Você está na página 1de 8

Made by Indriyani

Akuntansi Keuangan Syariah

1. Jelaskan pengertian akuntansi syariah dan perbedaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional!
Ceritakan perkembangan transaksi syariah, dan sejarah perkembangan akuntansi syariah di Indonesia!
Jawab:
a) Pengertian akuntansi syariah
Akuntansi syariah merupakan ilmu akuntansi atau akuntabilitas segala aset-aset dan aktivitas ekonomis
suatu bisnis individu atau kelompok atau perusahaan yang bersumber hukum Al-Qur’andan As-Sunnah
untuk mencapai kekayaan atau kemakmuran yang sebenarnya atau ‘Falah’.
b) Perbedaaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Akuntansi Konvensional
Kriteria Akuntansi Syariah Akuntansi Konvensional
Dasar Hukum Hukum etika yang bersumber Hukum bisnis modern.
Al-Qur’an dan Sunnah.
Dasar Tindakan Keberadaan hukum Allah Rasionalisme ekonomis
(keagamaan). (sekuler).
Tujuan Keuntungan yg wajar. Maksimalisasi keuntungan.
Orientasi Kemasyarakatan. Individual atau kepada
pemilik.
Tahapan Operasional Dibatasi dan tunduk ketentuan Tidak dibatasi kecuali
syariah. pertimbangan ekonomis.

c) Perkembangan Transaksi Syariah


Perkembangan pesat dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank, asuransi, pasar
modal, dana pensiun, dan lain sebagainya) yang berbasis syariah. Dalam tiga decade terakhir, lembaga
keuangan telah meningkatkan volume dan nilai transaksi berbasis syariah yang tentunya meningkatkan
kebutuhan terhadap akuntansi syariah.
Selanjutnya, perkembangan pemikiran mengenai akuntansi syariah juga makin
berkembang, yang ditandai dengan makin diterimanya prinsip-prinsip transaksi syariah di dunia
internasional.
Sistem perbankan syariah sendiri memiliki rekam jejak yang panjang. Diawali dengan
Mit Ghamr Local Saving Bank di Mesir pada tahun 1963, yang kemudian diambil alih dan
direstrukturisasi oleh Pemerintah Mesir menjadi Nasser Social Bank pada tahun 1972. Perkembangan
tentang perbankan syariah terus berlanjut, tidak hanya di Timur Tengah termasuk pendirian Islamic
Development Bank (1975), tetapi juga di Negara-negara Eropa seperti Luksemburg (1978), Swiss
(1981), dan Denmark (1983).
Untuk mengkomodasi kebutuhan masyarakat, sebelum tahun 1922, telah didirikan
beberapa lembaga keuangan nonbank yang kegiatannya menerapkan system syariah. Selanjutnya,
melalui UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan dijabarkan dalam PP No. 72 Tahun1992,
pemerintah telah memberikan kesempatan untuk pelaksanaan bank syariah.
Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 Tahun 1998 yang memberikan landasan hukum
lebih kuat untuk perbankan syariah. Melalui UU No. 23 Tahun 1999 hingga disahkannya UU No. 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah , perkembangan perbankan syariah meningkat tajam terutama
dilihat dari peningkatan jumlah asset yang dikelola.
Sektor berikutnya yang juga berkembang adalah asuransi syariah. Asuransi syariah
pertama kali didirikan di Sudan pada tahun 1979 dengan nama The Islamic Insurance Company of
Sudan. Pendirian ini terus berlanjut dan saat ini telah berdiri baik di negara-negara Timur Tengah yang
memiliki banyak penganut islam, maupun negara barat.
Perkembangan di Indonesia sendiri diawali dengan berdirinya Asuransi takaful, yang
dibentuk oleh PT. Syarikat Takaful Indonesia (STI) sebagai holding company pada tahun 1994.
Persiapan pendiirian di lakukan dengan studi banding ke Malaysia pada bulan September 1993.
Made by Indriyani

