Você está na página 1de 12

ANALISA PENGIMPLEMENTASIAN

UNICORN DI INDONESIA

MANAJEMEN BISNIS ICT


Dosen : Dr. Ir. Iwan Krisnadi, MBA

Nama : Rachmat P Hadi Wibowo


NIM : 55417120033

Disusun dalam rangka memenuhi tugas UTS mata kuliah Manajemen Bisnis ICT

Program Magister Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana
2018

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul 1

Daftar Isi 2

BAB I Pendahuluan 3

BAB II Pengenalan Startup Unicorn 5

BAB III Overview Startup Unicorn 7

BAB IV Analisa Startup Unicorn 10

BAB V Kesimpulan 12

Daftar Pustaka 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 LATAR BELAKANG
Berkembangnya teknologi saat ini membawa dampak dalam tiap-tiap sendi kehidupan
manusia. Manusia terpacu untuk melakukan inovasi-inovasi terbaru untuk mempermudah
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya inovasi teknologi dalam membangun
bisnis. Hal itu terlihat dari bermunculannya perusahaan rintisan (startup) lokal dalam
beberapa tahun belakangan yang menawarkan solusi Teknologi Informasi (TI) sebagai
disrupsi di industri untuk meningkatkan produktivitas. Membangun sebuah bisnis tentu
memiliki visi dan misi. Meski berbeda antarpelakunya, tetap pertumbuhan bisnis jadi impian
semua bisnis. Tidak terkecuali para pelaku bisnis rintisan (startup) berbasis teknologi digital.
Meski sebuah startup, sudah banyak contoh yang telah sukses membangun bisnisnya hingga
menjadi sebuah unicorn.

Sebutan unicorn sendiri, Fortune mendefinisikannya sebagai private company yang telah
memiliki valuasi US$ 1 miliar atau lebih. Berangkat dari hal itu, timbullah persaingan ketat
antar kompetitor yang menuntut agar dapat memenangkan hati konsumen dengan memberi
promo, dan mengabaikan kestabilan dari suatu bisnis. Di sisi lain, hilangnya sebuah proses
memproyeksikan atau analisa bisnis dalam dua tahun kedepan, timbulnya pemodal besar
dalam menopang startup unicorn serta minimnya regulasi untuk berkompetisi sehat. Tulisan
ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak terkait dalam merumuskan masalah yang
menyebabkan sedikit nya pertumbuhan startup untuk dapat menjadi perusahaan terbuka,
memberikan analisa gambaran potensi dari perkembangan dan memberi pertimbangan
beberapa model bisnis dan analisa yang sesuai untuk startup ditinjau dari kesiapan
pemerintah, investor dan masyarakat

I. 2 PERMASALAHAN
Permasalahan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Belum matangnya regulasi di Indonesia terhadap digital bisnis
b. Tebalnya dinding pemisah antara bisnis konvensional dengan bisnis digital
c. Sikap pelaku bisnis konvensional
d. Strategi dalam menghadapi revolusi industri 4.0

I. 3 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah yang menyebabkan belum berkembangnya startup unicorn
b. Memberikan gambaran potensi dari perkembangan startup unicorn
c. Memberi pertimbangan analisa untuk diterapkan pada startup agar menjadi salah satu
taktik peningkatan startup unicorn
d. Menjadi bahan pelajaran bagi individu-individu yang ingin mendalami materi digital
bisnis

I.4 BATASAN MASALAH


Pembatasan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Analisa ini hanya dilakukan pada startup unicorn di Indonesia

3
b. Analisa ini difokuskan pada teknologi, sosial dan ekonomi dalam mengembangkan
startup unicorn di Indonesia
c. Tidak membahas hal-hal yang terkait dengan metode perijinan atau regulasi secara
mendalam
d. Data yang ada merupakan data sekunder yang berhasil penulis himpun dari berbagai
sumber di internet.

