Você está na página 1de 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa I

OLEH :

KELOMPOK I

Alrinal Oktafiandi 1711316005 Mohd. Akbar Riza 1711316059


Anggi Suganda 1711316040 Saul Kurniawan 1711316023
Albert Noferdi 1711316056 Risky Firmansyah 1711316031
Eki 1711316052

Dosen Pembimbing:
Esi Afriyanti, S.Kp. M.Kes

PRODI S1 KEPERAWATAN PROGRAM B


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktu nya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada
Nabi besar kita, yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah ini penulis buat untuk
melengkapi tugas mata kuliahKeperawatan Dewasa I yang berjudul Asuhan
Keperawatan pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Diabetes Mellitus.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
menjadi ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan
Allah SWT.

Padang, 5 Februari 2018

Penulis

Kelompok 1 | ii
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS........................................................... 3
A. Defenisi.................................................................................. 3
B. Klasifikasi............................................................................... 4
C. Etiologi................................................................................... 5
D. Patofisiologi............................................................................ 6
E. Manifestasi Klinis................................................................... 8
F. Pemeriksaan Penunjang........................................................... 9
G. Penatalaksanaan...................................................................... 10
H. Komplikasi............................................................................. 12
I. Asuhan Keperawatan............................................................... 12
BAB III PENUTUP............................................................................... 39
A. Kesimpulan............................................................................. 39
B. Saran....................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 40

Kelompok 1 | iii
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Manusia
seperti halnya semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas
keberadaannya dan akan berakhir dengan kematian. Perubahan-perubahan
pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya kadang-kadang sukar
dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat penyakit. Dalam bidang
endokrinologi hampir semua produksi dan pengeluaran hormon dipengaruhi
oleh enzim-enzim yang sangat dipengaruhi oleh proses menjadi tua.
Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal, maka kita semua harus
mempunyai upaya untuk mencegah dan menanggulangi penyakit-penyakit
yang ada dan ditimbulkan oleh penyebab yang bervariasi salah satu
penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin yang dapat menimbulkan
penyakit dibetes melitus.
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang sudah lama dikenal.
Penyakit ini dikenal juga dengan kencing manis karena dalam air seni
penderita mengandung gula. Diabetes yang ditandai dengan seringnya
kencing ini tergolong susah disembuhkan dan sering terjadi komplikasi
diabetik, baik komplikasi akut maupun kronis. Untuk mencegah semakin
parahnya penyakit ini, disarankan penderita tidak hanya berobat ke dokter,
tetapi juga mulai merencanakan menu makanannya. Dengan perencanaan
menu yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi dan kalori diharapkan kualitas
hidup penderita bertambah baik sehingga penyakit yang diderita tak kambuh
(Diah K. Prandji, dkk, 2002).
World Health Organization (WHO) memperkirakan 25 tahun sejak tahun
2000 penderita Diabetes diatas umur 20 tahun akan mencapai 300 juta orang.
Sementara itu pada tahun 2012 berdasarkan data WHO jumlah penderita
Diabetes di dunia mencapai 347 juta orang dan lebih dari 80% kematian
akibat Diabetes terjadi di negara miskin dan berkembang.Menurut
international diabetes federation diperkirakan pada tahun 2020 nantiakan ada

Kelompok 1 | 1
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
sejumlah 178 juta penduduk Indonesia berusia diatas 20 tahun denganasumsi
prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien menderitaDM.
Penelitian yang dilakukan di daerah Depok (2005) didapatkan prevalensi
DM tipe2 sebesar 14,7%, suatu angka yang sangat mengejutkan. Demikian
juga penelitianyang dilakukan di Makasar (2005) prevalensi DM mencapai
12,5%.Prevalensi DM tipe 2 di rumah sakit Cipto Mangunkusumo menurut
data terbarumenurut Rekam Medik RSCM mengatakan bahwa terdapat 103
orang yangmenjalani rawat inap periode januari-juni 2014.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang gambaran Asuhan Keperawatan dengan Diabetes
Mellitus.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat memahami definisi diabetes mellitus.
b. Dapat memahami klasifikasi diabetes mellitus.
c. Dapat memahami etiologidiabetes mellitus.
d. Dapat memahamipatofisiologi diabetes mellitus.
e. Dapat memahami manifestasi klinis diabetes mellitus.
f. Dapat memahami pemeriksaan penunjang diabetes mellitus.
g. Dapat memahami penatalaksanaan diabetes mellitus.
h. Dapat memahami komplikasi diabetes mellitus.
i. Dapat memahami asuhan keperawatan diabetes mellitus secara
teoritis.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Kelompok 1 | 2
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan
menurunnya hormon insulin yang diperoduksi oleh kelenjar pankreas (Prapti
Utami, 2003).
Diabetes Melitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
hormon insulin secara absolut atau relatif (Sumite Alma, 2004).
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus dari bahasa Latin yang bermakna manis atau
madu. Penyakit diabetes mellitus dapat diartikan individu yang mengalirkan
volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus
adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketiadaan absolut insulin
atau penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin (Elizabeth J. Corwin,
2009).
Diabetes mellitus adalah penyakit herediter (diturunkan) secara
generates resesi berupa gangguan metabolisme KH yang disebabkan
kekurangan insulin relative atau absolut yang dapat timbul pada berbagai usia
dengan gejala hiperglikemia, glikosuria, polyuria, polidipsi, kelemahan umum
dan penurunan berat badan (Kartika Sari Wijayaningsih, 2013).
Dari keempat pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Diabetes
Melitus adalah gangguan metabolik kronis yang mengalami peningkatan
kadar gula darah akibat kekurangan hormon insulin disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah yang memerlukan
pengobatan seumur hidup dengan diet, latihan.