Malaysia memang merupakan negara ASEAN pertama yang menerapkan asuransi dengan prinsip
syariah sejak tahun1985 dan dikelola oleh Syarikat Takaful Malaysia Sdn, Bhd
Setelah melalui persiapan yang matang, STI mendirikan PT Asuransi Takaful Keluarga
pada 25 Agustus 1994 dan PT Asuransi Takaful Umum pada 2 juni 1995. Berikut ini adalah
perkembangan asuransi di Indonesia hingga tahun 2009.

d) Sejarah perkembangan akuntansi syariah di Indonesia


1. Periode sebelum tahun 2002
Walaupun Bank Muamalat sudah beroperasi sejak tahun 1992 namun sampai dengan tahun 2002
belum ada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang mengatur, sehingga pada periode
ini masih mengacu pada PSAK 31Tentang Akuntansi Perbankan walaupun tidak dapat dipergunakan
sepenuhnya terutama paragraf-paragraf yang bertentangan dengan prinsip syariah seperti perlakuan
akuntansi untuk kredit
2. Periode tahun 2002-2007
Pada periode ini, sudah ada PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah yang dapat digunakan
sebagai acuan akuntansi untuk Bank Umum Syariah. Bank Perkreditan Rakyat Syariah dan kantor
cabang syariah sebagaimana tercantum dalam ruang lingkup PSAK tersebut
3. Tahun 2007-sekarang
Pada periode ini DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan0 mengeluarkan PSAK Syariah yang
merupakan perubahan dari PSAK 59. KDPPLKS (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah) dan PSAK syariah, digunakan baik oleh entitas syariah maupun entitas
konvensional yang melakukan transaksi syariah baik sektor publik maupun sektor swasta

2. Jelaskan dasar-dasar ajaran Islam, dan sumber hukum Islam! Jelaskan Muqashidus syariah (tujuan syariah)
dan jelaskan lima (5) unsur pokoknya! Sebutkan beberapa sektor bisnis syariah!
a) Dasar-dasar ajaran Islam
 Akidah, ikatan perjanjian yang kokoh dan tertanam jauh di dalam lubuk hati sanubari
manusia. Akidah dan syariat islam sudah diatur olrh Allah untuk bisa diterapkan bagi semua
manusia, bukan hanya untuk satu bangsa atau budaya tertentu saja.
Substansi dari akidah adalah keimanan, sebagaimana terangkum dalam Rukun Iman, atau
pokok-pokok keimanan Islam. Berdasarkan bagaimana manusia menyikapi ajakan Allah SWT
untuk mengimani rukun iman, dapat dikelompokkan menjadi 5 golongan, yaitu:
1) Mukmin, golongan manusia yang menerima dan meyakini rukun iman, dengan tulus dan
jujur sepenuh hatinya, yang kemudian diucapkan melalui lisan serta dibuktikan dengan
perilaku dan perbuatan.
2) Kafir, golongan manusia yangmenolak rukun iman secara terbuka dan terang-terangan.
3) Munafik, golongan manusia yang berpura-pura menerima akidah Islam, namun dari hati
sanubari yang paling dalammereka menolak atau tidak mempercayai akidah Islam.
4) Musyrik, golongan manusia yang menyekutukan Allah SWT dengan sembahan-
sembahan atau tandingan-tandingan lain. Mereka menuhankan Allah SWT , tetapi masih
menyembah Tuhan-Tuhan yang lain.
5) Murtad, golongan manusia yang semula beriman kepada Allah SWT, kemudian berbalik
menjadi kafir.
 Syariah, pokok-pokok aturan hukum yang digariskan Allah SWT untuk dipatuhi dan
dilaluioleh seorang muslim dalam menjalani segala aktivitas kehidupannya (ibadah) di dunia.
Ketentuan syariah bersifat komprehensif dan universal. Komprehensif, berarti mencakup
seluruh aspek kehidupa Manusia dengan Allah SWT. Didalamnya memuat ibadah mahdhah
dan ibadah muamalah. Ibadah mahdhah tentang hubungan antara manusia dengan Allah SW'T
Made by Indriyani

