Você está na página 1de 26

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTALASI LISTRIK INDUSTRI

Disusun oleh :
Nama : Aris Setyawan
Kelas : LT- 2D
NIM : 3.39.13.3.02

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Praktikum Instalasi
Listrik Industri semester empat yang dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2015sampai dengan
11Juni 2015.
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum Instalasi Listrik Industri di Politeknik Negeri Semarang.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan praktikum instalasi listrik industri
yang dilaksanakan selama tiga minggu di Laboratorium Bengkel Politeknik Negeri
Semarang. Mata kuliah praktikum instalasi listrik industri pada semester empat ini melatih
mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui nama alat – alat listrik, fungsinya, serta cara
penggunaannya. Selain itu dapat melatih mahasiswa untuk merangkai instalasi listrik industri
untuk pembelajaran selanjutnya ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Eko Widiarto, S.T, M. Eng. selaku Dosen praktek InstalasiListrik Industri.
2. Teman – teman Listrik 2D yang telah mendukung hingga praktek semester IV ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penyusun harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Semarang, 14 Juni 2015

Penyusun
KESELAMATAN KERJA

Dalam melakukan Praktek Kerja Bengkel, harus selalu mengutamakan keselamatan.


Maka dari itu kita perlu memperhatikan beberapa hal mengenai keselamatan, antara lain:

1. Keselamatan kerja dalam ruang kerja listrik


Seseorang yang memasuki ruang kerja listrik harus:
a. Mendapat ijin dari petugas yang berwenang dan jika perlu harus diawasi oleh
petugas yang ditunjuk.
b. Ditemani seseorang untuk saling mengingatkan kemungkinan bahaya dan saling
membantu menghindarkan tindakan yang keliru yang dapat menimbulkan
kecelakaan.
c. Dalam keadaan jasmani dan rohani yang sehat, serta menggunakan pakaian yang
kering, waspada terhadapbahaya yang timbul, dan mengetahui dengan pasti apa
yang akan dilakukan dalam ruang tersebut.
d. Membawa dan memakai perlengkapan poengaman yang diperlukan, seperti
sepatu pngaman, bangku isolasi, dan tongkat pengaman.
e. Memperhatikan rambu peringatan dan menjaga agar badan dalam jarak yang
aman dari perlengkapan listrik yang bertegangan. Jika tidak sedang melakukan
pekerjaan, sedapat mungkin kedua tangan dimasukkan dalam saku.

2. Keselamatan kerja pada kondisi tidak bertegangan

Pelaksanaan pekerjaan pada kondisi tidak bertegangan harus dilakukan langkah –


langkah kerja untuk lebih menyakinkan kondisi tersebut, antara lain:

