Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
UNIVERSITAS ANDALAS
Oleh :
RAHMI FIRMANSYAH
No. BP. 1311216046
Oleh :
RAHMI FIRMANSYAH
No. BP : 1311216046
Usulan penelitian skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk
dipertahankan dihadapan tim penguji proposal penelitian skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Pembimbing I Pembimbing II
DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Rahmi Firmansyah
Nomor Buku Pokok : 1311216046
Tanggal Lahir : 30 Mei 1991
Tahun Masuk : 2013
Peminatan : Kesehatan Lingkungan &
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Nama Pembimbing Akademik : Suryati, S.Pd, M.Kes Kons
Nama Pembimbing I : dr. Dien
Nama Pembimbing II : Muchsin Riviwanto, M.Kes
Nama Penguji I : Defriman Djafri, SKM, MKM, Ph.D
Nama Penguji II : Vivi Triana,SKM, MPH
Nama Penguji III : Suksmerri, M.Kes
JUDUL PENELITIAN:
“HUBUNGAN PILAR-PILAR SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA
BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH TAHUN 2015”
Mengetahui, Mengesahkan,
Dekan FKM UNAND Koordinator Skripsi
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan usulan
skripsi saya yang berjudul :
“HUBUNGAN PILAR-PILAR SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA
BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH TAHUN 2015”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Rahmi Firmansyah
Nim.1311216046
KATA PENGANTAR
Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx. Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx.Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.
Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx.Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.
Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx. Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx.Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.
Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx. Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx.Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.
i
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PENGESAHAN
ii
2.2.1 Medan Magnet .......................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra
2.3.2 Rekomendasi Ambang Batas Pajanan ....... Error! Bookmark not defined.
not defined.
defined.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rekomendasi IRPA/INIRC untuk ambang batas pajanan medan listrik dan
iv
DAFTAR GAMBAR
hipersensitifitas(12,15,17) ............................................................................................... 10
v
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
vi
BAB 1 : PENDAHULUAN
dan sanitasi dasar secara berkesinambungan dalam pencapaian MDGs tahun 2015.
sehat dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya, sehingga diharapkan usaha ini dapat menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia. Sanitasi dasar adalah sarana sanitasi rumah tangga
yang meliputi sarana buang air besar, sarana pengelolaan sampah dan limbah rumah
tangga.
Sanitasi total berbasis masyarakat merupakan aksi terpadu melalui lima pilar
stbm yaitu meliputi Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun,
Pengolahan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga yang Aman dan Pengelolaan Limbah Rumah Tangga yang Aman untuk
dunia sekitar 2,6 miliar penduduk (37,1%) tidak mempunyai akses terhadap toilet
atau jamban yang layak dan sebanyak 884 juta penduduk (12,6%) tidak memiliki
1
2
akses terhadap air minum yang layak. Data terbaru tentang sanitasi ini seharusnya
menjadi pemicu bagi semua pihak untuk lebih peduli dengan masalah sanitasi.
Kurangnya akses terhadap sanitasi member dampak bagi kesehatan, salah satunya
adalah penyakit diare. Di mana untuk 1 dolar AS yang diivestasikan di bidang air
minum dan sanitasi akan memberikan dampak sebesar 8 dolar AS berupa kesehatan
dan produktivitas.
mencapai 90,5% di perkotaan dan 67% di pedesaan, namun akses terhadap sanitasi
setempat yang aman (menggunakan septic tank) baru mencapai 71,06% (perkotaan)
dan 32,47% (pedesaan). Alokasi pendanaan masih sangat rendah (2,4%) dari total
(RPJMN) 2010-2014 menyatakan bahwa target untuk air minum perpipaan dan non
perpipaan yaitu sebesar 54,08% (2011) dan 70% (2014). Sedangkan di Kota Padang
sampai pada tahun 2014 baru mencapai 31% dari jumlah KK yang diperiksa. Akses
air limbah off site dan on site menurut RPJMN adalah 75% (2011) dan 100% (2014),
sedangkan Kota Padang pada tahun 2014 baru mencapai 75%. Target nasional dalam
RPJMN untuk persampahan adalah 44,60% (2011) dan 80% (2014), sedangkan di
penyebab kedua terbesar kematian balita di dunia (46 per 1000 kelahiran) dan
penyebab ketiga terbesar kematian bayi (32 per 1000 kelahiran) atau sekitar 1,8 juta
orang meninggal dunia setiap tahunnya atau sekitar 42.000 orang per minggu karena
3
penyakit diare. Penyebab utamanya adalah sanitasi yang tidak memadai dan
Asia dan 90% korbannya adalah anak-anak berusia dibawah lima tahun. Data
Organisasi Kesehatan Anak Dunia (UNICEF) melaporkan bahwa 1,5 juta anak
meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Di Indonesia berdasarkan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) angka kematian balita karena diare tahun 2010
sekitar 162.000 balita meninggal per tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya.
diare bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
diikuti korban yang tidak sedikit. Untuk mengatasi penyakit diare dalam masyarakat
baik tata laksana kasus maupun untuk pencegahannya sudah cukup dikuasai. Akan
tetapi permasalahan tentang penyakit diare masih merupakan masalah yang relatif
besar.
kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah Anak di
bawah Lima Tahun (BALITA). Sebagian dari penderita (1- 2%) akan jatuh ke dalam
dehidrasi dan kalau tidak segera ditolong 50- 60% di antaranya dapat meninggal.
