Você está na página 1de 30

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
Teori merupakan suatu pemikiran atau gagasan dari beberapa ahli yang
digunakan sebagai bahan acuan sebuah penelitian. Dengan demikian
penelitian yang dihasilkan nantinya dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
Menurut kamus besar bahasa indonesia (Web.id), teori adalah pendapat
yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan
argumen. Sehingga teori dapat dikatakan sebagai pendapat seseorang atau
beberapa orang yang berdasarkan pada penelitian atau penemuan yang
dilakukan yang didukung oleh data dan argumen yang akurat.
Berikut ini dikaji beberapa teori yang relevan diantaranya:
1. Peranan kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
a. Pengertian Peranan
Peranan memiliki makna yaitu kedudukan yang diperoleh dari
suatu tugas atau wewenang yang harus dijalankan sebagai
kosekuensi yang didapat dari profesi yang disandangnya. Peran
juga dapat dikatakan sebagai tugas yang harus dilakukan oleh
seseorang sebagai salah satu tugas profesinya. Seperti halnya
seorang guru, mereka berperan untuk mendidik siswa-siswinya
agar menjadi individu yang baik, dengan demikian berarti seorang
guru memiliki suatu tugas untuk mendidik siswa-siswinya supaya
menjadi individu yang baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa
peran dan tugas memiliki makna yang sama. Hal ini sesuai dengan
pernyataan beberapa ahli yang mendeskripsikan tentang makna
dari peranan diantaranya adalah sebagai berikut.
Menurut Abdulsyani (2012:94) peranan adalah suatu perbuatan
seseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan
kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, dan
seseorang dapat dikatakan berperan jika ia telah melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya dalam
masyarakat. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa peranan adalah suatu konsep yang dapat dilakukan oleh
individu, lembaga atau komunitas untuk meningkatkan kualitas
kedudukan atau statusnya dalam struktur sosial suatu masyarakat.
Menurut KBBI (Web.id) peran merupakan perangkat tingkah
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam
masyarakat. Dari pernyataan tersebut berarti peran merupakan
suatu perlakuan yang diharapkan untuk dimiliki oleh seseorang
yang mempunyai tugas di masyarakat atau di lingkungannya.
Selain itu adapun pengertian dari peranan menurut ahli adalah
sebagai berikut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Web.id), peranan
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa. Menurut pernyataan tersebut peranan berarti suatu
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang
dalam suatu peristiwa atau permasalahan yang dihadapi guna untuk
memberikan solusi dari masalah yang terjadi.
Menurut beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa
peranan merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang yang
berkaitan dengan profesi atau tugasnya untuk menyelesaikan suatu
hal yang dianggapnya bermasalah atau mengganggu tugas dan
tujuan profesinya. Peranan itu sendiri merupakan suatu hal yang
melekat pada diri seseorang atau organisasi, karena adanya peran
tidak lepas dari suatu tugas yang dibebankannya untuk mencapai
suatu tujuan. Sedangkan berdirinya suatu organisasi tidak lepas
dari suatu tujuan yang ingin dicapai dari organisasi terkait. Seperti
halnya organisasi di sekolah. Salah satu organisasi sekolah yang
melibatkan siswa adalah kegiatan ekstrakurikuler.
b. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu aktifitas yang dilakukan
oleh siswa diluar jam mata pelajaran pada umumnya, kegiatan ini
bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang suatu bidang
ilmu yang diminati. Tidak hanya bidang ilmu tertentu yang dapat
digolongkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler, pelajaran tambahan
atau belajar mata pelajaran yang dilakukan diluar jam pelajaran
juga merupakan kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut Depdikbud dalam Yudha,1998:6 Kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sekolah,
yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata
pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi
pembinaan manusia seutuhnya. Dengan demikian kegiatan
ekstrakurikuler dilaksanakan sebelum atau sesudah pelajaran
sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa
mengenai mata pelajaran atau pengetahuan umum yang lainnya
serta mengasah bakat dari masing-masing siswa serta tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan diluar jam
pelajaran dapat disebut sebagai pendidikan nonformal, yaitu seperti
ekstrakurikuler pramuka. Karena kegiatan tersebut merupakan
kegiatan tambahan dari kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah.
Sesuai yang telah tercantum dalam Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 12
dan 13 menyebutkan bahwa, “pendidikan nonformal adalah jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang, dan pendidikan informal adalah
jalur pendidikan keluarga dan lingkungan”. Berarti dalam
pendidikan nonformal seperti halnya ekstrakurikuler tetap memiliki
tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh setiap siswa, dengan
program belajar yang menyenangkan dan dirangkai dengan rasa
nyaman layaknya keluarga atau lingkungan tempat tinggalnya
sendiri bagi para siswa. hal ini diharapkan siswa mampu mengikuti
kegiatan yang dilakukan dengan nyaman dan gembira.
Sedangkan menurut Yudha, 1998: 4 Kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan diluar jam biasa yang mempunyai tujuan agar
siswa lebih memperdalam dan menghayati apa yang dipelajari
dalam kegiatan intrakurikuler. Dengan demikian kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang dilakukan jam
pelajaran, namun kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari
kegiatan pembelajaran didalam kelas. Kegiatan ini dilakukan agar
siswa lebih memahami materi yang diajarkan guru.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan bakat, minat dan pengetahuan yang di miliki
siswa. pemberian jam tambahan diluar jam pelajaran juga termasuk