a. Perlengkapan listrik yang akan dikerjakan pada keadeaan bertegangan harus


dibebaskan dari tegangan dengan cara:
 Semua sakelar dan kemudian pemisah yang memungkinkan tenaga listrik
mengalir ke bagian yang akan di buat tidak bertegangan harus dibuka dan
dikunci.
 Patron lebur dan pengaman lebur yang bersangkutan yang memungkinkan
adanya tegangan harus dikeluarkan.
 Semua penghantar yang berhubungan dengan ke meter yang
memungkinkan adanya tegangan harus diputus dan di pisahkan.
 Melakukan pembuangan muatan listrik.
b. Sebelum dimulai suatu pekerjaan, seseorang yang berwenang harus melakukan
pemeriksaan tegangan dengan teleskop atau lampu uji untuk memastikan
bahwa perlengkapan yang akan dikerjakan telah bebas dari tegangan.
c. Orang yang ditugasi memimpin pekerjaan pembebasan tegangan, harus
mempunyai surat penugasan dari atasannya yang berwenang. Ia bertanggung
jawab penuh bagian sirkit yang di putuskan itu benar – benar telah di bebaskan
dari tegangan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja yang berlaku.
d. Sebelum melaksanakan pekerjaan, setiap sakelar yang memungkinkan
penyaluran tegangan harus dikunci dan anak kuncinya harus disimpan oleh
petugas yang diberi kewenangan untuk memimpin pekerjaan tersebut.
e. Jika transformator yang dihubungkan pararel hendak dibebaskan dari tegangan
sakelar pada kedua sisi tegangan harus dibuka. Selain itu untuk membebaskan
tegangan dari transformator yang mempunyai transformator tegangan,
pengaman lebur di sisi tegangan rendah dari transformator yang mempunyai
transformator tegangan juga harus dilepas, untuk menghindarkan
kemungkinan transformator menjadi bertegangan kembali melalui tusuk
kontak gawai sinkronisasi atau voltmeter. Titik kenal transformator juga harus
di buka, kecuali jika ia di hubungkan dengan penghantar pembumi tersendiri
dengan baik.
3. Bekerja dalam keadaan bertegangan
a. Bekerja pada keadaan bertegangan dapat dilakukan jika
 Tenaga harus sedikit- dikitnya 2 orang, harus ahli, terampil bekerja pada
keadaan betegangan, dan memiliki surat ijin kerja dari petugas yang
berwenang. Sekurang – kurangnya diantaranya harus bertindak sebagai
pengawas di tempat kerja.
 Tenaga kerja harus dalam keadaan sehat rohani dan jasmani serta sadar,
tidak mengantuk, dan tidak dalam keadaan mabuk.
 Tenaga kerja harus berdiri di tempat berisolasi dan atau menggunakan
perkakas yang berisolasi dan handal, atau perlengkapan lain yang
memenuhi syarat, yang sesuai dengan tegangan keja perlengkapan yang
akan dikerjakan.
 Tenaga kerja harus menggunakan pengaman badan yang sesuai seperti
sarung tangan pengaman, topi pengaman, sepatu pengaman, dan sabuk
pengaman.
 Semua perlengkapan harus diperiksa setiap kali akan dipakai sesuai dengan
petunjuk yang berlaku.
 Keadaan cuaca harus baik, tidak mendung, dan tidak hujan bila bekerja di
luar ruangan.
b. Dilarang bekerja dalam keadaan bertegangan di:
 Ruang dengan bahaya kebakaran atau bahaya ledakan
 Ruang lembab dan ruang sangat panas.
c. Pekerja dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan
tangan telanjang meskipun ia telah membuat dirinya terisolasi dari bumi
d. Untuk pelaksanaan pekerjaan pencabangan kabel tanah dalam keadaan
bertegangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Tenaga kerja wajib memakai gawai pengaman berupa kaca mata pengaman,
sarung tangan pengaman.
 Memotong selubung logam harus dengan perkakas khusus yaitu yang tidak
merusak kabel tanah.jarak rambut antara ujung logam setelah dipotong dan
penghantar yang isolasinya akan dikupas harus cukup sehingga tidak
mungkin terjadi loncatan listrik dari penghantar ke selubung logam.
 Setiap inti kabel tanah harus dilapisi isolasi tambahan yang cukup dan bila
perlu inti yang satu durenggangkan dari inti yang lain dengan gawai
tertentu.

4. Bekerja didekat instalasi yang bertegangan

Keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan didekat instalasi yang bertegangan


harus dilakukan dengan melakukan:

a. Jarak minimum aman dari perlengkapan yang bertegangan ialah jarak batas jarak
terdekat orang dapat bekerja dengan aman dari bahaya yang dapat ditimbulkan
oleh perlengkapan tersebut.
b. Tenaga kerja yang bekerja di dekat tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan
perlengkapan yang sedang dikerjakannya harus tau pasti bahwa perlengkapan
tersebut bebas dari kebocoran isolasi atau dari imbas yang membahayakan, dan
perlengkapan itu harus dibumikan.
c. Didekat perlengkapan listrik yang bertegangan dilarang menggunakan pengukur
panjang atau tali logam, atau talli dengan anyaman benang logam.
d. Di dekat bagian bertegangan yang terbuka, dilarang menggunakan tangga kayu
atau tangga bambu yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah
dengan arus listrik.
e. Jarak aman kerja yang tersebut dalam ada tidak dipenuhi, tenaga kerja harus
menggunakan pengaman dari bahan isolasi yang secara listrik dapat menyekat
bagian yang bertegangan.
5. Pencegahan kecelakaan dalam pekerjaan listrik.

