Você está na página 1de 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/298630125

Kandungan Metabolit Sekunder dan Efek Penurunan Glukosa Darah Ekstrak


Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L) Pada Mencit (Mus musculus)

Article · September 2015


DOI: 10.25026/jsk.v1i3.28

CITATIONS READS

0 2,233

3 authors, including:

Rolan Rusli Arsyik Ibrahim


Universitas Mulawarman University of Mulawarman, Indonesia, samarinda
92 PUBLICATIONS   12 CITATIONS    61 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analisis Pola Difraksi Sinar-X Serbuk Material View project

Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kalimantan Timur Sebagai Bahan Berpotensi Obat View project

All content following this page was uploaded by Rolan Rusli on 15 April 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER DAN EFEK PENURUNAN GLUKOSA
DARAH EKSTRAK BIJI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L) PADA
MENCIT (MUS MUSCULUS)

Anak Agung Gede Prawira Yuda, Rolan Rusli, Arsyik Ibrahim


Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
email: prawiraaa@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian dengan judul “Kandungan Metabolit Sekunder dan Efek
Penurunan Glukosa Darah Ekstrak Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L)Pada Mencit
(Mus Musculus)” bertujuan untuk mengetahui metabolit skunder, aktivitas dan dosis
efektif ekstrak biji buah rambutan terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit. Hasil
pengujian metabolit sekunder menunjukan bahwa biji rambutan mengandung senyawa
fenol, flavonoid dan tannin. Penelitian dilakukan dengan pemberian dosis ekstrak yaitu
0,05 mg/20g, 0,09 mg/20g dan 0,18 mg/20g BB Mencit, serta kontrol negatifnya Na
CMC yang diberikan per oral setiap satu kali sehari selama 7 hari. Pengukuran glukosa
dilakukan pada hari ke-0, ke-4 dan ke-8 menggunakan alat Glukosameter. Analisis data
dilakukan menggunakan uji statistik ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji BNJD.
Hasil ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan BNJD menunjukan bahwa dosis 0,09
mg/BB Mencit merupakan dosis efektif sebagai penurunan kadar glukosa darah.

Kata Kunci: biji rambutan (Nephelium lappaceum L), mencit (Mus musculus L.),
glukosa darah

PENDAHULUAN Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim


Diabetes mellitus (DM) adalah lembab dengan curah hujan tahunan
gangguan metabolisme yang ditandai sedikitnya 2.000 mm. Secara empiris,
dengan hiperglikemia yang berhubungan bagian dari rambutan memiliki khasiat
dengan abnormalitas metabolisme antara lain pada kulit buah digunakan
karbohidrat, lemak dan protein yang untuk mengatasi disentri dan demam.
disebabkan oleh penurunan sekresi Kulit kayu digunakan untuk mengatasi
insulin atau penurunan sensitivitas sariawan. Daun digunakan untuk
insulin. DM merupakan penyakit mengatasi diare dan menghitamkan
terpenting yang melibatkan endokrin rambut. Akar digunakan untuk
pankreas. Utamanya meliputi gangguan mengatasi demam. Serta biji digunakan
metabolisme hiperglikemia. Klasifikasi untuk mengatasi kencing manis
“terapi” yang dianjurkan saat ini oleh (Widyaningrum, 2011).
American Diabetes Association terdiri Salah satu bagian dari rambutan
dari dua tipe utama: Diabetes mellitus yang memiliki fungsi sebagai
bergantung insulin (IDDM) dan diabetes antidiabetes adalah bijinya. Biji
mellitus tidak bergantung insulin rambutan (Nephelium lappaceum L) ini
(NIDDM) (Katzung, 2000). teridentifikasi mengandung senyawa
Rambutan banyak ditanam tannin dan flavanoid (Zulhipri, 2007),
sebagai pohon buah, kadang-kadang dimana senyawa ini merupakan senyawa
ditemukan sebagai tumbuhan liar. yang diduga bersifat sebagai