B. Klasifikasi
Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes di
klasifikasikanmenjadi 4 klasifikasi, klasifikasi ini pun telah disahkan oleh
World HealthOrganization (WHO) dan telah dipakai diseluruh dunia. Empat
klasifikasi klinis gangguan tolerensi glukosa (1) diabetes mellitus tipe 1, (2)
diabetes mellitus tipe 2, (3) diabetes gestasional (kehamilan), (4) tipe khusus

Kelompok 1 | 3
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
lain. Dua kategori lain dari toleransi glukosa abnormal adalah gangguan
toleransi glukosa dan gangguan puasa.
1. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 atau dikenal sebagai tipe juvenile onset dan tipe dependen
insulin,namun tipe ini dapat muncul pada sembarang usia. Insiden diabetes
tipe 1 sebanyak 30.000 kasus baru setiap tahunnya dan dapat dibagi dalam
dua subtype yaitu (1) autoimun, akibat disfungsi autoimun dengan
kerusakan sel sel beta, dan (2) idiopatik, tanpa bukti adanya autoimun dan
tidak diketahui sumbernya. Subtipe ini lebih sering timbul pada etnik
keturunan Afrika, Amerika dan Asia.
2. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 atau dikenal sebagai tipe dewasa atau tipe onset maturitas
dan tipe non dependen insulin. Insiden tipe 2 sebesar 650.000 kasus baru
setiap tahunnya. Obesitas sering dikaitkan dengan penyakit ini.
3. Diabetes gestasional (kehamilan)
Diabetes gestasional didapat pertama kali selama kehamilan dan
mempengaruhi 4% dari semua kehamilan. Faktor resiko terjadinya GDM
adalah usia tua, etnik, obesitas, multiparitas, riwayat keluarga, dan riwayat
gestasional terdahulu. Karena terjadi peningkatan sekresi berbagai
hormone yang mempunyai efek metabolik terhadap toleransi glukosa,
maka kehamiolan adalah suatu keadaan diabetogenik.
4. Diabetes tipe khusus lain
a) Kelainan genetik dalam sel beta, diabetes subtipe ini memiliki
prevalensifamilial yang tinggi dan bermanifestasi sebelum usia 14
tahun. Pasienseringkali obesitas dan resisten terhadap insulin.
b) Kelainan genetik pada kerja insulin, menyebabkan sindrom
resistensiinsulin berat.
c) Penyakit pada eksokrin pankreas menyebabkan menyebabkan
pankreatitiskronik.
d) Penyakit endokrin seperti sindrom cushing dan akromegali.
e) Obat-obat yang bersifat toksik terhadap sel beta

C. Etiologi
Penyebab Diabetes Melitus adalah kurangnya produksi ketersediaan
insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin, yang sebenarnya
Kelompok 1 | 4
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
jumlahnya cukup, ada beberapa faktor yang menyebabkan Diabetes Melitus
yaitu :
a. Genetik atau Faktor Keturunan
Sebagian besar diabetes memiliki riwayat keluarga penderita Diabetes
Melitus. Penderita Diabetes Melitus yang sudah dewasa, lebih dari 50%
berasal dari keluarga yang menderita Diabetes Melitus. Dengan begitu
dapat dikatakan bahwa Diabetes Melitus cenderung diturunkan, bukan
ditularkan. Anggota keluarga penderita Diabetes Melitus kemungkinan
lebih besar terserang penyakit ini daripada keluarga lainnya.
b. Virus dan Bakteri
Virus yang diduga menyebabkan Diabetes Melitus adalah rubela,
mumps, dan human coxsackievirus B4. virus dapat menyebabkan Diabetes
Melitus melalui mekanisme infeksi sitolitik pada sel beta yang
mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Selain itu, melalui reaksi
otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun pada sel beta.
c. Bahan Toksik atau Beracun
Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel beta secara
langsung, yakni alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozopoan
(produk dari sejenis jamur). Bahan toksik lain berasal dari cassava atau
singkong-singkong merupakan tanaman banyak tumbuh didaerah tropik,
merupakan sumber kalori utama penduduk dikawasan tertentu. Singkong
mengandung glukosida sianogenik yang dapat melepaskan sianida
sehingga memberi efektoksik terhadap jaringan tubuh.
d. Nutrisi
Diabetes Melitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan
nutrisi, baik sebagai faktor penyebab maupun pengobatan. Nutrisi yang
berlebihan merupakan faktor resiko pertama yang diketahui menyebabkan
Diabetes Melitus. Semakin lama dan berat obesitas akibat nutrisi
berlebihan, semakin besar kemungkinan terjangkitnya Diabetes Melitus.

D. Patofisiologi
Sistem pencernaan, memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil
yang akan dipakai oleh tubuh. Beberapa makanan dipecah menjadi partikel-
Kelompok 1 | 5
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
partikel gula. Kadang gula ini disebut pula sebagai karbohidrat atau glukosa.
Gula berpindah dari sistem pencernaan kedarah dan beredar keseluruh tubuh
untuk memberi makan sel-sel yang bekerja. Gula adalah paket energi yang
diperlukan sel untuk melakukan kerja seperti lari atau bernafas, pada saat
bersamaan, tubuh mengirim isyarat ke pankreas agar organ tersebut melepas
insulin kedalam aliran darah. Insulin dilepaskan dari sel beta pada pankreas.
Insulin bereaksi seperti kunci yang membuka pintu sel agar gula dapat masuk
kedalam sel. Sel yang bekerja akan menggunakan gula sebagai energi
sehingga mereka dapat melakukan tugasnya, tanpa insulin, gula tidak dapat
masuk aliran darah dan masuk kedalam sel bekerja menjadi kelaparan,
kondisi demikian yang terjadi pada diabetes.
Karena proses penuaan, gaya hidup, infeksi, keturunan, obesitas dan
kehamilan akan menyebabkan kekurangan insulin atau tidak efektifnya
insulin sehingga terjadi gangguan permeabilitas glukosa di dalam sel. Di
samping itu juga dapat disebabkan oleh karena keadaan akut kelebihan
hormone tiroid, prolaktin dan hormone pertumbuhan dapat menyebabkan
peningkatan glukosa darah.
Peningkatan kadar hormon-hormon tersebut dalam jangka panjang
terutama pada hormon pertumbuhan dianggap diabetogenik (menimbulkan
diabet). Hormone-hormon tersebut merangsang pengluaran insulin secara
berlebihan oleh sel-sel beta pulau lengerhans pancreas, sehingga akhirnya
terjadi penurunan respon sel terhadap insulin dan apabila hati mengalami
gangguan dalam pengolahan glukosa menjadi glikogen atau proses
glikogenesis maka kadar gula dala darah akan meningkat.
Dan apabila ambang ginjal dilalui timbullah glukosuria yang
menyebabkan penigkatan volume urine, rasa haus tersimulasi dan pasien akan
minum air dalam jumlah yang banyak (polidipsi) karena glukosa hilang
bersama urin, maka terjadi kehilangan kalori dan starvasi seluler, selera
makan dan orang menjadi sering makan (polifagi).

