Você está na página 1de 20

PROFIL KESEHJATERAAN PSIKOLOGIS PELAKU SHOLAT DHUHA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Dalam mencapai derajat Magister

Diajukan Oleh:

FAQIH PURNOMO SIDI

S. 300 110 005

MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
PROFILE OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING OF
AN INDIVIDUAL WITH SHALAT DHUHA

ABSTRACT

Faqih Purnomosidi

Psychology Faculty of Muhammadiyah University of Surakarta

One of positive ways an individual can pursue in improving psychological


well-being is to do shalat Dhuha (a morning prayer). Shalat Dhuha provides many
useful effects; one of them is to improve an individual’s psychological well-being.
Purpose of the research is to understand psychological well-being condition of an
individual with shalat Dhuha. The research uses qualitative method. Data is
collected by using interview and observation. Informants of the research are 7
persons who are doing shalat Dhuha regularly. Results of the research indicated
that psychological well-being achieved by the individuals was good enough. With
high hope and self-confidence, the shalat Dhuha the informants who had
implemented regularly was able to be a media to gain good quality of
psychological well-being in all aspects, namely, self-acceptance, relationship with
other, independence, gain control of environment, goal of life, and personal
growth. The informants were also gaining similar benefits from shalat Dhuha they
had implemented regularly. The benefits are peaceful and tranquil heart,
comfortable mind, self-confidence, greater enthusiasm, less emotional behavior,
and their earnings were enhanced either from their income or profit of their
business.

Key words: Psychological Well-Being And Sholat Dhuha


K
ehidupan di dunia ini Ryff (1995) mengatakan

memang senantiasa kesehjateraan psikologis adalah suatu

dihadapkan dengan keadaan dimana individu dapat

masalah demi masalah, selalu menerima kekuatan dan kelemahan

bertemu dengan ujian dan tantangan. diri apa adanya, memiliki hubungan

Dijelaskan dalam surat Al-Baqoroh positif dengan orang lain, mampu

ayat 155-157 bahwasanya Allah mengarahkan tingkah lakunya

berfirman yang artinya: sendiri, mampu mengembangkan

“Dan sesungguhnya akan potensi dirinya secara berkelanjutan,


Kami berikan cobaan kepadamu
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, mampu mengatur lingkungan dan
kekurangan harta, jiwa, dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita memiliki tujuan dalam hidup.
gembira kepada orang-orang yang
sabar, yaitu orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, mereka Ryff (1995) mengatakan salah
mengucapkan innalillahi wa
innailaihi raji’un, (Sesungguhnya satu faktor yang dapat menciptakan
kami adalah milik Allah dan
sesungguhnya kami akan kembali kesehjateraan psikologis adalah
kepada-Nya). Mereka itulah yang
mendapat keberkahan yang faktor religuisitas. Religiusitas
sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka dan mereka itulah orang- berkaitan dengan transedensi
orang yang mendapat petunjuk.”
persoalan hidup kepada Tuhan.

Seseorang yang tidak mampu Amawidyati (2005) menyatakan

menghadapi masalah atau cobaan bahwa Religiusitas sebagai faktor

dengan baik, maka kesehjateraan penentu yang dapat mengarahkan

psikologisnya akan terganggu. individu pada pencapaian

Kesehjateraan Psikologis

1
 

 

Dimensi religiusitas inilah ibadah. Ibadah sholat yang

yang akan membuat individu untuk dimaksudkan di sini adalah ibadah

lebih dekat kepada kesempurnaan Sholat Dhuha. Sholat Dhuha

hidup (Pedak, 2009). Salah satu cara merupakan salah satu bentuk sholat

yang positif yang dapat dipakai sunnah yang dianjurkan oleh

manusia dalam menjaga, Rasulullah.

