Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KEPERAWATAN DEWASA
Oleh
Kelompok 10
Asmaridah 1811316060
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
DAFTAR ISI
Puji Syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan Hidayat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini dibuat bukan hanya untuk melengkapi tugas mata kuliah
Keperawatan Dewasa dengan judul Asuhan Keperawatan Angina Pectoris Dan
IMA, tapi juga diharapkan bisa sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan
tentang standar asuhan keperawatan sebagai dasar dalam etik keperawatan.
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya, penyakit
jantung koroner (PJK) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang cukup penting. Di negara-negara maju dan beberapa negara
berkembang seperti Indonesia, PJK merupakan penyebab kematian
utama.Diperkirakan sebanyak 7,4 juta orang meninggal akibat penyakit
jantung koroner (WHO, 2015).
Di Amerika Serikat didapatkan bahwa kurang lebih 50 % dari penderita
PJK mempunyai manifestasi awal Angina Pectoris Stabil (APS). Jumlah pasti
penderita angina pectoris ini sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insidens
angina pectoris pertahun pada penderita diatas usia 30 tahun sebesar 213
penderita per 100.000 penduduk. Asosiasi jantung Amerika memperkirakan
ada 6.200.000 penderita APS ini di Amerika serikat. Tapi data ini nampaknya
sangat kecil bila dibandingkan dengan laporan dari dua studi besar dari
Olmsted Country dan Framingham, yang mendapatkan bahwa kejadian infark
miokard akut sebesar 3% sampai 3.5% dari penderita APS pertahun, atau
kurang lebih 30 penderita APS untuk setiap penderita infark miokard akut.
Mengingat banyaknya jumlah penderita APS dan kerugian yang
ditimbulkannya terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang
lebih komprehensif. Tetapi APS terutama ditujukan untuk menghindarkan
terjadinya infark miokard akut dan kematian sehingga meningkatkan harapan
hidup, serta mengurangi symptom dengan harapan meningkatnya kualitas
hidup. Pada penderita yang berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan
awal didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untuk menderita suatu PJK
perlu dilakukan test secara non invasive maupun invasive untuk memastikan
diagnose serta menentukan stratifikasi resiko. Penderita APS dengan resiko
tinggi atau resiko sedang yang kurang berhasil dengan terapi standart, perlu
dilakukan tindakan revaskularisasi, terutama bila penderita memang
menghendaki.
Infark Miocard Akut adalah penyebab utama morbiditas maupun
mortalitas di seluruh dunia. Terutama di negara industry dan resikonya
meningkat secara produktif seumur hidup. Pasien yang terkena IMA
diperkirakan 1,5 juta orang dengan kematian sekitar 500.000 pasien setiap
tahunnya di A. Usia yang sering menderita IMA berkisar antara 45 dan 54
tahun dan laki-laki memiliki kemungkinan terkena IMA empat sampai lima
kali dibandingkan perempuan. Resiko penyakit menjadi setara pada kedua
jenis kelamin setelah usia 80 tahun untuk penyakit sistemik secara umum
(Robbins et al.,2007).
Prevalensi kasus penyakit jantung coroner (PJK) seperti Angina Pectoris
, Infark Miokard Akut , sedden death mengalami peningkatan setiap tahunnya.
B. Rumusan Masalah
a) Angina Pectoris
1. Apa yang dimaksud dengan Angina Pektoris?
2. Apa etiologi Angina Pektoris?
3. Apa saja faktor- faktor resiko?
4. Bagaimanakah gambaran klinis angina pectoris?
5. Apa saja tipe Angina Pektoris?
6. Bagaimana Patofisilogi Angina Pektoris?
7. Apa Diagnosa (anamnesa) Angina Pektoris?
8. Apa pemeriksaan fisik pada Angina Pektoris?
9. Apa pemeriksaan penunjang Angina Pektoris?
10. Bagaimana Penatalaksanaan Angina Pektoris?
11. Apa diagnosa keperawatan yang muncul pada Angina Pektoris?
12. Apa intervensi Angina Pektoris?
13. Apa Evaluasi pada Angina Pektoris?
b) IMA (Infark Miocar Akut)