Kelompok 1 | 6
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
Hiperglikemia menyebabkan kadar gula dalam keringat meningkat,
keringat menguap, gula tertimbun di dalam kulit dan menyebabkan iritasi dan
gatal-gatal. Akibat hiperglikemia terjadi penumpukan glukosa dalam sel yang
merusak kapiler dan menyebabkan gangguan fungsi endotel. Kebocoran
sklerosis yang mnyebabkan gangguan-gangguan pada arteri dan kapiler
(Kartika Sari Wijayaningsih, 2013).

E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala DM dikaitakan dengan konsekuensi metabolik
defisiensi insulin.Pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal, atau toleransi
glukosa plasma sesudah makan karbohidrat. Adapun gejala klinisnya adalah :
1. Poliuri
Gejala awal diabetes berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula
darahyang tinggi. pada dasarnya filtrasi di glomerulus ginjal ditujukan untuk
semua zattidak penting. Glukosa merupakan zat penting yang tidak ikut
Kelompok 1 | 7
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
difiltrasi ke dalamurine. Dalam keadaan hiperglikemia, dimana kadar gula
darah mencapai > 200mg/dl, ginjal tidak mampu lagi menahan glukosa
karena ambang batas filtrasiginjal terhadap glukosa adalah 180 mg/dl,
sehingga glukosa akan terfiltrasi masukke dalam nefron dan keluar bersama
urine. Glukosa akhirnya masuk ke tubulusyang dalam keadaan normal akan
mereabsorpsi air ke pembuluh darah. Padahiperglikemia konsentrasi cairan
di tubulus lebih tinggi dibandingkan sel-seltubuh lain karena cairan di
tubulus menjadi lebih pekat sehingga reabsorpsimenurun yang
mengakibatkan produksi urine meningkat, maka penderita seringberkemih
dalam jumlah banyak (poliuri). Proses tsb disebut osmotic diuresis,yaitu
peningkatan volume urine karena peningkatan osmotik.
2. Polidipsi
Polidipsi atau rasa haus timbul akibat peningkatan pengeluaran urine.
3. Polifagi
Karena glukosa hilang bersama kemih, maka pasien mengalami
mengalamikeseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa
lapar yang semakinmembesar (polifagi) timbul akibat kehilangan kalori.
Pasien mengeluh lelah danmengantuk.
Penderita DMTI sering memperlihatkan gejala yang eksplosif dengan
polidipsia,poliuria, polifagia, turunnya berat badan, lemah, mengantuk
(somnolen) yangterjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu. Penderita
dapat menjadi sakitberat atau timbul ketoasidosis, serta dapat meninggal kalau
tidakmendapatkanpengobatan segera. Sebaliknya pasien DMTTI mungkin sama
sekali tidakmemperlihatkan gejala apapun, dan diagnosis dibuat hanya
berdasarkanpemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi
glukosa.Padahiperglikemia yang lebih berat, pasien teresbut mungkin menderita
polidipsia.

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Glukosa darah: meningkat 100-200 mg/dl, atau lebih.
b. Aseton plasma (keton): positif secara menyolok
c. Asam lemak bebas: Kadar lipid dan kolesterol meningkat
d. Osmolaritas serum: meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 m Osm/I
e. Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun
f. Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya
akan menurun.
g. Fosfor: lebih sering menurun.
h. Hemoglobin glikosilat: kadarnya meningkat 2 – 4 kali lipat

Kelompok 1 | 8
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
i. Gas darah arteri: biasanya menunjukkan PH rendah dan penurunan pada
HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
j. Trombosit darah: Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
k. Ureum/ Kreatinin: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal).
l. Amilase darah: mungkin meningkat yang mengindikasi adanya
pankreatitis akut sebagai penyebab dari diabetes mellitus (diabetik
ketoasidosis).
m. Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin
n. Urine: gula da asetan positif, berat jenis dan osmolaritas mungkin
meningkat.
o. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya infeksi saluran kemih,
infeksi pernafasan, dan infeksi pada luka.

G. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan untuk Diabetes Melitus meliputi : Diit, olahraga,
obat, pendidikan.
a. Diit
Diit yang terpenting adalah mengatur jumlah kalori yang tepat untuk
tiap pasien dengan tujuan :
1. Mencapai berat badan ideal, berarti menguruskan yang
gemuk dan menggemukkan yang kurus serta mempertahankan yang
sudah ideal.
2. Bagi anak wanita hamil, harus diberikan kalori lebih
tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak atau janin.
3. Menimbulkan keadaan sehat dan nyaman pada
penderita dengan tercapainya glukosa, normoglikemia, normolipemia,
bebas komplikasi, dll.
Dalam pengobatan diit ini, kunci utama untuk mencapai tujuan adalah
memberikan pengertian pada pasien bahwa tubuh tidak dapat
memproduksi insulin untuk mengolah beban glukosa seperti sebelum
mengidap Diabetes Melitus dan memberikan diit dengan persyaratan yang
tetap yaitu :
Kelompok 1 | 9
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
1. Jumlah kalori tepat
2. Tinggi serat
3. Tidak berbeda dengan menu keluarga
4. Frekuensi makan sering dan kecil
b. Olahraga
Pada dasarnya olahraga menimbulkan penurunan kadar gula darah
yang disebabkan oleh karena peninggian penggunaan glukosa di daerah
perifer. Pada waktu kerja jasmani, kebutuhan otot terhadap glukosa akan
meninggi. Pada tahap permulaan olahraga, cadangan glukosa otot
merupakan bahan pokok pembakaran. Kecepatan pemecahan glikogen otot
menjadi gula sangat tinggi pada periode 5 – 10 menit pertama. Bila
olahraga ini dilanjutkan, aliran darah makin cepat dan banyak, maka
pemecahan lemak akan menggantikan dan menjadi sumber utama bahan
bakar (glukoneogenesis). Bila olahraga dilanjutkan 10-40 menit maka
kebutuhan otot meningkat sampai 30-20 kali dari kebutuhan basal.
Ketergantungan otot-otot terhadap glukosa darah hasil pemecahan lemak
sangat besar.
c. Obat-obatan
4. Obat Hipoglikemik Oral
Dewasa ini ditemukan berbagai rupa obat tetapi secara kimiawi
hanya terdapat 2 golongan anti diabetik oral yaitu derivat sulfonilurea
dan derivat biguanid. Cara kerja kedua jenis obat ini sangat berbeda,
derivat sulfonilurea bekerja merangsang beta sel pankreas, untuk
memproduksi hormon insulin, menurunkan hepatik glukogenesis /
glukoneogenesis dan menambah insulin reseptor pada sel pankreas,
akan tetapi langsung bekerja menghambat penyerapan glukosa di usus,
meningkatkan kecepatan ambilan glukosa didalam otot dan
menurunkan glukoneogenesis hati dan otot.
5. Insulin
Ditinjau dari cara kerjanya terdapat 3 jenis insulin :
 Insulin kerja pendek, masa kerja 2 – 4
jam
 Kerja sedang, masa kerja 6 – 12 jam
 Kerja lambat, masa kerja 18 – 24 jam
Kelompok 1 | 10
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
Pemberian insulin pada pasien Diabetes Melitus bika menggunakan
kerja pendek, diberikan 3 – 4 x sehari obat yang tersedia regular insulin,
neutral insulin, atrapid mono component, insulin kerja sedang diberikan
2 x sehari obat yang tersedia HPH insulin. Insulin kerja lambat
diberikan 1 x sehari, obat yang tersedia protamin zink insulin dan
monotard ultralente.
Untuk pasien yang baru pertama kali diberikan insulin sebaiknya,
pada dosis awal dipergunakan insulin kerja cepat 3 x sehari diberikan
1/2 – 1/4 sebelum makan dan ditingkatkan secara perlahan. Pada saat
dosis pemeliharaan tercapai, dapat dipertimbangkan menggunakan
insulin yang lebih lambat kerjanya atau menggunakan campuran insulin
kerja cepat dan menengah atau lambat. Sedangkan penggunaan insulin
kerja lambat secara tunggal agaknya kurang memadai.
d. Pendidikan
Dalam mencapai tujuan pengobatan Diabetes Melitus maka salah satu
cara pengobatan lain adalah pendidikan (penyuluhan) bagi pasien.
Penyuluhan ini meliputi : pengetahuan mengenai Diabetes Melitus dan
bagaimana mengatasi keadaan darurat seperti hipoglikemia. Penyuluhan
dimulai dari pasien, keluarga, kelompok keluarga dan masyarakat.