Kelompok ini setiap tahunnya mengalami kejadian lebih dari satu kejadian diare.
demikian secara nasional, CFR KLB diare tidak memenuhi target program. Hal ini
antara lain akibat letak geografis yang sulit dan biasanya jauh dari sarana pelayanan
kesehatan. Penanganan diare sesuai standar di fasilitas kesehatan pada tahun 2012
4
sebesar 36,6% dengan capaian tertinggi di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur
Sampai saat ini penyakit diare merupakan penyebab utama kesakitan dan
kematian, khususnya pada bayi dan balita di Indonesia. Pemerintah telah menerapkan
berbagai strategi pemberantasan dan pengendalian penyakit diare ini. Beberapa dasar
Hingga kini diare masih menjadi child killer (pembunuh anak – anak)
peringkat pertama di Indonesia. Semua kelompok usia diserang oleh diare, baik
balita, anak – anak, dan orang dewasa. Tetapi penyakit diare berat dengan kematian
Penyakit diare sebagian besar (75%) disebabkan oleh kuman seperti virus dan
bakteri. Penularan penyakit diare melalui orofekal terjadi dengan mekanisme salah
satunya seperti air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila
seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari
saat disimpan di rumah. Penyakit diare dapat ditanggulangi dengan penanganan yang
Perilaku yang dapat menyebabkan kejadian diare seperti buang air besar
sembarangan, tidak mencuci tangan pakai sabun, tidak menggunakan air yang
direbus, tidak mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan
5
cukup, tidak menggunakan jamban, dan tidak membuang tinja bayi dengan benar,
serta tidak melakukan pengelolaan sambah dan limbah yang aman. Perilaku serta
kemitraan dan tersedianya sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang mendukung
Sementara itu, penyakit diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10
penyakit terbanyak di Kota Padang. Penyakit diare yang banyak ditemukan adalah
gastro enteritis yang disebabkan oleh kuman. Penderita yang berobat ke Puskesmas
diobati sesuai dengan prosedur tetap penatalaksanaan kasus diare dengan pengobatan
yang rasional.
Pada tahun 2014 dari 876.880 penduduk Kota Padang diperkirakan kasus
diare sebanyak 18.765 penderita. Kasus diare yang ditemukan dan ditangani pada
tahun 2014 sebanyak 7.721 kasus, dimana pasien perempuan lebih banyak 4.111
kasus dibanding pasien laki laki 3.651 kasus. Jika dilihat trend beberapa tahun
terakhir maka terjadi penurunan kasus diare, dimana pada tahun 2014 terjadi 7.827
kasus diare, tahun 2013 sebanyak 8.472 kasus dan tahun 2012 terjadi kasus diare
sebanyak 8.842 kasus. Untuk kelompok umur balita terdapat sebanyak 3.047
penderita pada tahun 2014, dimana Balita laki laki lebih banyak 1.625 kasus
Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2014 menunjukkan bahwa
angka kejadian diare tertinggi berada pada wilayah kerja Puskesmas Pauh sebanyak
659 kasus. Sementara itu, data dari laporan Pauh tahun 2014, kasus diare pada balita
sebanyak 239 balita. Sementara itu, laporan Puskesmas Pauh tahun 2014
6
menunjukkan bahwa kasus diare jauh menurun dari jumlah penemuan kasus pada
tahun 2013 yaitu sebanyak 300 kasus. Penyebab penurunan kasus ini karena
sebahagian besar wilayah kerja puskesmas Pauh sudah menerima program STBM
dan Pamsimas yang merupakan upaya untuk meningkatkan partisipasi dan perilaku
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat sebagai upaya pencegahan dan
sanitarian di Puskesmas Pauh penyebab diare pada balita karena perilaku dan
kebiasaan masyarakat yang tidak sehat dan akses sanitas sekitar yang tidak baik.
sanitasi total berbasis masyarakat dengan kejadian diare pada balita di kelurahan
hubungan yang bermakna sanitasi total berbasis masyarakat dengan kejadian diare.