kegiatan ekstrakurikuler, karena kegiatan tersebut bertujuan untuk
memperdalam pengetahuan yang dimiliki siswa. kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang baik untuk diterapkan
untuk siswa khususnya siswa Sekolah Dasar tidak hanya menerima
pelajaran didalam jam pelajaran saja atau dalam pendidikan formal,
namun siswa juga memiliki hak untuk mengembangkan bakat dan
minatnya serta memperdalam ilmu pengetahuan yang belum ia
kuasai di luar jam pelajaran sekolah atau pendidikan nonformal.
Adapun tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
1) Tujuan Ekstrakurikuler
Berdasarkan Permendiknas No. 39 Tahun 2008, tujuan
kegiatan ekstrakurikuler yaitu:
a) Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu
yang meliputi minat, bakat dan kretivitas;
b) Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan
ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan
sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif yang
bertentangan dengan tujuan pendidikan;
c) Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian
prestasi unggulan sesuai bakat dan minat;
d) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang
berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi
manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani
(civilsociety).
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler yaitu untuk membantu
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa, belajar menjadi pribadi yang berkepribadian luhur serta
memiliki perilaku yang baik. Selain itu dengan mengikuti
ekstrakurikuler diharapkan siswa memiliki banyak pengalaman
berharga yang sebelumnya tidak diperoleh dari kegiatan formal
di sekolah.
2) Bentuk Pelaksanaan Ekstrakurikuler
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler harus
memperhatikan beberapa aspek, salah satunya adalah aspek
keselamatan. Terlebih yang dihadapi adalah siswa SD yang
notabene siswa tersebut belum begitu memahami bahaya
tidaknya suatu hal. Yang mereka ketahui hanya bermain dan
senang, karena mereka belum mampu memikirkan hal diluar
nalarnya. Sehingga untuk meminimalisir hal-hal yang tidak
diinginkan seorang guru atau pembina ekstrakurikuler harus
memikirkan keselamatan siswanya.
Seperti yang diungkapkan oleh Yudha (1998: 84) yang
mengatakan bahwa kegiatan yang akan dilakukan harus
memperhatikan aspek keselamatan. Dalam hal ini semua
aturan keselamatan diperhatikan, dan keadaan lingkungan
menjamin peserta tanpa takut terjadinya cedera. Hal tersebut
berfungsi agar membantu kenyaman dan ketenangan anak
ketika mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan di luar jam pelajaran dan telah terprogram sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penjadwalan waktu
bagi masing-masing kegiatan ekstrakurikuler, disajikan dalam
sebuah susunan program dan merupakan kebijakan dan
tanggung jawab dari sekolah tersebut. Salah satu bentuk
pelaksanaan ekstrakurikuler yakni ekstrakurikuler
kepramukaan.
Ekstrakurikuler kepramukaan merupakan ekstrakurikuler
yang diwajibkan bagi pendidikan dasar hingga pendidikan
menengah. Hal tersebut didasari oleh Permendikbud RI No. 63
Tahun 2014 tentang, Pendidikan Kepramukaan sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. Pendidikan kepramukaan merupakan
salah satu pilar pendidikan bagi kaum muda Indonesia.
Pendidikan kepramukaan dituntut untuk lebih berkontribusi
secara nyata dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan
bernegara, termasuk dalam menyelesaikan masalah kaum
muda.
Selain dituntut untuk lebih berkontribusi dalam kehidupan
bangsa secaran nyata, pendidikan kepramukaan juga tetap
harus memperhatikan aspek keselamatan. Karena kesuksesan
suatu kegiatan itu terlihat dari pengalaman yang diperoleh
peserta kegiatan tersebut. Sehingga jika ada hal yang menimpa
peserta yang diakibatkan oleh perencanaan kegiatan yang
kurang maksimal, maka dapat dikatakan kegiatan tersebut
tidak sukses.
c. Pengertian Pramuka
Pramuka merupakan satah satu kegiatan nonformal sebagai
wadah generasi muda untuk mengembangkan bakat dan
kemampuannya. Dalam kegiatan ini terdapat bermacam-macam
kegiatan yang dapat dilakukan. Hal tersebut bertujuan agar para
anggota pramuka memiliki ketrampilan diberbagai bidang dan
mampu bersaing ketika hidup dimasyarakat.
Menurut Fitri (2013) kegiatan pramuka merupakan suatu
wadah pembinaan dan pengembangan sumber daya generasi muda
yang memiliki watak, akhlak dan juga memiliki budi pekerti luhur
dan memiliki tanggung jawab. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pramuka adalah suatu tempat bagi
generasi muda untuk mengembangkan bakatnya serta memiliki
budi pekerti yang luhur dan berlatih untuk bertanggung jawab.
Menurut Anggaran Dasar (AD) Gerakan Pramuka Bab 3, Pasal
8 Ayat 2, Point a yang berbunyi:
Kepramukaan ialah proses pendidikan luar sekolah dan di luar
keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang di lakukan di alam terbuka dengan
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode kepramukaan yang
sasaran akhirnya Pembentukan watak.
Menurut pernyataan diatas kepramukaan merupakan suatu
proses untuk menuju ke suatu tujuan yang diinginkan yaitu
membentuk kepribadian yang luhur. Cara yang dilakukan adalah
dengan menciptakan suatu kegiatan yang menarik dan
menyenangkan yang biasanya dilakukan di alam terbuka. Hal
tersebut bertujuan agar para anggota pramuka tidak merasa bosan
dengan kegiatan yang dilaksanakan.
Berdasarkan beberapa pemaparan di atas dapat disimpulkan
bahwa kegiatan pramuka merupakan kegiatan yang di dalamnya
mengandung nilai-nilai karakter. Pendidikan kepramukaan
dilaksanakan di luar jam sekolah melalui kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di alam terbuka dengan berdasarkan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode kepramukaan yang bertujuan untuk
pembentukan watak siswa atau anggota pramuka.
1) Tujuan Gerakan Pramuka
Tujuan kegiatan pramuka yaitu agar anak menjadi
terampil, percaya diri, rajin, ulet, kreatif, dan hidup bergotong-
royong melalui program kegiatan yang telah dirumuskan oleh
organisasi Gerakan Pramuka di Indonesia yang meliputi aspek
teknik kepramukaan sebagai media pendidikan.