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 3. 120


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kandungan Metabolit Sekunder dan Efek Penurunan Glukosa Darah Ekstrak Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L)
Pada Mencit (Mus musculus)

antidiabetes. Secara empiris masyarakat Pembuatan Ekstrak Biji Rambutan


Sangatta pada umumnya biji buah Pembuatan ekstrak dilakukan
rambutan digunakan sebagai antidiabetes dengan metode maserasi menggunakan
dengan cara disangrai atau digoreng biji pelarut metanol. Sampel kering biji
buah rambutan hingga warnanya menjadi rambutan didapatkan sebanyak 469 g
kuning kecoklatan lalu biji tersebut yang kemudian dilakukan proses
diblender halus berbentuk serbuk. maserasi. Biji rambutan yang siap
Setelah halus direbus atau langsung dimaserasi dimasukkan ke dalam toples
diseduh dengan air panas dan diminum dan ditambahkan pelarut metanol,
1-2 kali sehari. kemudian dilakukan pengadukan setiap
Penelitian yang dilakukan ini 24 jam selama 3 hari. Filtrat yang ada
bertujuan untuk mengetahui metabolit ditampung kemudian diulangi sebanyak
sekunder ekstrak biji rambutan, untuk 2 kali. Filtrat yang diperoleh dengan
mengetahui aktivitas dan dosis ekstrak metode maserasi dipekatkan dengan
biji rambutan yang efektif terhadap rotary evaporatory. Ekstrak kental yang
penurunan kadar glukosa darah mencit diperoleh dikumpulkan, kemudian
(MusMusculus). diuapkan pada suhu kamar 26 °C.
Setelah diuapkan didapatkan hasil
METODE PENELITIAN ekstrak kering biji rambutan sebanyak 68
g.
Bahan
Bahan yang diteliti adalah biji Pengujian Metabolit Sekunder
rambutan, pelarut metanol, aloksan, Identifikasi metabolit sekunder
glukosa, aquadest, Na CMC, pereaksi ekstrak metanol biji rambutan dilakukan
meyer, pereaksi dragendroff, logam dengan cara mengamati perubahan
magnesium, asam klorida (HCl), besi warna dan terjadinya pengendapan
(III) klorida, asam asetat anhidrat, dan menggunakan reagen kimia. Golongan
H2SO4. metabolit sekunder yang diuji adalah
alkaloid, fenol, flavonoid, saponin,
Peralatan tannin serta steroid dan triterpenoid.
Peralatan yang digunakan dalam Identifikasi senyawa alkoloid
penelitian ini antara lain labu ukur, gelas menggunakan pereaksi Dragendroff dan
kimia, batang pengaduk, cawan porselen, Meyer. Identifikasi senyawa fenol
corong, kertas saring, aluminium foil, lap dengan penambahan larutan besi (III)
kasar, kapas, spidol, plester, gunting, klorida. Identifikasi senyawa flavonoid
gunting bedah, stirer, holder mencit, dengan menggunakan metanol, logam
rotary evaporator, toples kaca, Mg, dan HCl. Identifikasi senyawa
timbangananalitik digital, kandang saponin dengan menambahkan aquades
hewan coba, timbangan hewan coba, lalu dikocok kuat,dan ditambahkan HCl.
glukosameter (Gluco Dr®), glucostrip, Identifikasi senyawa tannin dengan
spuit 1 mL, spuit 5 mL dan LAF penambahan FeCl3. Identifikasi senyawa
(Laminar Air Flow). steroid dan triterpenoid dengan
menggunakan asam asetat anhidrat dan
Pengumpulan Sampel Biji Rambutan asam sulfat pekat. Metabolit sekunder
Kegiatan pada tahap persiapan biji rambutan dianalisis dengan cara
adalah biji rambutan dikumpulkan tabulasi jika terdapat metabolit sekunder
sebanyak 2 kg biji rambutan segar setelah penambahan reagen kimia
dikeringkan dan diblender kasar. tertentu diberi tanda positif (+) dan jika
tidak terdapat metabolit sekunder diberi
tanda negatif (-).