Kecelakaan dalam pekerjaan listrik diminimalisasi atau dihindarkan sama sekali jika
upaya – upaya berikut ini dilakukan:
a. Pelayanan listrik yang terdiri dari kegiatan menyalurkan, memindahkan,
mengatur, membagi, dan memutus listrik harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga aman bagi yang melayani, aman bagi instalasi, instalasi listrik dapat
berfungsi dengan baik dan keandalan listrik yang disalurkan terjamin.
b. Petugas pelayanan instalasi listrik harus dilakukan oleh tenaga kerja yang khusus
terlatih untuk tugas itu atau, jika hal itu tidak mungkin maka dapat dilakukan oleh
seseorang dibawah pengawasan dan petunjuk petugas yang ahli.
c. Penanggung jawab pelayanan listrik harus seorang yang ahli yang di tunjukoleh
pengurus setempat untuk bertanggung jawab atas tugas melayani dan memelihara
instalasi listrik.
d. Perlengkapan listrik yang bertegangan mengengah atau tinggi harus dilayani
dengan menggunakan perkakas yang baik, kecuali jika perlengkapan listrik itu
dirancang atau dilenggkapi dengan gawai pelayanan khusus sehingga dapat
dilayani dengan aman tanpa perkakas.
e. Ruang bebas harus diatur sedemikian rupa dari setiap bagian dimana harus
diadakan pemeriksaan dan pelayanan, sehingga orang yang berwenang dapat
leluasa menjalankan tugasnya. Setiap gang yang mengelilingi mesin dan
perlengkapan, seperti generator, transformator, dan papan penghubung harus
bebas dari penghalang dan harus diatur sedemikian rupa sehingga orang
berwenang dapat dengan mudah mencapai semua bagian yang perlu di periksa dan
diawasi.
f. Agar dapat bekerja dengan aman dibagian istalasi listrik yang memerlukan kondisi
tidak bertegangan, tindakan harus dilakukan berturut – turut.
g. Dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan jiwa, harta benda, atau instalasi
listrik, seseorang yang mengetahui tentang listrik tanpa memberitahukan kepada
petugas, dibenarkan mengambil tindakan cepat untuk menghentikan penyaluran
tenaga listrik dengan membuka sakelar atau degan cara lain yang aman.

6. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik


a. Untuk memutuskan hubungan antara penderita dan penghantar dilakukan cara
seperti berikut:
1. Sedapat mungkin penghantar harus dibuat bebas tegangan dengan jalan
memutuskan sakelar atau melepaskan gawai pengaman. Atau penghantar
ditarik sampai terlepas dari penderita dengan menggunakan bendakering
bukan logam, misalnya sepotong kayu atau seutas tali yang dikaitkan pada
penghantar.
2. Penderita ditarik dari tempat kecelakaan.
3. Penghantar dilepaskan dari tubuh penderita dengan tangan yang dibungkus
dengan pakaiaan yang dilipat – lipat.
4. Penghantar dihubung pendekkan atau dibumikan.

Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk menghindarkan atau menguangi


pengaruh arus listrik. Ia harus menempatkan diri pada papan yang kering, kain
kering, pakaian kering atau alas serupa itu yang bukan logam ( kayu, karet). Jika
hal itu tidak mungkin,kedua tangan penolong dibalut dengan kain kering, pakaian
kering atau bahan kering serupa itu ( kertas, karet). Pada saat memberikan
pertolongan – pertolongan harus menjaga diri agar tubuhnya tidak bersentuhan
dengan benda logam.
PRAKTIKUMINSTALASI LISTRIK INDUSTRI

I. TUJUAN PRAKTEK
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melaksanakan latihan praktek, setiap mahasiswa mempunyai keahlian dan
ketrampilan dalam bidang pekerjaan instalasi listrik yang luas
2. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa dapat :
 Membaca gambar kerja instalasi tenaga dan penerangan dengan benar
 Melaksanakan perakitan , pengawatan, dan pemasangan panel distribusi
dengan baik dan benar
 Melaksanakan perakitan, pengawatan , dan pemasangan panel kontrol dengan
baik dan benar
 Melaksanakan pemasangan rakitan panel-panel kontrol dengan baik dan benar
 Melaksanakan perakitan, pengawatan , dan pemasangan panel penerangan
dengan baik dan benar
 Melaksanakan pemasangan instalasi tenaga tiga fasa dengan baik dan benar
 Melaksanakan pemasangan instalasi penerangan tiga fasa dengan baik dan
benar
 Mengoperasikan instalasi listrik tenaga dan penerangan tiga fasa dengan baik
dan benar
 Melakukan pengujian instalasi listrik dengan baik dan benar

II. DASAR TEORI


Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah
bangunan gedung, yang berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya.
Di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antar lain PUIL
(Persyaratan Umum Instalasi Listrik). Dalam suatu perancangan, produk yang
dihasilkan adalah gambar dan analisa .
Gambar adalah bahasa teknik yang diwujudkan dalam kesepakatan
simbol.Gambar ini dapat berupa gambar sket, gambar perspektif, gambar proyeksi,
gambar denah serta gambar situasi.
Gambar denah ruangan atau bangunan rumah (gedung) yang akan dipasang
instalasi digambar dengan menggunakan lambang-lambang (simbol-simbol) yang
berlaku untuk instalasi listrik.
Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap perancangan
suatu proyek pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang baku menurut
PUIL 2000. Rancangan instalasi listrik terdiri dari:
1. Gambar situasi
Gambar situasi adalah gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan
instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan
listrik PLN.
2. Gambar instalasi
Gambar Instalasi meliputi :
a. Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan
listrik beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik lampu,
saklar, kotak kontak, motor listrik, panel hubung bagi dan lain-lain.
b. Rancangan hubungan peralatan atau pesawat listrik dengan pengendalinya.
c. Gambar hubungan antara bagian-bagian dari rangkaian akhir, serta pemberian
tanda yang jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat listrik.
3. Gambar diagram garis tunggal yang tercantum dalam diagram garis tunggal ini
meliputi:
a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran
nominal komponennya.
b. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya.
c .Ukuran dan besar penghantar yang dipakai.
d. Sistem pembumiannya.
4. Gambar detail
Gambar detail meliputi :
a. Perkiraan ukuran fisik dari panel.
b. Cara pemasangan alat listrik.
c. Cara pemasangan kabel.
d. Cara kerja instalasi kontrolnya.