1. Apa pengertian IMA?
2. Apa etiologi IMA?
3. Apa saja Klasifikasi IMA?
4. Apa Manifestasi Klinis IMA?
5. Bagaimana Patofisiologi IMA?
6. Apa saja komplikasi IMA?
7. Apa saja penatalksanaan medis IMA?
8. Apa pemeriksaan diagnostic IMA?
9. Bagaimana WOC IMA?
10. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan IMA?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan dengan Angina
Pektoris dan Asuhan Keperawatan dengan Infark Miokard Akut (IMA)
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian Angina Pektoris dan IMA
b. Mengetahui etiologi Angina Pektoris dan IMA
c. Mengetahu faktor- faktor resiko Angina pectoris dan IMA
d. Mengetahui tipe Angina Pektoris dan karakteristik IMA
e. Mengetahui Patofisilogi Angina Pektoris dan IMA
f. Mengetahui Diagnose (anamnesa) Angina Pektoris dan IMA
g. Mengetahui pemeriksaan penunjang dan diagnostik Angina Pektoris
dan IMA
h. Mengetahui Penatalaksanaan Angina Pektoris dan IMA
i. Menetahui Pengkajian Asuhan Keperawatan pada Angina Pectoris dan
IMA
j. Mengetahui diagnose keperawatan yang muncul pada Angina Pektoris
dan IMA
k. Mengetahui intervensi Angina Pektoris dan IMA
l. Mengetahui Evaluasi pada Angina Pektoris
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Angina Pectoris
A. Definisi
Angina adalah nyeri dada yang disebabkan oleh suplai oksigen
miokardium yang tidak memadai. (Lyndon,2014)
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa
tidak enak yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan
yang disebabkan oleh ischemia miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis.(
Finarga, 2010).
Gambaran klinis yang muncul antara lain:
1. Nyeri dada substernal atau retrosternal menjalar ke leher,
tenggorokan,daerah inter scapula atau lengan kiri.
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3. Durasi nyeri berlangsung 1-5 menit, tidak lebih dari 30 menit.
4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5. Gejala penyerta; sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat
dingin, palpitasi, dizziness.
6. Gambaran EKG: depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
1. Emosi
2. Stress
3. Kerja fisik terlalu berat
4. Hawa terlalu panas dan lembab
5. Terlalu kenyang
6. Banyak merokok
E. Gambaran Klinis
Menurut Wijayaningsih, 2013, gambaran klinis angina pectoris yaitu :
1. Nyeri dada substernal atau retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan
daerah inter skapula atau lengan kiri.
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih dari 30 menit
4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat
dingin, palpitasi, dizzines.
6. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Karakteristik nyeri, lokasi nyeri, skala nyeri, durasi, faktor pencetus dan
penghilang nyeri.
Karakteristik pernapasan, denyut nadi dan tekanan darah : apakah
terdapat takikardia, disritmia, dispnea.
Pemeriksaan infeksi pada kulit : menunjukan adanya pucat/sianosis
Pemeriksaan palpasi pada kulit : menunjkan adanya membran mukosa
lembab, dingin.
N. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
Tidak ada sesak nafas
Tidak ada nyeri saat istirahat maupun saat aktivitas
Bebas dari nyeri.
Menunjukkan penurunan kecemasan : memahami penyakit dan
tujuan perawatannya, mematuhi semua aturan medis, mengetahui
Kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap.
Mematuhi program perawatan diri : menunjukkan pemahaman
mengenai terapi farmakologi, kebiasaan sehari-hari mencerminkan
penyesesuaian gaya hidup pasien
A. Pengertian
Infark Miokard Akut (IMA adalah kematian jaringan otot jantung
(miokard) yang disebabkan oleh insufisiensi suplai atau banyaknya darah
baik relative maupun secara absolut (Muwarni, 2011)
Infark miojard akut oleh orang awam disebut serangan jantung yaitu
penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah coroner sehingga aliran
darah ke otot jantung tidak cukup sehingga menyebabkan jantung mati
(Rendi & Margareth, 2012)
Infar miokard akut (IMA) adalah penyakit jantung yang disebabkan
oleh karena sumbatan pada arteri coroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena
adanya asteroklerotik pada dinding arteri coroner sehingga menyumbat
aliran darah ke jantung otot jantung (Black & Joyce, 2014)
B. Etiologi Infark Miokard Akut
Menurut Fakih Ruhyanuddin (2006), penyebab Infark Miokard Akut (IMA)
adalah :
1. gangguan pada arteri koronaria berkaitan dengan atherosclerosis,
kekauan atau penyumbatan total pada arteri oleh emboli atau thrombus.
