Você está na página 1de 3

ISOLASI KAROTENOID DARI MIKROALGA CHLORELLA VULGARIS

Desty Meilinawati 1,*, Dewi Kurnia, M.Si 2


Rumpun Bidang Ilmu Biologi Farmasi
Prodi S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
Jl. Soekarno Hatta No.754, Bandung
1. PENDAHULUAN
Mikroalga merupakan mikroorganisme fotosintesis dan sumber kaya lipid, protein, dan
kaya akan mikronutrien essensial, seperti pigmen, mineral, anti-oksidan dan vitamin (O. Pulz &
W. Gross, 2004). Potensi ketersediaan hayati pada mikroalga membuat para peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap mikroalga. Telah diketahui karena mikroalga
memiliki efisiensi fotosintesis dan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tamanan. Selain itu, produksi mikro-biomassa juga dianggap sebagai cara untuk mengatasi
ketergantungan pada bahan bakar fosil saat ini (L. Gouveia et al., 2010).
Mikroalga dianggap sebagai sumber kaya akan molekul anti-oksidan alami yang
menunjukkan sifat unik. Sebagai contoh, asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) dan karotenoid
dianggap memiliki peran penting dalam kesehatan manusia. Studi epidemiologis telah
menunjukkan bahwa hubungan antara diet yang kaya akan karotenoid dapat mengurangi kanker
dan banyak penelitian juga telah membuktikan pentingnya karotenoid dalam penyerapan radikal
bebas yang dilepaskan tubuh manusia saat sedang dalam kondisi stres (W. Stahl & H. Sties,
2005).
Karotenoid adalah pigmen yang larut dalam lemak yang dihasilkan oleh tanaman dan
beberapa mikroorganisme. Pigmen alami ini, disintesis dalam organisme dan organisme
berfotosintesis lainnya, pigmen ini penting untuk sistem fotosintesis. Karotenoid dikaitkan
dengan klorofil dalam membran kloroplas tilakoid, yang berfungsi sebagai penghambat proses
oksidasi dan dengan demikian melindungi molekul klorofil dari degradasi (Zhang et al., 1999).
Karotenoid memiliki peran penting dalam regulasi pertumbuhan tanaman dan pengembangan
pada tanaman, berfungsi sebagai pigmen fotosintesis, sebagai prekursor hormon dan sebagai
pemikat bagi spesies lain dalam proses penyerbukan dan disribusi benih. Pada manusia,
beberapa karotenoid adalah pro-vitamin A yang memiliki peran dalam pencegahan nyctalopia
(penyakit buta pada malam hari), kesehatan kulit, dan perkembangan gigi dan tulang (K. T.
Amorim-Carrihlo et al., 2014).
Karotenoid menghasilkan warna yang terdapat dalam makanan dalam jumlah yang besar.
Potensi penggunaan pigmen mikroalga sebagai pewarna alami dalam makanan atau kosmetik
menawarkan perspektif yang menarik berkat kegunaan praktisnya yang luas dan harga pasar
pewarna alami yang tinggi (Damergi et al., 2017). Ada sekitar 700 karoten yang muncul secara
alami yang telah dideskripsikan, dan dari 50 senyawa menunjukkan aktivitas pro-vitamin A. Dan
ada tiga diantaranya yang paling penting untuk diet manusia, yaitu α-karoten, β-cryptoxanthin,
dan β-karoten. Penggunaan senyawa karotenoid, dan/atau senyawa pro-vitamin A telah dikaitkan
dengan beberapa manfaat kesehatan, termasuk pencegahan kemoterapi, pencegahan penyakit
jantung dan pembuluh darah, pencegahan penyakit kronis lainnya (misalnya katarak) dan
penyakit degeneratif (misalnya Penyakit Alzheimer) (K. T. Amorim-Carrihlo et al., 2014).
Karotenoid ini termasuk dalam kelompok tetraterpenoid. Klasifikasi karotenoid dilakukan
berdasarkan keberadaan atom oksigen dalam stuktur molekulnya. Sehingga karotenoid
diklasifikasikan menjadi karotenoid hidrokarbon (karoten) dan oksigen karotenoid
(xanthophyll). Xanthophyll memiliki satu atau lebih atom oksigen, salah satu xanthophyll yang
paling umum adalah Lutein (E. Christaki et al., 2013). Karotenoid memiliki karakteristik
menarik dari strukturnya yaitu struktur ke pusat molekul dimana ada pengaturan alternatif untuk
ikatan tunggal dan rangkap, pergerakan π-elektron di sepanjang rantai polyena membuat
karotenoid memiliki sifat kimia yang unik dan sifat menyerap cahaya. (S. Rivera., & R. Canela-
Garayoa, 2012)
Chlorella Vulgaris adalah organisme sel tunggal bulat yang berdiameter 2-10 μm (C. Safi
et al., 2014). Alga hijau ini memiliki dinding sel berbasis selulosa yang bervariasi sesuai dengan
ketebalan dan komposisi sesuai dengan keadaan pertumbuhan (C. Safi et al., 2015). Mikroalga
seperti Chlorella telah digunakan untuk nutrisi manusia, karena komposisi khusus yang
terkandung didalamnya, Chlorella Vulgaris memiliki kandung karotenoid yang tinggi, lutein dan
-karoten merupakan karotenoid utama yang ditemukan pada spesies tersebut (Kitada et al.,
2009). Kandungan Lutein (karotenoid) dalam Chlorella Vulgaris dapat mencapai konsentrasi
sampai 7 mg/gram berat sel kering. (H. Safafar et al., 2016)
Untuk mendapatkan potensi manfaat kesehatan dan nilai produk mikroalga, harus
dilakukannya evaluasi kesesuaian metode ekstraksi yang berdampak terhadap hasil produk,
kualitas, dan biaya produksi secara keseluruhan. Berbagai teknik gangguan sel seperti sonikasi,
homogenisasi tekanan tinggi dan penggilingan telah diuji untuk ekstraksi dari mikroalga
Chlorella Vulgaris (C.Safi et al., 2014). Variabel yang harus dipertimbangkan adalah kondisi
biomassa yang dipanen (basah atau beku) dan metode pengeringan pada saat membandingan
efektivitas dari ekstraksi. Pengeringan menyebabkan perubahan mofologi pada mikroalga
Chlorella Vulgaris, pengeringan menyebabkan pembentukan pratikel globular, dan serbuk
Chlorella Vulgaris yang beku memberikan bentuk struktur lembaran seperti sel-sel yang
bercampur juga perkembangan kristal es yang menyebabkan pergeseran bagian konstituen (L.P
Lin, 1985). Sehingga, penting untuk mengembangkan proses yang bertujuan untuk
mengoptimalkan berbagai ekstaksi produk yang dapat memaksimalkan hasil dari mikroalga.
Tujuan utama dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk mengembangkan
metode dalam pengolahan yang optimal untuk mendapatkan ketersediaan hayati karotenoid dari
mikroalga Chlorella Vulgaris, dan tujuan sampingan seperti untuk mengetahui efisiensi pelarut
untuk mendapatkan pigmen karotenoid dan untuk mengetahui metode ekstraksi yang efektif
untuk mengekstraksi karotenoid.

Você também pode gostar