Você está na página 1de 6

KASUS MEDIK

Nama Peserta : dr. Wilda Anggriani Ansar


Nama Wahana: RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto
Topik: DBD Grade I
Tanggal (kasus) : 7-10-2018
Tanggal presentasi : 31-10-2018 Pendamping: dr. Sri Mulya
Tempat presentasi: RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto
Obyek presentasi : Power Point
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Seorang perempuan 16 tahun mengeluhkan demam tinggi lima hari yang lalu, terus
menerus, pasien membeli obat penurun panas di apotek dan pasien merasa demamnya berkurang
namun kembali demam setelah beberapa jam minum obat. demam tidak disertai menggigil,
keringat dingin (+), otot dan persendian pegal-pegal, mual (+), muntah (+) sebanyak 1 kali
berupa makanan, nyeri pada ulu hati, pasien juga mengeluhkan nyeri kepala, nyeri dirasakan
berdenyut-denyut, dan nyeri di sekitar mata. tidak ada keluhan adanya flu, batuk, nyeri menelan,
serta sakit gigi. nafsu makan berkurang, pasien merasa pahit jika menelan. BAB dan BAK
lancar. Satu hari SMRS pasien merasa keluhan semakin memberat, perdarahan gusi (-),
perdarahan hidung (-), nyeri ulu hati dan nyeri kepala masih dirasakan. BAB dan BAK lancar.
Tujuan: menegakkan diagnosis DBD Grade I dan pengobatannya.
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan E-mail Pos
membahas: diskusi
Data Pasien: Nama: Nn. N No.Registrasi: 014997
Nama Klinik RS AU dr. Dody Sarjoto
Data utama untuk bahan diskusi:
 Diagnosis/gambaran klinis: Seorang perempuan 16 tahun mengeluhkan demam tinggi
lima hari yang lalu, terus menerus, keringat dingin (+), otot dan persendian pegal-pegal,
mual (+), muntah (+), nyeri pada ulu hati, nyeri kepala, nyeri dirasakan berdenyut-
denyut, dan nyeri di sekitar mata. Satu hari SMRS pasien merasa keluhan semakin
memberat, perdarahan gusi (-), perdarahan hidung (-). BAB dan BAK lancar.
Riwayat pengobatan: Pasien berobat ke dokter umum dan didiagnosis demam berdarah
satu hari SMRS.
Riwayat kesehatan/penyakit sebelumnya:
Pasien baru pertama kali menderita sakit seperti ini.
Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama beberapa
minggu terakhir.

Riwayat pekerjaan: Pasien seorang siswi dan tidak mengetahui di lingkungan sekolah
maupun rumahnaya ada yang menderita seperti ini. Riwayat berpergian keluar kota tidak
ada.
Lain-lain: -
Daftar Pustaka:
1. Kementerian Kesehatan RI. Demam berdarah dengue. Buletin jendela epidemiologi,
volume 2; Agustus 2010
2. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2010. November
2011
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Jakarta. 2012
4. Chuansumrit A, Tangnararatchakit K. Pathophysiology and management of dengue
hemorrhagic fever. Department of Pediatrics, Faculty of Medicine, Ramathibodi
Hospital, Mahidol University, Bangkok, Thailand; 2005
5. Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
FK UI. 2001
6. Guideline for clinical management of dengue fever, dengue haemorrhagic fever and
dengue shock syndrome. Directorate on national vector borne desease control
programme; 2008
7. WHO. Dengue, Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. 2009.
8. Departemen kesehatan RI. Tatalaksana DBD.
http://www.depkes.go.id/downloads/Tata%20Laksana%20DBD.pdf
Hasil pembelajaran:
1. Kriteria DBD Grade I.
2. Penanganan DBD Grade I.