Berdasarkan Undang-undang RI No. 12 Tahun 2010


tentang Gerakan Pramuka yang memiliki tujuan sebagai
berikut. Tujuan dari gerakan pramuka adalah untuk
membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai–nilai luhur bangsa
dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam
menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan pancasila serta melestarikan
lingkungan hidup.

Kegiatan kepramukaan siswa banyak sekali di bekali ilmu


yang sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-sehari. Seperti
yang diterangkan dalam pengertian di atas bahwa di dalam
kegiatan kepramukaan terdapat banyak materi yang diajarkan
dan mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang
mencakup aspek nilai sebagaiman tertera pada Pasal 8
Undang-undang RI No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Kepramukaan yaitu: (1) keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa; (2) kecintaan pada alam dan sesama
manusia; (3) kecintaan pada tanah air dan bangsa; (4)
kedisiplinan, keberanian, dan kesetiaan; (5) tolong menolong;
(6) bertanggung jawab dan dapat dipercaya; (7) jernih dalam
berfikir, berkata, dan berbuat; (8) hemat, cermat dan bersahaja;
(9) rajin dan terampil.
Berdasarkan pemaparan diatas dengan adanya tujuan yang
terdapat nilai-nilai karakter maka diharapkan tujuan tersebut
dapat tercapai dengan maksimal. Tujuan yang hendak dicapai
diharapkan mampu membina karakter bangsa menjadi lebih
baik. Selain itu dengan adanya nilai-nilai karakter yang
terkandung dalam tujuan gerakan pramuka diharapkan menjadi
panduan bagi anggota pramuka khususnya dan bagi
masyarakat seluruhnya untuk dapatnya menjadi pribadi yang
sukses di segala aspek.

