemeriksaan Kehamilan
3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
4) Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi:

1) Kesehatan ibu dan anak :


a) Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
b) Pemberian vitamin A dosis tinggi (bulan vitamin A pada bulan Februarii
dan Agustus)
c) PMT
d) Imunisasi.
e) Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita
melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program
terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi
dasar dari KMS baita dan ibu hamil.
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN Menurut (Nasrul
effendi, 2000), untuk meja I sampai meja IV dilaksanakan oleh kader kesehatan
dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti dokter, bidan,
perawat, juru imunisasi. Tetapi dilapangan yang kita temukan dari meja 1 sampai
meja 5 dilakukan oleh semua perawat puskesmas, hanya di beberapa posyandu

13
yang kader kesehatannya berperan aktif. Pendidikan dan pelatihan kader selama
ini hanya sebatas wacana saja di masyarakat. Kader seharusnya lebih aktif
berpatisipasi dalam kegiatan Posyandu. Keadaan seperti ini masih perlu perhatian
khusus untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.2.1 Model Konseptual Keperawatan Komunitas


Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu
yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari
konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan
konsep praktik (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006). Salah satu model
keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care System (Betty
Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang
menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang
bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah
komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009). Menurut Sumijatun (2006) teori
Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan yang terdiri dari yang terdiri
dari klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan
keperawatan komunitas adalah:

a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan


dariharmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu:
fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau sistem klien
c. Sehat,merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.
Sehatmerupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.

14
2.3.Konsep Puskesmas
2.3.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelengarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan kesinambungan
pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

Para ahli mendefinisikan puskesmas sesuai dengan perkembangan dan


tuntutan pelayanan kesehatan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Azrul azwar (1980). Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi


fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh
kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk
usaha-usaha kesehatan pokok
b. Departemen Kesehatan RI (1981). Puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan yang langsung memberikan kesehatan secara
menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja
tertentu dalam usaha- usaha kesehatan pokok
c. Departemen Kesehatan RI (1987). Puskesmas adalah sebagai pusat
pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina
kesehatan masyarakat serta menyelengarakan pelayanan kesehatan
tedepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok
yang menyeluruh dan terpandu di wilayah kerja
d. Departemen kesehatan RI (1991). Puskesmas adalah suatu kesatua
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
dalam memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok

15
2.3.2 Fungsi Puskesmas
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :

1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam


rangka menolong dirinya sendiri
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan tehnik materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
4) Memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5) Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program puskesmas

2.3.3 Visi Misi Puskesmas


A. Visi Puskesmas
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin di capai melalui
pembangunan pusat kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Masyarakat hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat


b. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata.
c. Memiliki derajat kesehatan yang setingi-tinginya diseluruh wilayah republik
Indonesia

16
B. Misi Puskesmas
a. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
c. Mengadakan peralatan dan obat-obatan yang di sesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat
d. Mengembangkan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD)

2.3.4 Strategi Puskesmas


Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan adalah
melalui pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh secara pelayanan
kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh.

2.3.5 Kegiatan Pokok Puskesmas


Berdasarkan Buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha
pokok kesehatan yang dapat di lakukan oleh puskesmas. Usaha pokok kesehatan
sangat tergantung pada factor tenaga, sarana dan prasarana, biaya yang tersedia,
serta kemampuan menegemen dari tiap-tiap puskesmas. Berikut ini adalah
kegiatan pokok puskesmas :

1. Upaya kesehatan ibu dan anak


a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui, bayi, anak
balita, dan anak pra sekolah
b. Memberikan nasihat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Imunisasi
d. Pemberian nasihat mengenai perkembangan anak dan cara menstimulasinya
e. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah untuk penyakit
ringan
2. Upaya keluarga berencana
a. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan
bekerja sebagai pengerak calon peserta keluarga berencana

17
c. Memasang IUD, cara-cara penggunaan pil, kondom dengan member
sarannya
3. Upaya perbaikan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi
b. Mengembangkan program perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utama kesehaatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas
di antaranya adalah:

a. Penyehatan air bersih


b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan air buangan/limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum

2.3.6 Peran pokok puskesmas


1. Dalam kontek otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang
sangat vital. Sebagai institusi pelaksana teknis, puskesmas di tuntut memiliki
kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan.
2. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan untuk menentukan
kebijakan daerah melalui system perencanaan yang matang, tatalaksana
kegiatan yang tersusun rapi, serta system evaluasi dan pemantauan yang
akurat. Puskesmas juga di tuntut dalam pemanfaatan teknologi informasi
terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara kompeherensif dan
terpadu.

2.3.7 Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kacamata. Factor kepadatan penduduk, luas daerak geografis dan keadaan infra

18
struktur lainya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah dearah tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas di tetapkan oleh Bupati, mendengar
saran teknis dari kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi. Di kota besar
wilayah kerja biasa satu kelurahan. Sedangkan puskesmas di ibu kota kecamatan
merupakan puskesmas rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari
puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk
yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30 ribu penduduk setiap
puskesmas.

2.3.8 Fasilitas penunjang


Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan, maka puskesmas perlu di
tunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.

1. Puskesmas pembantu
Puskesmas pembantu lebih sering disebut Pustu atau Pusban, merupakan
unit pelayanan kesehatan yang sederhana yang berfungsi menunjang dan
membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas sebagai
ruang lingkup wilayah yang kecil.

2. Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang di
lengkapi dengan kendaraan bermotor roda dua atau prahu motor, peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari
puskesmas dalam wilayah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

a. Kegiatan pelayanan kesehatan


b. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil
atau daerah yang sulit di jangkau oleh pelayanan kesehatan
c. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa

19
d. Dapat dipergunakan sebagai alat trasfortasi penderita dalam rangka rujukan
bagi kasus darurat.
e. Melakukan penyuluhan kesehtan dengan menggunakan alat audio visual.
3. Bidan desa
Setiap daerah pasti di sediakan seorang bidan yang bertangung jawab
langsung kepada kepala kesehatan. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa
dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 jiwa. Tugas bidan desa adalah membina
peran serta masyarakat melalui pembinaan posyandu dan pembinaan kelompok
desa dasawarsa serta pertolongan persalinan di rumah penduduk.

2.3.9 Struktur Organisasi


1) Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah

1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha:
3. Data dan Informasi,
4. Perencanaan dan Penilaian,
5. Keuangan, Umum dan Kepegawaian
6. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
7. UKM / UKBM
8. UKP
9. Jaringan pelayanan Puskesmas:
10. Unit Puskesmas Pembantu
11. Unit Puskesmas Keliling
12. Unit Bidan di Desa/Komunitas
a) Kriteria Personalia

20
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit
puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut
dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.

b) Eselon Kepala Puskesmas


Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan
kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut
dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan, maka jabatan Kepala
Puskesmas setingkat dengan eselon III-B.

Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk


menjabat jabatan eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai
dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang
kesehatan kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup bidang
kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat
tetap.

2) Tata Kerja
a) Kantor Camat → koordinasi
b) Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes
c) Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagai mitra
d) Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat → sebagai pembina
e) Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan →kerjasama
f) Lintas sektor → koordinasi
g) Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi →BPP (Badan Penyantun
Puskesmas)

2.3.10 Tugas pokok Puskesmas dan Program Puskesmas


A. Tugas Pokok Puskesmas

21
1. Kepala puskesmas : Bertugas memimpin dan mengawasi kegiatan
puskesmas
2. Kepala urusan tata usaha : Mempunyai tugas di bidang kepegawaian,
keuangan, Dll
3. Unit 1: Melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi
4. Unit II: Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit
5. Unit III: Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut serta
kesehatan tenaga kerja dan manula
6. Unit IV : Melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah dan
olahraga
7. Unit V : Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan
penyuluhan.
8. Unit VI : Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap
9. Unit VII : Melakukan tugas kefarmasian

B. Program Puskesmas
1. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)
2. Keluarga berencana.
3. Usaha peningkatan gizi.
4. Kesehatan lingkungan
5. Pemberantasan penyakit menular.
6. Upaya pengobatan, termasuk pelayanan darurat kecelakaan
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
8. Usaha kesehatan sekolah.
9. Kesehatan olahraga.
10. Perawatan kesehatan masyarakat.
11. Usaha kesehatan kerja.
12. Usaha kesehatan gigi dan mulut
13. Usaha kesehatan jiwa.Kesehatan mata.
14. Laboratorium.

22
15. Pencatatan dan pelaporan system informasi kerja.
16. Kesehatan usia lanjut.
17. Pembinaan pengobatan tradisional

2.3.11 Dukugan Dan rujukan


1. Sistem rujukan upaya kesehatan adalah system jaringan pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadi penyerahan tanggung jawab secara timbal balik
atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat,
baik secara vertikal maupun horizontal.
2. Jenis rujukan
a. Rujukan medis
1. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik pengobatan,
tindakan, operatif, dll
2. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap
3. Medatangkan atau mengirim tenaga yang libih kompeten atau
ahli untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
b. Rujukan kesehatan
1. Menyangkut masalah kesehatanmasyarakat yang bersifat
preventif dan promotif:
2. Survey epidemologi dan pemberantasan penyakit atas
keajadian luar biasa atau terjangkitnya penyakit menular
3. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah
4. Penyelidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi
penangulangan keracunan dan bantuan obat–obatan atas
terjadinya masalah keracunan.
5. Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk
pengungsi atas terjadinya bencana alam.
6. Sarana dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas
kekurangan air bersih masyarakat umum

23
7. Pemeriksaan specimen air laboratorium kesehatan dll
3. Tujuan system rujukan upaya kesehatan
1. Tujuan umum
Dihasilkannya pemerataan usaha pelayanan kesehatan yang didukung
kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.
2. Tujuan khusus
a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat
kuratif dan rehabiltatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Dihasilkanya upya kesehatan mesyarakat yang bersifat preventif
dan promotif guna dan berdaya guna.
c. Jenjang tingkat pelayanan kesehatan
d. Alur rujukan.
4. Rujukan medis
1. Internal antara petugas medis.
2. Antara puskesmas pembantu dan puskesmas.
3. Antara masyarakat dan puskesmas.
4. Antara puskesmas yang satu dengan puskesmas yang lain.
5. Antara puskesmas dengan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas
kesehatan
5. Upaya peningkatan mutu rujukan Langkah-langkah:
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesams dalam
menampung rujukan dari puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain
dari masyarakat.
3. Mengadakan rujukan antara dengan mangadakan ruang tambahan untuk
10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat dilokasi strategis.
4. Meningkatkan sarana komunikasi anatara unit pelayanan kesehatan.
5. Menyediakan puskesmas keliling di setiap kecamatan.
6. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi system rujukan.
7. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang
masyarakat

24
BAB III
PENGKAJIAN KOMUNITAS

Asuhan keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa STIKes


ICME melalui praktik keperawatan di masyarakat berlangsung mulai dari Tanggal 3-15
Desember 2018 Praktik Keperawatan Komunitas ini dilakukan di Dusun Jabaran Desa
Bareng Jombang.