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:
1. Diagnosis/gambaran klinis: Seorang perempuan 16 tahun mengeluhkan demam tinggi
lima hari yang lalu, terus menerus, pasien membeli obat penurun panas di apotek dan
pasien merasa demamnya berkurang namun kembali demam setelah beberapa jam
minum obat. demam tidak disertai menggigil, keringat dingin (+), otot dan persendian
pegal-pegal, mual (+), muntah (+) sebanyak 1 kali berupa makanan, nyeri pada ulu hati,
pasien juga mengeluhkan nyeri kepala, nyeri dirasakan berdenyut-denyut, dan nyeri di
sekitar mata. tidak ada keluhan adanya flu, batuk, nyeri menelan, serta sakit gigi. nafsu
makan berkurang, pasien merasa pahit jika menelan. BAB dan BAK lancar. Satu hari
SMRS pasien merasa keluhan semakin memberat, perdarahan gusi (-), perdarahan
hidung (-), nyeri ulu hati dan nyeri kepala masih dirasakan. BAB dan BAK lancar
2. Obyektif:
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan di IRD diperoleh:
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
BB : 55 kg TB : 158cm
 Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit (reguler)
Nafas : 20x/menit
Suhu : 37,1°C (sudah diberi obat penurun panas)

Pemeriksaan khusus
Kepala dan leher
 Kulit dan wajah : Wajah tidak pucat
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, mata cekung (-)
 Mulut : Lidah tidak kotor, bibir kering, sianosis (-), gusi tidak ada
perdarahan, faring tidak hiperemis, pembesaran tonsil (-), gigi
berlobang (-)
 Leher : KGB tidak membesar.

Thorax
Paru
 Inspeksi : Pengembangan dada simetris kiri dan kanan, gerak nafas
simetris, tidak ada bagian yang tertinggal.
 Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
 Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
 Auskultasi : Vesikuler kedua lapangan paru,ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIK (sela interkosta) IV, 2 jari medial
garis linea midclavicularis sinistra
 Perkusi :
o Batas jantung kiri atas : SIK III garis parasternal sinistra
o Batas jantung kiri bawah : SIK IV 2 jari medial dari garis linea
midclavicularis sinistra
o Batas jantung kanan atas : SIK III garis sternalis dextra
o Batas jantung kanan bawah : SIK V garis sternalis dextra
 Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni regular, gallop (-), murmur (-)

Abdomen
 Inspeksi : Perut datar, venektasi (-), distensi (-)
 Auskultasi : Bising usus (+), bunyi tambahan (-)
 Perkusi : Timpani
 Palpasi : Kenyal, nyeri tekan (+) pada daerah epigastrium dan
hipocondrium dextra, hepar teraba 2 jari dari arcus costae,
konsistensi kenyal, permukaan rata, nyeri tekan (+), lien tidak
teraba

Ekstremitas
Ptekie (+) pada pergelangan tangan, akral hangat, capillary refilling time < 2 detik, edema tidak
ada, turgor kulit normal.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
 Hemoglobin : 16 gr/dl
 Hematokrit : 48,9 %
 Leukosit : 5.700/mm3
 Trombosit : 98.000/mm3
 Eritrosit : 5,56 juta/mm3