2) Fungsi Gerakan Pramuka

Fungsi gerakan pramuka menurut Keputusan Musyawarah


Nasional Gerakan Pramuka 2013 Nomor: 11/Munas/2013
Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka Pasal 5 yang berbunyi sebagai berikut.

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai penyelenggara


pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga
sebagai wadah pembinaan serta pengembangan kaum muda
dilandasi Sistem Among, Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan. Berdasarkan fungsi di atas dapat dilihat bahwa
gerakan pramuka memfasilitasi pendidikan nonformal melalui
pembinaan dan pengembangan kaum muda dengan dilandasi
sistem among, prinsip dasar dan metode kepramukaan.

3) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

Menurut Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan


Pramuka 2013 Nomor: 11/Munas/2013 tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal
8, Prinsip Dasar Kepramukaan meliputi:

a) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


b) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup
dan alam seisinya;
c) Peduli terhadap diri pribadinya; dan
d) Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
prinsip dasar kepramukaan terdapat 4 aspek. Diantaranya yaitu
iman dan takwa kepada Tuhan, peduli terhadap tanah air dan
bangsa, peduli terhadap diri, serta taat kepada kode
kehormatan pramuka.

Sedangkan metode kepramukaan menurut Anggaran Dasar


dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 9,
tentang Metode Kepramukaan menyebutkan sebagai berikut.

a) Metode Kepramukaan adalah metode belajar


interaktif dan progresif yang dilaksanakan melalui:
(1) pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
(2) belajar sambil melakukan;
(3) kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan
berkompetisi;
(4) kegiatan yang menarik dan menantang;
(5) kegiatan di alam terbuka;
(6) kehadiran orang dewasa yang memberikan
bimbingan, dorongan, dan dukungan;
(7) penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
(8) satuan terpisah antara putra dan putri
b) Dalam menjalankan Metode Kepramukaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
Sistem Among dan Kiasan Dasar.
Berdasarkan pemaparan diatas disebutkan bahwa metode
kepramukaan merupakan metode belajar yang dilakukan
dengan interaktif dan progresif. Hal tersebut dilakukan dengan
cara mengadakan kegiatan yang menarik, sistem berkelompok,
dilakukan dengan satuan terpisah dan lain sebagainya.

Pendapatan lain dikemukakan oleh Amin Abbas dalam


Andri Setyawan (2011: 18) yang menjelaskan metode dalam
kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui hal-hal
sebagai berikut.

a) Pengalaman terhadap Kode Kehormatan Pramuka


b) Belajar sambil Melakukan
c) Sistem Berkelompok
d) Kegiatan yang Menantang dan Mendidik
e) Kegiatan di Alam Terbuka
f) Sistem Tanda Kecakapan
g) Sistem Among
h) Sistem Satuan Terpisah

Berdasarkan metode dalam kepramukaan yang terlah di


sampaikan diatas, dapat di simpulkan bahwa kegiatan
kepramukaan merupakan salah satu kegiatan diluar jam
pelajaran (nonformal) yang sengaja diterapkan untuk
memberikan pembelajaran untuk melatih kecakapan siswa
dalam berkomunikasi maupun berkarya. Selanjutnya akan
dipaparkan beberapa metode diatas sebegai berikut.

a) Pengalaman terhadap Kode Kehormatan Pramuka

Kode kehormatan adalah suatu norma atau


ukuran kesadaran mengenai akhlak budi dan
perbuatan baik yang tersimpan di dalam hati
seseorang sebagai akibat karena orang tersebut tahu
akan harga dirinya. Kode kehormatan pramuka adalah
norma dalam gerakan pramuka yang merupakan
ukuran atau standar tingkah laku kepramukaan
seorang pramuka Indonesia. Kode kehormatan terdiri
atas:

(1) Janji atau Satya; dan


(2) Ketentuan-ketentuan Moral (Dharma)
b) Belajar sambil Melakukan

Belajar sambil melakukan berarti belajar dengan


langsung praktek, contoh kegiatan adalah kegiatan
PPPK. Pramuka tidak hanya mempelajari bagaimana
membalut luka, tapi juga langsung mempraktekkan
pada manusia secara langsung dengan prosedur yang
tepat.

c) Sistem Berkelompok
Sistem berkelompok dilaksanakan supaya peserta
didik memperoleh kesempatan untuk belajar
memimpin dan dipimpin. Sistem ini juga mengajarkan
mengurus dan mengorganisir anggota kelompok,
belajar memikul tanggung jawab, belajar mengatur
diri, menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan
sesamanya.
d) Kegiatan yang Menantang dan Mendidik

Kegiatan menarik merupakan unsur yang


diperlukan dalam perkembangan kegiatan
kepramukaan, karena menurut para ahli dalam
kegiatan kepramukaan aktivitas yang dilakukan
sengaja dirancang sedemikian rupa agar
menyenangkan, menghibur, mendidik, dan
bermanfaat. Masing-masing kegiatan dibagi dan di
kelompokkan menurut usia, sehingga tepat sasaran
sesuai perkembangan jasmani dan rohani.

e) Kegiatan di Alam Terbuka

Kegiatan kepramukaan bukan bagian dari


pendidikan formal (pendidikan sekolah) melainkan
pendidikan informal. Dengan dilakukan di alam
terbuka, peserta didik akan lebih mengenal dan
mencintai lingkungan, lebih bebas dalam berkreasi
dan menghindari kebosanan.

f) Sistem Tanda Kecakapan

Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara


atau tata cara untuk menandai dan mengakui
kecakapan-kecakapan yang dimiliki seorang pramuka.
Namun, sebelum memakai tanda kecakapan peserta
didik harus menjalani serangkaian ujian yang menjadi
syarat kecakapan.Sistem tanda kecakapan dibagi atas
Tanda Kecakapan Umum (TKU), Tanda Kecakapan
Khusus (TKK), dan Tanda Kecakapan Garuda
(TKG).Selanjutnya tanda kecakapan yang disediakan
untuk peserta didik dijelaskan sebagai berikut.

(1) Tanda Kecakapan Umum (TKU), yang


diwajibkan untuk dimiliki oleh peserta didik.
(2) Tanda Kecakapan Khusus (TKK), yang
disediakan untuk dimiliki oleh peserta didik
sesuai dengan minat dan bakatnya.
(3) Tanda Pramuka Garuda (TPG), tanda
kecakapan diberikan setelah peserta didik
menyelesaikan ujian masing-masing SKU,
SKK atau SPG.
g) Sistem Among

Sistem among adalah sistem pendidikan yang


dilaksanakan dengan tidak membedakan antara senior
dan junior, melainkan dengan sebutan kakak dan adik.
Selain itu kegiatan kepramukaan memberi kebebasan
kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan
bertindak dengan leluasa tanpa paksaan dengan
maksud untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

h) Sistem Satuan Terpisah

Sistem satuan terpisah dimaksudkan agar proses


pendidikan bagi masing-masing peserta didik menjadi
lebih intensif dan efektif. Dalam kepramukaan
kegiatan untuk putra tidak sama dengan kegiatan
untuk putri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan


bahwa melalui Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan, bentuk kegiatan kepramukaan
dikemas secara menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang di lakukan di alam
terbuka yang bertujuan untuk pembentukan watak
maupun kepribadian siswa sekolah dasar.

