Você está na página 1de 5

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PROGRAM LATIHAN HIGH INTENSITY INTERVAL


TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KESANGGUAPAN
KARDIORESPIRASI

Oleh :
Rio Taruna Jati
G1A014095

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO

2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat menurut WHO memiliki arti yaitu suatu keadaan sejahtera yang

bercirikan dengan lengkap secara fisik, mental, maupun sosial, bukan hanya

karena tidak sakit ataupun cacat. Berdasarkan definisi tersebut, maka manusia

wajib untuk menjaga kesehatan baik dalam segi fisik, mental, maupun dalam

segi sosial. Sehat secara fisik dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti

lewat mengatur diet makanan sehari-hari, istirahat yang cukup, serta dengan

melakukan aktivitas fisik. Salah satu indikator seseorang sehat secara fisik

yaitu lewat kebugaran fisik (Ortega et al., 2008).


Kebugaran fisik adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

kegiatan sehari-hari tanpa kelelahan. Kebugaran fisik dibagi kedalam beberapa

kelompok seperti health-related fitness dan skill-related fitness. (Sumintarsih,

2006). Health-related Fitness terdiri dari Strength, Flexibility, Endurance,

Body composition, serta kesanggupan kardirespiratori. Kebugaran fisik juga

dapat dilihat dari segi ketrampilan atau skill-related fitness. Hanya saja health-

related fitness merupakan Kebugaran fisik sendiri memiliki manfaat bagi

tubuh. Semakin bugar seseorang, maka orang tersebut dapat tampil dengan

lebih dinamis, lebih produktif, dan lebih prima (Sumintarsih, 2006). Bahkan

kekuatan otot serta kesanggupan sistem kardiorespirasi merupakan dua

parameter utama yang cukup penting (Mayorga-Vega, 2013).


Kebugaran fisik seseorang dijaga dan ditingkatkan lewat aktivitas fisik

yang dilakukan seseorang. Semakin tinggi aktivitas seseorang maka semakin

tinggi pula tingkat kebugaran fisik seseorang. Maka dari itu, cara terbaik

dalam menjaga kebugaran fisik dengan program fitness jangka panjang.


Beberapa contoh jenis program latihan yang ada yaitu resistance workout

ataupun aerobic workout (Miller, 2014).


Namun, kesibukan yang meningkat seiring dengan bertambahnya usia

menjadi kendala terlaksananya aktivitas fisik seseorang (Kilka, 2013). Di

Indonesia, prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013

sebanyak 19.7 persen dan prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun)

32.9 persen, baik laki-laki maupun perempuan mengalami peningkatan dari

Data Riskesdas 2010 (Riskesdas 2013). Mahasiswa kedokteran merupakan

salah satu kelompok individu yang mengalami kendala tersebut. Akibat dari

kesibukan yang dialami, maka kebugaran fisik sebagian besar mahasiswa pun

diperkirakan rendah. Waktu luang yang tersedia tidak banyak, sehingga

membuat mahasiswa ragu untuk melakukan aktivitas fisik yang sesuai untuk

menjaga kebugaran fisik mereka. Hal ini disebabkan karena aktivitas fisik

dengan metode konvensional seperti resistance workout ataupun aerobic

workout membutuhkan waktu yang cukup banyak agar efek tersebut dapat

terlaksana dengan baik (Skidmore, 2012). Olahraga aerobik dapat

dipertahankan dari lima belas sampai dua puluh menit hingga beberapa jam

dalam sekali latihan (Sherwood, 2001). Maka dari itu, perlunya waktu yang

cukup banyak ini menimbulkan problematika terkait dengan menurunya

kebugaran fisik seseorang.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka diperlukan program latihan

yang mampu memberikan efektivitas yang tinggi dalam waktu yang singkat

(Skidmore, 2012). Salah satu program latihan tersebut adalah dengan High

Intensity Circuit Training (HIIT) (Mayorga-Vega, 2013). Program latihan ini

merupakan program latihan yang memiliki intensitas tinggi dengan waktu


yang singkat (Klika, 2013). Program latihan ini mampu meningkatkan

kekuatan otot serta kesanggupan kardirespiratori lewat peningkatan kadar

VO2Max (Suminah, 2015). Menurut Paoli (2013), paduan antara sistem latihan

ketahanan dengan kekuatan otot dalam waktu singkat diharapkan mampu

memberikan efek yang baik bagi tubuh dengan seefisien dan seefektif

mungkin. Kelebihan lain yang dimiliki HICT yaitu variasi gerakan yang

dilakukan sehingga diharapkan dapat meminimalisir kebosanan pengguna

metode latihan (Syahputra, 2012).

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi tersebut, maka rumusan masalahnya adalah

“apa pengaruh program latihan High Intensity Circuit Training pada

mahasiswa Kedokteran UNSOED angkatan 2014-2016?”

C. Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai

pentingnya menjaga kebugaran fisik agar tercapainya

kesehatan secara optimal.


B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengaruh program latihan HICT

terhadap kesanggupan system kardiorespirasi

D. Manfaat Penelitian
A. Manfaat Penelitian (Teori)
1. Untuk menambah teori terkait dengan program latihan

HICT.

B. Manfaat Penelitian (Praktis)


1. Bagi Mahasiswa
Dapat memberikan alternatif lain dalam menjaga kebugaran

fisik lewat latihan yang memiliki efektivitas tinggi dengan

waktu singkat bagi mahasiswa kedokteran UNSOED.


E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis mengacu pada penelitian

angkatan 2012. Namun penelitian yang dilakukan penulis memiliki

perbedaan pada segi perlakuan. HICT menggunakan metode latihan

campuran dari berbagai jenis latihan otot, memadukan berbagai macam

gerakan cepat seperti push-up, jumping jack, dan lain sebagainya, sehingga

kajian terhadap perlakuan terhadap kesanggupan kardiorespirasi masih

belum diuji di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman.

Você também pode gostar