Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
METODE KUALITATIF
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Penelitian
Kebijakan
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Badrun Kartowagiran, M. Pd
Disusun Oleh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah
Dasar Penelitian Kebijakan dengan judul “Penelitian Kebijakan Menggunakan
Metode Kualitatif”.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar Penelitian Kebijakan kami yaitu Bapak
Prof. Dr. Badrun Kartowagiran M.Pd yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Place/tempat
Social
situation
Actor/orang Activity/aktivitas
Gambar 2.2. Situasi social (social situation)
Temuan dalam penelitian penelitian kualitatif bisa yang sederhana sampai yang
kompleks, terjadi pada peristiwa tunggal maupun majemuk, kecil atau besar.
C. Penggunaan Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dapat digunakan seperti metode kuantitatif
survey, yaitu dapat digunakan pada setiap komponen dalam proses kebijakan, yaitu
digunakan untuk menggali dan menemukan permasalahan dan potensi kebijakan
secara kualitatif, memilih alternative kebijakan yang perlu dirumuskan, monitor dan
evaluasi implementasi kebijakan, evaluasi output kebijakan dan evaluasi dampak
kebijakan serta evaluasi pelaksanaan dan hasil kebijakan. Hal ini dapat digambarkan
seperti gambar 2.3.
Potensi dan
Masalah
Evaluasi Alternatif
Kebijakan Kebijakan
Metode
Kualitatif
Outcome Implementa
Kebijakan si Kebijakan
Bab ll berisi tentang kajian Teori dan Kebijakan. Semua penelitian bersifat
ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian
kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi
untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis,
dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan
teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan
dipakai.
Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa Oleh peneliti
masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal
penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara. dan akan berkembang setelah
peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, kalau
dulam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis atau teori, sedangkan dalam
penelitian kualitatif bersifat menemukan hipotesis atau teori. Teori berfungsi
membantu peneliti untuk membuat berbagai pertanyaan penelitian, memandu peneliti
mengumpulkan data dan analisis data. Bila peneliti tidak berbekal teori. maka peneliti
kualitatif tidak bisa menjadi human instrumen, tidak bisa mengumpulkan data secara
lengkap dan akurat.
Sebagai human instrumen maka. peneliti harus dapat membuat pertanyaaan
kepada informan untuk mengungkapkan apa yang difahami tentang suatu kebijakan,
bagaimana kebijakan itu diterapkan, bagaimana dampak kebijakan terhadap informan
tersebut. Dengan berbekal teori, peneliti kualitatif dapat mengukur apakah informan
memahami kebijakan, merasakan hasil dan dampak dari suatu kebijakan. Dengan
berbekal teori peneliti kualitatif dapat mengelompokkan data yang diperoleh dalam
kategori-kategori tertentu, yang selanjutnya mampu mengkonstruksikan hubungan
antar kategori dalam konstruk hubungan variabel yang mudah difahami oleh olah
orang lain. Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan
jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat
holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti kualitatif jauh lebih banyak
karena harus disesuaikan dengun fenomena yang berkembang di lapangan.
Peneliti kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua teori
sehingga wawasannya akan menjadi lebih luas, dan dapat menjadi instrumen
penelitian yang baik. Untuk dapat menjadi instrumen penelitian yang baik, peneliti
kualitatif dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis,
kebijakan maupun wawasan yang terkait dengan konteks sosial yang diteliti yang
berupa nilai, budaya, keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan berkembang
pada konteks sosial tersebut. Bila peneliti tidak memiliki wawasan yang luas, maka
pcneliti akan sulit membuka penanyaan kepada sumber data, sulit memahami apa
yang terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis sccara induktif terhadap data yang
diperolch. Sebagai contoh seorang pencliti bidang manajemen akan merasa sulit
untuk mendapatkan data tentang kesehatan, karena untuk bertanya pada bidang
kesehatan saja aka mengalami kesulitan. Demikian juga peneliti yang berlatarbelakan
pendidikan, akan sulit untuk bertanya dan memahami bidang antropologi.
Dalam penelitian kebijakan selain ada kajian teori, juga ada kajian terhadap
kebijakan yang diteliti dan kebijakan lain yang terkait. Peneliti yang akan melakukan
penelitian untuk mengetahui proses implementasi kebijakan, mengevaluasi hasil dan
dampak suatu kebijakan, maka harus memahami tcntang kebijakan itu, dari segi
tujuan, program-pmgram, dan strategi implementasi kebijakan yang digunakan,
Peneliliti yang akan membantu pembuat kebijakan, untuk membuat kebijakan baru
maka harus mengkaji kebijakan yang telah ada jangan sampai terjadi kebijakan yang
tumpang tindih.