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 3. 121


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kandungan Metabolit Sekunder dan Efek Penurunan Glukosa Darah Ekstrak Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L)
Pada Mencit (Mus musculus)

Prosedur Pengujian Penurunan dilakukan dengan cara meneteskan darah


Glukosa Darah pada strip test yang telah dipasang pada
Jumlah mencit yang digunakan alat Glukosameter (Gluco Dr®) hingga
untuk uji ekstrak sebanyak 20 ekor menutupi seluruh permukaan strip test.
mencit jantan, dengan berat badan 22-36 Kadar gula darah akan terbaca dalam
gram yang di bagi dalam 4 kelompok uji, waktu ± 8 detik kemudian.
masing-masing 5 ekor. Dosis yang
dipakai pada penelitian ini adalah dosis Analisis Data
0,05 mg/20g mencit, 0,09 mg/20g mencit Untuk analisis data, parameter
dan 0,18 mg/20g BB mencit. Untuk yang digunakan adalah penurunan kadar
kelompok kontrol negatif diberikan glukosa darah puasa selama 7 hari dari
NaCMC 0,5% tanpa ekstrak biji semua kelompok atau varians dosis. Data
rambutan, kemudian diberikan peroral ke penurunan kadar glukosa darah
hewan coba selama 7 hari. kelompok kontrol, kelompok dosis 0,05
Pada uji ini, sebelum diberikan mg/20g, 0,09 mg/20g dan 0,18 mg/20g
ekstrak semua hewan coba dari keempat BB mencit dianalisis dengan metode
kelompok percobaan diberi aloksan 150 ANAVA satu arah pada tingkat
mg/Kg BB mencit secara intraperitonial kepercayaan 99% dan dilanjutkan
untuk menaikkan kadar glukosa dengan uji BNJD.
darahnya. Pengukuran kadar glukosa
darah dilakukan pada hari ke-0 yaitu 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
hari setelah diinduksi aloksan, hari ke-4,
dan hari ke-8. Sebelum diberikan Metabolit Sekunder Ekstrak Biji
aloksan secara intraperitonial hewan uji Rambutan
diberi makan dan diuji KGD sebagai Karakteristik sampel dapat
kadar awal. Setelah diberikan aloksan, diketahui melalui tahap perlakuan yakni
kemudian dilanjutkan dengan uji pengujian metabolit sekunder. Senyawa
toleransi glukosa oral. Pemberian metabolit sekunder merupakan senyawa
toleransi glukosa secara oral ini yang tidak esensial bagi pertumbuhan
tujuannya agar hewan uji mengalami organisme.Senyawa metabolit sekunder
diabetes. Pemberian toleransi glukosa merupakan produk alami atau senyawa
dilakukan selama 3 hari berturut-turut alam yang eksistensinya tidak begitu
dengan volume pemberian 0,5 mL. penting dalam tubuh tapi berperan
Mencit yang telah diinduksi secara penting pada kelangsungan hidup suatu
intraperitonial dan toleransi glukosa makhluk hidup.Sebagian besar tanaman
secara oral kemudian perkembangan penghasil senyawa metabolit sekunder
hiperglikemia diperiksa setiap hari memanfaatkan senyawa tersebut untuk
sampai kadar gula darahnya lebih dari mempertahankan diri dan berkompetisi
200 mg/dL (Nugroho,2006). dengan makhluk hidup lain di sekitarnya.
Pemberian ekstrak diberikan Hasil identifikasi metabolit sekunder
sejak mencit dinyatakan diabetes. ekstrak biji rambutan dapat dilihat pada
Pengambilan darah ekor mencit Tabel 1.
dilakukan dengan cara menggosokkan Berdasarkan hasil identifikasi
kapas yang telah diberi alkohol disekitar metabolit sekunder pada Tabel 1
ekor mencit, dipotong sedikit bagian menunjukan bahwa ekstrak biji rambutan
ujungnya dengan menggunakan gunting terdeteksi golongan metabolit sekunder
bedah, dan diurut dari pangkal ekor senyawafenol, flavanoid dan tannin.
secara perlahan agar memudahkan darah
keluar. Tetesan darah pertama dibuang.
Pengukuran kadar glukosa darah mencit