meningkatkan dan mewujudkan


Dari Abu hurairah r.a bahwa
kesehjateraan psikologis adalah ia berkata Kekasihku (Rasulullah)
Saw. mewasiatkan kepadaku tiga hal,
melalui ibadah sholat. Seiring yaitu puasa tiga hari, dua rakaat
shalat Dhuha, dan shalat Witir
dengan peningkatan motivasi sebelum tidur.” (HR. Bukhari
Muslim, dalam Sayyid 2011)
beribadah dan sikap beribadah maka
Afifi (2012) mengartikan
akan memperkuat mental dan psikis
bahwa Sholat Dhuha merupakan
individu, dan mendapat ketenangan.
sholat sunnah yang dikerjakan pada
Allah berfirman: dalam surat Al-Rad
waktu pagi hari, tepatnya adalah
(13:28)
pada waktu dhuha yaitu dimulai
“……..(yaitu) orang-orang
yang beriman dan hati mereka ketika matahari mulai naik
menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah hanya dengan sepenggalah atau setelah matahari
mengingat Allah-lah hati menjadi
tentram…”. terbit (sekitar pukul 07.00) sampai

Sholat sebagai suatu ibadah sebelum masuk waktu dhuhur

memiliki tata cara tersendiri. Setiap (sekitar pukul11.00).

tahapan sholat memiliki maksud Sayyid (2011) mengatakan,

untuk menghantarkan diri kedalam dengan Sholat Dhuha pintu

sebuah kesiapan dalam menunaikan kebahagiaan akan selalu terbuka dan



 

kesehjateraan hidup akan terpelihara disekitarnya, memiliki kemampuan

dengan baik. untuk mengambil keputusan dan

berdasarkan uraian di atas, mandiri, mampu dan berkompetensi

maka dapat diambil suatu rumusan untuk mengatur lingkungan,

yang hendak menjadi dasar memiliki tujuan hidup dan merasa

penelitian ini yaitu bagaiamana profil mampu untuk melalui tahapan

kesehjateraan Psikologis Pelaku perkembangan dalam kehidupannya,

Sholat Dhuha. Berdasarkan rumusan lebih lanjut bagi Ryff

masalah ini maka peneliti tertarik mengemukakan bahwa konsep

untuk melakukan penelitian dengan Kesehjateraan Psikologi adalah suatu

judul Profil Kesehjateraan kebahagiaan yang dapat dialami dari

Psikologis Pelaku Sholat Dhuha. aktivitas pribadi yang penuh

LANDASAN TEORI perasaan yang menjadi fasilitas atas

1. Pengertian Kesehjateraan pemenuhan potensi diri, pengalaman

psikologis dari hidup dan kemajuan dari tujuan

Ryff (1995) menjelaskan seseorang dalam hidup.

bahwa Kesehjateraan Psikologis Menurut (Tenggara, 2008)

sebagai pencapaian penuh dari Kesejahteraan psikologis bukan

potensi psikologis seseorang, dimana hanya merupakan ketiadaan

seseorang tersebut dapat menerima penderitaan, namun kesejahteraan

kekuatan dan kelemahan yang ada psikologis meliputi ketertarikan,

pada dirinya, menciptakan hubungan namun kesejahteraan psikologis

positif dengan orang lain yang ada meliputi ketertarikan aktif dalam

 

dunia, memahami arti dan tujuan Penerimaan diri adalah kondisi

dalam hidup dan hubungan seseorang yang menggambarkan bahwa

pada objek ataupun orang lain. seseorang merasa nyaman dengan

Dari beberapa pengertian dirinya sendiri dengan keterbatasan

Kesehjateraan Psikologis diatas yang dimilikinya.