3.1 Tahap Pengkajian


1. Data Umum
a. Geografis
Geografi ; Luas
Wilayah Dusun Banyu Urip mempunyai 4 RT dan 1 RW
Batas Wilayah:
 Utara :Dusun Jabaran
 Selatan :Desa Kebon Dalem
 Timur :Dusun Karangan
 Barat : Desa Kebon Dalem

b. Denah Wilayah

25
c. Demografi
Wilayah dusun Banyu Urip memiliki 4 RT 1 RW
a. Jumlah Penduduk ; 211 Jiwa
b. Jumlah KK ; 67 KK
c. Komposisi penduduk
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan observasi terlihat
pada diagram berikut :
a) Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
110 109

108

106

104
102
102

100

98
Perempuan Laki-laki

Keterangan ; Jumlah penduduk laki-laki di dusun Banyu Urip sebanyak 102


jiwa, sedangkan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 109
jiwa

b) Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur dalam tahun

26
Umur Dalam Tahun
114
120
100
80
60
36
40 27
17 10
20 7
0
0 s.d 5 5 s.d 13 13 s.d 18 s.d 45 s.d 60 s.d 90
18 45 60 90 keatas

Keterangan ; Umur 0 – 5 tahun dalam tahun di dusun Banyu Urip sebanyak 7


jiwa, umur 5 – 13 tahun sebanyak 17 jiwa, umur 13 – 18 tahun sebanyak 27
jiwa, umur 18 – 45 tahun sebanyak 36 jiwa, umur 45 – 60 tahun sebanyak 114
jiwa dan umur 60 – 90 tahun sebanyak 10 jiwa, sedangkan usia diatas 90 tahun
sebanyak 0 jiwa.

c) Proporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan Dalam KK

Hubungan Dalam
Keluarga
200
144
150

100 67
50

0
Kepala Anggota
Keluarga Keluarga

Keterangan ; Hubungan dalam keluarga di dusun Banyu Urip memiliki 67


kepala keluarga dan 114 anggota keluarga.

d) Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan

27
Status Kawin
120 114

100 87
80
60
40
20 10

0
Kawin Tidak Kawin Janda / Duda

Keterangan ; Proporsi penduduk berdasarkan status perkawinan di dusun Banyu


Urip sejumlah 114 jiwa yang berstatus kawin, 87 jiwa yang berstatus tidak
kawin, dan 10 jiwa yang berstatus janda/duda.

e) Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama


Agama
200 183

150

100

50 28
0 0
0
Islam Kristen Hindu Budha Konghucu

Keterangan ; Agama di dusun Banyu Urip terdiri dari 183 jiwa beragama Islam,
dan 28 jiwa beragama Kristen, sedangkan Budha, Hindu dan Konghucu
berjumlah 0 jiwa.

f) Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku


Suku
250 211
200
150
100
50
0
0
Jawa Madura

Keterangan ; Suku di dusun Banyu Urip sebanyak 211 jiwa bersuku jawa.

28
g) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
76
80
55
60 45
40
20
20 10
5
0
Tidak TK SD SMP SMA PT
Sekolah

Keterangan ; Pendidikan di dusun Banyu Urip sejumlah 20 jiwa tidak sekolah,


10 jiwa TK, 76 jiwa SD, 45 jiwa SMP, 55 jiwa SMA, dan 5 jiwa Perguruan
tinggi.

h) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


Pekerjaan
120 97
100
80 60
60 37
40 15
20 2
0

Keterangan ; Pekerjaan di dusun Banyu Urip sebagai PNS sejumlah 2 jiwa,


pegawai swasta berjumlah 37 jiwa, wiraswasta 15 jiwa, buruh tani sejumlah 97
jiwa, dan 60 jiwa tidak bekerja atau berstatus pelajar.
i) Proporsi Keluarga Berdasarkan Pendapatan (Per KK)
Pendapatan
150
112
100
60
50
3.5
0
kurang 1 s.d 3 lebih dari
dari 1 juta juta 3 juta

Keterangan ; Pendapatan warga di dusun Banyu Urip sejumlah 60 jiwa


berpendapatan kurang dari 1 juta, 112 jiwa berpendapatan antara 1 – 3 juta, dan
35 jiwa berpendapatan lebih dari 3 juta.

j) Proporsi Keluarga Berdasarkan Pengeluaran (Per KK)

29
Pengeluaran
112
120
100
80 60
60 39
40
20
0
kurang 1 s.d 3 lebih dari
dari 1 juta juta 3 juta

Keterangan ; Pengeluaran warga di dusun Banyu Urip sejumlah 60 jiwa


berpengeluaran kurang dari 1 juta, 112 jiwa berpengeluaran antara 1 – 3 juta,
dan 35 jiwa berpengeluaran lebih dari 3 juta.

k) Proporsi Penduduk Berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir (Tiap Anggota


Keluarga)
Penyakit
15 13

10

5 3
2 2
1
0
ISPA Ginjal DM Diare Gatal

Keterangan ; Penyakit yang di derita warga dusun Banyu Urip selama 6 bulan
terakhir yakni 2 orang menderita ISPA, 1 orang menderita Ginjal, 2 orang
menderita DM, 3 orang menderita Diare, dan 13 orang menderita gatal-gatal.

