Você está na página 1de 7

Pengaruh Tafonomi Dan Faktor Lain Terhadap Fosil Mollusca Sebagai

Geostudy Di Daerah Sungai Rindam, Lapangan Tembak

Rafiyan Bondan Poesposedewo


21100118130037
1
Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
rafiyambondan@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruhnya arus dan faktor lain terhadap lketerdapatan
fossil mollusca sebagai bahan pembelajaran di bidang geologi . Berdasarkan tafonomi yang bekerja di daerah
ini yang dapat merubah eksistensi dari fosil mollusca yang ada di daerah ini. Dalam geologi regional terlihat
bahwa daerah iini merupakan formasi kerek, dimana di formasi ini terdapat Perselingan batu lempung, napal,
batu pasir tufaan, konglomerat, breksi volkanik dan batu gamping. Kemudian dengan adanya tafonomi yang
berkelanjutan, maka terlihat lah fosil ini ke permukaan, kemudian adanhya faktor ,lain yang dapat merubah
eksistensi dari fosil mollusca dan bagaimana cara menanggulanginya.
Keyword : Fosil mollusca, Tafonomi, Sungai rindam

1
koral-koral koloni. makhluk hidup karena Mollusca
Lapisan tipis lainnya yang merupakan filum terb
Pendahuluan
konglomerat menganggu esar kedua dalam
terdapat dalam kingdom
Penelitian keeksistensian dari
ini dlakukan u tum batu lempung diK. animalia setelah filum
fosil mollusca
m engethauio tingkat Kripik dan di Arthropoda.
tafonomi terhadap dalam batupasir. Mollusca
fosi, fosil mollusca Batu gamping Metodologi berasal dari bahasa
yang ada did aerah umumnya berlapis, Latin, Mollis yang
Penelitian ini
ini dan faktor-faktor kristallin berari lunak. Jadi, jika
lainnya yang dilaksanakan dengan
dan pasiran, ditinjau dari asal
mempengarahui metode sekunder
mempunyai katanya, Mollusca
keeksistensian dari dan metode primer
ketebalan total berarti hewan yang
fosil molliusca dio atau engambilan data
lebih dari 400 m. memiliki tubuh lunak.
daerah ini kemudian langsung dari
Mollusca mencakup
secara geologi lapangan
regional, daerah Permasalahan hewan-hewan yang
sunagi rinam ini Tinjauan Pustaka bersifat triploblastik
Kemudian dari celomata dengan
memiliki formasi
kerek diamanformasi penelitian ini di Mollusca sebaran habitat yang
in memiliki dapatkan adalah salah satu sangat luas. Tubuh
Perselingan batu permasalahan filum pada hewan. Mollusca yang lunak
lempung, napal, dimana pada saat Tetapi selama ini sebagai ciri utama
batu pasir tufaan, pemanfaatannya dari phylum ini
penelitian lapangan
konglomerat, masih dalam urusan umumnya dilindungi
terlihat banyak
breksi volkanik memasak saja. oleh suatu cangkang
bentuk dari fosil
dan batu gamping. Meskipun saat ini yang keras.Ke
yang berbeda-beda,
Batu lempung sudah ada pula dalamnya termasuk
adayang pecahan
kelabu muda - tua, pemanfaatan yang semua hewan lunak
maupun yang berkaitan dengan ilmu
gampingan, dengan maupun tanpa
sebagian bersisipan lainnya, kemudian biologi, contohnya cangkang, seperti
dengan batu lanau dari permasalahan dalam pembuatan berbagai
atau batu pasir, me faktor lain seperti kerang, seharusnya jenis siput, kiton, kera
ngandung fosil for faktir manusia, filum ini lebih bisa ng-kerangan,
am, moluskadan mauun faktor dimanfaatkan lagi