dapat disimpulkan bahwa b. Hubungan Positif dengan orang

kesejahteraan psikologis adalah lain (Positive Relation With

kondisi seseorang yang mampu other)

menerima dengan tabah berbagai hal Hubungan positif dengan orang

yang dapat memicu permasalahan lain berarti memiliki kualitas

dalam kehidupannya, mampu hubungan yang baik dengan orang

menjalankan fungsi psikologis positif lain (Ryff, 1995), memelihara dan

dengan menggunakan potensi yang mengembangkan hubungan

ada dalam dirinya agar dapat tercipta interpersonal agar tetap kuat (Keyes,

kehidupan yang bahagia, aman, 2002). Individu yang memiliki aspek

sejahtera dan damai. ini adalah individu yang memiliki

2. Aspek-Aspek Kesehjateraan empati dengan orang lain mampu

Psikologis menjalin hubungan intim, mengerti

Terdapat enam aspek dan memahami hakikat dalam

Kesehjateraan Psikologis yang berhubungan yaitu adanya proses

dirumuskan oleh Ryff (1995) adalah: timbal balik antara kedua belah

a. Penerimaan diri (Self- pihak.

Acceptance) c. Kemandirian (Autonomy)



 

Aspek autonomy merupakan f. Pertumbuhan Pribadi ( Personal

kemampuan yang mampu Growth)

mempertahankan individualitas Aspek pertumbuhan pribadi

dalam konteks sosial yang lebih menjelaskan mengenai kemampuan

besar. Dalam artian memiliki individu nuntuk mengembangkan

kewenangan akes dirinya sndiri dan potensi diri dan berkembang sebagai

mampu menentukan nasibnya sendiri seorang manusia. Salah satu hal

(Ryff, 1995). penting dalam aspek ini adalah

d. Penguasaan terhadap Lingkungan adanya kebutuhan untuk

(Environmental Mastery) mengaktualisasi diri. Individu yang

Aspek ini menjelaskan baik dalam aspek ini mempunyai

tentang kemampuan individu perasaan untuk terus berkembang,

untuk memilih lingkungan yang Dari penjelasan diatas dapat

sesuai dengan kondisi fisiknya. disimpulkan aspek-aspek

Kematangan pada aspek ini Kesehjateraan psikologis adalah

terlihat pada kemampuan penerimaan diri (Self Acceptance),

individu dalam menghadapi hubungan positif dengan orang lain

kejadian-kejadian di luar dirinya. (Positive Relations With Other),

e. Tujuan Hidup (Purpose Of Life) kemandirian (Autonomy),

Aspek ini menjelaskan penguasaan lingkungan

mengenai kemampuan individu (Environment Autonomy), tujuan

untuk mencapai tujuan dalam Hidup (Purpose In Life),

hidup,.

 

pertumbuhan pribadi (Personal Status pekerjaan yang tinggi

Growth). atau tinggunya tingkat pendidikan

3. Faktor-Faktor Yang seseorang menunjukkan seseorang

Mempengaruhi memiliki faktor pengaman (uang,

Kesehjateraan Psikologis ilmu, keahlian) dalam hidupnya

Ryff (1995) mengemukakan untuk menghadapi masalah.

faktor-faktor yang mempengaruhi d. Budaya

Kesehjateraan Psikologis adalah : Penelitian mengenai

a. Pernikahan Kesehjateraan Psikologis yang

Pernikahan memberikan dilakukan di Amerika dan Korea

berbagai keuntungan dalam Selatan menunjukkan bahwa

membentuk emosi positif yang akan responden di Korea Selatan memiliki

sangat berpengaruh terhadap skor yang lebih tinggi pada aspek

Kesehjateraan Psikologis seseorang. hubungan positif dengan orang lain

b. Pengalaman Hidup dan dan skor yang rendah pada aspek

Interpretasinya penerimaan diri. Hal ini dapat

Pengalaman hidup dan disebabkan oleh orientasi budaya

interpretasinya yaitu penilaian dan yang lebih bersifat kolektif dan

pemaknaan seseorang aktivitas seiring ketergantungan, sebaliknya

dalam kehidupan sehari-hari. responden Amerika memiliki skor

c. Tingkat Pendidikan dan yang tinggi dalam aspek tujuan hidup

Pekerjaan (untuk responden pria) serta

memiliki skor yang rendah dalam



 