1. Data Khusus
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan observasi
terlihat pada diagram berikut :
1) Pasangan Usia Subur
a) Proporsi PUS yang menjadi Akseptor KB Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang
dipakai

30
KB
57
60
50
40
30
20
10 0 0 0 0 0 0
0

Keterangan ; Jenis KB di dusun Banyu Urip sejumlah 57 jiwa menggunakan KB


pil.

b) Proporsi PUS yang mempunyai Keluhan

Chart Title
60

40

20

0
Tidak Ya

c) Proporsi PUS Berdasarkan Alasan Yang Tidak Menjadi Akseptor KB


Keterangan ; Seluruh pasangan usia subur di dusun Banyu Urip menggunakan
KB

d) Proporsi PUS yang memiliki penyakit Kelamin


Keterangan ; Seluruh pasangan usia subur di dusun Banyu Urip tidak memiliki
penyakit kelamin

2) Ibu Hamil
a) Proporsi Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC

31
ANC
4
2
0
Rutin Tidak Tidak
Rutin Pernah

Keterangan ; jumlah ibu hamil di dusun Banyu Urip yang rutin melakukan
pemeriksaan ANC sejumlah 2 jiwa.

b) Proporsi Ibu hamil yang melakukan Imun TT


c) Proporsi Ibu hamil yang memiliki Buku KIA
d) Proporsi Ibu hamil yang Konsumsi Pil Fe
e) Proporsi Ibu hamil yang memiliki Keluhan
f) Proporsi Ibu hamil berdasarkan status Gizi
g) Proporsi Ibu hamil berdasarkan Rencana Cara Melahirkan
h) Proporsi Ibu hamil berdasarkan Rencana Penolong Persalinan

3) Bufas/ Buteki
a) Proporsi Bufas atau Buteki berdasarkan Kondisi ASI
b) Proporsi Bufas atau Buteki berdasarkan ada tidaknya keluhan

4) Balita
a) Proporsi Balita berdasarkan BB di KMS
b) Proporsi Balita berdasarkan minum ASI Eksklusif
c) Proporsi Balita berdasarkan Imunisasi Dasar
d) Proporsi Balita berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu
e) Proporsi Balita berdasarkan pemberian Vit. A
f) Proporsi Balita berdasarkan Konsumsi MP ASI

b. Kesehatan Anak dan Remaja


Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan observasi
terlihat pada diagram berikut :
1) Anak Sekolah
a) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan status Gizi
b) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan status imunisasi
c) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Kebiasaan Gosok Gigi
d) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Pernah tidaknya mengalami sakit Gigi
e) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Tidak Naik Kelas

2) Remaja
a) Proporsi Remaja berdasarkan Kenakalan
b) Proporsi Remaja berdasarkan Keikutsertaan dalam organisasi

c. Kesehatan Lansia

32
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan observasi
terlihat pada diagram berikut :
1) Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu
2) Proporsi lansia berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan
3) Proporsi lansia berdasarkan Kegiatan social

d. Kesehatan Lingkungan
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan observasi
terlihat pada diagram berikut :
1) Lingkungan Fisik (Diisi per KK)
a) Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah
b) Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Rumah
c) Proporsi Rumah Berdasarkan Lantai
d) Proporsi Rumah Berdasarkan Ventilasi
e) Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah 8m2/org
f) Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Bersih
g) Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Minum
h) Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban
i) Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB
j) Proporsi Keluarga Berdasarkan Adanya Jentik
k) Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada Tidaknya Tempat sampah
l) Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Saluran Limbah
m) Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada tidaknya Binatang
n) Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak

2) Perilaku Terhadap Kesehatan (Diisi per KK)


a) Proporsi Keluarga Berdasarkan Pemanfaatan Fasyankes
b) Proporsi Keluarga Berdasarkan Jaminan Kesehatan
c) Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)
d) Proporsi Keluarga Berdasarkan Konsumsi Lauk/ Hari
e) Proporsi Keluarga Berdasarkan Makan Sayur dan Buah/ Hari
f) Proporsi Keluarga Berdasarkan Tidak Merokok Dalam Rumah
g) Proporsi Keluarga Berdasarkan Olah Raga/ Hari

2. Fasilitas Umum (Dalam Satu Komunitas)


a. Fasilitas Pendidikan
b. Fasilitas Kesehatan
c. Sarana Kegiatan Kelompok
d. Sarana Ibadah
e. Sarana Olah raga
f. Tempat Pertemuan
g. Pusat Kegiatan Ekonomi
h. Industri

3. Keamanan Dan Transportasi

33
a. Keamanan
b. Transportasi

4. Politik Dan Pemerintah

5. Komunikasi
a. Fasilitas

b. Layanan Informasi

6. Rekreasi

3.2 Tahap Analisa Data


ANALISA DATA PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
MAHASISWA STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
DI DUSUN Banyu Urip RT 01-04 RW 01.
NO DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF MASALAH
1 (KIA) (KIA) Potensial

2 (Anak dan remaja) (Anak dan remaja) Risiko


 Berdasarkan  Terlihat banyak remaja
pengamatan, yang merokok di jalanan.
observasi, wawancara
yang kami lakukan
terdapat ...Orang
remaja yang merokok.