H. Komplikasi
1. Akut
 Koma hipoglikemia
 Ketoasidosis
 Koma hiperosmolar nonketotik
2. Kronik
 Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah
jantung, pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh
darah otak.
 Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah kecil, retino diabetic,
nefropati diabetic.
 Neuropati diabetic
 Rentan infeksi, seperti tuberculosis paru, gingivitis, infeksi disaluran
kemih.
 Kaki diabetik.

I. Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus Secara Teoritis


1. Pengkajian Gordon
Kelompok 1 | 11
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
Pengkajian merupakan langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara keseluruhan terdiri dari :
a. Biodata
Meliputi nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, suku/bangsa,
pendidikan, jenis kelamin, status marital, tanggal masuk rumah sakit,
nomor register, diagnosa medis, nama orang tua/suami/menitstri,
tanggal dan jam pengkajian.
b. Riwayat Kesehatan antara lain.
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada penderita Diabetes Melitus ditemukan adanya keluhan poli
dipsi, poli uri, poli fagia, lemah, mual, muntah, pusing, berat badan
turun, mata kabur, luka yang tak sembuh-sembuh, infeksi pada
saluran kemih, mengeluh gatal-gatal.
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat penyakit terdahulu baik yang berhubungan dengan sistem
endokrin maupun dengan penyakit lainnya.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui terutama yang menular
dan yang merupakan faktor keturukan.
c. Pola persepsi
Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan
tatalaksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang
dampak gangren kaki dibentuk diabetik sehingga menimbulkan
persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecendrungan untuk tidak
mematuhi prosedur pengobatan dan perawtan yang lama.
d. Pola nutrisi metabolik
Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin
maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga
menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum,
berat badan menurun dan mudah lelah.
e. Pola aktivitas dan latihan
Kelemahan, susah berjaln/bergerak, kram otot, sesak nafas saat
melakukan aktivitas sehari-hari, penderita mudah mengalami
kelelahan.
f. Pola tidur dan istirahat

Kelompok 1 | 12
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
Istirahat tidak efektif adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka,
sehingga klien mengalami kesulitan tidur.

g. Persepsi
Klien dengan gangren cenderung mnegalami neuropati /mati rasa pada
luka sehingga tidak peka terhadap adanya nyeri. Pengecapan
mengalami penurunan, gangguan penglihatan.
h. Persepsi dan konsep diri
Klien mengalami gangguan pada gambaran diri, klien mengalami
kecemasan dan gangguan peran pada keluarga.
i. Peran hubungan
Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau membuat klien menjadi
malu dan menarik diri dari pergaulan.
j. Seksualitas
Klien DM mengalami gangguang kualitas potensi seks maupun ereksi,
serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.
k. Koping toleransi
Perasaan tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi
psikologis yang tersinggung dapat menyebabkan penderita tidak
mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif/adaptif.
l. Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta
luka pada kaki tidak menghambat penderita dalam melaksanakan
ibadah dan mempengaruhi pola ibadah penderita.

m. Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa darah : Meningkat 200-100 mg/dl atau lebih
Aseton plasma (keton) : Positif secara mencolok
Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat
Elektrolit :
Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun
Kalium : Normal atau peningkatan semu, selanjutnya
akan menurun
Fosfor : Lebih sering menurun.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Risiko ketidakseimbangan volume cairan b/d gejala poliuria dan
dehidrasi

Kelompok 1 | 13
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan
keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani
4. Resiko infeksi
5. Kerusakan integritas jaringan
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan sirkulasi darah
ke perifer, proses penyakit DM
(Nanda NIC-NOC, 2013)