4) Kode Kehormatan Pramuka

Menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


Gerakan Pramuka Pasal 12, kode kehormatan pramuka
merupakan janji dan komitmen diri serta ketentuan moral
pramuka dalam pendidikan kepramukaan. Kode kehormatan
pramuka terdiri dari Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
Satya Pramuka berbunyi: “Demi kehormatanku, aku berjanji
akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup,
dan ikut serta mempersiapkan diri membangun masyarakat,
serta menepati Dasadarma”. Menurut Amin Abbas (1997: 57),
ketentuan-ketentuan moral berisi 10 prinsip. Sehingga disebut
Dasadarma yang meliputi:

a) takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


b) cinta alam dan kasih saying sesama manusia
c) patriot yang sopan dan kesatria
d) patuh dan suka bermusyawarah
e) rela menolong dan tabah
f) rajin, terampil, dan gembira
g) hemat, cermat, dan bersahaja
h) disiplin, beani, dan setia
i) bertanggungjawab dan dapat dipercaya, serta
j) suci dalam pikiran, perkataan, perbuatan.
Dasadarma merupakan sepuluh ketentuan moral yang
harus ditepati atau diamalkan oleh seluruh anggota pramuka.
sehingga sebagai anggota pramuka harus melaksanakan isi dari
dasadarma pramuka.

Suyahman (2014: 20) juga berpendapat bahwa, pendidikan


kepramukaan harus menggunakan dasar yang dalam gerakan
pramuka di kenal dengan janji dan ketentuan moral yang
operasionalisasinya berbeda untuk masing-masing golongan,
seperti berikut: (1) Pramuka siaga yang berusia 7-10 tahun
menggunakan Dwi Satya dan Dwi Darma, (2) Pramuka
penggalang yang berusia 11-15 tahun menggunakan Trisatya
dan Dasadarma. (3) Pramuka penegak yang berusi 16-20 tahun
menggunakan Trisatya dan dasadarma. (4) Pramuka pandega
berusia 21-25 tahun menggunakan Trisatya dan dasadarma.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa


penelitian ini terfokus pada pramuka pramuka penggalang.
Oleh karena itu kode kehormatan yang digunakan oleh
pramuka penggalang yakni Tri Satya dan Dasadarma. Dari
pernyataan di atas dapat di ketahui bahwa kode kehormatan
pramuka merupakan janji dan ketentuan moral yang terdiri dari
satya dan darma pramuka dan di dalamnya mengandung nilai-
nilai karakter.

2. Kepercayaan Diri
a. Pengertian Kepercayaan Diri

Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap gejala


aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut
membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan
hidupnya. Rasa percaya diri juga dapat diartikan sebagai suatu
kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap orang dalam
kehidupan serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya
secara utuh dengan mengacu pada konsep dirinya.

Maslow juga mengatakan bahwa kepercayan diri itu diawali


oleh konsep diri. Menurut Centi konsep diri adalah gagasan
seseorang tentang dirinya sendiri yang memberikan gambaran
kepada seseorang mengenai kepada dirinya sendiri. Sullivan
mengatakan bahwa ada dua macam konsep diri, konsep diri positif
dan konsep diri negatif. Konsep diri yang positif terbentuk karena
seseorang secara terus menerus sejak lama menerima umpan balik
yang positif berupa pujian dan penghargaan. Sedangkan konsep diri
yang negatif dikaitkan dengan umpan balik negatif seperti ejekan
dan perendahan. Ketika siswa memperoleh perlakuan yang tidak
menyenangkan dari siswa lain maka kepercayaan dirinya akan
menurun, terlebih lagi siswa perempuan. Menurut Hugelschafer:
2014 menyebutkan bahwa:

“...mindsets showed that individual differences sometimes


moderate mindset effects, we also tested for interaction effects of
mindset and gender.”

Berdasarkan pernyataan tersebut berarti pola pikir yang


ditunjukkan setiap individu tidak memiliki kesamaan antar individu
yang lainnya. Terlebih antar individu laki-laki dan perempuan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri yang dimiliki
seorang laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan meskipun
seseorang tersebut bersaudara. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Hugelschafer: 2014 yang menyebutkan bahwa:

“For confidence ratings, we found a main effect of mindset


and a main effect of gender.”

Pernyataan tersebut berarti, untuk peringkat kepercayaan, kami


menemukan efek utama pola pikir dan efek utama gender.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pola pikir
seseorang dan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat
kepercayaan diri seseorang.

Kepercayaan diri menurut Jacinta F.Rini dari Tim Pesikologi


adalah sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya
untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya.
Berdasarkan dari kedua arti tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian meningkatkan kepercayaan diri adalah sikap
seseorang yang mengangkat diri untuk memampukan dirinya
mengembangkan penilaian positif pada diri maupun lingkungan
yang dihadapinya.