34
.
 Terlihat banyak anak
 Berdasarkan
....yang giginya
pengamatan dan
berlubang , terdapat
observasi, wawancara
caries gigi, dan gigis.
yang kami lakukan
terdapat sejumlah ....
ibu dari seorang anak
yang mengatakan
anaknya tidak rutin
menggosok gigii dan
diantaranya ada yang
tidak pernah gosok
gigi.

3 (Lansia) (Lansia) Risiko


 Berdasarkan  Pada kaki terlihat luka
pengamatan dan garukan akibat gatal-
observasi gatal.
wawancara yang  Terdapat kemerahan pada
kami lakukan area yang gatal.
terdapat….lansia  Pasien terlihat kesakitan
yang mengeluh dan kesulitan berjalan.
gatal-gatal dan  Sebagian terdapat
kakinya linu-linu. bengkak pada kaki.

4  (Kesling) (Kesling) Risiko



 Berdasarkan
pengamatan dan  Kadang Terlihat kotor
observasi tidak pernah dibersihkan
wawancara yang dan berbau.
kami lakukan di  Terdapat kotoran ayam,
sekitar rumah angsa di dalam rumah
warga dusun banyu warga.
urip warga  Got terlihat kotor karena
mengatakan ... pembuangan limbah
warga banyak yang warga.

35
membuang limbah
hewan maupun
rumah di got.  Terdapat jentik-jentik
dan terlihat tidak pernah
 Berdasarkan dikuras.
pengamatan dan  Terlihat kotor berbau dan
observasi tidak tertata.
wawancara yang
kami lakukan di
sekitar rumah
warga dusun banyu
urip terdapat
beberapa .. kamar
mandi yang
terdapat jentik-
jentik.

3.3 *Dapat ditambahkan kelompok khusus lain yang ada dan penting diberikan ASKEP di
daerah tersebut (contoh : pondok pesantren, kelompok penderita HIV/AIDS

36
3.4 Tahap Penapisan Masalah

37
KOMUNITAS
MASALAH KESEHATAN /
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Sesuai Dengan
Peran Perawat
Komunitas

Resiko Tinggi

Resiko Parah

38
Potensi Untuk
Pendidikan
Kesehatan (He)
SELEKSI ( PENAPISAN )

Interest
DI BANYU URIP RT 01-04 RW01.

Komunitas
Kemungkinan
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Diatasi

Relevan
Dengan
KRITERIA PENAPISAN

Program
Tempat
Waktu

Dana

Fasilita
s
Tersedia sumber

Sumber
Daya
H
SKORE
JUMLA
KETERANGAN :
1= SANGAT RENDAH
2 = RENDAH
3 = SEDANG
4 = TINGGI
5 = SANGAT TINGGI

3.5 Prioritas Masalah


NO MASALAH SKOR
1

39
4

BAB IV
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Ketidakefektifan pemeliaharaan kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko.
3. Kesiapan peningkatan proses kehamilan sampai melahirkan.

40
41
BAB V
RENCANA PERAWATAN KOMUNITAS
RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DUSUN BANYU URIP KEC BARENG KAB. JOMBANG

Masalah Evaluasi
Keperawat Rencana Hari/
No Sasaran Tujuan Strategi Tempat
an Kegiatan Tanggal Kriteria Standar
Komunitas
1 Ketidakefek Warga Setelah dilakukan Mengikutsert  Manajemen 09- Dusun
tifan dusun tindakan keperawatan akan warga lingkungan : desembe banyu urip
pemeliharaa banyu urip selama 3X dalam 2 untuk kerja komunitas r -2018
n kesehatan minggu diharapkan bakti 1. Inisiasi
masyarakat Dusun banyu membersihka screning yang
urip n dusun berasal dari
mampu : sekitar lingkungan.
1. Perilaku yang lingkungan 2. Monitor
meningkatkan banyu urip. status risiko
kesehatan (5) yang sudah
2. Strategi untuk diketahui.
menghindari 3. Berpartisipasi
paparan bahaya dalam

42
lingkungan (5) program di
3. Risiko penyakit komunitas
yang diturunkan untuk
(5). mengatasi
4. Sumber informasi risiko yang
peningkatakan sudah
kesehatan diketahui.
terkemuka (5). 4. Dorong
lingkungan
untuk
berpasrtisipas
i aktif dalam
keselamatan
komunitas.
5. Lakukan
program
edukasi untuk
kelompok
berisiko.
2 Perilaku Setelah dilakukan Diadakan  Bantuan
kesehatan tindakan keperawatan penyeluhan penghentian
cenderung selama 3 kali dalam 2 tentang merokok.