Sejalan dengan hasil penelitian Margareth (2012) tentang hubungan sanitasi total
adanya hubungan yang bermakna antara tingkat sanitasi total terhadap kejadian diare
daerah Wilayah Kerja Puskesmas Pauh, hanya tiga responden yang memiliki jamban
pribadi yang dilengkapi septic tank, tiga responden yang melakukan cuci tangan
pakai sabun di lima waktu, tujuh responden yang melakukan pengolahan air minum
yang baik, empat responden yang melakukan pengelolaan sampah rumah tangga
yang baik serta hanya satu responden yang melakukan pengelolaan limbah rumah
tangga yang baik, dan dari sepuluh responden tersebut, dua diantaranya balitanya
kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2015.
pertanyaan, yaitu : Apakah terdapat hubungan antara pilar-pilar sanitasi total berbasis
masyarakat (STBM) dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas
1. Mengetahui hubungan perilaku stop BABS dengan kejadian diare pada balita
yang aman dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas
dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun
2015.
yang benar dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas
masyarakat luas.
2. Bagi masyarakat
Sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang
4. Bagi peneliti
diare pada balita di Kelurahan Lambung Bukit wilayah karja Puskesmas Pauh tahun
2015.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Kejadian Diare
10
11
variabel yang diduga mempunyai hubungan kuat dengan kejadian Diare yang dapat
PILAR-PILAR STBM
Perilaku CTPS
Pengolahan Sampah
Rumah Tangga yang Benar
penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Dalam penelitian
ini sebagai variabel dependennya adalah kejadian diare pada balita, sedangkan
sebagai variabel independennya adalah pilar-pilar stbm yang diamati dan diukur pada
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak balita
(umur 0-5) tahun yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pauh Kota Padang yaitu
12
13
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian diambil dari populasi ibu yang mempunyai balita (umur 0-
5 tahun) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pauh Kota Padang dan memenuhi
Notatmodjo:
Z 21 / 2 p1 p N
n
d 2 N 1 Z 21 / 2 p1 p
Keterangan :
Z = Nilai baku distribusi normal utuk α = 0,05 dan derajat kepercayaan 95%
(1,96)
p = proporsi untuk sifat tertentu yang tidak diketahui proporsi atau sifat
(10%)
Z 21 / 2 p1 p N
n 2
d N 1 Z 21 / 2 p1 p
3741,72
n
39,91
n = 93 KK
14
sebanyak 10% dari besar sampel yaitu sebanyak 9 orang. Jadi besar sampel yang
diperlukan dalam penelitian ini pada ∝ = 0,05 dan 95% CI = 1,96 adalah sebanyak
size, yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan secara
proporsional.
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eklusi
Cara
Variabel Definisi Operasional Skala Hasil Ukur
Pengukuran
Jumlah balita yang
Kejadian Diare Wawancara Nominal 1 = Tidak Diare
mengalami berak dengan
(buang air besar) encer 0 = Diare
menggunakan
atau bahkan dapat kuesioner
berupa air saja lebih
sering dari biasanya
(lebih dari 3 kali/hari).
Melakukan kegiatan
PAMM-RT Wawancara Ordinal 1= Aman ≥ median
mengelola air minum dengan
dan makanan di rumah 0= Tidak Aman
menggunakan
tangga yang aman <median(26)
kuesioner
1= Baik ≥ median
Pengelolaan Melakukan kegiatan Wawancara Ordinal
Sampah RT pengolahan sampah di dengan 0 = Buruk <median
rumah tangga dengan menggunakan
mengedepankan prinsip kuesioner
mengurangi, memakai
ulang, dan mendaur
ulang
1= Baik ≥ median
Pengelolaan Melakukan kegiatan Wawancara Ordinal
Limbah RT pengolahan limbah cair dengan 0 = Buruk <median
di rumah tangga baik menggunakan
yang dapat memutus kuesioner
mata rantai penularan
penyakit.
16
meliputi data karakteristik responden, kejadian diare, 5 pilar STBM yaitu: Stop
BABS, CTPS, Pengolahan Air Minum Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah Rumah
Kesehatan Indonesia, Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat, Profil Dinas
a. Editing
kuesioner tersebut.
b. Coding
“kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
c. Entry
bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software
komputer.
17
d. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dengan meggunakan komputer. Adapun tahapan analisa data dalam penelitian ini
a. Analisis Univariat
variabel independen yaitu pilar-pilar STBM (perilaku Stop BABS, perilaku CTPS,
PAM-RT, pengelolaan sampah RT, dan pengelolaan limbah RT) dan variabel
b. Analisis Bivariat
independen dengan variabel dependen, yaitu antara pilar-pilar STBM (perilaku Stop
BABS, perilaku CTPS, PAM-RT, pengelolaan sampah RT, dan pengelolaan limbah
RT) dan variabel dependen yaitu kejadian diare pada. Untuk membuktikan ada atau
kecil dari nilai α 0,05 (p < 0,05) maka akan ada hubungan bermakna antara variabel
dependen dengan variabel independen dan bila nilai p lebih besar dari nilai α 0,05 (p
18
> 0,05) berarti tidak ada hubungan bermakna antara variabel dependen dengan
variabel independen.
DAFTAR PUSTAKA