aspek otonomi baik pria maupun Dari pengertian diatas dapat

wanita (Ryff, 1994). disimpulkan bahwa Sholat Dhuha

Dari uraian diatas, maka dapat adalah sholat sunah yang dikerjakan

disimpulkan bahwa faktor-faktor pada pagi hari, dimulai ketika

yang mempengaruhi Kesehjateraan matahari mulai naik sepenggalah

Psikologis adalah Faktor demografis, atau setelah terbit matahari (sekitar

yaitu semua hal yang terkait dengan jam 07.00) sampai sebelum masuk

dimensi demografis yang melekat waktu Dzuhur (sekitar jam 11.00)

pada diri seseorang seperti (usia, ketika matahari belum naik pada

jenis kelamin, latar belakang budaya, posisi tengah-tengah.

tingkat pendidikan dan status 2. Bacaan D’oa Sholat Dhuha

pekerjaan), faktor evaluasi terhadap Afifi (2012) mengatakan dalam

pengalaman hidup, dan faktor hal berdo’a sebenarnya apapun yang

pernikahan. kita ucapkan diperbolehkan, namun

B. Sholat Dhuha dalam Sholat Dhuha ada do’a

1. Pengertian Sholat Dhuha tersendiri yang sering diucapkan,

yang do’a tersebut mempunyai arti:


Sholat Dhuha merupakan salah
“Ya Allah, sesungguhnya
satu di antara Sholat-Sholat sunah
waktu dluhaa adalah waktu dluhaa-
atau ibadah tambahan yang sangat
Mu, keagungan adalah keagungan-
dianjurkan oleh Rasulullah Saw.
Mu, kebagusan adalah kebagusan-
Yang dikerjakan pada pagi hari
Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu,
dengan minimal dua rekaat yang
kekuasaan adalah kekuasaan-Mu,
dimulai dari pukul 07.00-11.00.

 

penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya banyak mendatangkan manfaat

Allah, apabila rizqi kami di atas diantaranya:

langit, turunkanlah, bila dalam bumi, a. Makhdlori (2012), mengatakan

keluarkanlah, bila sukar, Sholat Dhuha Dapat

mudahkanlah, bila haram, membangun motivasi dan spiri.

sucikanlah, bila jauh, dekatkanlah, b. Dengan melaksanakan Sholat

dengan hak waktu dluhaa, Dhuha seseorang akan

keagungan, kebagusan, kekuatan dan mendapatkan tambahan tenaga

kekuasaan-Mu. Berilah kepada kami batin berupa intuisi dan inspirasi

apa-apa yang telah Engkau berikan (dalam Makhdlori, 2012).

kepada hamba-hamba-Mu yang c. Sholat Dhuha dapat

shalih-shalih.” mendatangkan rezeki (dalam

Dari pengertian tersebut dapat Makhdlori 2012).

disimpulkan bahwa do’a Sholat

Dhuha adalah do’a yang bertujuan d. Sholat Dhuha dapat menuntut

untuk menarik rezeki, baik materi umat untuk berusaha lebih

maupun non materi yang mana semangat , berdo’a dan bekerja

materi dan non materi tersebut penuh semangat (Prof. Asep

berada disetiap penjuru. Muhyidin, dalam El-Ma’rufie

3. Manfaat Sholat Dhuha 2010).

Sholat Dhuha yang dikerjakan e. Sholat Dhuha dapat memperoleh

dengan istiqomah dan sungguh akan keberdayaan ekonomi demi

menggapai ridho Ilahi (Aep



 