seperti shalat, puasa, haji, dan lainnya. Sementara ibadah muamalah mengatur hubungan umat
manusia serta antara manusia dengan makhluk atau ciptaan Allah SWT lainnya termasuk
alam semesta. Universal, dapat diterapkan untuk semua manusia dalam setiap waktu dan
keadaan. Sifat universal ini akan terlihat lebih jelas dalam aturan muamalah, ketika Allah
mengharamkan babi dan riba, maka haram untuk seluruh manusia, sejak zaman Nabi
Muhammad SAW sampai dengan akhir zaman.
Oleh sebab itu, dalam masalah ekonomi syariah, misalnya, kaum muslim tetap mengacu
kepada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW. Bukan hanya tentang
Prinsipnya, tetapi juga tentang seluk-beluk tata perekonomian syariah. Hal yang berubah
dalam bidang perekonomian bukanlah prinsip dan tata aturannya, tetapi yang berubah adalah
sarana dan prasarana transaksinya.
 Akhlak, Akhlak dalam Islam mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan Rasul,
dengan sesama manusia dengan dirinya sendiri. Akhlak kepada Allah dan Rasul adalah
mencintai serta menaatinya, sedangkan untuk diri sendiri misalnya shalat (melakukanibadah
mahdhah) serta mengajak orang kepada kebaikan. Tuntutan akhlak kepada manusia lain
adalah mengajak orang kepada kebaikan, bersabar serta jangan berlaku sombong, sedangkan
kepada alam adalah tidak berbuat kerusakan di bumi Allah ini.
b) Sumber hukum Islam
1) Al-Qur’an
2) As-Sunnah
3) Hasil Ijthad: qiyas, ijma’, dan maslahah mursalah.
c) Muqashidus syariah (tujuan syariah) dan lima (5) unsur pokoknya
Muqashidus syariah, Semua ketentuan Al-Quran dan As-Sunah mempunyai manfaat yang
hakiki yaitu mewujudkan kemaslahatan manusia, karena Al-Quran berasal dari Allah yang sangat
mengetahui tabiat dan keinginan manusia, dan As-Sunah dari Rasul yang mendapat bimbingan
langsung dari Allah SWT. Mewujudkan kemaslahatan manusia di dalam Islam dikenal sebagai
Maqashidus Syariah (Tujuan Syariah).
Untuk mencapai tujuan ini ada lima unsur pokok yang harus dipelihara yaitu:
1. Memelihara agama (Al muhafazhah ‘alad Dien)
Untuk memelihara agamanya, Allah mewajibkan manusia untuk shalat, zakat, puasa, haji.
2. Memelihara jiwa ( Al muhafazhah ‘alan Nafs)
Memelihara jiwa ialah memelihara hak untuk hidup secara terhormat agar manusia
terhindar dari pembunuhan, penganiayaan baik fisik maupun piskis, fitnah, caci maki,
dan perbuatan lainnya.
3. Memelihara akal (Al muhafazhah ‘alal Aql)
Menjaga akal bertujuan agar tidak terkena kerusakan yang dapat mengakibatkan seseorang
menjadi tak berguna lagi di masyarakat sehingga dapat menjadi sumber keburukan.
4. Memelihara keturunan (Al muhafazhah ‘alan nasl)
Memelihara keturunan adalah memlihara kelestarian manusia dan membawa sikap mental generasi
penerus agar terjalin rasa persahabatan dan persatuan di antara sesama umat manusia.
5. Memelihara harta (Al muhafazhah ‘alan Mal)
Menjaga harta, bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan digunakan
sesuai dengan syariah. Aturan syariah mengatur proses perolehan dan pengeluaran harta.
d) Sektor bisnis syariah
a. Travel haji umroh yang tidak menggunakan dana talangan.
b. Bisnis property syariah.
c. Pegadaian syariah tanpa bunga.
d. Pengobatan ala Nabi.
e. Kosmetik halal.
Made by Indriyani