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 3. 122


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kandungan Metabolit Sekunder dan Efek Penurunan Glukosa Darah Ekstrak Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L)
Pada Mencit (Mus musculus)

Tabel 1. Identifikasi metabolit sekunder ekstrak biji rambutan


Metabolit Sekunder Hasil identifikasi pada Ekstrak metanol
Alkaloid -
Fenol +
Flavanoid +
Saponin -
Tanin +
Steroid dan Triterpenoid -
Keterangan :
Data berupa data kualitatif (-) dan (+), dimana:
(-) : Tidak teridentifikasi metabolit sekunder
(+) : Teridentifikasi metabolit sekunder

Gambar 1. Rata–Rata Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit (mg/dl) Per Waktu
Pengambilan

Aktivitas Penurunan Kadar Glukosa dikatagorikan diabetes ditandai dengan


Darah Biji Buah Rambutan meningkatnya kadar glukosa darah
Perbandingan rata – rata melebihi normal (kadar glukosa darah ≥
penurunan kadar glukosa darah antara 200mg/dL).
tiap perlakuan per tiap waktu Dilihat pada grafik (Gambar 1)
dibandingkan dengan kontrol dapat ekstrak biji rambutan memiliki aktivitas
dilihat pada Gambar 1. dalam menurunkan kadar glukosa darah,
Hari ke-0 pada grafik (Gambar 1) hal ini dikarenakan hampir semua variasi
menunjukan kadar glukosa darah setelah dosis ekstrak biji rambutan dapat
diinduksi aloksan dan pemberian beban menurunkan kadar glukosa darah, namun
glukosa menunjukan peningkatan kadar yang paling baik dalam menurunkan
glukosa darahnya. Hewan uji kadar glukosa darah untuk ekstrak biji

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 3. 123


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kandungan Metabolit Sekunder dan Efek Penurunan Glukosa Darah Ekstrak Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L)
Pada Mencit (Mus musculus)

rambutan adalah dosis 0,09 mg/20g BB darah dengan cara penghambatan kerja
mencit dibandingkan dengan dosis 0,05 α-glukosidase sehingga penyerapan
mg/20g ataupun pada dosis 0,18 mg/20g glukosa dan laju peningkatan gula pada
BB mencit. sistem pencernaan masih tidak terlalu
Berdasarkan aktivitas terhadap tinggi.
penurunan glukosa darah pada mencit,
dimana ekstrak biji rambutan memiliki Dosis Efektif Ekstrak Biji Rambutan
aktivitas dalam menurunkan kadar Terhadap Penurunan Kadar Glukosa
glukosa darah dibandingkan dengan Darah
kontrol negatif (Gambar 1). Hal ini Rata-rata penurunan kadar
dikarenakan biji rambutan memiliki glukosa darah mencit yang di berikan
metabolit sekunder (Tabel 1) yang ekstrak selama 7 hari dapat dilihat pada
memiliki aktivitas dalam penurunan Gambar 2.
glukosa darah diantaranya adalah Berdasarkan (Gambar 2) ekstrak
senyawa fenol, flavanoid dan tannin. biji rambutan semua variasi dosis
Senyawa fenol memiliki keampuan memberikan efek penurunan kadar
dalam meningkatan sekresi insulin, glukosa darah yang lebih baik dari pada
mencegah kerusakan pada sel β pankreas kontrol negatif. Dosis efektif ditentukan
dan meningkatan fungsi dari sel β dengan menggunakan uji statistika.
pankreas sehingga dapat menimbulkan Model uji statistika yang digunakan
efek hipoglikemik pada mencit. adalah Uji Anava pada tingkat
Sedangkan flavanoid dan tannin kepercayaan 99%.
memiliki aktivitas penurunan glukosa