Kusnawan, dalam El-Ma;rufie Identifikasi Gejala Penelitian

2010). Gejala penelitian yang akan

Dari penjelasan di atas dapat diteliti adalah :

disimpulkan bahwa manfaat Sholat 1. Kesehjateraan Psikologis

Dhuha antara lain yaitu Sholat


2. Sholat Dhuha.
Dhuha dapat meningkatkan spirit
Metode Pengumpulan Data
atau semangat dalam berusaha atau
Data dalam penelitian ini
bekerja, melapangkan rezeki,
diperoleh dengan menggunkan
mendapat inspirasi, dapat
metode wawancara dan observasi.
meningkatkan intuisi atau tenaga
Metode wawancara mengungkap
batin serta mampu mendapatkan
tentang manfaat Sholat Dhuha
pemberdayaan ekonomi hidup.
terhadap Kesehjateraan Psikologis
METODE PENELITIAN
dan metode observasi mengungkap
Penelitian ini menggunakan
tentang frekuensi Sholat Dhuha
metode penelitian kualitatif, yaitu
Informan Penelitian
proses penelitian guna memperoleh
Pemilihan informan dalam
pemahaman berdasarkan pada tradisi
penelitian dipilih secara purposive
metodologi penyelidikan tertentu
yaitu penentuan informan sesuai
untuk mengeksplorasi masalah
dengan kriteria yang telah
kemanusiaan atau masalah sosial
ditentukan. Kriteria informan dalam
dalam setting yang alami (Creswell,
penelitian ini adalah muslim, rutin
1998).
mengerjakan Sholat Wajib dan

informan mengerjakan yang Sholat


10 
 

Dhuha hingga sekarang, yang berusia a). Aspek Penerimaan Diri

lebih dari 25 tahun dan berjumlah 7 Semuan informan memilki aspek

orang dengan jumlah rekaat dua penerimaan diri yang baik. Semua

sampai maksimal dua belas rekaat informan mampu menerima segala

yang berlainan jenis profesi. bentuk kelebihan dan kekurangan

Metode Analisis Data yang dimilkinya masing-masing.

Pada penelitian ini data-data Dengan menyebut dirinya sebagai

yang diperoleh merupakan data seorang manusia yang belum

kualitatif yang diperoleh dari hasil sempurna dan perlu berjuang. Semua

wawancara dan observasi. Data yang informan mampu berfikir positif

terkumpul kemudian diproses dengan untuk perkembangan yang lebih

memberikan koding pada hasil baik. Gambaran aspek penerimaan

wawancara, mencari kata kunci, diri pada semua informan ini sesuai

kemudian membuat matrik. yang dikatakan oleh Ryff (1995)

Sedangkan hasil observasi hanya yang menyatakan bahwa penerimaan

sebagai data tambahan yang diri yang baik adalah seorang

dilakukan pada saat wawancara individu merasa nyaman dengan

berlangsung. dirinya sendiri dengan keterbatasan

PEMBAHASAN yang dimilikinya, yang bersikap

1. Gambaran Kesehjateraan positif terhadap diri sendiri.

Psikologis b). Aspek Hubungan Positif

Dengan Orang Lain


11 
 

MenurtRyff (1995), individu keputusan, yang mana keputusan

yang memilki aspek ini adalah tersebut didasarkan pada pemikiran

individu yang memilki empati yang baik dengan cara mengajak atau

terhadap orang lain, mampu menjalin melakukan pembicaraan dengan

hubungan intim, mengerti dan orang-orang yang merasa dipercaya

memahami hakikat dalam dan mampu memberikan masukan

berhubungan, yaitu adanya proses yang baik seperti berbicara dengan

timbal balik antar kedua belah puhak. orang tua, pasangan saudara ataupun

Individu yang baik dalam aspek ini dengan anak-anaknya. Apa yang

ditandai dengan kemampuaanya dialami oleh informan sesuai apa

membina hubungan yang hangat, yang dikatakan oleh (Ryff, 1995)

memuaskan dan saling percaya individu yang memiliki otonomi

dengan orang lain. Penjelasan diatas yang baik adalah individu yang

sangat menggambarkan keadaan mandiri, mampu menahan tekanan

semua informan dalam aspek sosial untuk berfikir dan bertindak

menjalin hubungan dengan orang dengan cara tertentu.