f. Busana muslim
3. Jelaskan prinsip sistem keuangan syariah! Dan jelaskan instrumen keuangan syariah!
a. Berikut ini adalah prinsip sistem keuangan Islam sebagimana diatur melalui Al-Quran dan As-Sunah :
1. Pelarangan Riba
Riba merupakan pelanggaran atas sistem keadilan sosial, persamaan dan hak atas barang. Oleh
karena itu sistem riba ini hanya menguntungkan para pemberi pinjaman sedangkan pengusaha tidak
diperlakukan sama. Padahal “untung” itu baru diketahui setelah berlalunya waktu bukan hasil
penetapan di muka.
2. Pembagian Risiko
Hal ini merupakan konsekuensi logis dari pelarangan riba yang menetapkan hasil bagi pemberi
modal di muka. Sedangkan melalui pembagian risiko maka pembagian hasil dilakukan di belakang
yang besarnya tergantung dari hasil yang diperoleh.
3. Menganggap uang sebagai Modal Potensial
Dalam fungsinya sebagai komoditas, uang dipandang dalam kedudukan yang sama dengan barang
yang dijadikan objek transaksi untuk mendapatkan keuntungan (laba). Sedang dalam fungsinya
sebagai modal nyata (capital) uang dapat menghasilkan sesuatu yang bersifat produktif baik barang
maupun jasa.
4. Larangan Melakukan Tindakan Spekulatif
Hal ini sama dengan pelarangan untuk transaksi yang memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat
tinggi, judi dan transaksi yang memiliki risiko sangat besar.
5. Kesucian Kontrak
Oleh karena dalam islam menilai perjanjian sebagai suatu yang tinggi nilainya sehingga seluruh
kewajiban dan pengungkapan yang terkait dengan kontrak harus dilakukan. Hal ini akan mengurangi
risiko atas informasi yang asimeetri dan timbulnya moral hazard.
6. Aktivasi Usaha Harus Sesuai Syariah
Seluruh kegiatan usaha tsb haruslah merupakan kegiatan yang diperbolehkan menurut syariah. Dengan
demikian, usaha seperti minuman keras, judi, peternakan babi yang haram juga tidak boleh
dilakukan.
b. Instrumen keuangan syariah, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.Akad investasi yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainly contract. Kelompok
akad ini adalah sebagai berikut :
a. Mudharabah, yaitu kerja sama antara dua pihak attau lebih, di mana pemilik modal
memercayakan sejumlah modal kepada pengelola untuk melakukan kegiatan usaha dengan
nisbah bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh menurut kesepakatan di muak, sedangkan
apabila terjadi kerugian hanya ditanggung oleh pemilik dana.
b.Musyarakah adalah akad kerja sama yang terjadi antara para pemilik modal untuk
menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersamaan dalam suatu kemitraan, dengan
nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional
sesuai dengan kontribusi modal.
c. Sukuk (obligasi syariah), merupakan surat utang yang sesuai dengan prinsip syariah.
d.Saham Syariah produknya harus sesuai dengan syariah.
2.Akad jual beli/sewa-menyewa yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk certainly contract,
kelompok akad ini adalah sebagai berikut :
a. Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya perolehan dan
keuntungan (margin) yang disepakati antara penjual dan pembeli.
b.Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Barang
diserahkan secara tangguh, sedangkan pembayarannya dilakukan secara tunai.
Made by Indriyani

c. Istishna’ memiliki sistem yang mirip dengan salam, namun istishna’ pembayaran dapat
dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa kali (termin) atau ditangguhkan selama jangka waktu
tertentu.
d.Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan
manfaat atas objek sewa yang disewakan.
3.Akad lainnnya meliputi berikut ini :
a. Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Transaksi jual beli mata
uang asing dapat dilakukan baik dengan sesama mata uang yang sejenis maupun yang tidak
sejenis.
b.Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang/barang kepada pihak yang
menerima titipan dengan catatan kapan pun titipan diambil pihak penerima titipan wajib
menyerahkan kembali uang/barang titipan tsb.
c. Qardhul Hasan adalah pinjaman yang tidak memprasyaratkan adanya imbalan, waktu
pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima pinjaman.
d.Al-Wakalah adalah jasa pemberian kuasa dari satu pihak ke pihak lain. Untuk jasanya itu, yang
dititipkan dapat memperoleh fee sebagai imbalan.
e. Kafalah adalah perjanjian pemberian jaminan atau penanggungan atas pembayaran utang satu
pihak pada pihak lain.
f. Hiwalah adalah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama (al-muhil) kepada pihak lain
(al-muhal ‘alaih) atas dasar saling memercayai
g.Rahn merupakan sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan aset. Berupa penahanan harta milik
si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.
h.
4. Jelaskan gambar di bawah ini!