2. penurunan aliran darah system koronaria menyebabkan
ketidakseimbangan antara miokardial O2 suplai dan kebutuhan jaringan
terhadap O2. Penyebab suplai oksigen ke miocard berkurang yang
disebabkan oleh faktor
a. faktor pembuluh darah :
1) ateroskeloris
2) spasme
3) arteritis
b. faktor sirkulasi :
1) Hipotensi
2) Stenosis aorta
3) Insufisiensi
c. faktor darah :
1) Anemia
2) Hipoksemia
3) Polisitemia
Penyebab lain :
1. curah jantung yang meninkat :
a. aktifitas berlebih
b. emosi
c. makan terlalu banyak
d. hypertiroidisme
2. kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
a. kerusakan miokard
b. hypertropi miocar
c. hypertensi diastolic
3. faktor predisposisi :
a. faktor risiko biologis yang tidak dapat diubah :
1) usia lebih dari 40 tahun
2) jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita
meningkat setelah menopause
3) hereditas
4) ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam
b. faktor risiko yang dapat diubah :
1) mayor :
a) hyperlipidemia
b) hipertensi
c) merokok
d) diabetes mellitus
e) obesitas
f) siet tinggi lemak jenuh, kalri
2) minor :
a) In aktifitas fisik
b) Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius,
kompetitif)
c) Stress psikologis berlebihan ketidakadekuatasn aliran
darah akibat dari penyempian, sumbatan, arteri koronaria
akibat terjadinya aterosklerosis atau penurunan aliran
darah akibat syok atau perdarahan
4. faktor risiko menurut Framingham :
a. hiperkolesterolemia > 275 mg/dl
b. merokok sigaret >20/hari
c. kegemukan >120% dari BB ideal
d. hipertensi > 160 / 90 mmHg
1) Biodata
Identitas pasien berisi biodata pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin,
tempat tanggal lahir, golongan darah, pendidikan terakhir, agama,
suku, status perkawinan, pekerjaan, TB/BB, alamat.
Identitas penanggung jawab yaitu nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku, hubungan dengan klien, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat.
2) Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama adalah nyeri dada yang khas (seperti tertekan, berat
atau penuh). Infark Miokard Akut (IMA) banyak ditemukan pada
swasta atau karyawan swasta.
6. Pemeriksaan fisik
Menurut Muttaqin (2009), pemeriksaan fisik dilakukan secara head
to toe dan di dokumentasikan secara persistem meliputi :
a) Keadaan umum
Keadaan umum adalah gambaran kondisi klien yang terobservasi
oleh perawat seperti tingkat ketegangan atau kelelahan, warna
kulit, tingkat kesadaran kualitatif maupun kuantitatif dengan
penilaian skor Glasgow Coma Scale (GCS), pola napas, posisi
klien, dan respons verbal klien. Biasanya keadaan umum klien
lemah.
b) Tanda-tanda vital
Biasanya terjadi perubahan tanda vital seperti takikardi, takipnea,
hipertensi atau hipotensi. Dengan perubahan posisi (terlentang ke
duduk), fluktuasi normal tekanan darah dan denyut jantung
meningkat ringan (sekitar 5 mmHg untuk tekanan sistolik dan
diastolik; sedangkan denyut nadi meningkat 5-10 permenit).
Setelah klien duduk dari posisi baring, berikan waktu 1-3 menit
sebelum pengukuran tekanan darah.
d) Toraks
(1) Inspeksi
Biasanya dinding dada simetris, pernapasan meningkat, ada
otot bantu pernapasan
(2) Palpasi
(3) Perkusi
Melalui perkusi pemeriksa dapat menilai batas-batas paru dan
jantung, serta kondisi paru. Biasanya perkusi memberikan
suara pekak
(4) Auskultasi
Biasanya bunyi nafas bersih, kadang ada terdengar wheezing
ataupun rongki.
e) Jantung
(1) Inspeksi
Biasanya iktus kordis tampak
(2) Palpasi
Biasanya iktus teraba, irama dapat teratur atau tidak.
