Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
S DENGAN
MINULYA SURAKARTA
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Usia : 53 Tahun
a. Airway
b. Breathing
1
c. Circulation
perdarahan.
d. Disability
e. Exposure
Tidak ada cidera leher atau tulang belakang, tidak ada lesi,
3. Pengkajian Sekunder
a. Full Set of Vital Sign (F)
Tekanan Darah : 140 / 80 mmHg
Nadi
- Frekuensi : 123 x / menit
- Irama : reguler / teratur
- Kekuatan : kuat
Pernafasan
- Frekuensi : 32 x / menit
- Irama : ireguler / tidak teratur, ada suara napas
tambahan wheezing.
Suhu : 36, 2ºC
SPO2 : 96 %
b. Pengkajian Nyeri
Pasien mengatakan tidak ada nyeri yang dirasakan
c. History and Head to Toe (H)
1) History (menggunakan prinsip SAMPLE)
S ; Subyektif
2
Keluhan Utama : Pasien mengatakan sesak napas saat
bekerja. Batuk-batuk, dahak susah dikeluarkan
A ; Allergies
Tidak ada alergi makanan dan tidak ada alergi obat
M ; Medication
Tidak ada obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi
saat ini
P ; Past Medical History
Pasien punya riwayat sakit asma sejak 7 tahun lalu,
terakhir pasien merasakan sesak napas 2 bulan lalu,
pasien rutin control di dokter praktek. Pasien
mengatakan cemas karena penyakit asmanya sering
kambuh.
L ; Last Oral Intake
Pasien terakhir makan nasi 4 jam yang lalu
E ; Event
Riwayat masuk RS :
Pasien mengatakan saat bekerja merasakan sesak napas,sudah
batuk-batuk berdahak sejak 2 hari dan suara napas terdengar
bunyi ngiik saat membuang napas. Pasien datang sendiri ke
IGD RS Brayat Minulya pada tanggal 11 Oktober 2017 jam
08.00 karena pasien semakin sesak. Saat pengkajian di IGD
pasien mengeluh sesak napas, bila membuang napas terdengar
bunyi ngiik, pasien merasa nyaman bila tidur setengah duduk,
terdengar bunnyi wheezing saat diauskultasi daerah paru.
Pasien terpasang oksigen 3 liter/menit nasal kanul.
Pemeriksaan TTV didapatkan TD: 140/80 mmHg, N: 123
x/menit, S: 36,20C, RR: 32 x/menit, SpO2 : 96%. Setelah
diperiksa oleh dokter jaga, pasien diberikan tindakan nebulizer
BAN (Berotec: Atrovent: Nacl) dengan perbandingan 20
3
tetes:20 tetes: 1 cc. Pasien diobservasi di IGD selama kurang
lebih 3 jam dan disarankan berobat jalan karena keadaan
membaik dengan membawa obat oral aminopilin 2x1,
salbutamol 2x1, dexametason 2x1, ambroksol 2x1.
1) Head to Toe
Kepala
a. Bentuk Kepala : Mesocephal
b. Kulit Kepala : agak berminyak
c. Rambut : pendek, warna hitam
Leher
a. Kelenjar Tyroid : tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid
b. Kelenjar Lymfe : tidak ada pembesaran
kelenjar limfe
c. JVP : tidak ada pembesaran Vena
Jugularis
Dada
a. Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : pengembangan paru kanan /
kiri normal
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas bunyi wheezing
b. Jantung
Inspeksi : simetris, ictus cordis tidak
tampak
Palpasi : lctus cordis teraba di ICS 5
Perkusi : pekak, konfigurasi jantung
dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung normal
4
Abdomen
a. Inspeksi : simetris
b. Auskultasi : bising usus normal 8x / menit
c. Perkusi : kuadran I pekak dan kuadran II, III, IV
suara tympani
d. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas
a. Atas
Kanan Kiri
Kekuatan otot Skala 5 Skala 5
Rentang gerak Normal Normal
Akral Akral hangat Akral hangat
Edema Tidak ada edema Tidak ada edema
CRT < 2 dt < 2dt
Keluhan tidak ada Tidak ada
b. Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot Skala 5 Skala 5
Rentang gerak Normal Normal
Akral Akral hangat Akral hangat
Edema Tidak ada edema Tidak ada edema
CRT < 2 dt < 2dt
Keluhan Tidak ada Tidak ada
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
5
II. TERAPI MEDIS
Hari / Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi &
Tanggal / Kandungan Farmakologi
Jam
Rabu Berotec 20 tetes fenoterol/ Untuk mengobati
bronkodilator
11/10/17 asma
08.00
Atrovent 20 tetes Mengobati
Ipratropium/
bronkodilator penyakit paru
(COPD)
6
Ambroxol 3x1 Golongan : mukolitik Mengencerkan
dahak.