Gambar : Bangun Prinsip Akuntansi Syariah


Jawab:

Landasan Syariah, merupakan landasan dasar semua transaksi yang bersumber langsung dari hukum Islam
yaitu Al Quran, Al Hadist, dan Fatwa. Bersifat hirarki, Al Quran menjadi sumber pertama dan utama, lalu Al
Hadist menjadi pelengkap penjelasan Al Quran. Transaksi keuangan kontemporer yang tidak ada penjelasan
secara khusus dalam al Quran dan al Hadist, akan dijelaskan oleh ulama dalam bentuk fatwa. Di Indonesia,
Made by Indriyani

fatwa keuangan kontemporer dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) – MUI yang bersifat
independen dan diisi oleh unsur ulama yang memahami keilmuan syariah dan ekonomi.

Landasan Konseptual berisi Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
(KDPPLKS) yang menjadi konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah bagi para
penggunanya. Tujua KDPPLKS adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi :
1.Penyusun standar akuntansi syariah dalam pelaksanaan tugasnya
2.Penyusun laporan keuangan syariah, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yan belum diatur
dalam standar akuntansi keuangan syariah
3.Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai prinsip akuntansi
syariah yang berlaku umum
4.Para pengguna laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.

Landasan Operasional atau Landasan Praktek merupakan landasan dalam tataran teknis pencatatan
transkasi syariah. Landasan ini dibagi menjadi 3 tingkatan. Entitas syariah atau entitas konvensional yang
menjalankan transaksi syariah harus mengacu pada setiap tingkat secara berurutan. Jika suatu transaksi tidak
dibahas pada tingkat 1, maka dapat mengacu pada tingkat 2, dan seterusnya, selama tidak bertentangan dengan
landasan syariah dan landasan konseptual. Atau jika suatu tingkat saling bertentangan dengan tingkat lainnya,
maka yang digunakan adalah tingkat yang paling rendah.

Tingkat 1 mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Syariah (SAK Syariah) dan Interpretasi Standar
Akuntansi Syariah (ISAK) yang mengatur transaksi syariah. Saat IAI telah mengeluarkan 10 PSAK Syariah.
Selain itu entitas syariah juga dapat menggunakan PSAK/ISAK Umum selama tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
Tingkat 2 mengacu pada standar akuntansi internasional seperti AAOIFI dan IFRS atau dapat mengacu pada
standar akuntansi negara lain. Selain itu dapat juga mengacu pada buletin teknis yang dikeluarkan IAI,
Regulasi terkait seperti peraturan pemerintah, peraturan menteri, peraturan OJK, dan peraturan BI, atau
mengacu pada pedoman akuntansi entitas terkait seperti PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia).
Tingkat 3 mengacu pada praktek akuntansi yang berlaku umum atau buku teks, hasil riset, pendapat ahli
selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Bangunan GASAP dibaca dari bawah, landasan syariah menjadi dasar landasan berikutnya, landasan yang
diatasnya dapat digunakan selama tidak bertentangan dengan landasan syariah. Jika terdapat pertentangan
antar landasan, maka landasan syariah yang dijadikan acuan.

5. Jelaskan sejarah Akuntansi! Jelaskan perkembangan akuntansi syariah dari zaman awal perkembangan
Islam!
Jawab:
Sejarah Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu profesi tertua di dunia, dari sejak zaman prasejarah, keluarga memiliki
perhitungan tersendiri untuk mencatat makanan dan pakaian yang harus mereka persiapkan dan mereka
gunakan pada saat musim dingin. Ketika masyarakat mulai mengenal adanya “perdagangan” maka pada
saat yang sama mereka telah mengenal konsep nilai (value) dan mulai mengenal sistem moneter. Bukti
tentang pencatatan (bookkeeping) tersebut dapat ditemukan mulai dari kerajaan Babilonia (4500 SM),
Firaun mesir dan kode-kode hammurabi (2250 SM), sebagaimana ditemukan adanya kepingan pencatatan
akuntansi di Ebla, Syiria utara.
Walaupun akuntansi telah dimulai dari zaman pra sejarah, saat ini kita hanya mengenal Luca Paciolli
sebagai bapak akuntansi modern, Paciolli adalah seorang ilmuan dan pengajar dibeberapa universitas
Tuscany-Italia, merupakan orang yang dianggap menemukan persamaan akuntansi untuk pertama kali pada
Made by Indriyani