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
NO NOC NIC
Keperawatan
1 Risiko a. Kadar glukosa Manajemen hiperglikemia
ketidakstabilan darah 1) Lakukan pemeriksaan glukosa
kadar glukosa Kriteria Hasil : darah
darah mempertahankan 2) Untuk klien dengan medikasi
glukosa dalam diabetes oral;
batas yang a. tentukan
memuaskan kelas obat, misalnya
b. Manajemen sulfonilurea seperti
diri; Diabetes klorpropamid;biguonida
Kriteria hasil: seperti metformin
a. Mengetahui b. catat
faktor yang kepatuhan klien terhadap
menimbulkan terapi
glukosa tidak 3) Untuk klien yang menerima
stabil dan insulin:
DKA a. tinjau tipe
b. Mengungkap insulin yang digunakan
kan b. catat metode
pemahaman pemberian
c. catat waktu
tentang tubuh
kapan insulin kinerja cepat,
dan
kinerja segera, dan kinerja
kebutuhan
lama diberikan, durasi, dan
energi
c. Mengungkap kapan waktu puncaknya
4) Periksa tempat suntikan
kan rencana
5) Tinjau program diet klien dan
untuk
pola biasa
memodifikasi 6) Timbang berat badan setiao
faktor untuk hari atau sebagaimana
mencegah diindikasikan
atau 7) Auskultasi suara usus. Catat
meminimalka laporan nyeri abdomen dan
n komplikasi
Kelompok 1 | 14
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
kembung, mual, atau muntah.
Pertahankan status puasa,
sebagaimana diindikasikan
8) Beri cairan yang mnegandung
nutrien dan elektrolit segera
setelah klien dapat
meneloransi cairan oral,
berlanjut ke makanan yang
lebih solid sebagaimana
ditoleransi
9) Identifikasi pilihan makanan,
termasuk kebutuhan etnik dan
budaya
10) Sertakan orang terdekat dalam
peremcanaan makanan, sesuai
diindikasikan
11) Observasi untuk tanda
hipoglikemia
2 Kekurangan a. Hidrasi yang Manajemen Cairan/Elektrolit
volume cairan adekuat 1) Dapatkan riwayat dari klien
b/d gejala Kriteria hasil : dan orang terdekat yang
poliuria dan a. Tanda tanda berhubungan dengan durasi
dehidrasi vital stabil dan intensitas gejala, seperti
b. Denyut muntah dan berkemih
perifer dapat berlebihan.
di palpasi 2) Pantau TTV : catat perubahan
c. Turgor kulit TD ortostatik, pola
dan pernapasan, seperti pernapasan
pengisian Kussmaul, napas aseton,
kapiler baik kecepatan dan kualitas
d. Haluaran
pernapasan, penggunaan otot
urin baik
tambahan, periode apnea, dan
secara
tampak sianosis. Suhu tubuh,
individual
warna kulit, dan kelembapan.
e. Kadar
Kaji denyut perifer, pengisian
elektrolit
kapiler, turgor kulit, dan
dalam batas
membran mukosa.
normal
3) Pantau asupan dan haluaran
(I&O); catat berat jenis urine.
4) Tiimbang berat badan setiap
hari.
5) Pertahankan asupan cairan
setidaknya 2500 mL/hari
Kelompok 1 | 15
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
dalam toleransi kardiak ketika
asupan orang dilanjutkan
kembali.
6) Tingkatkan lingkungan yang
nyaman
7) Selimuti klien dengan kain
tipis
8) Investigasi perubahan mental
dan sensori
9) Kolaborasi pemasangan dan
pertahankan kateter urine
menetap
10) Kolaborasi dalam pemberian
kalium dan elektrolit lain
secara IV atau melalui rute
oral
3 Ketidakseimban a. Nutritional a. Nutrition Monitoring
gan nutrisi status: food, 1) BB dalam batas normal
kurang dari fluid intake, 2) Monitor adanya penurunan
kebutuhan nutrient BB
3) Monitor tipe dan jumlah
tubuh b/d intake
b. Weight aktivitas
gangguan
4) Monitor kulit kering dan
keseimbangan control
perubahan pigmentasi
insulin, 5) Monitor pucat, kemerahan
makanan dan Kriteria Hasil:
dan kekeringan jaringan
aktivitas a. Adanya
konjungtiva
jasmani peningkatan
6) Monitor mual dan muntah
BB Monitor hasil labor (darah,
b. BB ideal
urin, dll)
dengan TB b. Bantuan perawatan diri :
c. Mampu
Pemberian makan
mengidentifik 1) Monitor kemampuan
asi kebutuhan pasien untuk menelan
nutrisi 2) Identifikasi diet yang
d. Tidak ada disarankan
tanda-tanda 3) Atur meja makan dan
malnutrisi nampan makanan agar
e. Tidak ada terlihat menarik
penurunan BB 4) Ciptakan lingkungan yang
yang berarti nyaman selama waktu
makan
5) Pastikan posisi pasien yang
tepat untuk memfasilitasi

Kelompok 1 | 16
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
mengunyah dan menelan
6) Berikan kebersihan mulut
sebelum makan
c. Bantuan peningkatan berat
badan
1) Timbang pasien pada jam
yang sama setiap hari
2) Diskusikan kemungkinan
penyebab berat badan
berkurang
3) Monitor mual muntah
4) Kaji penyebab mual
muntah dan tangani
dengan tepat
5) Kaji makanan kesukaan
pasien, baik itu kesukaan
pribadi atau yang
dianjurkan budaya dan
agamanya
6) Berikan istirahat yang
cukup
7) Bantu pasien untuk makan
atau suapi pasien
d. Manajemen berat badan
1) Hitung berat badan ideal
pasien
2) Hitung presentasi lemak
tubuh ideal pasien
3) Bersama pasien membuat
metode yang tepat untuk
mencatat asupan makanan
harian
4) Kaji motivasi pasien untuk
mmengubah pola
makannya
5) Diskusikan mengenai
hubungan antara supan
makanan, peningkatan
berat badan dan penurunan
berat badan
6) Dorong pasien untuk
mengkonsumsi air yang
cukup setiap hari
e. Manajemen gangguan makan
Kelompok 1 | 17
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
1) Rundingkan dengan tim
kesehatan untuk mencapai
target berat badan
2) Tentukan pencapaian berat
badan harian sesuai
keinginan
3) Ajarkan dan dukung
nutrisi yang baik
4) Monitor perilaku yang
berhubungan dengan pola
makan, penambahan dan
kehilangan berat badan
5) Monitor asupan kalori
makanan harian
f. Nutrition management
1) Kaji adanya alergi makanan
2) Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan
3) Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
4) Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe,
protein dan vit. C
5) Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
g. Penahapan diet
1) Tentukan muncul suara
perut
2) Berikan nutrisi per oral
3) Monitor kesadaran pasien
dan adanya reflek
menelan, sesuai kebutuhan
4) Monitor toleransi menelan
5) Tentukan apakah pasien
bisa buang angina
6) Kolaborasi dengan tenaga
lain untuk meningkatkan
diet secepat mungkin
h. Terapi menelan
1) Tentukan kemampuan
pasien untuk
memfokuskan perhatian