lain baik itu informan ID, AL, SG, d). Aspek Penguasaan Lingkungan

AN, MS, RM maupun NR. Dalam aspek ini semua

c). Aspek Kemandiriaan. informan tergolong mempunyai

Semua informan memilki aspek penguasaan lingkungan yang

kemandirian yang baik hal ini baik. hal ini ditandai dari tujuan

terbukti semua informan mampu semua informan yang berkeinginan

mandiri terutama dalam mengambil memiliki lingkungan yang sesuai


12 
 

dengan dirinya yaitu lingkunga yang f). Aspek Pertumbuhan Pribadi

taat dengan norma dan lingkungan Menuru Ryff (1995). Seseorang

yang agamis. Dengan sikap dan sifat yang memilki kualitas yang baik

informan yang mudah bergaul, dalam aspek ini adalah mempunyai

luwes, saling membantu, saling perasaan untuk terus berkembang,

tolong menolong, saling melihat diri sebagai sesuatu yang

menghormati dan saling menghargai tumbuh, menyadari potensi yang ada

membuat informan memilki pada dirinya, dan mampu melihat

penguasaan lingkungan yang baik. peningkatan dalam diri dan tingkah

Semua yang telah dipikirkan dan laku dari waktu ke waktu. Apa yang

dimilki oleh informan sesuai dan telah diutarakan oleh Ryff telah

senada dalam penjelasan Ryff tertanam pada semua informan. Hal

(1995). ini juga sudah terwujud pada sikap

e). Aspek Tujuan Hidup. dan perilaku semua informan.

Ryff (1995) mengatakan 2. Gambaran Sholat Dhuha

seseorang yang memiliki kualitas Kesehjateraan psikologis pada

yang baik dalam aspek tujuan hidup semua informan tergolong baik, hal

adalah seseorang yang memilki rasa ini dikarenakan adanya faktor

keterarahan atau tujuan hidup yang religiusitas yang melekat pada semua

jelas. Dalam penelitian ini semua informan. Dalam hal ini religiusitas

informan memiliki tujuan hidup yang yang ada pada diri mereka adalah

jelas sholat dhuha. Sholat sunnah yang

dikerjakan oleh semua informan ini


13 
 

ternyata dapat mendatangkan dengan adanya data yang tidak

kebahagiaan dalam hidup. Sehingga maksimal atau dengan data yang

secara alami dapat mempengaruhi sangat kurang dan terbatas membuat

kesehjateraan psikologis pada semua penelitian ini memiliki hasil yang

informan. tidak begitu bagus. Dengan

Manfaat Sholat Dhuha pengambilan data wawanacara yang

Semua informan baik itu ID, hanya sekali dan hanya berlangsung

AL, SG, AN, MS, RM, dan NR beberpa menit dalam tahap

mendapatkan manfaat yang sama wawancara membuat informasi yang

dalam mengerjakan Sholat Dhuha membahas dan mendiskripsikan

yaitu tercukupinya atau mengenai Kesehjateraan Psikologis

meningkatnya rezeki mereka. pelaku Sholat Dhuha sangat lemah.

Manfaat yang mereka dapatkan Kesimpulan

sejalan dengan pendapat yang 1. Gambaran aspek-aspek

dikemukakan oleh El-Ma’rufie Kesehjateraan Psikologis

(2010) yang menjelaskan bahwa Dengan kualitas tingkat

sholat dhuha dapat memperoleh kepercayaan dan harapan yang tinggi

keberdayaan ekonomi demi pada Sholat Dhuha yang informan

menggapai ridho Ilahi. kerjakan membuat informan memilki

Hasil penelitian mengenai nilai-nilai kualitas kesehjateraan

profil Kesehjateraan Psikologis Psikologis yang baik. Sholat Dhuha

pelaku Sholat Dhuha juga terdapat yang dikerjakan informan menjadi

beberapa kelemahan. Yaitu yaitu media untuk memilki Kesehjateraan


14 
 

Psikologis yang baik terhadap semua menciptakan kualitas Kesehjateraan

aspek, baik itu aspek penerimaan Psikologis dengan kualitas yang

diri, hubungan yang positif dengan baik.