“Percaya diri (self-confident) ialah kemampuan individu untuk


memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat
dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan
lingkungan hidupnya. Orang yang percaya diri biasanya
mempunyai inisiatif, kreatif dan optimis terhadap masa depan,
mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir
positif, menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya.
Orang yang tidak percaya diri ditandai dengan sikap-sikap yang
cenderung melemahkan semangat hidupnya, seperti minder,
pesimis, pasif, dan apatis.” ( Agoes Dariyo, 2007: 206).

Pembentukan rasa percaya diri siswa sangat penting untuk


dilakukan agar siswa mampu memahami dan meyakini seluruh
potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuain
diri dengan lingkungan hidupnya. Sekolah sebagai pendidikan
secara langsung memiliki tanggung jawab membentuk siswa-
siswinya menjadi siswa yang aktif dalam mengembangkan potensi
dirinya, maka seorang guru memegang peranan yang sangat
penting. Berkembangnya bakat, minat maupun ketrampilan yang
dimiliki siswa tidak akan berkembang secara maksimal tanpa
adanya dorongan maupun motivasi dari guru atau pembina
pramuka. terlebih pada sekolah pedesaan yang notabene orang tua
siswa yang kurang memperhatikan bakat dan minat anaknya.

b. Ciri-ciri Orang yang Percaya Diri


Ciri merupakan suatu tanda khas yang terlihat dan dimiliki
oleh seseorang. Adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki
kepercayaan diri adalah sebagai berikut:
1) Selalu bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu.
2) Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.
3) Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul dalam
berbagai situasi.
4) Memiliki kondisi fisik dan mental yang cukup menunjang
penampilannya.
5) Mampu menyesuaikan diri dan komunikasi dalam
berbagai situasi.
6) Memiliki tingkat pendidikan formal dan kecerdasan yang
cukup.
7) Memiliki kemampuan berorganisasi dan latar keluarga
yang baik.
8) Memiliki keahlian atau keterampilan yang menunjang
kehidupannya.
9) Selalu bereaksi positif dalam menghadapi berbagai
masalah.
10) Percaya akan kompetensi diri, sehingga tidak
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan ataupun
rasa hormat orang lain.
11) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis
demi diterima oleh orang lain atau kelompok.
12) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang atau
berani menjadi diri sendiri.
13) Mempunyai pengendalian diri yang baik dan emosinya
stabil.
14) Memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung dari
usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib
atau keadaan serta tidak mengharapkan bantuan orang
lain.
15) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri
sendiri,orang lain dan situasi di luar dirinya.
Berdasarkan beberapa ciri-ciri diatas dapat disimpulkan bahwa
seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yaitu tetap tenang
dalam segala hal, selalu berpikir positif tentang berbagai hal dan
tidak putus asa ketika menemukan kegagalan. Hal tersebut senada
dengan pernyataan Lauster. Yang menyatakan bahwa ciri-ciri
kepercayaan diri ada 4 hal. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:

Optimis dan Ambisi untuk


mandiri maju

Ciri-ciri
kepercayaan diri

Tidak berlebihan Toleransi

Gambar 2.1. Ciri-ciri kepercayaan diri

Berdasarkan gambar diatas, berikut pengertian dari beberapa


ciri-ciri kepercayaan diri sebagai berikut:
1) Optimis, adalah sifat senantiasa memiliki harapan dan
berpandangan baik dalam menghadapi segala hal. Sedangkan
Mandiri dalam mengerjakan tugas, adalah keadaan dapat
berdiri sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain dan
mengerjakan kewajibannya sebagai pelajar dan sebagai anak.
2) Memiliki ambisi untuk maju, adalah memiliki dorongan dan
berusaha ingin mencapai akan sesuatu dengan tetap memiliki
pertimbangan-pertimbangan yang bijaksana dan sesuai dengan
akal sehat.
3) Tidak berlebihan, adalah perasaan pasti tentang kemampuan
yang dimiliki sehingga dalam mencapai sesuatu tidak dengan
cara yang berlebihan.
4) Toleransi, adalah pengertian yang dimiliki mengenai
kekurangan yang ada dalam diri individu untuk menerima
pendapat orang lain dan memberi kesempatan kepada orang
lain.
Berdasarkan penjabaran tentang ciri-ciri kepercayaan diri
diatas, berarti seseorang yang memiliki kepercayaan diri adalah
seseorang yang optimis, mandiri,berambisi untuk maju, tenang atau
tidak berlebihan dalam suatu hal serta menerima pendapat orang
lain ketika pendapat tersebut baik untuk dilakukan. Selanjutnya
yaitu karakteristik seseorang yang memiliki rasa percaya diri,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, sehingga tidak
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun rasa
hormat orang lain.
2) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi
diterima oleh orang lain atau kelompok.
3) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani
menjadi diri sendiri.
4) Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya
stabil).
5) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan
atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak
mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak
tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain).
6) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri
atau orang lain dan situasi di luar dirinya.
7) Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga
ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi
positif dirinya dan situasi yang terjadi.
c. Cara Meningkatkan Percaya Diri

