Você está na página 1de 3

Artrits Rheumatoid ( RA ) merupakan sutu penyakit peradangan klinis pada sendi.

Penyakit ini juga merupakan salah satu penyakit autoimun yang paling sering terjadi sendi.
Usia penderita pada umumnya dari 12-45 tahun; tetapi paling banyak dijumpai adalah usia
35-45 tahun, dengan perbandingan wanita 3 kali lebih banyak daripada pria. Gejala yang
dialami pasien yaitu;

1. Nyeri pada sendi


2. Kekakuan terutama dipagi hari, berlangsung lebih dari 1 jam
3. Pembengkakan pada sendi
4. Sulit menggerakkan sendi
5. Kemerahan disekitar sendi

Artritis rheumatoid paling sering menyerang sendi-sendi kecil di tangrapa sendan dan
kaki. Serta beberapa sendi sekaligus. Tidak hanya sendi yang mengalami peradangan.
Namun juga organ-organ tubuh lainnya seperti mata dan pembulh darah. Pasen juga
dapat mengalami anemia maupun trambositosis akibat proses peradangan yang terjadi.

Diagnosis dan pemeriksaan penunjang

Pada awal perjalann penyakitnya, pengkajian diagnosis AR sering terlambat karena hamper tidak
bergejala. Diagnosis ditegakkan melalui gejala dan pemeriksaan fisik oleh dokter, seperti rasa
panas, bengkak, dan nyeri pada sendi yang terlibat. Tes darah dapat membantu penegakan
diagnosis, antara lain:
1. Anemia
2. Rheumatoid factor ( RF ) positif pada 80% pasien dengan penyakit RA
3. Anti -CCP positif pada 60-70% pasien dengan penyakit RA
4. Laju Endap Darah ( LED ), dan
5. C-reactive protein ( CRP )

Foto x-ray juga dapat membantu diagnose artritis rheumatoid, tetapi pada awal penyakit
artritis rheumatoid, perubahan pada sendi mungkin tidak tampak.

Proses timbulnya gejal melalui 3 tahap:


Tahap 1: membrane synovia menebal, menimbulkan keluhan nyeri, panas, dan kaku serta
bengkak sekitr persendiana.
Tahap 2: sel-sel di daerah persendian bertambanyak dengan cepat, hingga membrane
sinovia makin tebal
Tahap 3: peradangan sendi mengeluarkan enzim hingga tulang dan tulang rawan sendi
hancur sampai berbentuk dan ukuran sendi berubah,menimbulkan rasa sakit
yang makin berat, dan gerakan sendi terbatas.

Penyebab langsung rheumatoid arthritis:


Penyakit infeksi: baik bakteri,virus,dan komponennya.
Contoh:
 Kuman Berelli burgdorferi
 Virus Epstein-Barr
 Parvo-virus

Pengobatan

Sebanyak 75% penderita rheumatoid arthritis berkurang keluhanya dengan pengobatan


tradisional yang diberikan dalam tahun pertama timbulnya keluhan. Tetapi 10% penderita
penyakitnya memburuk dan mengganggu kegiatan kehidupan sehari-hari.

Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi rasa`sakit, mengurangi keluhan peradangan,


dan meningkatkan fungsi dan rasa percaya diri sehari-hari.

Pengaturan makanan dan istirahat

 Istirahat total mungkin perlu selama keluhan nyeri sendi berat dan
berangsur sendi digerakkan, begitu keluhan sakit sendi mulai berkurang
pemasangan gip mungkin perlu, sendi betul-betul istirahat.
 Mengurangi mengkonsumsi ikan dan minyak dari tumbuhan kelihatannya
mengurangi keluhan nyeri sendi karena mengurangi keluarnya hormone
prostaglandin. Sebaiknya tidak mempercayai anjuran makanan dari tukang
obat kaki lima.
 Obat anti peradangan nonsteroid ( NSAID ) dapat digunakan untuk
mengurangi rasa sakit sendi terutama efektif pada penderita rheumatoid
arthritis sedang.
 Obat Salisilat termasuk obat yang aman dan murah, yaitu Aspirin ( asetil
salilat ) dimuli dengan pemberian 0.6 gram( 2-3 kali sehari tablet 300 mg )
setelah makan. Dosis dapat ditinggikan sampai mendekati dosis
maksimum yang menimbulkan efek samping telinga mendenging dan
pendengaran menurun.
 Senyawa dari emas, kadang diberikan bersama salisilat dan NSAID,
apabila salsilat dan NSAID kurang berhasil mengurangi rasa sakit sendi.
Kelihatannya penambahan preparat ems dapat menyembuhkan keluhan
penderita dan membatasi terjadinya kerusakan sendi.
 Preparat emas yang bisa diberiakan adalah dalam bentuk gold sodium
thiomalate dan thio glicosa. Perparat ini diberikan melalui intravena
dengan selang 1 minggu yaitu 10 mg minggu pertama, 25 mg minggu ke-2
sampai total pemberian 1 g.

Você também pode gostar