3. BAB Ill
Bab III adalah bab Desain Penelitian. Dalam bab III ini berisi tentang, metode
penelitian yang digunakan, tempat penelitian, teknik pengumpulan data. instrumen
penelitian, teknik analisis data dan uji keabsahan data. Dalam hal ini metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Terdapat beberapa jenis metode
kualitatif, yaitu: ethnography, grounded theatjv; phenomenology, case study, dan
narrative research. Bila penelitian kebijakan terkait dengan budaya. maka lebih cocok
menggunakan ethnogfaphy; bila ingin mengembangkan teori kebijakan, lebih cocok
menggunakan grounded theory, bila ingin meneliti proses kebijakan menurut
pandangan yang dikenai kebijakan lebih cocok menggunakan phenomenology, bila
ingin meneliti tentang kasus khusus gunakan studi kasus, dan bila ingin menuliskan
biography seorang negarawan atau tokoh gunakan narrative research.
Dalam bab ini perlu dikemukakan salah satu dari metode enelitian kualitatif
yang digunakan, misalnya phenomenology. Penelitian kualitatif dilakukan pada
tempat/setting tertentu, oleh karena itu perlu dikemukakan di mana tempat penelitian
akan dilakukan. misalnya di kabupaten, atau kecamatan, atau desa, atau sekolah
tertentu. Di tempat itu pada tahap awal, peneliti akan memilih orang kunci (key
person) yang diharapkan dapat “membukakan pintu” kepada peneliti untuk
menjelajahi dan mengumpulkan data di tempat yang tclah ditetapkan. Key person ini
adalah orang yang mempunyai nton'tas atau yang punya power terhadap tempat yang
akan diteliti. Key person ini, misalnya, Bupati. Camat, Rektor, Kepala Sekolah,
Kepala Suku atau pimpinan informal yang lain.
Bersamaan dengan menentukan keyperson, peneliti juga menetapkan
informan (sampel dalam penelitian kuantitatif) yang akan digunakan sebagai sumber
data. Dalam metode kualitatif, pemilihan sampel tidak menekankan pada banyaknya
infommn yang akan digunakan sebagai sampel sumber data, tetapi lebih menekankan
kepada siapa yang memiliki informasi tentang apa yang diteliti dan mempunyai
kemampuan untuk menyampaikan informasi tersebut kepada peneliti.
Daiam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen 'atau alat ' penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai' instrumen (human
instrumem)juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan
penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai
instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif,
penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki
obyek penelitian, baik secara akadcmik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi
adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap
metode kualitatifl. Penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta
kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Peneliti kualilatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data. melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data‘ menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya.
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dalam obyek
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya’ hasil yang diharapkan
semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Selain itu dalam mem
andang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik
(menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan , kedalam variabel-variabel
penelitian. Kalaupun dapat dipisah-pisahkan, variabelnya akan banyak sekali. Dengan
demikian dalam penelitian ' kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen
penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam
penelitian kualitatif “the researcher is the key instrumen". Jadi peneliti adalah
merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.
Nasution (1988 ) menyatakan; Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan
lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utamaAlasannya
ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus
penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang
diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jclas sebelumnya.
chala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan
yangserba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dann hanya peneliti itu
sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya Berdasarkan dua
pemyataan tersebut dapat difahami bahwa, dalam penelitian kualitatif pada awalnya
di mana permasalahan belum jelas dam pasti, maka yang menjadi instrumen adalah
peneliti sendiri. Tetapi sctelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat
dikembangkan suatu instrumen.
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun
selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan
dikembangkan instrumen penelitian scderhana, yang diharapkan dapat melengkapi
data dan membandingkan dengzin data yang telah ditemukan melalui observasi dan
wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand (our question,
tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat
kosimpulan.
Menurut Nasution (1988), peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk
penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan
dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau
angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan
pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita pe1iu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan Pen getahuan kita
5. Peneliti sebagai instrumen dapat Segera menganalisis data yang diperoleh la
dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segcra untuk menentukan
arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan
data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan scgera sebagai balikan
untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif
yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantiflkasi agar dapat diolah
secara statistik, sedangkan yang mcnyimpang dari itu tidak _dihiraukan. Dengan
manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberj
perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang benentangan
dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkal pemahaman
mengenai aspek yang diteliti.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.
Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belun} memuaskan, maka
peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi. sampal tahap tertcntu, dipcrolch data yang
dianggap kredibel. Miles and Huberman (1984), mengcmukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan sccara interaktif dun berlangsung secara teruS
menerus sampai tuntas, schingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu data reeduction, data display, dan conclution drawing/verification.
4. BAB IV
5. BAB V