Selain gambar-gambar diatas, dalam merancang atau menggambar instalasi


listrik penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data perhitungan teknis
mengenai susut tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum, arus
hubung singkat dan daya hubung singkat.
Disamping itu masih juga dilengkapi juga dengan daftar kebutuhan bahan
instalasi, dan uraian teknis sebagai pelengkap yang meliputi penjelasan tentang cara
pemasangan peralatan/bahan, cara pengujian serta rencana waktu pelaksanaan,
rencana anggaran biaya dan lama waktu pengerjaan.
Bangunan gedung baik untuk rumah tinggal, kantor, sekolahan yang
dilengkapi sarana pendukung listrik dalam membangun agar dapat berfungsi dan
dihuni dengan baik, nyaman serta memenuhi keselamatan memerlukan perencanaan
gambar instalasi listrik yang cermat dengan mengacu pada aturan-aturan yang
ditetapkan dalam dunia teknik listrik.
Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan menentukan
dalam suatu perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar suatu
pekerjaan pemasangan instalasi dapat dilaksanakan.
Untuk instalasi penerangan yang kecil dengan nilai daya pasang 450 VA,
disebut instalasi listrik penerangan 1 phase, 1 group dengan pengaman arus (MCB) 2
Ampere. Pelayanan tenaga listrik dari tiang jaringan listrik ke pemakai (kwh + MCB)
merupakan tugas dari PLN sedangkan dari panel bagi (kotak sekering) sampai ke
pemasangan titik nyala (lampu dan kotak kontak) dan satu unit grounding
(pentanahan) merupakan tugas Biro Teknik Listrik (BTL). Penempatan Saklar dan
Kotak Kontak Penempatan saklar dekat pintu dan mudah dicapai oleh tangan, arah
tuas (kutub) saklar harus sama baik saat di-on-kan maupun di-off-kan, sedangkan
pemasangan dan penempatan kotak kontak disesuaikan dengan beban yang akan
disambung. Tinggi penempatan saklar dan kotak kontak 150 cm diatas lantai.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Instalasi Penerangan
1. Bahan Habis Pakai
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 konduit plastoflex ukuran nominal 11 1,3 meter
2 konduit plastoflex ukuran nominal 13 3,5 meter
3 konduit plastoflex ukuran nominal 16 0,5 meter
4 konduit KRF ukutan nominal 11 3,3 meter
5 konduit KRF ukutan nominal 16 0,5 meter
6 konduit KRFW ukutan nominal 16 0,8 meter
7 konduit baja dia 5/8" 2,0 meter
8 tule untuk dia 5/8" 6 buah
9 kotak hubung plastik95/95 lengkap dengan tutup 2 buah
10 cincin terminal 2 buah
11 panel jenis tanam lengkap 1 set
12 kotak tanam untuk sakelar dl, 7 buah
13 kotak tanam untuk kotak kontak dll 1 buah
14 roset kayu untuk fitting lampu 3 buah
15 sok onduit untuk diameter 11 plastik / baja 12 buah
16 sok onduit untuk diameter 16 plastik / baja 6 buah
17 semen 5 dm3
18 kapur 2,5 dm3
19 pasir 25 dm3
20 paku 2,5 x 60/70 40 buah
21 kawat NYA 1,5 mm², warna fasa 40 meter
22 kawat NYA 1,5 mm², warna biru 15 meter
23 kawat NYA 1,5 mm², warna kuning- hijau 15 meter
24 kawat NYA 2,5 mm², warna fasa 10 meter
25 kawat NYA 2,5 mm², warna biru 3,5 meter
26 kawat NYA 2,5 mm², warna kuning-hijau 3,5 meter
27 kontak kontak PNE jenis tanam 2 buah
28 kotak kontak 3PNE jenis tanam 1 buah
29 fitting E27 3 buah
30 etemit tebal 5mm untuk pelindung ballast 0,1 m2
31 klem untuk diameret 11 4 buah
32 klem untuk diameter 13 2 buah
2. Bahan Inventaris
NO NAMA BAHAN JUMLAH
lampu TL 1x40W lengkap dengan fitting dan kapasitor 3,5²mF, 400
1 VAC 3 set
2 panel jenis tanam lengkap 1 set
3 kotak kontak PNE jenis tanam 2 buah
4 kotak kontak 3PNE jenis tanam 1 buah
5 Fitting E27 3 buah
6 sakelar tunggal jenis tanam 1 buah
7 Sakelar tukar jenis tanam 2 buah
8 kontak tekan jenis tanam 2 buah