Kelompok 1 | 18
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
pada belajar menelan
2) Tempatkan rak makan
sedemikian rupa sehingga
pasien bisa melihat Anda
3) Jelaskan rasionalisme
latihan menelan
4) Sediakan alat bantu sesuai
kebutuhan
5) Hindari penggunaan
sedotan untuk minum
6) Bantu pasien berada pada
posisi duduk selama 30
menit setelah makan
i. Terapi Nutrisi
1) Lengkapi pengkajian nutrisi
2) Monitor intake cairan
3) Monitor instruksi diet yang
sesuai untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
4) Pilih suplemen nutrisi
sesuai kebutuhan
5) Bantu klien untuk memilih
makanan lunak
6) Kaji kebutuhan nutrisi
parenteral
7) Berikan nutrisi enteral
j. Konseling Nutrisi
1) Bina hubungan teraupetik
2) Tentukan lama konseling
3) Kaji asupan makanan dan
kebuasaan makan pasien
4) Berikan informasi
mengenai perlunya
modifikasi diet bagi
kesehatan
5) Diakusikan arti makanan
bagi pasien
6) Sediakan
konsultasi/rujukan dengan
anggota kesehatan lain
sesuai kebutuhan
4 Resiko infeksi a. Immune status a. Infection Control
b/d b. Knowledge: 1) Cuci tangan sebelum dan
ketidakadekuata infection sesudah tindakan
n pertahanan control keperawatan
Kelompok 1 | 19
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
sekunder, c. Risk control 2) Gunakan baju, sarung
malnutrisi Kriteria Hasil: tangan sebagai pelindung
a. Klien bebas 3) Tingkatkan intake nutrisi
dari tanda dan 4) Berikan terapi antibiotic
5) Batasi pengunjung
gejala infeksi
6) Inspeksi kulit dan
b. Mendeskripsik
membrane mukosa
an proses
terhadap kemerahan, panas
penularan
drainase
penyakit,
7) Anjurkan klien istirahat
factor yang 8) Anjarkan pasien dan
mempengaruh keluarga tanda dan gejala
i penularan infeksi
serta 9) Pertahankan lingkungan
pelaksanaanny aseptik selama
a pemasangan alat
c. Jumlah 10) Bersihkan lingkungan
leukosit dalam setelah dipakai pasien lain
batas normal b. Kontrol infeksi: Intraoperatif
Menunjukkan 1) Bersihkan debu dan
perilaku permukaan mendatar
hidup sehat. dengan pencahayaan di
ruang operasi
2) Monitor dan jaga suhu
antara 200C dan 240C
3) Monitor dan jaga
kelembaban relative antara
200C dan 600C
4) Batasi dan control lalu
lalang pengunjunhg
5) Pastikan bahwa personil
yang akan melakukan
tindakan operasi
mengenakan pakaian yang
sesuai
6) Priksa kulit dan jaringan di
sekitar lokasi pembedahan
7) Oleskan salep antmikroba
pada lokasi pembedahan
sesuai kebijakan
c. Perlindungan infeksi
1) Monitor adanya tanda dan
gejala infeksi sistemik dan
local
Kelompok 1 | 20
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
2) Monitor kerentanan
terhadap infeksi
3) Pertahankan teknik isolasi
4) Periksa kulit dan selaput
lendir untuk adanya
kemerahan, kehangantan
ekstrim, atau drainase
5) Periksa kondisi setiap
sayatan bedah atau luka
6) Tingkatkan asupan nutrisi
yang cukup
d. Identifikasi resiko
1) Kaji ulang riwayat
kesehatan masa lalu
2) Kaji ulang data yang
didapatkan dari pengkajian
resiko secara rutin
3) Identifikasi sumber agensi
untuk membantu
menurunkan faktor resiko
4) Identifikasi resiko
biologis, lingkungan dan
perilaku
5) Instruksikan faktor resiko
dan rencana untuk
mengurangi faktor resiko
6) Rencanakan tindak lanjut
strategi dan dan aktivitas
pengurangan resiko jangka
panjang
e. Pengecekan kulit
1) Periksa kulit dan selaput
lendir terkait dengan
adanya kemerahan,
kehangatan ekstrim,
edema, atau drainase
2) Amati warna, kehangatan,
bengkak, pulsasi, tekstur,
edema dan ulserasi pada
ekstremitas
3) Monitor warna dan suhu
kulit
4) Gunakan alat pengkajian
untuk mengindentfikasi
Kelompok 1 | 21
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
pasien yang beresiko
mengalami kerusakan kulit
5) Lakukan langkah-langkah
untuk mencegah kerusakan
lebih lanjut
6) Periksa pakaian yang
terlalu ketat
f. Manajemen
imunisasi/vaksinasi
1) Ajarkan orangutua
inmunisasi yang
direkomendasikan bagi
anak
2) Informasikan individu
mengenai imunisasi
protektif untuk melawan
penyakit
3) Sediakan informasi
mengenai vaksin yang
disiapkan
4) Sediakan dan perbarui
catatan terkait tanggal dan
tipe imunisasi
5) Identifikasi teknik
imunisasi yang tepat
6) Gunakan prinsip 5 benar
dalam pemberian obat
g. Perawatan kulit: Area donor
1) Berikan kontrol nyeri yang
memadai
2) Gabungan teknik
penyembuhan luka lembab
untuk autograf kulit
3) Periksa balutan harian
4) Instruksikan individu
untuk menjaga
kesembuhan area donor
tetap lembut
h. Perawatan kulit: Area cangkok
1) Gunakan perban yang
terbuat dari katun
2) Berikan anti nyeri yang
adekuat
3) Tinggikan area
Kelompok 1 | 22
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
pencangkokkan sampai
sirkulasi asal cangkok
berkembang
4) Manfaatkan aspirasi jarum
untuk mengevakuasi cairan
dari bawah cangkok
5) Hindari gesekan dan
potongan di area cangkok
yang baru
6) Jangan memutar lepuhan
kulit berisi cairan ke tepi
area cangkok
i. Perawatan luka: Luka bakar
1) Dinginkan luka bakar
dengan air hangat 200C
2) Monitor tingkat kesadaran
pada pasien
3) Kaji area tempat masuk
arus luka bakar
4) Cuci luka bakar karena zat
kimia secara terus menerus
selama 30 menit
5) Tinggikan suhu tubuh
pasien luka bakar
6) Evaluasi luka, kaji
kedalaman, pelebaran,
lokalisasi, nyeri, agen
penyebab, eksudat, tanda
infeksi
j. Perawatan luka: Drainase
tertutup
1) Kumpulkan peralatan dan
perlengkapan yang
diperlukan
2) Buka selang dan insersi
kateter
3) Periksa kepatenan pompa
dan kateter
4) Beritahu penyedia layanan
kesehatan yang tepat jika
terdapat kateter
5) Bersihkan leher botol
drainase dengan
menggunakan swap
Kelompok 1 | 23
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
antiseptic
6) Kosongkan drainase ke
spesimen cangkir