(3) Perkusi
Biasanya terdengar bunyi pekak
(4) Auskultasi
Biasanya ada bunyi jantung ektra S3 atau S4, murmur, atau
friction rub.
f) Abdomen
(1) Inspeksi
Bentuk abdomen datar, tidak teraba tegang.
(2) Auskultasi
Biasanya bunyi usus menurun
(3) Palpasi
Biasanya tugor baik, hepar tidak teraba
(4) Perkusi
Biasanya timpani
Palpasi
b) Elektrokardiografi (EKG)
Karakteristik abnormalitas gambaran EKG yang ditemui adalah
depresi segmen ST atau elevasi transient dan atau perubahan
pada gelombang T (inversi gelombang T, gelombang T yang
datar, gelombang T pseudo-normal)
c) Kateterisasi jantung
Prosedur diagnostik invasif yang dilakukan dengan
menginservasikan kateter khusus ke dalam ruang jantung kiri
dan/atau kanan, serta arteri koroner.
d) Pemeriksaan laboratorium
(1) Sistem hematologik : hemoglobin, hematokrit, LED,
leukosit (10.000 – 20.000) biasanya tampak pada hari ke-2
berhubungan dengan proses inflamasi, eritrosit, trombosit,
dan lain-lain.
(2) Serum isoenzim kardiak : CK-MB, CK meningkat pada 6-8
jam setelah awitan infark dan memuncak antara 24 dan 28
jam pertama. Pada 2-4 hari setelahnya baru kembali normal.
CPK, SGOT, LDH mulai tampak pada serum setelah 24 jam
pertama dan akan tinggi selama 7-10 hari, dan troponin I
dan troponin T mempunyai nilai prognostik yang lebih baik
dari pada CKMB.
(3) Serum lipid : kolesterol total, Low Density Lipoprotein,
High Density Liporotein, trigliserida.
(4) Faal hemostasis (tes koagulasi) : waktu protrombin dan
waktu parsial tromboplastin (pre dan pasca terpa fibrinolitik
atau antikoagulan).
(5) Arterial Blood Gasses (ABG): pH, PaCO₂, Pao₂, HCO₃,
saturasi oksigen, Base Excess.
(6) Tes fungsi hati : SGOT, bilirubin, urobilin.
(7) Tes fungsi ginjal : Blood Urea Nitrogen/ureum, kreatinin
(creatinine), asam urat (uric acid).
(8) Kimia darah : kadar gula darah (acak, puasa, dan 2 jam post
pandrial).
(9) Elektrolit : kalium (K+), natrium, kalsium, klorida, fosfor.
(10) Urine analisis : reduksi, sedimentasi.
(11) Serum katekolamin.
(12) Kultur darah.
b. Kemungkinan Diagnosa yang Muncul
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (mis: iskemia)
2. Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung berhubungan dengan
spasme arteri koroner
3. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang faktor pemberat (mis, merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
5. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
6. Risiko Syok berhubungan dengan hipoksia
7. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi
8. Gangguan keseimbangan elektrolit : Hipokalemia berhubungan dengan
gangguan mekanisme pengaturan
9. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aterosklerotik
aortik
10. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen (NANDA, 2015)
c. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan A. Manajemen Nyeri
dengan agens cedera intervensi keperawatan 1) Lakukan pengkajian
biologis (mis: iskemia) 1x24 jam , diharapkan nyeri secara
Nyeri akut teratasi dengan komprehensif
kriteria hasil: termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
A. Tingkat Nyeri frekuensi, kualitas
Indikator: dan faktor presipitasi
a) Melaporkan nyeri Observasi reaksi non
b) Durasi nyeri verbal dari
c) Menunjukkan lokasi ketidaknyamanan
nyeri Meringis 2) Gunakan teknik
d) Ekspresi wajah nyeri komunikasi
kegelisahan terapeutik untuk
e) Fokus menyempit mengetahui
f) Ketegangan otot pengalaman nyeri
g) Kehilangan selera pasien
makan 3) Kaji kultur yang
h) Mual mempengaruhi
respon nyeri