1
serta cumi-cumi dan perubahan yang Jawa Tengah. Sedangkan curah
kerabatnya. terjadi dalam satu Secara geografis hujan rata-rata
Saat ini
periode, yakni dari terletak pada perbulan
diperkirakan ada 75
makhluk hdup,
koordinat berdasarkan data
ribu jenis, ditambah
terutama hewan dan
35 ribu jenis dalam 110º16’20’’ – 110 º dari tahun 1994 –
manusia, yang batu
bentuk fosil. Mollusca 30’29’’ Bujur Timur 1998 berkisar antara
mati sampai menjadi
hidup di laut, air dan 6 º 55’34’’ – 7º 58 – 338 mm/bulan,
fosil dan diendapkan
tawar, payau, 07’04’’ Lintang curah hujan
di suatu tempat.
dan darat. Dari palung
Perubahan yang
Selatan dengan luas tertinggi di daerah
benua di laut sampai daerah sekitar 391,2 pemetaan terjadi
terjadi sangat banyak,
pegunungan yang Km2 (lihat peta pada bulan Oktober
misalnya perubahan
tinggi, bahkan mudah lokasi). sampai bulan April
karena pengangkutan,
saja ditemukan di
perubahan biologis, Wilayah dengan curah hujan
sekitar rumah kita.
substitusi dan Kotamadya antara 176-338
Mollusca memegang
mineralisasi serta Semarang mm/bulan,
peranan yang sangat
perubahan mekanis, sebagaimana daerah sedangkan curah
penting dalam
seperti patah,
kehidupan, terutama
lainnya di Indonesia hujan terendah
terbelah, terkumpul
dalam kehidupan. beriklim tropis, terjadi pada bulan
dengan fosul yan
Beberapa spesies dari terdiri dari musim Mei sampai bulan
tidak berasal dari
phylum ini menjadi kemarau dan musim September dengan
temapt dan waktu
sumber protein bagi
yang sama dll. Alat
hujan silih berganti curah hujan antara
manusia. Selain itu, sepanjang tahun. 58 – 131 mm/bulan,
tafonomi yaitu ada
Mollusca dapat Besarnya rata-rata penyebarannya
rasio, fragmen, abrasi,
menjadi hama bagi jumlah curah hujan sekitar 2,26 Km2
korosi, bioturbasi, dll.
pertanian dan menjadi
tahunan wilayah (0,58%) dari seluruh
inang bagi beberapa Geologi Regional
Semarang utara daerah studi.
cacing parasit yang
Lokasi studi 2000 – 2500 1. Aluvium
sangat merugkan
secara administratif mm/tahun dan (Qa)
bagi manusia
mencakup seluruh Semarang bagian Merupakan
Tafonomi sendiri selatan antara 2500 endapan aluvium
wilayah Kotamadya
adalah ilmu yang – 3000 mm/tahun. pantai, sungai dan
Semarang, Propinsi
mempelajari
2
danau. Endapan Setempat tanggung dengan kehitaman,
pantai litologinya memperlihatkan masa dasar tufaan, komponen terdiri
terdiri dari lempung, struktur kekar posositas sedang, dari andesit, basalt,
lanau dan pasir dan berlembar (sheeting kompak dan keras. batuapung,
campuran joint). Aliran lava berukuran 0,5 – 5
diantaranya 3. Batuan berwarna abu-abu cm, membundar
mencapai ketebalan Gunungapi tua, berbutir halus, tanggung hingga
50 m atau lebih. Kaligesik (Qpk) setempat membundar baik,
Endapan sungai dan Batuannya memperlihatkan agak rapuh. Breksi
danau terdiri dari berupa lava basalt, struktur vesikuler volkanik mungkin
kerikil, kerakal, berwarna abu-abu (berongga). diendapkan sebagai
pasir dan lanau kehitaman, halus, 5. Formasi lahar, berwarna abu-
dengan tebal 1 – 3 komposisi mineral Damar (QTd) abu kehitaman,
m. Bongkah terdiri dari felspar, Batuannya komponen terdiri
tersusun andesit, olivin dan augit, terdiri dari batupasir dari andesit dan
batu lempung dan sangat keras. tufaan, basalt, berukuran 1
sedikit batu pasir. 4. Formasi konglomerat, dan – 20 cm, menyudut
2. Batuan Jongkong (Qpj) breksi volkanik. – membundar
Gunungapi Breksi Batupasir tufaan tanggung, agak
Gajahmungkur andesit hornblende berwarna kuning keras.
(Qhg) augit dan aliran kecoklatan berbutir 6. Formasi
Batuannya lava, sebelumnya halus – kasar, Kaligetas (Qpkg)
berupa lava andesit, disebut batuan komposisi terdiri Batuannya
berwarna abu-abu gunungapi Ungaran dari mineral mafik, terdiri dari breksi
kehitaman, berbutir Lama. Breksi felspar, dan kuarsa dan lahar dengan
halus, holokristalin, andesit berwarna dengan masa dasar sisipan lava dan tuf
komposisi terdiri coklat kehitaman, tufaan, porositas halus sampai kasar,
dari felspar, komponen sedang, keras. setempat di bagian
hornblende dan berukuran 1 – 50 Konglomerat bawahnya
augit, bersifat keras cm, menyudut – berwarna kuning ditemukan batu
dan kompak. membundar kecoklatan hingga lempung