tahun 1494 dengan bukunya: Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita (A Review of Arithmetic,
Geometry and Proportions).
Menurut sejarahnya, kita mengetahui bahwa sistem pembukuan double entry muncul di italia pada abad ke-
13. Itulah catatan paling tua yang kita miliki mengenai sistem “Double Entry” sejak akhir abad ke-13 itu. 2
Majunya peradaban sosial sosial budaya masyarakat Arab waktu itu tidak hanya pada aspek ekonomi atau
perdagangan saja, tetapi juga pada proses transformasi ilmu pengetahuan yang berjalan dengan baik. Selain
alJabr, AlKhawarizmi (logaritma) juga telah berkembang ilmu kedokteran dari Ibnu Sina (Avicenna),
kimia karya besar Ibnu Rusyd (Averos), ilmu ekonomi (Ibnu Khaldun),dll. Jadi pada masa itu Islam telah
menciptakan ilmu murni atau pure science (aljabar,ilmiukur,fisika,kimia) dan juga ilmi terapan atau
appliedscience (kedokteran,astronomi,dsb).
Paciollimengakui bahwa akuntansi telah dikalukan satu abad sebelumnua dan Venice telah menjadi salah
satu pusat perdagangan terbuka, maka terbuka kemungkinan telah terjadi pertukaran informasi dengan para
pedagang muslim yang telah mengembangkan hasil pemikitan dari ilmuan muslim. Liebermenyatakan
bahwa para pemikir di Italia memiliki pengetahuan tentang bisnis yang baik disebabkan hubungannya
dengan dengan rekan bisnis muslimnya. Bahkan, Have mengatakan bahwa Italia meminjam konsep
doubleentrydari Arab.
Para ilmuan muslim telah memberikan kontribusi yang besar mengenai penemuan angka nol dan konsep
perhitungan desimal.Mengingat orang-orang Eropa mengerti aljabar dengan menerjemahkan tulisan dari
bangsa Arab.
Perkembangan Akuntansi Syariah
Zaman Awal Perkembangan Islam
Pendeklarasian negara Islam di Madinah (tahun 622 M) atau bertepatan dengan tahun 1 H), sehingga
seluruh kegiatan kenegaraan dilakukan bersama-sama dan gotong royong dikalangan para Muslimin. Hal
ini dimungkinkan karena negara yang baru saja berdiri tersebut hampir tidak memiliki pemasukan atau pun
pengeluaran. Muhammad Rasulullah SAW bertindak sebagai seorang Kepala Negara yang juga merangkap
sebagai Ketua Mahkamah Agung, Mufti Besar, dan Panglima Perang Tertinggi juga penanggung jawab
administrasi negara. Bentuk sekretariat negara masih sangat sederhana dan baru didirikan pada akhir tahun
ke-6 Hijriah.
Dalam perkembangan selanjutnya, ketika ada kewajiban zakat dan ‘ushr (pajak pertanian dari muslim), dan
perluasan wilayah sehingga dikenal adanya jizyah (pajak perlindungan dari nonmuslim) dan kharaj (pajak
penghasilan dari nonmuslim), maka Rasulullah mendirikan Baitul Maal pada awal abad ke-7 konsep ini
cukup maju pada zaman tersebut dimana seluruh penerimaan dikumpulkan secara terpisah dengan
pemimpin negara dan baru akan dikeluarkan untuk kepentingan negara. Walaupun disebutkan pengelolaan
baitul maal masih sederhana, tetapi Nabi telah menunjuk petugas qadi, ditambah para sekretaris dan
pencatat administrasi pemerintah. Mereka ini berjumlah 42 orang dan dibagi dalam empat bagian yaitu :
sekretaris pernyataan, sekretaris hubungan dan pencatatan tanah, sekretaris perjanjian dan sekretaris
peperangan.