ANALISA DATA
Nama : Ny. S No. RM : 085xxx
Umur : 53 Tahun Diagnosa Medis : Serangan asma
No Hari/ Data Fokus Problem Etiologi TT
Tanggal/ D
Jam
1. Rabu DS : Pasien mengeluh Bersihan penumpukan
11/10/17 sesak napas, bila jalan napas eksudat dan
09.00 membuang napas tidak efekstif bronkospasme
terdengar bunyi ngiik,
batuk-batuk berdahak
sejak 2 hari, dahak susah
dikeluarkan, pasien
merasa nyaman bila tidur
setengah duduk
DO :
Pasien terpasang
oksigen 2 liter/menit
nasal kanul,
pasien tampak sesak
napas,
suara napas terdengar
bunyi wheezing,
tampak merasa
7
nyaman dengan posisi
semifowler,
Pemeriksaan TTV
didapatkan TD: 140/80
mmHg, , RR: 32
x/menit, SpO2 : 96%
8
RENCANA KEPERAWATAN
9
sputum, mampu b. Auskultasi suara
bernafas dengan nafas dan catat
mudah, tidak ada adanya suara nafas
pursed lips). tambahan
2. Menunjukan c. Kolaborasi dengan
jalan nafas yang dokter untuk
paten( klien tidak pemberian
merasa bronkodilator.
tercekikirama
nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal,
tidak ada suara
nafas abnormal.
3. Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal ( tekanan
darah, nadi,
pernafasan).
10
cemas berkurang. muncul pada saat
NOC:
melakukan tindakan.
Anxiety self-
3. Berusaha memahami
control
keadaan pasien (rasa
Kriteria hasil:
empati).
1. Pasien mampu
4. Berikan informasi tentang
menurunkan
diagnosa, prognosis, dan
penyebab-
tindakan dengan
penyebab
komunikasi yang baik.
kecemasan.
5. Dampingi pasien untuk
2. Keluarga dapat
mengurangi kecemasan dan
menurunkan
meningkatkan
stimulus
kenyamanan.
lingkungan
6. Dorong pasien untuk
ketika pasien
menyampaikan tentang isi
cemas.
perasaannya.
3. Pasien mampu
7. Ciptakan hubungan saling
mencari
percaya.
informasi
8. Bantu pasien menjelaskan
tentang hal-hal
keadaan yang bisa
yang dapat
menimbulkan kecemasan.
dilakukan untuk
9. Bantu pasien untuk
menurunkan
mengungkapkan hal yang
11
kecemasan. membuat cemas dan
menggunakan perhatian.
5. Pasien
melaporkan
kepada perawat
penurunan
kecemasan
6. Pasien mampu
mempertahankan
hubungan sosial
dan konsentrasi.
7. Pasien
melaporkan
kepada perawat
dapat tidur
keluhan fisik
akibat
kecemasan, dan
tidak ada
12
perilaku yang
menunjukan
kecemasan
13
140/80 mmHg, N:
123 x/menit, S:
36,20C, RR: 30
x/menit, SpO2 :
96%.