3
mengandung keadaan basah. halus – kasar, batupasir. Batu
moluska dan batu Batupasir tufaan, porositas sedang, gamping umumnya
pasir tufaan. Breksi coklat kekuningan, agak keras, Batu berlapis, kristallin
dan lahar berwarna halus – sedang, gamping merupakan dan pasiran,
coklat kehitaman, porositas sedang, lensa dalam napal, mempunyai
dengan komponen agak keras. berwarna putih ketebalan total lebih
berupa andesit, 7. Formasi kelabu, keras dan dari 400 m.
basalt, batuapung Kalibeng (Tmkl) kompak.
dengan masa dasar Batuann 8. Formasi
Pembahasan
tufa, komponen ya terdiri dari napal, Kerek (Tmk)
umumnya menyudut batupasir tufaan dan Perselingan Pada
– menyudut batu gamping. batu lempung, pengamatan
tanggung, porositas Napal berwarna napal, batu pasir ditemukan adanya
sedang hingga abu-abu kehijauan tufaan, fosil mollusca
tinggi, breksi hingga kehitaman, konglomerat, breksi dengan kelas
bersifat keras dan komposisi terdiri volkanik dan batu pelecypoda dan
kompak, sedangkan dari mineral gamping. Batu gastropoda, dimana
lahar agak rapuh. lempung dan semen lempung kelabu fosil ini memiliki
Lava berwarna karbonat, porositas muda – tua, berbagai bentuk
hitam kelabu, keras rendah hingga gampingan, hasil dari tafonomi,
dan kompak. Tufa kedap air, agak sebagian bersisipan berikut gambar
berwarna kuning keras dalam dengan batu lanau peraganya:
keputihan, halus – keadaan kering dan atau batu pasir,
kasar, porositas mudah hancur mengandung fosil
tinggi, getas. Batu dalam keadaan foram, moluska dan
lempung, berwarna basah. Pada napal koral-koral koloni.
hijau, porositas ini setempat Lapisan tipis
rendah, agak keras mengandung karbon konglomerat
dalam keadaan (bahan organik). terdapat dalam batu
kering dan mudah Batupasir tufaan lempung di K.
hancur dalam kuning kehitaman, Kripik dan di dalam

4
geostudy yang baik. dengan tingkat kemudian
Kemudian fragmentasi dan untukfaktor lain
Berdasarkan ciri – abrasi yang lebih sepeti tangan tangan
ciri tafonomi rendah, kelimpahan jahil harus di
moluska dapat tinggi dan tanggulangi dengan
diinterpretasi keragaman lebih baik.
singkapan batuan rendah dari bagian
Referensi
yang diteliti bawah, serta tidak
Berdasarkan diendapkan pada ditemukan fosil Gunawan, Rangga
gambar diatas, dapat fase kenaikan muka jejak maupun Putra ,
diindikasikan bahwa
laut, yaitu pada konkresi yang dkk. 2017.
berbeda arus dapat
bagian bawah yang merupakan akhir Analisa
berpengaruh pada
ditandai oleh dari fase Fasies
bentuk fosil dimana
tafonomi moluska transgressive system Batugamp
dari gamabr atas itu
dengan tingkat ing
arus di sekelilingnya tract (Late TST).
Formasi
deras, kemudian di fragmentasi dan
Kesimpulan Wonosari
gamabr bawah itu abrasi yang sangat
Daerah
arus di sekliling tidak tinggi, kelimpahan Jadi untuk Beji Dan
deras kemudian faktor dan keragaman kesimpulannya, Sekitarny
lainnya yang dapat cukup tinggi, adalah Fosil yang a,
mempengaruhi ke disartikulasi, serta terdapat pada Kecamata
kesistensian dari fosil ditemukan fosil singkapan batuan n Patuk
di daerah sungai
jejak berupa Formasi kerek Kabupate
rindam ini adalah
conichnus dan umumnya adalah n Gunung
tangan tangan jail
konkresi yang moluska dari Kelas Kidul,
yang mengambul
merupakan awal Provinsi
fosil-fosil di sungain Pelecypoda dan
fase transgressive D.I.
rindam, hal ini harus Gastropoda dimana
system tract (Early Yogyakart
di tanggulangi tafonomi sangat
a.Bogor :
secaran cepat agar TST). Di bagian berpengaruh dalam
Teknik
sungai rindam tetap atas ditandai oleh keeksistenian fosil
Geologi
menjadi daerah tafonomi moluska di sungai rindam, Universut

5
as Pakuan
Bogor

Sabdono, Agus Sabar


dkk.2013.
Rembesan
Minyak di
Sungai
Banyume
neng,
Demak,
Jawa
Tengah.
Semarang
:
Universita
s
Diponego
ro

Você também pode gostar