Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
C. KODEIN
MEKANISME KERJA :
Sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi morfin.
Kerjanya disebabkan oleh morfin. Juga merupakan antitusif (menekan
batuk)
INDIKASI : Penghilang rasa nyeri minor
KONTRA INDIKASI :
Pada pasien yang hipersensitif terhadap kodein,penyakit hati, gangguan
ventilatori, wanita hamil
DOSIS :
Sebagai analgesik:
- Dewasa : 30 - 60 mg, tiap 4 - 6 jam sesuai kebutuhan.
- Anak-anak : 0,5 mg/kg BB, 4-6 kali sehari
EFEK SAMPING :
- Dapat menimbulkan ketergantungan.
- Mual, muntah, idiosinkrasi, pusing, sembelit.
- Depresi pernafasan terutama pada penderita asma, depresi jantung
dan syok.
PERINGATAN DAN PERHATIAN :
- Hati-hati penggunaan pada pasien dengan infark miokardial dan
penderita asma.
- Hindari minuman beralkohol.
- Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat
menyebabkan kerusakan fungsi hati.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal.
- Hati-hati pada pemberian jangka panjang
B. IBUPROFEN
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Ibuprofen adalah salah satu jenis anti-inflamasi non-steroid (AINS) yang
diindikasikan untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang, nyeri setelah
operasi, nyeri pada penyakit sendi (seperti pengapuran sendi atau
rematik), nyeri otot, nyeri haid, serta menurunkan demam. Ibuprofen juga
memiliki efek anti-radang dan anti-pembekuan darah yang lemah.
Kontraindikasi absolut atau orang yang tidak dapat menggunakan
ibuprofen adalah orang yang alergi terhadap obat anti-inflamasi non–
steroid (AINS) seperti aspirin. Kontraindikasi relatif antara lain gangguan
perdarahan, luka pada lambung/usus 12 jari, sariawan, penyakit lupus,
kolitis ulseratif, dan wanita hamil trimester 3 (karena dapat menyebabkan
penutupan prematur pembuluh darah jantung). Orang yang mengalami
asma, radang mukosa hidung, atau biduran jika menggunakan aspirin atau
obat AINS lain sebaiknya tidak menggunakan ibuprofen. Hindari
penggunaan pada penderita gangguan hati berat dan gangguan ginjal.
MEKANISME KERJA OBAT :
Menghambat sintesis prostaglandin dgn menghambat COX-1 & COX-2
EFEK SAMPING
Efek samping yang paling sering timbul (1 – 10%) adalah mual, muntah,
diare, konstipasi, nyeri perut atau rasa terbakar pada perut bagian atas,
ruam kulit, penurunan kadar trombosit, penurunan kadar limfosit darah,
dan gangguan penglihatan.
Efek samping yang lebih jarang adalah luka pada kerongkongan, gagal
jantung, penyempitan saluran napas, gangguan ginjal, reaksi alergi kulit
berat, dan peningkatan kadar kalium darah.
Ibuprofen dapat mencetuskan serangan asma yang pada sebagian kecil
orang dapat berakibat fatal. Penggunaan ibuprofren jangka panjang dan
7
C. MEFINAL
KOMPOSISI / KANDUNGAN
Tiap Kapsul Mefinal mengandung 250 mg Asam Mefenamat.
Tiap Kaplet Mefinal mengandung 500 mg Asam Mefenamat.
FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
Mefinal mengandung asam mefenamat, yang merupakan kelompok
antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang bekerja dengan cara menghambat
sintesis prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim
siklooksigenase sehingga mempunyai efek analgesik, antiinflamasi dan
antipiretik. Mefinal adalah obat yang dapat mengurangi rasa nyeri,
mengurangi radang, dan mempunyai efek menurunkan demam.
INDIKASI / KEGUNAAN
Indikasi Mefinal adalah untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang
seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer / nyeri saat haid,
termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri sesudah operasi.
KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi Mefinal adalah sebagai berikut :
Mefinal jangan diberikan pada pasien yang hipersensitif atau
alergi terhadap asam mefenamat.
Penderita yang dengan aspirin mengalami bronkospasme, rinitis
alergi, dan urtikaria.
Penderita dengan tukak lambung dan usus.
Penderita dengan gangguan ginjal yang berat.
EFEK SAMPING
Berikut ini efek samping Mefinal yang dapat terjadi :
Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare dan
nyeri abdominal.