09.05 1 Memberikan terapi S: Pasien
Oksigen 3 liter/menit dan mengatakan
memberikan posisi sedikit merasa
semifowler. nyaman.
O: Pasien tampak
memakai
oksigen nasal
kanul 3 lpm
14
nebulizer BAN 20 tetes:20 diberikan terapi
tetes: 1 cc nebulizer
O: Pasien tampak
memakai masker
sungkup untuk
dinebulizer.
09.30 1 Memberikan terapi injeksi S: Pasien
dexametason 1 ampul iv mengatakan
bersedia disuntik
O: Tampak
memberikan
lengannya untuk
diinjeksi.
09.40 1 Mengajarkan pasien batuk S; Pasien
efektif mengatakan akan
melakukan batuk
efektif seperti yang
diajarkan.
O: Tampak
melakukan batuk
efektif untuk
mengeluarkan
dahaknya.
11.30 1,2 Mengobservasi TTV, S: Pasien
mengkaji keluhan sesak mengatakan sesak
napas dan mencatat suara napas berkurang,
napas tambahan dan napas sudah mulai
mengkaji keluhan cemas enak, hanya masih
pasien. batuk-batuk
sesekali, napas
15
bunyi berkurang.
Pasien juga
mengatakan cemas
berkurang,
O: Ku sedang, kes
cm, tampak sesak
berkurang,
TTV: TD: 130/80
mmHg, N: 82
x/menit, S: 360C,
RR: 24 x/menit,
SpO2 : 96%.
16
CATATAN KEPERAWATAN
17
O :pasien tampak gelisah berkurang, tampak
sesekali masih bertanya tentang tindakan yang
akan dilakukan bila terjadi serangan asma
lagi.
A : Pasien belum mampu mengontrol
cemasnya
P : intervensi dilanjutkan di rumah
Anxiety reduction
III. PEMBAHASAN
18
pemeriksaan penunjang dan terapi yang didapat oleh pasien. Pada kasus
Ny. S terdapat 2 diagnosa keperawatan yaitu Ketidakefektifan bersihan
jalan napas berhubungan dengan peningkatan produksi mukus,
bronchospasme dan Ansietas berhubungan dengan keadaan penyakit yang
diderita. Pada kasus ini penulis hanya menemukan 2 masalah saja yaitu
ketidakefektifan bersihan jalan napas dan ansietas,karena peneliti tidak
menemukan data yang menunjang untuk masalah sesuai teori,dan pasien
berobat jalan. Tidak ada perbedaan intervensi keperawatan pada teori
Asma Bronchiale dan kasus pada Ny.S dengan Serangan asma. Setelah
implementasi di IGD dilakukan evaluasi dan diperoleh hasil: masalah
ketidakefektifan bersihan jalan napas belum adekuat, karena pasien masih
mengeluh batuk berdahak sesekali, dahak masih sussah
dikeluarkan,sehingga dipasien pulang dengan membawa terapi oral untuk
diminum di rumah. Pasien juga belum mampu mengontrol cemasnya
karena masih sering bertanya tentang tindakan yang akan dilakukan
apabila terjadi serangan asma lagi.
19
1. Pathway:
Bronkospasme
hipoksia
Perubahan nutrisi k Intoleransi
aktivitas
ansietas
Imunitas
menurun
Ketidaktahuan
tentang penyakit urang dari kebutuhan
Resiko tinggi tubuh
infeksi
Sumber : Stein J.H., (2008); Carpenito, L.J. (2009); Smeltzer, Suzanne, C. (2011)
20
DAFTAR PUSTAKA
Judith M. Wilkinson. 2005. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC
Intervention and NOC Outcomes. Upper Saddle River: New Jersey
Clevo, M. Clevo & Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Penyakit
Smeltzer and Bare. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
21