I. 5 SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I, berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan, Batasan
Masalah dan Sistematika Penulisan
BAB II, berisi Startup Unicorn, Pengenalan digital bisnis, Perhitungan valuasi startup,
Pengenalan startup unicorn
BAB III, berisi Overview unicorn yang meliputi Unicorn di Asia Tenggara dan Nexticorn
BAB VI, berisi Analisa startup unicorn di Indonesia, yang meliputi Analisa kendala dan
Analisa ancaman dan tantangan startup unicorn
BAB V, berisi Kesimpulan

4
BAB II
STARTUP UNICORN
II.1 PENGENALAN DIGITAL BISNIS
Saat ini kita telah memasuki dunia digital, segala hal memungkinkan dapat dikendalikan dari
segala tempat melalui jaringan internet dengan perangkat gadget / smartphone. Hal itu
semakin memudahkan mobilitas manusia dalam berkegiatan sehari - hari termasuk dalam
dunia bisnis khususnya dalam bidang ekonomi kreatif, sehingga fenomena ini semakin
mengukuhkan dunia menuju arah ekonomi digital. Misalnya secara sederhana kita mengenal
email, penggunaan website, aplikasi, pengelolaan produk secara online, serta transaksi online.
Peluang yang begitu menantang ini, telah mengantarkan Indonesia ke pintu persaingan
ekonomi. Tentunya sudah tak bisa dielakan, ketika setiap produk-produk lokal yang ada
diseluruh wilayah Indonesia harus mampu bersaing di tingkat global. Agar produk yang
dihasilkan masyarakat memiliki daya saing, tentunya hal ini menjadi bagian penting, bahwa
pasar online menjadi solusi guna memudahkan dan memperkenalkan produk kreatif mereka
kepada konsumen baik Nasional maupun dalam kancah Internasional.
Berbagai negara mulai mencanangkan untuk fokus menggarap potensi pada ekonomi digital,
salah satunya juga dilakukan oleh Indonesia. Pemerintah sendiri telah mencanangkan target
pada 2020, nilai bisnis ekonomi digital Indonesia mencapai USD 130 miliar atau setara Rp
1.730 triliun. Terlebih, survei APJII pada 2016 yang mengungkapkan pengguna internet
Indonesia ada 132,7 juta akan terus mengalami peningkatan seiring masih banyaknya
masyarakat dan daerah yang akan dipenuhi kebutuhan layanan internetnya.
Salah satu program pemerintah RI adalah melalui Palapa Ring (jaringan serat optic nasional)
dan peluncuran satelit yang akan diluncurkan pada tahun 2019, yang nantinya akan melayani
kebutuhan internet cepat diseluruh daerah di Indonesia.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Google dan Temasek, bahwa Asia Tenggara memiliki
potensi pasar online yang sangat luar biasa besar untuk bisnis mendatang. Laporan tersebut
menyebutkan pasar online di Asia Tenggara mencapai USD 200 miliar atau 2.647 triliun di
tahun 2025.
Sejumlah agenda menggarap potensi ekonomi digital dilakukan pemerintah, terutama dari sisi
regulasi, misalnya Kementerian Koordinator Perekonomian mengeluarkan Paket Kebijakan
Ekonomi Jilid 14 soal e-commerce dan melahirkan startup lewat Gerakan Nasional 1.000
Startup Digital yang digalakkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan
bekerjasama pihak terkait.

II. 2 PERHITUNGAN VALUASI STARTUP


Untuk menentukan nilai valuasi sendiri, satu startup dengan startup lainnya memang
memiliki pendekatan yang berbeda-beda. Ada beberapa hal yang mungkin mempengaruhi
nilai valuasi startup. Pertama adalah nilai yang ditentukan oleh pasar (umumnya diwakili oleh
investor). Misalnya jika investor mengatakan bahwa startup X bernilai $5 juta, maka itulah
nilai yang layak. Namun kadang founder merasa nilainya harus lebih tinggi, misalnya
ternyata ada aset atau kekuatan dari talenta bisnis yang dihitung bernilai lebih, namun jika
startup tidak bisa mengumpulkan uang dari aset itu senilai penilaian valuasi tadi, maka
startup memang harus menerima penilaian pasar.
Startup sebenarnya juga punya hak untuk menentukan nilainya sendiri. Hal yang mungkin
ditunjukkan untuk menyanggah nilai valuasi yang dinilai terlalu rendah bisa menggunakan
perbandingan dan proyeksi keuangan. Perbandingan biasanya dilakukan dengan cara menilai
kapabilitas dan laju perkembangan startup yang bermain di sektor sama di pangsa pasar yang