orang lain, kemandirian, penguasaan Saran

lingkungan, tujuan hidup dan 1. Bagi informan penelitian

pertumbuhan pribadi. Dari sikap Diharapkan selalu menjaga

yang konsisten semua informan kuantitas dan kualitas sholat duha,

dalam mengerjakan Sholat Dhuha, agar dapat dijadikan sebagai bekal

semua informan mampu untuk mewujudkan kesehjateraan

mandapatkan rasa kebahagiaan yang psikologis dengan kualitas dan

mendalam terhadap dirinya standar nilai yang tinggi.

2. Gambaran Sholat Dhuha 2. Bagi masyarakat

Semua informan mendapatkan Bagi masyarakat terutama

manfaat yang sama yaitu semua kaum muslimin dan muslimah, yang

informan yang mengerjakan Sholat mempunyai kualitas kesehjateraan

Dhuha memilki rasa ketentraman psikologis yang rendah, alangkah

hati, jiwa dan pikiran, sehingga baiknya mejadikan Sholat Dhuha

membuat semua informan merasa sebagai solusi utama dalam

nyaman dalam menjalani lika-liku mengatasi permasalahan tersebut.

kehidupannya. Dengan tercukupinya 3. Bagi peneliti selanjutnya

kebutuhan, baik materi maupun non Bagi peneliti selanjutnya yang

materi, membuat informnan secara tertarik dapat melakukan penelitian

langsung dan secara alami yang sama tentang kesehjateraan


15 
 

psikologis pada pelaku Sholat El-Ma’rufie, Sabil. 2010.


Dahsyatnya Sholat Dhuha.
Dhuha, tetapi dengan melihat dari Bandung. Mizan Pustaka

sudut pandang yang berbeda. Untuk Hasan P. Aliah. 2008. Pengantar


Psikologi Kesehatan Islami.
mendapatkan lebih banyak data Jakarta. Grfindo Persada

penelitian, bisa melakukan perluasan Hendriansyah, haris. (2010).


Metodologi Penelitian
sampel serta perluasan lokasi.  Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba
DAFTAR PUSTAKA Humanika

Abdurrohim, 2004. Gaya Hurlock, E. B. (1999). Psikoloogi


Pengambilan Keputusan Perkembangan: Suatu
Dalam Pembuatan Peraturan Pendekatan Sepanjang
Daerah Ditinjau Dari Self Rentang Kehidupan. Edisi
Efficacy Dan Pemaknaan Kelima. Jakarta: Erlangga
Nilai-Nilai Religuisitas.
Tesis. Yogyakarta: Program Keyes, Corey L.M. , Dov Shmotkin
Pasca Sarjana UGM and Carol D. Ryff. (2002).
Optimizing Well-Being: The
Afifi, John. 2012. Pantangan Dan Emperical Encounter Of Two
Anjuran Dalam Sholat Traditions. Journal Of
Dhuha. Kulon Progo. Sabda Personality and Social
Media. Psychology, Vol. 82, No. 6,
1007-1022
Amawidyawati, Sukma Adi Galuh
dan Muhana Sofiati. (2007). Lestari, S. 2007. Handout Observasi.
Religuisitas dan Fakultas Psikologi
Psychological Well-Being Universitas Muhammadiyah
Pada Korban Gempa. Jurnal Surakarta.
Psikologi volume 34, no. 2.
164-176. Yogyakarta: UGM Lianawati, Ester. (2008).
Kesehjateraan Psikologis Istri
Ancok, D. & Suroso, F. N. 2004. Ditinjau dari Sikap Peran
Psikologi Islami: Solusi Islam Gender, Pada Pasutri Muslim.
Atas Problem-Problem Jurnal psikologi Volume 2,
psikologi. Catatan 4. No. 1.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Makhdlori, Muhammad. 2012.
Baron, R. A dan Byrne, D. (2003). Menyingkap Mukjizat Sholat
Psikologi Sosial. Jakarta: Dhuha. Jogjakarta. Diva
Penerbit Erlangga. Press.
16 
 