43
berisiko. minggu diharapkan bahaya 1. Catat status
masyarakat Dusun Banyu merokok di merokok
Urip dusun banyu 2. Pantauan
mampu : urip. kesiapan
1. Mengekspresikan pasien untuk
keinginan untuk belajar
berhenti merokok berhenti
(5). merokok.
2. Mengidentifikasi 3. Berikan
konsekuensi dorongan
negatif dari untuk
penggunaan mempertahan
rokok (5). kan gaya
3. Berpartisipasi hidup bebas
dalam skrining asap merokok.
untuk membantu 4. Promosikan
masalah kebijakan
kesehatan yang yang
terkait. menetapkan
4. Menggunakan dan
strategi untuk menegakan
koping dengan lingkungan

44
gejala putus bebas asap
rokok(5). rokok.
5. Menyesuaikan 5. Bantu pasien
gaya hidup untuk untuk
menjalankan mengenali
berhenti merokok isyarat yang
(5) membuatnya
merokok.
3 Kesiapan Setelah dilakukan  Persiapan
peningkatan tindakan keperawatan melahirkan
proses selama 3 kali dalam 2 1. Ajarkan
kehamilan minggu diharapkan ibu dan
sampai masyarakat Dusun banyu pasangan
melahirkan urip mengenai
mampu : fisiologi
1. Strategi untuk persalinan
menyesuaikan 2. Ajarkan
diri dengan ibu dan
adanya bayi (5) pasangnnya
2. Pertumbuhan dan mengenai
perkembangan tanda-
normal (5). tanda

45
3. Kebutuhan persalinan
perawatan khusus 3. Dukung
(5). kemampua
4. Memegang bayi n orang tua
dengan tepat (5). untuk
5. Tindakan mengambil
pencegaan ketika peran
hewan peliharaan 4. Tentukan
ada dirumah (5). pengetahua
n dan sikap
orang tua
mengenai
pengasuhan
5. Diskusikan
keuntungan
dan
kerugian
dalam hal
menyusui
dengan ASI
dengan
botol susu

46
47
LAMPIRAN

1. HASIL TABULASI
Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persent (%)


1 Laki- Laki 102
2 Perempuan 109
Jumlah

Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur dalam tahun

No Umur Dalam Tahun Jumlah Persent (%)


1 0-<5 7
2 5 - < 13 17
3 13 - < 18 27
4 18 - < 45 36
5 45 - < 60 114
6 60 - < 90 10
7 90 >
Jumlah 211

Proporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan Dalam KK

No Hubungan dlm KK Jumlah Persent (%)


1 Kepala Keluarga (KK) 67
2 Anggota Keluarga (AK) 144
Jumlah 171

Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan

No Status Perkawinan Jumlah Persent (%)


1 Kawin 57
2 Tidak Kawin 87
3 Janda/ Duda 10
Jumlah 154

Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah Persent (%)


1 Islam 183

48
2 Kristen 28
3 Hindu
4 Budha
5 Katholic
6 Lain- lain
Jumlah 211

Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku

No Suku Jumlah Persent (%)


1 Jawa 211
2 Madura
3 Lain- lain
Jumlah 211

Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persent (%)


1 Tidak Sekolah 20
2 TK 10
3 SD 76
4 SMP 45
5 SMA 55
6 PT 5
7 Non Formal 0
Jumlah 211

Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No Umur Dalam Tahun Jumlah Persent (%)


1 PNS/ TNI/Polri 2
2 Pegawai Swasta 37
3 Wiraswasta 15
4 Petani 97
5 Buruh Tani 40
6 Nelayan
7 Tidak Bekerja 10
8 Lain- lain
Jumlah 201

Proporsi Keluarga Berdasarkan Pendapatan (Per KK)

No Pendapatan Jumlah Persent (%)


1 < 1 juta 60
2 1 - < 3 Juta 112

49
3 3 juta> 39
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Pengeluaran (Per KK)

No Pengeluaran Jumlah Persent (%)


1 < 1 juta 60
2 1 - < 3 Juta 112
3 3 juta> 39
Jumlah 211

Proporsi Penduduk Berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir (Tiap Anggota Keluarga)

No Penyakit 6 bulan terakhir Jumlah Persent (%)


1 ISPA 1
2 TBC
3 HT
4 Jantung
5 Stroke
6 DM 2
7 DHF
8 Diare 3
9 Gatal 13
10 Gangguan Jiwa
11 Lain- lain
Jumlah 19
Proporsi PUS yang menjadi Akseptor KB Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang dipakai

No KB Jumlah Persent (%)


1 IUD
2 Pil 57
3 Suntik
4 Kondom
5 Implan
6 MOW
7 MOP
Jumlah 57

Proporsi PUS yang mempunyai Keluhan

No Keluhan Jumlah Persent (%)


1 Ya 0
2 Tidak 0
Jumlah 0

Proporsi PUS Berdasarkan Alasan Yang Tidak Menjadi Akseptor KB

50
No Alasan Tidak KB Jumlah Persent (%)
1 Takut
2 Dilarang Suami
3 Lain- lain
Jumlah

Proporsi PUS yang memiliki penyakit Kelamin

No Penyakit Kelamin Jumlah Persent (%)


1 Gonorea
2 Siphilis
3 HIV
4 Lain-lain
Jumlah

Proporsi Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC

No ANC Jumlah Persent (%)