5
sama. Bagaimana jangkauan produk, traksi pengguna hingga varian produk yang ada di
dalamnya akan menjadi bagian penting dalam komparasi tersebut.
Yang kedua adalah proyeksi keuangan. Tak mudah memang melakukan memastikan
angkanya, namun tren dan traksi pengguna yang ada dari waktu sebelumnya seharusnya
dapat dijadikan acuan, terlebih untuk produk digital, maka proyeksi tersebut akan lebih
mudah dianalisis juga didasarkan dengan upaya pemasaran yang akan dibubuhkan.
Cara yang paling mudah untuk menunjukkan valuasi tak lain adalah dengan menunjukkan
profit bisnis. Menunjukkan kepada semua orang bahwa bisnis yang dijalankan mampu
memberikan keuntungan yang fantastis. Ini pun menjadi tantangan untuk startup, karena rata-
rata di fase awal fokus bisnis memang akan condong kepada akuisisi pengguna dan perluasan
pangsa pasar. Pada dasarnya penentuan valuasi startup memang menjadi sebuah proses seni.
Seperti pada sebuah lukisan, penilaian kadang didasarkan poin-poin yang sulit dikalkulasikan
secara matematis.

II. 3 STARTUP UNICORN


Setelah mengenal tentang valuasi, kini tentang unicorn, sebuah “gelar” yang diberikan
kepada startup yang memiliki valuasi lebih dari $1 miliar. Di Indonesia sendiri memang
belum banyak startup unicorn. Salah satu yang sering digadang-gadang adalah Tokopedia,
Traveloka, dan Go-Jek. Pada putaran pendanaan terakhir, Go-Jek berhasil membekukan
valuasi $1,3 miliar. Valuasi Go-Jek bisa mencapai angka tersebut dikarenakan dinamika
bisnis di pangsa pasar on-demand dan persaingan di sektor itu sendiri. Spesifik tentang
pembahasan Go-Jek dan gelar unicornnya di dorong penilaian oleh market value. Pada saat
yang sama semua venture capital pendukung berinvestasi untuk mencari “killer” untuk
pangsa pasar di wilayah tersebut. Nilai unik Go-Jek sebagai masa depan bisnisnya adalah
revolusi layanan pembayaran dengan Go-Pay. Mereka tidak mematokkan diri sebagai pemain
di sektor transportasi, tapi sebagai sebuah platform yang memberikan berbagai jasa layanan
untuk kebutuhan sehari-hari melalui sistem on-demand merupakan peran penting dalam
membangun ekosistem dan infrastruktur untuk membudayakan masyarakat melek digital.

6
BAB III
OVERVIEW UNICORN

III. 1 STARTUP UNICORN ASIA TENGGARA


Dari Yangon ke Manila, Hanoi ke Bandung, Bandar Seri Begawan hingga Luang Prabang,
Asia Tenggara sedang berkembang pesat. Beberapa orang sering membanding-bandingkan
Asia Tenggara dengan Eropa, dimana keduanya merupakan jalan pintas yang sesungguhnya
memiliki negara-negara dengan bahasa, budaya, kebiasaan, dan tingkat pertumbuhan yang
berbeda dengan satu sama lainnya. Dan, tidak berbeda dengan di Eropa, ekosistem startup
akan memperhitungkan kekuatan dari regional setempat, lalu bagaimana hal tersebut akan
bersaing di tingkat global.

1. Sea (Nilai : $ 4.5 milyar)

Didirikan oleh Forrest Li di Singapura pada tahun 2009, Sea Ltd, singkatan dari Southeast
Asia atau Asia Tenggara berganti nama dari Garena setelah berhasil mendapatkan dana $ 550
juta untuk meningkatkan daya saing dengan e-commerce giant Alibaba dan e-commerce
lainnya di Indonesia. Perusahaan belanja dan permainan online ini mengincar tempat melihat
keadaan kompetisi e-commerce di Asia Tenggara sedang meningkat, khususnya pada pasar
Indonesia yang sebagian besar belum dimanfaatkan. Saat ini bisnisnya meliputi permainan
online Garena, operator e-commerce Shopee dan layanan pembayaran digital AirPay.