5 Kerusakan a. Tissue a. Pengecekan kulit


integritas integrity: skin 1) Periksa kulit dan selaput
jaringan b/d and mucous lendir terkait dengan
gangguan b. Wound adanya kemerahan,
sirkulasi healing: kehangatan ekstrim,
primary and edema, atau drainase
secondary 2) Amati warna, kehangatan,
intention bengkak, pulsasi, tekstur,
Kriteria Hasil: edema dan ulserasi pada
a. Perfusi ekstremitas
jaringan 3) Monitor warna dan suhu
normal kulit
b. Tidak ada 4) Gunakan alat pengkajian
tanda-tanda untuk mengindentfikasi
infeksi pasien yang beresiko
c. Menunjukkan mengalami kerusakan kulit
pemahaman 5) Lakukan langkah-langkah
dalam proses untuk mencegah kerusakan
perbaikan lebih lanjut
kulit dan 6) Periksa pakaian yang
mencegah terlalu ketat
terjadinya b. Pressure ulcer prevention
cidera wound care
1) Anjurkan pasien untuk
berulang
Menunjukkan menggunakan pakaian
terjadinya yang longgar
2) Jaga kulit agar tetap bersih
proses
dan kering
penyembuha
3) Mobilisasi pasien
n luka 4) Monitor kulit akan adanya
kemerahan
5) Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
6) Monitor status nutrisi
pasien
7) Observasi luka: lokasi,
dimensi kedalaman luka,
jaringan nekrotik, tanda-
tanda infeksi local, formasi
traktus
Kelompok 1 | 24
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
8) Ajarkan keluarga tentang
luka dan perawatan luka
9) Lakukan tekhnik
perawatan luka dengan
steril
10) Berikan posisi yang
mengurangi tekanan pada
luka
c. Menjahit luka
1) Identifikasi alergi pasien
terhadap anastesi, plester,
betadin atau cairan topical
lain
2) Rujuk luka yang dalam
3) Cukur rambut disekitar
daerah luka
4) Bersihkan kulit sekitar
luka dengan air dan sabun
atau cairan antiseptik
lainnya
5) Gunakan teknik steril
6) Berikan anestesi topical
atau injeksi lokal pada area
luka
7) Pilih bahan dan alat
menjahit luka yang tepat
8) Tentukan metode jahitan
yang paling sesuai untuk
luka
9) Instruksikan pasien
bagaimana cara merawat
luka
10) Buka jahitan sesuai
indikasi
11) Jadwalkan sesuai
pertemuan selanjutnya,
jika diperlukan
d. Perlindungan infeksi
1) Monitor adanya tanda dan
gejala infeksi sistemik dan
local
2) Monitor kerentanan
terhadap infeksi
3) Pertahankan teknik isolasi
Kelompok 1 | 25
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
4) Periksa kulit dan selaput
lendir untuk adanya
kemerahan, kehangantan
ekstrim, atau drainase
5) Periksa kondisi setiap
sayatan bedah atau luka
6) Tingkatkan asupan nutrisi
yang cukup
e. Perlindungan terhadap lateks
1) Catat alergi dalam rekam
medis pasien
2) Pasang gelang tangan
alergi pada pasien
3) Pasang tanda yang
mengindikasikan
pencegahan terhadap
lateks
4) Laporkan infomasi
mengenai alergi lateks
pada dokter
5) Instruksikan pasien dan
keluarga mengenai faktor
resiko terjasinya alergi
lateks
f. Irigasi luka
1) Persiapkan alat dan bahan
yang dibutuhkan di
samping tempat tidur
2) Jelaskan tindakan pada
pasien
3) Bantu pasien untuk
mendapatkan posisi yang
nyaman
4) Cuci tangan pakai masker
5) Lepaskan balutan dan
inspeksi luka dan jaringan
sekitar
6) Tuangkan cairan irigasi
sesuai yang diresepkan ke
dalam kontainer irigasi
steril
7) Pakai sarung tangan steril
8) Buka spuit untuk irigasi,
isi spuit irigasi dengan
Kelompok 1 | 26
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
cairan
9) Semprotkan luka dengan
cairan secara lembut
sampai cairan irigasi dalam
bengkok tampak jernih
g. Perawatan area sayatan
1) Jelaskan prosedur pada
pasien, gunakan persiapan
sensorik
2) Monitor proses
penyembuhan di daerah
sayatan
3) Monitor sayatan untuk
tanda dan gejala infeksi
4) Periksa daerah sayatan
5) Catat karakteristik drainase
6) Bersihkan daerah sayatan
dengan pembersihan yang
tepat
h. Perawatan luka
1) Angkat balutan dan plester
perekat
2) Monitor karakteristik luka
3) Ukur luas luka yang sesuai
4) Singkirkan benda yang
tertanam pada luka
5) Bersihkan dengan normal
saline
6) Tempatkan area yang
terkena pada air yang
mengalir
7) Oleskan salep yang sesuai
dengan kulit
i. Perawatan luka tekan
1) Catat karakteristik luka
tekan setiap hari, meliputi
panjang lebar dalam
2) Catat karakteristik cairan
luka
3) Monitor warna, suhu
udem, kelembaban,
kondisi area sekitar luka
4) Jaga agar luka tetap
lembab
5) Berikan pelembab yang
Kelompok 1 | 27
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
hangat di sekitar area luka
6) Lakukan pembalutan
dengan tepat
j. Pencegahan luka tekan
1) Monitor ketat area yang
mengalami kemerahan
2) Pasang perlak dari bahan
yang nyaman
3) Gunakan alat pengkajian
luka tekan
4) Hindari kulit dari
kelembaban yang
berlebihan
5) Gunakan kasur khusus anti
dekubitus
6) Berikan pelindung pada
kulit seperti krim
Ubah posisi pasien setiap 1 – 2
jam sekali
6 Ketidakefektifa a. circulation a. Manajemen sensasi perifer
n perfusi status 1) Monitor adanya daerah
jaringan perifer b. tissue tertentu yang hanya peka
b/d penurunan perfusion: terhadap panas/ dingin/
sirkulasi darah cerebral tajam/ tumpul
ke perifer, Kriteria hasil: 2) Monitor adanya paretese
a. Mendemonst 3) Instruksikan kepada
proses penyakit
rasikan keluarga untuk
DM
status mengobservasi kulit jika
sirkulasi ada lesi atau laserasi
b. Mendemonst 4) Monitor kemampuan BAB
5) Monitor adanya
rasikan
thromboplebitis
kemampuan
6) Kolaborasi pemberian
kognitif
analgetik
c. Menunjukka
7) Diskusikan mengenai
n fungsi
penyebab perubahan
sensori
sensasi
motori b. Pengaturan posisi
cranial yang 1) Tempatkan pasien di atas
utuh: tingkat tempat tidur teraupetik
kesadaran 2) Berikan matras yang
membaik, lembut
tidak ada 3) Jelaskan pada pasien
gerakan- bahwa badan akan di balik
4) Dorong pasien untuk
Kelompok 1 | 28
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
gerakan teribat dalam perubahan
involunter posisi
5) Berikan obat sebelum
membalikkan badan
pasien, dengan tepat
6) Posisikan pasien sesuai
dengan kesejajaran tubuh
yang tepat
c. Monitor cairan
1) Monitor berat badan
2) Monitor asupan dan
pengaluaran
3) Tentukan faktor-faktor
resiko yang mungkin
menyebabkan
ketidakseimbangan cairan
misal muntah
4) Tentukan apakah pasien
mengalami kehausan atau
gejala perubahan cairan
misal mual
5) Catat dengan akurat asupan
dan pengeluaran bisa
muntah
d. Manajemen cairan
1) Monitor status pasien dan
timbang berat badan setiap
hari
2) Jaga asupan yang akurat
3) Monitor status hidrasi
4) Monitor perubahan berat
badan sebelum dan setelah
dialysis
5) Monitor makanan/cairan
yang dikonsumsi dan
hitung asupan kalori harian
e. Manajemen elektrolit/ cairan
1) Timbang berat badan
harian dan pantau gejala
2) Berikan cairan, yang sesuai
3) Tingkatkan asupan cairan
per oral
4) Berikan suplemen
elektrolit yang diresepkan