1 Rutin
2 Tidak Rutin
3 Tidak Pernah
Jumlah

Proporsi Ibu hamil yang melakukan Imun TT

No Imun TT Jumlah Persent (%)


1 Lengkap
2 Tidak Lengkap
3 Tidak Pernah
Jumlah

Proporsi Ibu hamil yang memiliki Buku KIA

No Buku KIA Jumlah Persent (%)


1 Punya
2 Tidak Punya
Jumlah

Proporsi Ibu hamil yang Konsumsi Pil Fe

No Pil Fe Jumlah Persent (%)

51
1 Rutin
2 Tidak Rutin
3 Tidak Pernah
Jumlah

Proporsi Ibu hamil yang memiliki Keluhan

No Keluhan Jumlah Persent (%)


1 Anemia
2 Pre Eklamsia
3 Lain-lain
Jumlah

Proporsi Ibu hamil berdasarkan status Gizi

No Status Gizi Jumlah Persent (%)


1 Baik
2 Cukup
3 Kurang
Jumlah

Proporsi Ibu hamil berdasarkan Rencana Cara Melahirkan

No Rencana Lahir Jumlah Persent (%)


1 Spontan
2 SC
Jumlah

Proporsi Ibu hamil berdasarkan Rencana Penolong Persalinan

No Penolong Jumlah Persent (%)


1 Dokter
2 Bidan
3 Dukun
Jumlah

Proporsi Bufas atau Buteki berdasarkan Kondisi ASI

No ASI Jumlah Persent (%)


1 Lancar
2 Tidak Lancar
Jumlah

Proporsi Bufas atau Buteki berdasarkan ada tidaknya keluhan

52
No Keluhan Jumlah Persent (%)
1 Ya
2 Tidak
Jumlah
Proporsi Balita berdasarkan BB di KMS

No BB di KMS Jumlah Persent (%)


1 Hijau
2 Kuning
3 Merah
Jumlah

Proporsi Balita berdasarkan minum ASI Eksklusif

No ASI Eksklusif Jumlah Persent (%)


1 Ya
2 Tidak
Jumlah

Proporsi Balita berdasarkan Imunisasi Dasar

No Imunisasi Dasar Jumlah Persent (%)


1 Lengkap
2 Belum lengkap
3 Tidak Lengkap
Jumlah

Proporsi Balita berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu

No Posyandu Jumlah Persent (%)


1 Rutin
2 Tidak Rutin
3 Tidak Pernah
Jumlah

Proporsi Balita berdasarkan pemberian Vit. A

No Vit. A Jumlah Persent (%)


1 Rutin
2 Tidak Rutin
3 Tidak Pernah
Jumlah

Proporsi Balita berdasarkan Konsumsi MP ASI

53
No MP ASI Jumlah Persent (%)
1 < 6 bulan
2 >6 bulan
Jumlah

Proporsi Anak Sekolah berdasarkan status Gizi

No Status Gizi Jumlah Persent (%)


1 Baik 76
2 Cukup
3 Kurang
Jumlah

Proporsi Anak Sekolah berdasarkan status imunisasi

No Imunisasi Jumlah Persent (%)


1 Lengkap
2 Tidak Lengkap
Jumlah

Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Kebiasaan Gosok Gigi

No Gosok Gigi Jumlah Persent (%)


1 Rutin 20
2 Tidak Rutin 15
3 Tidak Pernah
Jumlah

Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Pernah tidaknya mengalami sakit Gigi

No Sakit Gigi Jumlah Persent (%)


1 Ya 8
2 Tidak
Jumlah

Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Tidak Naik Kelas

No Tidak Naik Kelas Jumlah Persent (%)


1 Pernah
2 Tidak Pernah

54
Jumlah

Proporsi Remaja berdasarkan Kenakalan

No Kenakalan Remaja Jumlah Persent (%)


1 Rokok 45
2 Napza
3 Miras
4 Seks Bebas
5 Geng Motor
6 Tidak Ada
Jumlah 45

Proporsi Remaja berdasarkan Keikutsertaan dalam organisasi

No Ikut Organisasi Jumlah Persent (%)


1 Aktif 15
2 Tidak Aktif
Jumlah 15

Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu

No Posyandu Jumlah Persent (%)


1 Rutin 25
2 Tidak Rutin 30
3 Tidak Pernah 35
Jumlah 90

Proporsi lansia berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan

No Pemeriksaan Kesehatan Jumlah Persent (%)


1 Rutin 20
2 Tidak Rutin 30
3 Tidak Pernah 35
Jumlah 85

Proporsi lansia berdasarkan Kegiatan social

No Kegiatan Sosial Jumlah Persent (%)


1 Rutin 45
2 Tidak Rutin 25

55
3 Tidak Pernah 20
Jumlah 90

Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah

No Status Rumah Jumlah Persent (%)


1 Sendiri 211
2 Sewa
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Rumah

No Jenis Rumah Jumlah Persent (%)


1 Permanen 180
2 Semi Permanen 21
3 Tidak Permanen 10
Jumlah 211

Proporsi Rumah Berdasarkan Lantai

No Lantai Jumlah Persent (%)


1 Aman 180
2 Tidak Aman 31
Jumlah 211

Proporsi Rumah Berdasarkan Ventilasi

No Ventilasi Jumlah Persent (%)


1 <20 %
2 >20% 211
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah 8m2/org