2. Grab (nilai $ 3.5 milyar)

Bermula di sebuah gudang di Kuala Lumpur pada tahun 2012, hingga akhirnya Anthony Tan
dan Tan Hooi Ling selaku pendiri memilih Singapura untuk menggerakkan ekspansi regional
mereka. Grab merupakan salah satu dari dua unicorn asal Singapura. Grab merupakan
pesaing terbesar dari Uber -Startup paling berharga di dunia- di Asia Tenggara sebelum
diakuisisi saat ini. Grab memperdalam kehadirannya di Asia Tenggara daripada memperluas
keberadaannya melebihi Asia Tenggara. Di awal 2017, Grab menginvestasikan 700 juta dolar
Amerika untuk master plan 2020 ‘Grab 4 Indonesia’ - investasi terbesar yang pernah dibuat
oleh startup transportasi dalam satu negara. Bagian dari rencana ini adalah untuk
mengembangkan solusi secara spesifik pada Indonesia, seperti algoritma untuk mengatasi
peraturan jalan Indonesia dan layanan bike-pooling. Hingga saat ini, Grab beroperasi di 30
kota diseluruh Malaysia, Filipina, India, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Indonesia.

3. Go-Jek (Nilai saham $3 Miliar)

Go-Jek merupakan startup transportasi hyperlocal, logistik dan pembayaran Indonesia yang
didirikan sejak 2010. Setelah mengakuisisi beberapa startup luar negeri, operasi terbesar Go-
Jek masih di Indonesia, dengan ribuan pengendara melayani di 25 kota di seluruh nusantara.
Go-jek juga mengembangkan layanan pesan antar makanan yang rupanya menghasilkan
permintaan lebih tinggi dibandingkan layanan car-hailing. Sistem pembayaran online, Go-
Pay, turut berkembang secara signifikan seiring dengan penawaran lainnya yang diberikan
oleh Go-Jek.

Go-Jek membawa pengaruh besar terhadap generasi baru startup ride-hailing di Asia
Tenggara, termasuk U-Hop di Filipina, Banana Bike di Thailand, dan CatchThatBus di
Malaysia.

7
4. Traveloka (Nilai saham $2 milyar)

Traveloka asal Indonesia ini menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara
online dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia. Traveloka menawarkan platform
online yang memudahkan penggunanya melakukan pemesanan hotel, pesawat, kereta, dan
operator transportasi lainnya, promotor acara, operator objek wisata, biro perjalanan, operator
telekomunikasi, dan segala jenis penyedia layanan.

Perusahaan ini didirikan ditahun 2012 dan beroperasi di Jakarta Barat. Hingga 28 Juli 2017,
Deal Street Asia melaporkan nilai saham Traveloka mencapai 2 triliun dolar Amerika, ujar
seorang eksekutif yang akrab dengan perkembangan dan beafiliasi dengan perusahaan ini,
yang enggan disebut namanya.

5. Tokopedia (Nilai $ 1,2 Milyar)

Tokopedia merupakan sebuah platform online yang melibatkan individu dan pemilik usaha
kecil hingga menengah di Indonesia untuk membuka dan mengelola toko onlinenya.
Perusahaan ini berdiri di tahun 2009 dan beroperasi di Jakarta Barat. Agustus 2017,
Tokopedia menerima investasi dari Alibaba sebesar 1.1 triliun dolar Amerika. Dengan
investasi tersebut, Alibaba mendapat kedudukan di lanskap e-commerce Indonesia. Sebagai
e-commerce terkemuka di Indonesia, Tokopedia telah mengumpulkan dana sebesar 147 juta
dolar Amerika dari investor yang tidak disebutkan, menurut beberapa laporan pada 10 April
2016.

6. Bukalapak (Nilai $ 1 Milyar)

Bukalapak merupakan platform e-commerce yang memungkinkan penjual dan pembeli


melakukan transaksi online aman dengan cara yang sederhana. Pada pertengahan November,
Achmad Zaky, pendiri dan kepala eksekutif e-commerce dari Bukalapak.com mengumumkN
bahwa Bukalapak baru saja bergabung pada klub unicorn. Pada akhir 2015, Bukalapak
memiliki 510.000 usaha kecil dan menengah dalam jaringannya, menjajakan lebih dari 1,4
juta barang. Seperti yang dilaporkan, perusahaan ini melakukan transaksi harian lebih dari 4
juta dolar Amerika pada bulan Desember dan terlihat pertumbuhan hingga 3-5 kali tahun lalu.