3.2 Instalasi Tenaga


1. Bahan Habis Pakai
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 kotak tarik siap pakai 1 buah
2 cable tray/ channal 1,6 meter
3 penyangga untuk cable tray 4 buah
4 profil-C untuk KSV 1 meter
penyangga untuk konduit baja, terbuat dari plat
5 besi
6 kotak hubung 1 buah
7 bend baja nominal 29mm 2 buah
8 konduit baja nominal 29mm 1 meter
9 konduit baja nominal 16 mm atau 5/8" 6 meter
10 konduit PVC 36mm 2 meter
11 konduit PVC 29 mm 2,5 meter
12 konduit PVC 16 mm 3 ,eter
13 klem, sadles iron 36 mm atau PVC 4 buah
14 klem, sadles iron 29 mm atau PVC 18 buah
15 klem, sadles iron 16 mm atau PVC 32 buah
16 Fisher S6 100 buah
17 Fisher S8 50 buah
18 Fisher S10 10 buah
19 paku sekrup 3,5 x25 kepala bulat 100 buah
20 paku sekrup 4x30 kepala bulat 50 buah
21 paku sekrup 6 x40 kepala bulat 10 buah
22 mur, ring dan baut M 4x20, kepala bulat 4 buah
23 mur, ring dan baut M 6x20, kepala bulat 10 buah
24 kabel NYM atau NYY 5x2,5mm², warna standar 2 meter
25 kabel NYM atau NYY 5x2,5mm², warna standar 21 meter
26 kabel NYM atau NYY 4x2,5mm², warna 4P 8 meter
27 kabel NYM atau NYY 3x2,5mm², warna 2PN 8 meter
28 KSV diameter 14 mm untuk profil-C 12 buah
29 KSV diameter 12 mm untuk profil-C 8 buah
30 Cable gland 21 mm, bahan sintetis lengkap 5 buah
31 sekrup penutup 21mm 2 buah
32 Cable gland 16 mm, bahan sintetis lengkap 36 buah
33 sekrup penutup 16 mm 10 buah
34 kotak kontak 3P +E16 A 1 buah
35 tusuk kontak sesuai dengan soket no. 32 1buah

2. Bahan Inventaris
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 Panel keseluruhan telah siap dibuat 1 set
2 starter motor DOL dengan push botton 1 set
3 starter motor dengan dua kecepatan 1 set
4 starter pemanas bintang-segitiga 1 set
5 saklar mekanikal 3P, 16A 1 set
6 unit push botton off/on 1 set
7 sakelar pilih I-O-II 1 set
8 unit indikator 1 set
9 simulasi motor / pemanas listrik 5 set
IV. LANGKAH KERJA
4.1 Panel Utama
1. Gunakan pakaian dan pelindung sesuai ketentuan keselamatan kerja
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pastikan sumber tegangan dalam keadaan off
4. Pahami gambar rangkaian secara jelas
5. Mulai pengerjaan dari jobsheet yang telah di tentukan
6. Mulailah merangkai panel utama sesuai gambar dengan mengingat
PUIL 2000
7. Setelah panel utama selesai, lakukan pengecekkan menggunakan tester
setiap bagiannya
8. Lanjutkan dengan pemasangan komponen lain sesuai gambar
9. Hubungkan panel utama ke panel penerangan dan beban
4.2 Panel Penerangan dan Instalasi Penerangan
1. Gunakan pakaian dan pelindung sesuai ketentuan keselamatan kerja
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pahami gambar rangkaian secara jelas
4. Mulai pengerjaan dari jobsheet yang telah di tentukan
5. Mulailah merangkai panel penerangan sesuai gambar dengan
mengingat PUIL 2000
6. Setelah panel penerangan selesai, lakukan pengecekkan menggunakan
tester
7. Lanjutkan dengan pemasangan komponen lain sesuai gambar
8. Hubungkan panel penerangan ke panel utama
4.3 Star-Delta
1. Gunakan pakaian dan pelindung sesuai ketentuan keselamatan kerja
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pahami gambar rangkaian secara jelas
4. Mulai pengerjaan dari jobsheet yang telah di tentukan
5. Mulailah merangkai rangkaian kontrol star / delta sesuai gambar
dengan mengingat PUIL 2000
6. Setelah rangkaian selesai, lakukan pengecekkan menggunakan tester
7. Lanjutkan dengan pemasangan komponen lain sesuai gambar
8. Hubungkan rangkaian kontrol ke panel utama
4.4 Forward-Reverse
1. Gunakan pakaian dan pelindung sesuai ketentuan keselamatan kerja
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pahami gambar rangkaian secara jelas
4. Mulai pengerjaan dari jobsheet yang telah di tentukan
5. Mulailah merangkai rangkaian kontrol reverse - forward sesuai gambar
dengan mengingat PUIL 2000
6. Setelah rangkaian selesai, lakukan pengecekkan menggunakan tester
7. Lanjutkan dengan pemasangan komponen lain sesuai gambar
8. Hubungkan rangkaian kontrol reverse – forward ke panel utama
4.5 Direct Online (DOL)
1. Gunakan pakaian dan pelindung sesuai ketentuan keselamatan kerja
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pahami gambar rangkaian secara jelas
4. Mulai pengerjaan dari jobsheet yang telah di tentukan
5. Mulailah merangkai rangkaian kontrol direct online sesuai gambar
dengan mengingat PUIL 2000
6. Setelah rangkaian selesai, lakukan pengecekkan menggunakan tester
7. Lanjutkan dengan pemasangan komponen lain sesuai gambar
8. Hubungkan rangkaian kontrol direct online ke panel utama