6. Jelaskan dan bedakan unsur laporan keuangan konvensional dengan syari’ah!


Jawab:
a. Dari Segi Pelaporan Dalam perkembangan perbankan, standar akutansi keuanagn perbankan sudah
diatur dalm undang-undang. Untuk standarisasi perbankan konvensional telah diatur dalam standar
keuangan Akutansi nomor 31 tentang akutansi perbankan sedang untk perbankan syariah diatur dalam
Akutansi Keuanagn Nomor 59 mengenai akutansi perbankan syariah. Secara umum perbankan
konvensional dan perbankan syariah memiliki perbedaan prinsip yang mendasar. Perbankan
konvensional lebih menekankan pada bungga, sedangkan syariah lebih kepada pembagian hasil.
b. Dari segi akad dan legalitas Fiqih muamalat Islam membedakan antara wa’ad dengan akad. Wa’ad
adalah janji (promise) antara satu pihak kepada pihak lainnya sementara akad adalah kontrak antara dua
belah pihak. Wa’ad hanya mengikat satu pihak, yakni pihak yang memberi janji berkewajiban untuk
Made by Indriyani

melaksanakan kewajibannya. Sedangkan pihak yang diberi janji tidak memikul kewajiban apa-apa
terhadap pihak lainnya. Dalam wa’ad, terms and condition-nya belum ditetapkan secara rinci dan
spesifik (belum well defined). Bila pihak yang berjanji tidak dapat memenuhi janjinya, maka sanksi
yang diterimanya lebih merupakan sanksi moral.
c. Dari segi penyelesain sengketa Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah
terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabahnya, kedua belah pihak tidak
menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum syariah.
Lembaga yang mengatur hukum berdasar prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan
Arrbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI) yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung
Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.
d. Dari segi usaha yang di biayai, prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah
mengikat secar hukum bagi semua pelaku dan pemangku kepentingan entitas yang melakukan transaksi
syariah. Adapun ahlak merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama
mahluk agar hubungan tersebut menjadi saling menguntungkan dan harmonis. Dalam bank syariah,
bisnis dan usaha yang dibiayai tidak terlepas dari saringan syariah. Karena itu, bank syariah tidak akan
mungkin membiayai usaha yang terkandung di dalammnya hal-hal yang diharamkan. Sebaliknya bank
konvensional, tidak mempertimbangkan jenis investasinya, akan tetapi penyaluran dananya dilakukan
untuk perusahaan yang menguntungkan, meskipun menurut syariah Islam tergolong produk yang tidak
halal.
e. Dari segi pendapatan (laba) Dari segi pendapatan atau laba bank konvensional memperoleh laba dari
hasil bunga,bunga itu di dapatkan dari hasil pembiayaan antara pihak bank kepada nasabah . begitu pula
dengan bank syariah hanya saja laba yang di hasilkan bank syariah adalah hasil dari pembiayaan bank
kepada nasabah yanga telah di sepakati di depan sebelum kegiatan itu di laksanakan atau sering di sebut
juga dengan prinsip bagi hasil. Bank konvensional tidak memperdulikan apakah usaha yang dijalankan
oleh pihak nasabah itu berhasil atau tidak, pihak konvesional tetap mengambil keuntungan. Sedangkan
bank syariah tetap memperhatikan situasi nasabah.
f. Lampiran Komponen Laporan Keuangan Syariah, sebagai berikut:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca);
2. Laporan Laba Rugi;
3. Laporan Arus Kas;
4. Laporan Perubahan Ekuitas;
5. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat;
6. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil;
7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat;
8. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebijakan; dan
9. Catatan atas Laporan Keuangan.
7. Sebutkan tujuan laporan keuangan syari’ah!
Jawab:
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi & kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syari’ah terhadap prinsip syariah, bila ada informasi aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah & bagaimana perolehan dan
penggunaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syari’ah terhadap amanah
dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah
temporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syari’ah.

Você também pode gostar