7. Revolution Precrafted (Nilai $ 1 milyar)

Revolution merupakan sebuah koleksi dari limited edition, pre-crafted properties, termasuk
rumah dan paviliun, dikenalkan oleh desain & real estate developer Robbie Antonio.
Revolusi menjual rumah prefabrikasi yang dibuat oleh puluhan arsitek dan desainer ternama
dunia seperti Zaha Hadid, David Salle, Tom Dixon, Marcel Wanders, dan Lenny Kravitz’s
Kravitz Design. Didirikan oleh Robbie Antonio, seorang maniak kolektor seni dari keluarga
yang memang telah terkenal sebagai pemain hebat dalam industri real estate di Filipina.
Dilaporkan telah melebihi nilai 1 triliun dolar Amerika terhitung November 2017, dan
menjadi unicorn pertama dari Filipina.

III. 2 NEXT INDONESIA UNICORN (NEXTICORN)

8
Program ini merupakan upaya untuk menciptakan marketplace yang lebih terstruktur dan
tertata bagi para start-up untuk bertemu investor dalam memperoleh pendanaan.

NEXTICORN ini merupakan langkah berikutnya untuk menampilkan Indonesia berikut


startup-startup-nya kepada para investor global dan nasional agar startup dapat memperoleh
pendanaan (funding), karena pemerintah mengerti permasalahan dalam mendapatkan funding,
terutama di zona Missing Middle/Series B. Diharapkan nantinya startup-startup Indonesia
dapat tumbuh dan mempunyai value di mata investor nasional dan global sehingga akan lahir
unicorn-unicorn berikutnya di Indonesia.

Program NEXTICORN ini merupakan kerja sama pemerintah dengan Asosiasi Modal
Ventura untuk Startup Indonesia (AMVESINDO) dan Ernst & Young. Dengan program
NEXTICORN ini, pemerintah akan mendukung adanya Business Matching yang tepat
melalui event-event yang mendatangkan Venture Capital baik dari nasional maupun dari luar
negeri ke Indonesia, juga dengan membawa startup-startup Indonesia ke event-event di luar
negeri yang dihadiri oleh VC. Oleh karena itu partisipasi dari para pelaku startup sangat
penting untuk memanfaatkan peluang yang telah diberikan, sehingga berpartisipasi agar
startup-startup di Indonesia dapat menjadi The Next Indonesian Unicorn. Pendampingan
dimulai dari business plan, market validation, hingga sustainability technology.

9
BAB IV
ANALISA STARTUP UNICORN
IV. 1 ANALISA KENDALA PERKEMBANGAN STARTUP UNICORN
Kendala merupakan hal yang utama diantaranya adalah logistik, infrastruktur komunikasi,
keamanan cyber, perlindungan konsumen, perpajakan, permodalan, dan edukasi serta sumber
daya manusia. Salah satu poin yang mendapat perhatian lebih adalah permasalah edukasi
serta sumber daya manusia. Perkembangan teknologi adalah suatu kepastian, yang harus kita
perhatikan adalah bagaimana memanfaatkan teknologi. Contohnya kesiapan masyarakat, ini
yang harus menjadi prioritas, terutama bagaimana mengedukasi masyarakat. Selain
rendahnya tingkat edukasi secara umum, tidak meratanya tingkat pengetahuan masyarakat di
Indonesia juga menjadi pemicu masalah. Pemerintah tetap optimis dan melakukan berbagai
upaya untuk mendukung perkembangan startup digital di Indonesia, salah satunya melalui
program-program pembinaan seperti Plug and Play Indonesia. Plug and Play Indonesia juga
memjembatani hubungan startup dengan berbagai stakeholder seperti instansi pemerintahan,
korporasi, dan juga media.