Gambar 2. Selisih rata-rata penurunan kadar glukosa darah mencit setelah 7 hari
pemberian ekstrak biji rambutan

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 3. 124


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kandungan Metabolit Sekunder dan Efek Penurunan Glukosa Darah Ekstrak Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L)
Pada Mencit (Mus musculus)

Tabel 3. Hasil Uji BNJD


No Perlakuan Rerata KN 0,18 mg/20g 0,05 mg/20g 0,09 mg/20g
KN
2 0,05 mg/20g 102,1 95,2 -
4 0,18 mg/20g 124,1 116,1 22 -
5 0,09 mg/20g 197,7 190,2** 95,6 73,6 -
Standar Deviasi (Sý) 41,51 41,52 41,53 41,54
P (0,05.36) 2,90 3,04 3,12 3,20
BNJD 0,05 (P.Sý) 119,97 126,20 129,52 132,84
P (0,01.36) 3,90 4,06 4,16 4,22
BNJD 0,01 (P.Sý) 161,48 168,54 172,69 175,18
Keterangan :
* : signifikan
** : sangat signifikan

Berdasarkan uji anava nilai F KESIMPULAN


hitung > dari F tabel (22,41 > 4,38). Hal Kandungan metabolit sekunder
ini berarti bahwa pada ekstrak metanol dari ekstrak biji rambutan adalah
biji rambutan dalam menurunkan kadar golongan senyawa fenol, flavanoid dan
gula darah mencit memiliki efek yang tannin. Ekstrak biji rambutan memiliki
sangat signifikan. Dalam kata lain aktivitas terhadap penurunan kadar
ekstrak biji rambutan dalam menurunkan glukosa darah dengan dosis efektif
kadar glukosa darah varians dosis ekstrak biji rambutan adalah 0,09 mg/BB
ekstrak tidak memiliki efek menurunkan mencit.
kadar glukosa darah yang baik.
Dosis efektif ekstrak biji DAFTAR PUSTAKA
rambutan ditentukan dengan 1. Nugroho, Agung Endro. 2006. Hewan
menggunakan uji lanjutan. Berdasarkan Percobaan Diabetes Millitus:
hasil perhitungan Koefisien Patologi dan Mekanisme Aksi
Keseragaman (KK) diperoleh hasil Diabetogenik.UNS: Surakarta
(KKdosis) sebesar 122%, maka uji 2. Katzung., Bertram G. 2000,
lanjutan yang dipilih adalah BNJD. Farmakologi Dasar dan Klinik,
BNJD (Beda Nyata Jujur Duncan) Penerbit ECG. Jakarta
merupakan uji lanjutan apabila nilai KK 3. Widyaningrum, Herlina. 2011. Kitab
yang diperoleh melebihi 10%. Tanaman Obat Nusantara. Med Press
Berdasarkan hasil dari uji (Anggota IKAPI): Yogyakarta.
lanjutan BNJD yang telah dilakukan 4. Zulhipri, Irma dan Imam. 2007. Uji
diperoleh hasil sangat signifikan pada Fitokimia dan Aktivitas Antidiabetes
dosis 0,09 mg/20g BB mencit terhadap Ekstrak Biji Rambutan (Nephelium
kontrol negatif. Hal ini sesuai dengan lappaceum L.) dengan berbagai
Gambar 2 dan Tabel 3, dimana pelarut. Ebers Papyrus: Jakarta.
kelompok yang memiliki aktivitas dan
menjadi dosis yang efektif dalam
penurunan kadar glukosa darah paling
baik pada Gambar 2 adalah kelompok
dosis 0,09 mg/BB mencit.

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 3. 125


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

View publication stats

Você também pode gostar