3. Assesment:
1. Demam dengan perdarahan spontan
Dari anamnesis didapatkan pasien mengalami demam tinggi sejak 5 hari sebelum
masuk rumah sakit, timbul mendadak, terus menerus, petekie dari hasil uji rumpe leede dan
trombositopenia. Hal ini sesuai dengan kepustakaan kriteria klinis dari demam berdarah dengue
yaitu demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7
hari, disertai nyeri kepala, mialgia dan atralgia, petekie, rumple leed positif dan trombositopenia
(100.000/ mm3 atau kurang) ditambah dengan perdarahan spontan. Demam dapat disebabkan
oleh karena invasi dari bakteri, virus, ataupun parasit, pada pasien ini didapatkan demam tinggi
dan mendadak, ini menandakan bahwa kemungkinan besar pasien terinfeksi virus, hal ini
didukung juga dengan tidak terjadinya penurunan leukosit (leukopeni).
Pada pasien ini tidak mempunyai riwayat perdarahan lama, mudah berdarah dan mudah
memar. Pada awal perjalanan penyakit, DBD akan terlihat seperti penyakit infeksi bakteri, virus
atau infeksi parasit lain seperti demam tifoid, campak, influenza, demam chikungunya ataupun
leptospirosis. Adanya trombositopenia yang jelas dapat membedakan antara DBD dengan
penyakit lain.
Diagnosis demam chikungunya (DC) pada pasien ini dapat disingkirkan karena pada DC
nyeri pada persendian sangat hebat, terus menerus, bahkan anggota gerak akan sulit digerakkan.
Pada hari-hari pertama, diagnosis DC sulit dibedakan dengan penyakit DBD, namun pada DC
tidak dijumpai leukopenia, tidak dijumpai pergeseran ke kanan pada hitung jenis. Pada fase
penyembuhan DBD jumlah trombosit lebih cepat kembali ke normal daripada DC.
Pada demam tifoid yang membedakannya dengan DBD dalam minggu pertama suhu
tubuh meninggi secara bertingkat. Lebih tinggi pada sore dan malam hari,terdapat lidah putih
serta kotor, tepi lidah kelihatan merah. Demam thyfoid mungkin bisa dipikirkan karena pada
pasien ini didapatkan demam yang terjadi baru 5 hari SMRS. Namun pada pemeriksaan
laboratorium, IgM dan IgG terhadap dengue didapatkan positif.

2. Hepatomegali
Hepatomegali terjadi karena peningkatan permeabilitas kapiler pada demam berdarah
dengue sehingga terjadi ekstravasasi cairan ke ekstravaskuler. Pada kasus ini terjadi ekstravasasi
cairan ke serosa hati. Ektravasasi cairan ini menimbulkan gangguan faal hati. Sehingga pada
hasil laboratorium didapatkan SGOT dan SGPT yang meningkat.

3. Trombositopenia
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien didapatkan trombositopenia,
yaitu trombosit <100.000/mm3. Hal ini sesuai dengan criteria dari demam berdarah dengue.
Trombositopenia terjadi pada hari ke 3-8. Dalam kepustakaan menyebutkan trombositopenia
pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme supresi sumsum tulang, destruksi dan
pemendekan masa hidup trombosit. Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi
menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit.

4. Mual, muntah dan nyeri ulu hati


Mual, muntah dan nyeri ulu hati juga merupakan gejala dari demam berdarah dengue.
Mual, muntah dan nyeri ulu hati ini disebabkan oleh infeksi yang menyerang tubuh akan
menyerang retikuloendotelial, sehingga sistem ini bisa terganggu dan menyebabkan reaksi
antigen antibodi yang merangsang hipotalamus, sehingga menimbulkan peningkatan suhu tubuh
serta mengaktivasi anafilaksis dan kompensasinya adalah mual, muntah dan nyeri ulu hati.
Selain itu nyeri ulu hati ini juga bisa terjadi akibat pengaruh mual, muntah dan anoreksia,
dimana terjadi gangguan asupan makanan dan cairan.

Diagnosis Sementara/Diagnosis Kerja


Demam berdarah dengue grade I
1 Plan:
 Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin tiap hari

RENCANA PENATALAKSANAAN
Farmakologi :
 IVFD RL 28 tpm
 Paracetamol 1gr/8 jam/drips (bila suhu >38,5 C)
 Ranitidin 50mg/12 jam/IV
 Metoclopramide 10mg/12 jam/IV (bila muntah)
Non farmakologi :
 Istirahat
 Diet biasa
 Minum yang cukup (1800cc atau 7 gelas/hari), jenis minuman : air putih, teh manis,
sirup, jus buah dan susu

2 Evaluation
 Prognosis
Prognosis DBD bonam dan tidak menyebabkan kematian jika penanggulangan
dilakukan dengan tepat dan cepat.
 Pendidikan:
Dokter menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
 Konsultasi:
Dijelaskan adanya konsultasi dengan spesialis anak untuk penanganan lebih lanjut.
 Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit
dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai.

Jeneponto, April 2019

Peserta, Pendamping

dr. Wilda Anggriani Ansar dr. Sri Mulya

Você também pode gostar