Kelompok 1 | 29
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
f. Manajemen nutrisi
1) Kaji adanya alergi makanan
2) Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan
3) Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
4) Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe,
protein dan vit. C
5) Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
g. Monitor asam basa
1) Analisa kecenderungan
serum pH pada pasien yang
beresiko misal muntah
memanjang
2) Catat pH arteri pada sisi
alkaline atau asidosus
3) Monitor penyebab asidosis
metabolik
4) Monitor tanda dan gejala
alkalosis
h. Manajemen asam basa
1) Pertahankan kepatenan
akses selang IV
2) Monitor gas darah arteri
(ABGs), level serum serta
urin elektrolit jika
diperlukan
3) Monitor intake dan output
4) Monitor kehilangan asam
misalnya muntah
i. Terapi latihan: keseimbangan
1) Tentukan kemampuan
pasien untuk berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan
yang membutuhkn
keseimbangan
2) Sediakan lingkungn yang
aman untuk latihan
3) Instruksikan pasien untuk
melakukan latihan

Kelompok 1 | 30
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
keseimbangan
4) Evaluasi fungsi sensorik
j. Terapi intravena
1) Monitor tanda vital
2) Instruksikan pasien tetang
prosedur
3) Jaga teknik aseptik yang
tepat
4) Lakukan prinsip lima benar
sebelum memulai infus
5) Catat asupan dan output
yang tepat.

BAB III
Kelompok 1 | 31
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif yang jumlahnya
terusmeningkat di masa datang. Diabetes sudah merupakan salah satu
ancamanutama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. Penyakit diabetes
merupakan penyakit yang erat hubungannya dengan gaya hidup,
perkembangan ekonomi dan globalisasi yang memicu terjadinya transisi
nutrisi pada masyarakat. Pergeseran pola nutrisi ini meliputi meningkatnya
konsumsi lemak hewani dan makanan padat energi, kurang serat, dan
seringnya konsumsi makanan cepat saji.
Pola makan masyarakat dimana porsi konsumsi karbohidrat (nasi)
lebih besar yang mengandung indeks glikemik yang tinggi. Selain itu
menurunnya aktivitas fisik, serta tingginya kebiasaan merokok dan konsumsi
alkohol juga berpengaruh terhadap resiko meningkatnya diabetes. kondisi
hiperglikemi yang berkepanjangan mengakibatkan berbagai masalah pada
pasien diantaranya terjadi gangguan sirkulasi perifer yang mengakibatkan
terjadinya penurunan nilai ABI (achiles brachial index).

Kelompok 1 | 32
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus
DAFTAR PUSTAKA

Aalaa, M, Malazy, T, Sanjari (2012). Nurses role in diabetic foot prevention


andcare : a reviw. Journal of diabetes metabolic disorder. 11:24 page 2 of
6

Alma Sumite. (2004). Penuntun Diet.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Edisi revisi 3. Jakarta:


EGC.

Pranadji, K. Diah. (2002). Perencanaan Menu Untuk Penderita Diabetes Melitus.


Jakarta: PT. Penerbit Swadaya.

Sari, Kartika Wijayaningsih. (2013). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta: TIM.

Sudoyo, A.W (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (Edisi 4). Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Smeltzer,S.C dan B.G Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal


BedahBrunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3. Penerjemah Agung Waluyo
dkk. Jakarta: EGC

Sigal, R.D, Armstrong, M.J (2013). Clinical practice guidelines physical activity
and diabetes. Canadian Journal of diabetes

Utami Prapti. (2003). Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Melitus. Jakarta:
Agro Media Pustaka.

Yasmara, deni dkk. )2016). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ;


diagnosis NANDA-I-2015-2017 Intervensi NIC hasil NOC. Jakarta : EGC

Kelompok 1 | 33
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus

Você também pode gostar