V. CARA KERJA
5.1 Instalasi Penerangan
Pada instalasi penerangan terdiri dari 1 panel penerangan, dan pada
panel tersebut terdapat MCB 1 fasa, MCB 3 fasa, 3 buah fuse 10 A, line up
terminal, dan kontaktor. 6 titik penerangan, masing masing titik penerangan di
kendalikan oleh sakelar yang berbeda dan 2 stop kontak serta 1 cooker ( stop
kontak 3 fasa).
Panel instalasi penerangan ini diamankan oleh MCB 2 (F12) pada
panel utama.
1. Group 1
Alat pemasak (cooker) tiga fasa
a. Oneline Diagram

b. multiline diagram

R
S
T
N
PE
2. Group 2
Penerangan bengkel tiga fasa, masing-masing lampu
a. Oneline Diagram

X1
`

STK1 STK2
` `

S1 S2 S3

b. Multiline Diagram

X1
S1 S2
`
c. Diagram Kerja Fungsi Waktu

OFF

STK 2

ON

STK 1

OFF

ON

X1

OFF

POSISI
2

S2

POSISI
1

POSISI
2

S1

POSISI
1

ON

S3

OFF

t1 t2 t3 t4 t5 t6
3. Group 3
Penerangan bengkel tiga fasa, masing-masing lampu dengan fasa yang berbeda
untuk pencegahan efek strobosscopic
a. Oneline Diagram