IV. 2 ANALISA ANCAMAN DAN TANTANGAN STARTUP UNICORN


Jika Indonesia mengikuti jejak Silicon Valley, akan terjadi ketimpangan. Banyak startup akan
yang akan berakhir di kuburan bersama startup-startup lainnya, sedangkan sejumlah pemain
besar akan semakin mendulang kesuksesan. Setiap startup harus melewati kesulitan yang
akan menentukan nasib mereka di tengah pertumbuhan startup lain yang begitu pesat. Secara
lebih spesifik, ada tiga yang harus dilalui oleh startup:
1. Teknologi
Industri berjalan dengan begitu cepat. Penemuan teknologi saat ini adalah cikal bakal bagi
inovasi berikutnya. Berbagai penemuan selama enam dekade belakangan, seperti mainframe,
PC, internet, mobile, cloud-computing, networking, AI, user interface (UI), dan komunikasi,
telah berhasil meningkatkan produktivitas perusahaan. Ada perusahaan yang bertumbuh
dengan cepat. Banyak pula yang gagal lebih cepat dari perkiraan, jika mereka terlalu cepat
puas dengan perusahaannya sendiri dan tidak berinovasi. Perusahaan di industri teknologi
terbagi ke dalam dua aliran, yaitu :
Perusahaan yang telah sukses akan berkembang semakin besar, bahkan hampir mencapai
level monopoli dan Perusahaan yang mengalami kebangkrutan, atau lebih buruk lagi, tidak
relevan. Yang harus dipertimbangkan adalah :
a. Scalability dan stabilitas, ini adalah salah satu kesulitan yang paling sering ditemukan
ketika sebuah startup sedang dalam proses berkembang. Sistem crash beberapa kali dalam
satu hari adalah hal yang lumrah. KASKUS, Twitter, Amazon, dan lainnya sudah mengalami
hal ini dan berhasil melewatinya meskipun secara perlahan. Startup yang baik memiliki
kemampuan untuk membangun kembali pesawatnya bahkan saat berada di tengah udara,
serta memberikan solusi untuk perkembangan jangka panjang yang berkelanjutan.
b. Keamanan
Ini adalah hal yang kerap diabaikan oleh kebanyakan pelaku startup. Kemungkinan besar
karena sistem belum pernah diretas sehingga kurang menyadari ancaman akan hal ini.
Banyak pula founder muda yang telat menyadari pentingnya memiliki kemampuan untuk
mengatasi isu keamanan ini. Masih banyak startup yang menghadapi masalah ini, utamanya
yang bergerak di bidang e-commerce dan pembayaran.
c. Merambah pasar internasional dan lokal