Maramis, W. f. (1990). Catatan Ilmu Muhammadiyah University


Kedokteran Jiwa. Surabaya: Press.
Airlangga University Press.
Moleong, Lexy. (2004). Metodologi
Penelitian kualitatif. Ryan, R. M., Deci, E. L (2001).
Bandung: Remaja Rosda Happiness and Human
karya Potentials: A Review Of
Research On Hedonic and
Muhammad B. Abdullah. 2004. eudomonic Well-being.
Tafsir Ibnu Katsir. Bogor. Annual Review Psychology,
Pustaka Imam Asy-Syafi’i. 52, 141-166

Muhyidin, Muhammad. 2009. Ryff, C. D. (1989). Happiness Is


Misteri Shalat Tahajjud. Everything Or is It?
Yogyakarta. Diva Press. Exploration On Meaning Of
Psychological Well-Being.
Nevid, dkk. 2003. Psikologi Journal Of Personality and
Abnormal (jilid 1). social Psychology, 57, 1069-
(diterjemahkan oleh Tim 1087.
Fakultas Psikologi UI).
Jakarta: Erlangga. Ryff, C. D. & Keyes, C. L.M.
(1995). The Structure Of
Papalia , D.E., Olds, S. W. , & Psychological Well-Being
Fiedman, R. D. (2009). Revisited. Journal Of
Human Development. Jakarta: Personality and Social
Salemba Humaika Psychology. 69, 719-727.

Pedak, Mustamir. 2009. Metode Ryff, C. D dan Singer, B. H. (1996).


Super Nol Menaklukan Stres. Psychological well-Being:
Jakarta Selatan. Hikmah. Meaning, Measurement and
Implications For
Pratiwi, M. (2000). Gambaran Psychotherapy Research.
Kesehjateraan Psikologis Journal Of Psychoteraphy
Pada Dewasa Muda Yang Psychosomatics, 65, 14-23
Pernah menjadi Anak Panti Sarafino, E. P. (1990). Health
Asuhan. Skripsi. Jakarta: Psychology: Biopsychosocial
Universitas Indonesia. Interaction. New York: John
Wiley & Sons.
Pervin, L. A. (1993). Personality:
theory and research. New Sayyid, Salafudin. 2011. Happy
York: John Wiley & Sons. Ending Dhuha. Solo. Tiga
Serangkai.
Prihartanti, Nanik. (2004). Schultz, D. (1991). Psikologi
Kepribadian Sosial Menurut Pertumbuhan: Model-Model
Surya Mentaram. Surakarta: kepribadian Sehat.
Penerjemah: Yustinus.
17 
 

Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Steger, M. F., Kashdan, T.B. Oishi,
S. (2007). Being Good by
Doing Good: Daily
Eudoimonic Activity and
well-Being. Journal Of
Research In Personality.

Suryawidjaja, A. (1998). Hubungan


Antara Pola Perilaku Tipe A-
B Pada Karyawan tingkat
Penyelia PT. kokusai Godo
Penso, Tangerang. Jakarta:
Universitas katolik Indonesia
atmajaya. Skripsi.

Synder, C. R., lopez, S.J. (2007).


Positive Psychology: The
Scientific and Pratical
Exploration Of Human
Strengths. California: Sage
Publication.

Tenggara, H., Zamralita dan

Suyasa, P.T.Y.S. (2008). Kepuasan

Kerja Dan Kesehjateraan Psikologis

Karyawan. Jurnal Ilmiah Psikolog

Você também pode gostar