No L Rumah 8m2/org Jumlah Persent (%)


1 Ya 180
2 Tidak 31
Jumlah 211

56
Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Bersih

No Sumber Air Bersih Jumlah Persent (%)


1 PAM
2 Sumur 211
3 Sungai
4 Lain-lain
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Minum

No Sumber Air Minum Jumlah Persent (%)


1 Air Masak 125
2 Air Mineral 86
3 Tidak Masak
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban

No Jenis Jamban Jumlah Persent (%)


1 Leher Angsa
2 Cemplung 180
3 Tidak Punya 31
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB

No Tempat BAB Jumlah Persent (%)


1 WC 180
2 Sungai 31
3 Ladang
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Adanya Jentik

No Jentik Jumlah Persent (%)


1 Ada 65
2 Tidak Ada
Jumlah 65

Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada Tidaknya Tempat sampah

No Tempat Sampah Jumlah Persent (%)


1 Ditimbun
2 Dibakar 211

57
3 TPA
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Saluran Limbah

No Saluran Limbah Jumlah Persent (%)


1 Got 211
2 Sungai
3 Tidak Ada
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada tidaknya Binatang

No Binatang Jumlah Persent (%)


1 Piaraan 180
2 Pengerat
3 Serangga 31
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak

No Kandang Ternak Jumlah Persent (%)


1 Bersih
2 Kotor 211
3 Tidak Ada
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Pemanfaatan Fasyankes

No Pemanfaatan Fasyankes Jumlah Persent (%)


1 RS
2 PKM 211
3 Klinik
4 Alternatif
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jaminan Kesehatan

No Jaminan Kesehatan Jumlah Persent (%)


1 BPJS 180
2 Mandiri 31
3 Lain-lain
Jumlah 211

58
Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)

No CTPS Jumlah Persent (%)


1 Ya
2 Tidak 211
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Konsumsi Lauk/ Hari

No Konsumsi Lauk/ hari Jumlah Persent (%)


1 Ya 180
2 Tidak 31
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Makan Sayur dan Buah/ Hari

No Makan Sayur dan Buah/ Hari Jumlah Persent (%)


1 Ya 180
2 Tidak 31
Jumlah 211

Proporsi Keluarga Berdasarkan Tidak Merokok Dalam Rumah

No Tidak Merokok Dalam Rumah Jumlah Persent (%)


1 Ya 85
2 Tidak 22
Jumlah 102

Proporsi Keluarga Berdasarkan Olah Raga/ Hari

No Olah Raga/ hari Jumlah Persent (%)


1 Ya 139
2 Tidak 74
Jumlah 211

Fasilitas Pendidikan

No Jenis Pendidikan Jumlah

1 TK

59
2 SD

3 SMP

4 SMA

5 PT

Fasilitas Kesehatan

No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah

1 RS

2 PKM

3 Klinik Swasta

4 Poskesdes/ Ponkesdes 1

5 Posyandu Balita 1

6 Posyandu Lansia 1

7 Klinik Alternatif

8 Lain – lain

Sarana Kegiatan Kelompok

No Jenis Kegiatan kelompok Jumlah

1 Karang taruna 1

2 PKK 1

3 TPA 2

4 Kegiatan keagamaan 2

5 Lain – lain

Sarana Ibadah

No Jenis Tempat Ibadah Jumlah

1 Masjid 1

60
2 Mushola 1

3 Gereja

4 Vihara

5 Pura

6 Lain – lain

Sarana Olah raga

No Tempat Olah Raga Jumlah

1 Lap. Sepak Bola

2 Lap. Bola Volley 1

3 Lap. Bulu Tangkis

4 Lain – lain

Tempat Pertemuan

No Tempat Pertemuan Jumlah

1 Balai desa 1

2 Balai Dukuh 1

3 Balai RW

4 Balai RT

5 Lain – lain

Pusat Kegiatan Ekonomi

No Jenis Jumlah

1 Pasar Tradisional

2 Pasar Swalayan

3 Toko kelontong 6

4 Warung 3

5 Lain – lain

61
Industri

No Jenis Jumlah

1 Makanan

2 Pakaian

3 Sepatu

4 Lain – lain 1

Keamanan

No Fasilitas Keamanan Jumlah

1 Pemadam Kebakaran

2 Pos Polisi

3 Poskamling

4 Lain – lain

Transportasi

No Jenis Jumlah

1 Angkutan Umum

2 Angkutan Pribadi

Politik Dan Pemerintah

No Jenis Ada/ Tidak

1 Struktur Organisasi 1

2 PKK, LKMD, dll 1

3 Kebijakan yankes 1

Fasilitas komunikasi5

62
No Fasilitas Ada/ Tidak

1 Radio

2 TV

3 Telepon/Hp

4 Internet

5 Koran/Majalah

Layanan Informasi

No Layanan Informasi Ada/ Tidak

1 Radio

2 TV

3 Internet

4 Papan pengumuman

5 Keliling

Rekreasi

No Fasilitas Ada/ Tidak

1 Wisata alam

2 Kolam renang

3 Taman Kota

4 Bioskop

5 Lain – lain

2. GANN CHART
3. PRE PLANNING DAN LAPORAN SETIAP KEGIATAN
4. FOTO DOKUMENTASI

63

Você também pode gostar