4) Evaluasi pengalaman
2) Kontrol Nyeri nyeri masa lampau
Indikator : 5) Evaluasi bersama
a) Mengakui timbulnya pasien dan tim
nyeri kesehatan lain
b) Menjelaskan faktor tentang
penyebab ketidakefektifan
c) Menggunakan buku kontrol nyeri masa
harian untuk memantau lampau
gejala dari waktu ke 6) Bantu pasien dan
waktu keluarga untuk
d) Menggunakan tindakan mencari dan
pencegahan menemukan
menggunakan non dukungan
analgesik ukuran lega 7) Kontrol lingkungan
menggunakan analgesik yang dapat
seperti yang dianjurkan mempengaruhi nyeri
e) Laporan nyeri seperti suhu ruangan,
dikendalikan pencahayaan dan
kebisingan
A. Tingkat Kenyamanan 8) Kurangi faktor
Indikator : presipitasi nyeri
a) Reaksi obat 9) Pilih dan lakukan
b) Otonomi pribadi penanganan nyeri
B. Terapi Oksigen
Indikator :
1) Pertahankan
kepatenan jalan napas
2) Batasi merokok
3) Monitor aliran
oksigen
4) Monitor posisi
perangkat pemberian
oksigen
5) Amati tanda-tanda
hipoventilasi induksi
oksigen
Monitor peralatan
oksigen untuk
memastikan bahwa
alat tersebut tidak
mengganggu upaya
pasien untuk bernapas
3. Penurunan Curah Jantung Setelah dilakukan D. Perawatan jantung
berhubungan dengan intervensi keperawatan Indikator :
perubahan kontraktilitas 1x24 jam , diharapkan 1) Secara rutin mengecek
curah jantung teratasi pasein baik secara
dengan kriteria hasil: fisik dan psikologis
sesuai dengan
A. Keefektifan pompa kebijakan tiap agen
jantung atau penyedia layanan.
Indikator : 2) Pastikan tingkat
1. Tekanan darah sistol aktivitas pasien yang
dalam rentang normal tidak membahaykan
2. Tekanan darah diastol curah jantung atau
dalam rentang normal memprovokasi
3. Denyut jantung apikal serangan jantung.
dalam rentang normal 3) Dorong adanya
4. Denyut nadi perifer peningkatan aktivitas
dalam rentang normal bertahap ketika
5. Urin output kondisi pasien sudah
6. Keseimbangan antara distabilkan (misalnya :
intake dan output dorong aktivitas yang
lebih ringan atau
B. Status sirkulasi waktu yang lebih
Indikator : singkat dengan waktu
1. Tekanan darah istirahat yang sering
sistolik dalam rentang dalam melakukan
normal. aktivitas).
2. Tekanan darah 4) Instruksikan pasien
diastolik dalam tentang pentingnya
rentang normal untuk segera
3. nadi dalam rentang melaporkan bila
normal merasa nyeri dada.
4. CVP (Central Venous 5) Evaluasi nyeri dada
Pressure) tidak (intensitas, lokasi,
meningkat. radiasi, durasi dan
5. MAP dalam rentang faktor yang memicu
normal serta meringankan
6. AGD (PaO2 dan nyeri dada).
PaCO2) dalam rentang 6) Monitor EKG adakah
normal perubahan segmen ST,
7. Saturasi O2 dalam sebagaimana
rentang normal mestinya.
8. Tidak asites 7) Lakukan penilaian
komprehensif pada
sirkulasi perifer
(misalnya : cek nadi
C. Tanda – tanda vital perifer, edema,
Indikator : pengisian ulang
1. Denyut jantung apikal kapiler, warna dan
dalam rentang normal suhu ekstremitas)
2. Irama denyut jantung secara rutin sesuai
dalam rentang normal kebijakan agen.
3. Denyut nadi radial 8) Monitor tanda-tanda
dalam rentang normal vital secara rutin.
9) Catat tanda dan gejala
penurunan curah
jantung.
10) Monitor
keseimbangan cairan
(masukkan dan
keluaran serta berat
badn harian).
11) Monitor nilai
laboratorium yang
tepat (enzim jantung
dan nilai elektrolit).
12) Evaluasi perubahan
tekanan darah.
Instruksikan pasien
dan keluarga
mengenai terapi
modalitas, batasan
aktivitas dan
kemajuan.
13) Batasi merokok.
14) Instruksikan pasien
dan keluarga
mengenai tujuan
Perawatan dan
bagaimana
kemajuannya akan
diukur.
A. Kesimpulan