10
Bidang ini juga sering terlupakan. Kebanyakan startup tanah air memang hanya menargetkan
pasar lokal. Namun, ketika kesempatan untuk go international datang, kelaikan software
milikmu dari segi desain dan implementasinya tentu harus teruji. Akan lebih baik jika hal ini
diserahkan kepada tim software engineering yang ahli dalam hal ini.
2. Bisnis
Pemilik perusahaan dan tim manajemen bertanggung jawab kepada berbagai stakeholder,
seperti karyawan, pelanggan, pemegang saham, dan komunitas, baik secara hukum, etika, dan
moral. Para VC pun memiliki tanggung jawab terhadap investornya. Oleh sebab itu,
haarapannya untuk mendapatkan kembali uang investasinya dalam jumlah yang berlipat.
Kelalaian dalam mengelola keuangan menjadi penyebab lain kegagalan startup. Ketika
sebuah startup mendapatkan suntikan dana segar, kesalahan terbesar yang paling umum
adalah menghabiskannya dalam sekejap. Kebiasaan-kebiasaan seperti menyewa mobil
mewah untuk menjemput tamu, berpesta di hotel bintang lima, mengadakan outing
perusahaan di resor eksotis, akan terkesan tidak bertanggung jawab di mata para pemegang
saham. Bahwa sebuah startup harus berjalan sesuai dengan kemampuannya dan
mengeluarkan uang secara cerdas dan sedikit demi sedikit. Di saat yang sama, penting untuk
tetap menjaga kualitas karyawan secara ketat.
3. Kepemimpinan dan manajemen
Seiring dengan berkembangnya startup, interaksi antarkaryawan juga akan semakin rumit,
apalagi dengan latar belakang pendidikan, pengalaman, dan budaya yang berbeda.
Pertumbuhan juga akan membawa perubahan pada pelanggan, pemegang saham, dan
integrasi produk yang semakin kompleks. Founder dan juga tim manajemen seketika harus
berurusan dengan berbagai unit bisnis serta lokasi kantor dan zona waktu yang berbeda-beda.
Bisa dikatakan bahwa akan sangat sulit untuk menghitung semua kemungkinan yang ada.
Solusinya untuk menghadapinya ada 4 cara,
People-First
Sebuah perusahaan akan sukses jika karyawan dan pelanggannya merasa puas. Memenuhi
kebutuhan karyawan akan mencegah perhatian mereka terbagi sehingga mereka dapat fokus
pada pekerjaannya. Hasilnya, kepuasan pelanggan juga akan meningkat.
Alignment
Salah satu penyebab gagalnya sebuah startup adalah masalah internal. Semua departemen,
mulai dari PM, engineering, penjualan, pemasaran, keuangan, HR, customer support, dan
sebagainya, harus menyesuaikan target mereka agar sejalan dengan tujuan jangka panjang
dan jangka pendek perusahaan. Hal ini perlu dimonitor untuk memastikan bahwa semuanya
sudah sejalan. Yang terpenting adalah semua pihak setuju dan berkomitmen. Jika terpaksa,
hal terbaik berikutnya adalah “tidak setuju dan berkomitmen”, selama urutan prioritas
mengutamakan perusahaan, tim, dan individu.
Disiplin
Sudah menjadi rahasia umum bahwa para pekerja di Silicon Valley berpakaian kasual. Mulai
dari kaos dan celana jin, atau bahkan celana pendek saat musim panas. Di balik penampilan
santai tersebut, mereka menyimpan gairah yang tinggi, keinginan sekuat baja, optimisme
naif, kepercayaan “bodoh”, dan disiplin yang tinggi. Sebuah sindrom yang dikenal dengan
nama duck syndrome inilah yang sukses membuat perusahaan startup di Silicon Valley
berhasil menjadi perusahaan kelas dunia dalam kurun waktu satu dekade atau lebih.
Back to basic
Penting untuk mengingat kembali hal-hal yang fundamental dalam perjalananmu membangun
startup.

11
BAB V
KESIMPULAN
1. Ada tiga rintangan yang harus dilalui oleh startup untuk dapat berkembang, antara
lain teknologi, bisnis, serta kepemimpinan dan manajemen.
2. Ketekunan yang sejalan dengan misi perusahaan adalah kunci agar startup dapat
berkompetisi dengan perusahaan raksasa.
3. Startup juga perlu mengutamakan kesejahteraan sumber daya manusia, komitmen,
dan kedisiplinan

DAFTAR PUSTAKA
Marcel dkk. (2009). Key Management Model

Nathasya, Sri.(2017) Pengaruh faktor internal terhadap keberhasilan start-up bisnis di kota
Surabaya. Jurnal Manajemen Universitas Airlangga

https://katadata.co.id/berita/2017/12/14/kesulitan-valuasi-aset-jadi-penghambat-ipo-
perusahaan-digital (1 Mei 2018)

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/30/111300626/ekonomi-digital-masa-depan-
kewirausahaan-indonesia (1 Mei 2018)

http://elogistik.id/2018/04/12/keberadaan-unicorn-indonesia-tantangan-bagi-industri-
telekomunikasi/ (2 Mei 2018)

https://qubicle.id/story/mengenal-bisnis-startup-digital (3 Mei 2018)

https://www.jurnal.id/id/blog/2017/karakter-dan-perkembangan-bisnis-startup-di-indonesia
(3 Mei 2018)

https://katadata.co.id/berita/2018/02/28/cerita-rudiantara-soal-sulitnya-ajak-unicorn-
indonesia-go-public (5 Mei 2018)

https://id.techinasia.com/talk/tantangan-kembangkan-startup-indonesia (8 Mei 2018)

https://bisnis.tempo.co/read/884161/rudiantara-ungkap-tantangan-startup-di-indonesia (8 Mei
2018)

http://digination.id/updates/rudiantara-startup-pendidikan-berpotensi-jadi-unicorn?sort=new
(8 Mei 2018)

12

Você também pode gostar