8
mempunyai efek anti-radang yang lemah. Parasetamol tidak boleh diberikan pada
orang yang alergi terhadap obat anti-inflamasi non-steroid (AINS), menderita
hepatitis, gangguan hati atau ginjal, dan alkoholisme. Pemberian parasetamol juga
tidak boleh diberikan berulang kali kepada penderita anemia dan gangguan
jantung, paru, dan ginjal. Parasetamol terdapat dalam berbagai bentuk dan dalam
berbagai campuran obat sehingga perlu diteliti jumlahnya untuk menghindari
overdosis. Risiko kerusakan hati lebih tinggi pada peminum alkohol, pemakai
parasetamol dosis tinggi yang lama atau pemakai lebih dari satu produk yang
parasetamol.
EFEK SAMPING
Efek samping parasetamol jarang ditemukan. Efek samping dapat berupa gejala
ringan seperti pusing sampai efek samping berat seperti gangguan ginjal, gangguan
hati, reaksi alergi dan gangguan darah. Reaksi alergi dapat berupa bintik – bintik
merah pada kulit, biduran, sampai reaksi alergi berat yang mengancam nyawa.
Gangguan darah dapat berupa perdarahan saluran cerna, penurunan kadar
trombosit dan leukosit, serta gangguan sel darah putih. Penggunaan parasetamol
jangka pendek aman pada ibu hamil pada semua trimester dan ibu menyusui.
MEKANISME KERJA OBAT :
Paracetamol bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandins dengan
mengganggu enzim cyclooksigenase (COX). Parasetamol menghambat kerja COX
pada sistem syaraf pusat yang tidak efektif dan sel edothelial dan bukan pada sel
kekebalan dengan peroksida tinggi. Kemampuan menghambat kerja enzim COX
yang dihasilkan otak inilah yang membuat paracetamol dapat mengurangi rasa
sakit kepala dan dapat menurunkan demam tanpa menyebabkan efek samping,tidak
seperti analgesik-analgesik lainnya
DOSIS ;
Untuk nyeri dan demam
a. Oral 2-3x sehari 0,5-1 gram, maximum 4 gram per hari, pada gangguan kronis
maksimum 2,5 gram per hari, anak-anak 4-6x 10mg/kg BB, yakni rata-rata
usia 3-12 bulan 60mg, 1-4 tahun 120-180mg,4-6 th 180mg, 7-12 th 240-
360mg, 4-6x sehari.
b. Rectal 20mg/kg setiap kali, dewasa 4x sehari 0,5-1 gram. Anak-anak usia 3-12
bulan 2-3x 120mg, 1-4 th 2-3x 240mg, 4-6 th 4x 240mg, dan 7-12th 2-3x 0,5
g.
10
C. ANTALGIN
INDIKASI :
- Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan.
- Nyeri karena tumor atau kolik.
- Nyeri hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong.
- Demam tinggi yang tidak bisa diatasi antipiretik lain.
11
KONTRA INDIKASI :
Alergi dipiron, granulositopenia, porfiria intermiten, defisiensi G6PD, payah
jantung, bayi < 3 bulan, hamil trisemester pertama dan 6 minggu terakhir.
KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung Antalgin 500 mg.
DOSIS :
Oral
Dewasa: 500 - 1000 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari).
Anak-anak: 250 - 500 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan
2 gram untuk 6 - 12 tahun).
Parental
500 - 1000 mg sekali suntik. Jangan lebih dari 1 gram karena dapat menimbulkan
syok.
PERHATIAN :
Pengobatan harus segera dihentikan bila timbul gejala pertama turunnya jumlah sel
darah atau granulositopenia atau sakit tenggorokan atau tanda infeksi lain.
Hati-hati pada penderita yang pernah memiliki penyakit darah.
EFEK SAMPING :
Infeksi lambung, hiperhidrosis. Retensi cairan dan garam. Reaksi elaergi cukup
sering: reaksi kulit dan edema angioneurotik. Efek samping yang berat:
agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis.
INTERAKSI OBAT :
Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia
yang berat. Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui: Jangan diberikan pada
wanita hamil karena potensi karsigonik dari metabolit nitrosamin.
Penggunaan pada anak: Jangan diberikan pada bayi kurang dari 3 bulan (atau BB <
5 kg).
MEKANISME KERJA OBAT :
bekerja secara sentral pada otak untuk menghlangkan nyeri, menurunkan demam,
dan menyembuhkan rheumatik. Antalgin memengaruhi hipotalamus dalam
menurunkan sensitifitas reseptor rasa sakit dan termostat yang mengatur suhu
tubuh. Obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai
sedang, misalnya sakit kepala. Obat ini juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan
dengan inflamasi.
12