TL1 TL2 TL3 X1 X2

SC1

SC2 Impuls K1

b. Multiline Diagram
R
S
T
N
PE

SC1 SC2

K1
Impuls

TL1
TL2 TL3
X2
X1
c. Diagram Kerja Fungsi Waktu
5.2 Instalasi Tenaga

Pada instalasi tenaga ini dikendalikan oleh panel pusat. Panel pusat ini
terdiri dari 6 MCByaitu 1 MCB sebagai pengaman utama (Q11) yang
berfungsi sebagai pengaman dari 5 MCB yang lainnya dan 5 MCB tersebut
sebagai pengaman tiap – tiap rangkaian yaitu :
1. MCB 2 (F12) adalah sebagai pengaman panel penerangan.
2. MCB 3 (F13) adalah sebagai pengaman motor DOL starter dengan
push button. Direct online adalah teknik yang memungkinkan kita
untuk start/stop motor melalui suatu rangkaian kontrol. Prinsip kerja
DOL starter adalah Pada rangkaian daya terdapat komponen utama
yang akan mengalirkan daya dari sumber ke beban yaitu motor.
Mengalir atau tidaknya daya untuk motor ini diatur oleh rangkaian
kontrol. Rangkaian Kontrol bekerja melalui kontaktor yang akan
memutuskan/mengalirkan daya dari sumber ke motor melalui
kontaknormal terbuka atau Normally Open yang sering disingkat
dengan NO).
Padakondisi normal kontak kontaktor utama masih dalam
kondisi normalnya yaitu terbuka (NO).Saat Push button ditekan,
rangkaian kontrol akan tertutup sehingga akan ada aliran arus ke
belitan/koil kontaktor utama. Efek elektromagnetis akibat mengalirnya
arus ke belitan tadi akan menarik kontak NO sehingga berubah ke
kondisi lawannya (terbuka menjadi tertutup dan tertutup menjadi
terbuka). Sehingga motor dapat beroperasi.
3. MCB 4 (F14) adalah sebagai pengaman motor 3 polyang dikendalikan
oleh sakelar rotary ( 0 - 1 ) yang dihubungkan dengan 2 lampu
indikator. Dimana lampu indikator 1(H17) adalah sebagai tanda pada
saat motor bekerja dan lampu indikator 2 (H18) adalah sebagai tanda
apabila terjadi beban lebih (overload). Rangkaian ini dikendalikan oleh
kontaktor (K15) yang ada pada panel tenaga.
4. MCB 5 (F21) adalah pengaman pada starter bintang – segitiga.Name
plate pada motor 3 fasa adalah 380V/660V.
a. Jika sistem tegangan jala-jala 380V / 660V, motor ini harus
digunakan dalam hubungan bintang (Y).
b. Kalau sistem tegangan jala-jala 220V / 380V, motor ini harus
digunakan dalam hubungan segitiga (∆).

Starting bintang segitiga dimaksudkan untuk mengurangi arus


starting dari motor 3 fasa, karena pada motor yang berdaya besar, arus
start berpengaruh besar.Dengan starting ini dimaksudkan untuk
menjaga agar lebih terkontrol, karena setelah beberapa detik kemudian
akan terjadi perpindahan hubungan dari bintang ke segitiga. Untuk
mematikan dan menghidupkan motor ini, dikendalikan oleh saklar 22
(S22) dimana saklar ini adalah saklar NO dan saklar NC.

5. MCB 6 (F27) adalah pengaman dari motor starter forward reverse


yang dikendalikan oleh saklar tekan. Ketika saklar satu ditekan, motor
akan berputar, misalkan menuju ke arah kanan, kemudian menekan
tombol stop untuk menghentikan laju motor, setelah motor berhenti
berputar, maka tekan tombol yang ketiga, maka motor akan memutar
ke arah sebaliknya. Sebelum membalik putaran, motor harus dalam
keadaan berhenti terlebih dahulu.
 Gambar Rangkaian Multiline DOL Starter
 Gambar Rangkaian Multiline Forward Reverse
 Gambar Rangkaian Tenaga Star Delta

VI. KESIMPULAN
1. Dalam merangkai rangkaian listrik khususnya rangkaian industri ini di butuhkan
ketelitian ketepatan dan kesabaran dalam mengerjakannya.
2. Pelaksanaan pekerjaan dalam bidang kelistrikan harus dilaksanakan berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang terdapat pada PUIL.
3. Dibutuhkan adanya pengetahuan dan pengenalan macam alat, penggunaan alat,
pengawatan peralatan dan pengujian rangkaian sebelum rangkaian dihubungkan
dengan tegangan guna mendapatkan pekerjaan yang baik.
4. Pemasangan instalasi listrik harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
5. Pengetahuan tentang simbol-simbol peralatan listrik sangat mutlak diperlukan
VII. SARAN
1. Ada baiknya sebelum melaksanakan praktik, memeriksa apakah alat yang
digunakan dapat berfungsi dengan baik.
2. Tukarkan alat yang rusak kepada pembimbing saat pengecekan awal.
3. Jangan memperbaiki alat yang rusak sendiri, tanyakan kepada dosen pembimbing.

Você também pode gostar