Untuk menjadi seseorang yang percaya diri memang tidak


mudah. Masih banyak orang merasa malu dan takut untuk
menunjukkan kemampuan dirinya kepada banyak orang. Adapun
beberapa cara untuk meningkatkan percaya diri, yaitu:

1) Kenali rasa tidak nyaman anda, kenali terlebih dahulu sesuatu


yang membuat anda tidak percaya diri.
2) Kenali bakat anda, temukan sesuatu hal yang anda ahli dan
jago dibidang itu dan fokuslah untuk mengembangkannya.
3) Bersyukurlah atas apa yang anda miliki, dengan mengakui dan
menghargai apa yang kita miliki, anda dapat melawan perasaan
tidak utuh dan tidak puas. Menemukan kedamaian dalam diri
akan membangkitkan percaya diri anda.
4) Selalu bersikap positif, berfikir positif jangan pernah takut
menunjukkan kekuatan dan kualitas pada orang lain.
5) Berpakaian rapi, berpakaian rapi dapat membangun rasa
percaya diri.
d. Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri


dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Faktor Internal

Percaya diri merupakan sikap positif yang harus dimiliki


oleh setiap individu. Sehingga dalam menumbuhkan rasa
percaya diri, seseorang harus memiliki keyakinan kepada diri
sendiri bahwa ia mampu untuk berkembang dan mampu untuk
bersaing dengan dunia. Pada dasarnya faktor internal
merupakan aspek yang ada dalam diri setiap individu.
Sehingga untuk mengetahui kepercayaan diri suatu individu,
maka mereka harus memahami dirinya sendiri.

2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan aspek yang berasal dari luar
diri setiap individu. Adapun aspek yang berasal dari luar diri
individu diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Lingkungan Masyarakat (Pendidikan Sosial)

Perkembangan percaya diri juga dapat meningkat atau


lebih rendah karena melalui interaksi individu dengan
lingkungannya. Lingkungan psikologis dan sosiologis
yang kondusif akan menumbuhkan dan meningkatkan
percaya diri seseorang. Lingkungan psikologis dan
sosiologis adalah lingkungan dengan suasana demokratis
yaitu adanya suasana penuh penerimaan, kepercayaan,
rasa aman dan kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide
dan perasaan dengan tetap memberikan disiplin dan
mengontrol seta saling memberikan masukan dalam
lingkungan tersebut. Lingkungan psikologis dan sosiologis
yang tidak kondusif adalah lingkungan dengan suasana
penuh tuntutan, tidak menghargai pendapat orang lain dan
tidak ada kesempatan untuk mengekspresikan ide dan
perasaan. Anak yang tumbuh di tengah lingkungan
masyarakat yang menghargai disiplin waktu, biasanya
akan menjadi disiplin.

b) Lingkungan Pendidikan (Pendidikan Formal)

Lembaga pendidikan yang mengambil sebagian besar


waktu pertumbuhan seseorang juga sangat mempengaruhi
percaya dirinya. Siswa yang diperlakukan buruk (dihukum
atau ditegur di depan umum) cenderung sulit
mengembangkan percaya dirinya. Sebaiknya yang sering
dipuji, dihargai, diberi hadiah (apalagi di depan umum)
akan lebih mudah mengembangkan konsep diri yang
positif,sehingga lebih percaya diri.

e. Kepercayaan Diri dalam Islam

Islam juga mengajarkan pentingnya percaya diri, seperti ayat


Al-Qur’an yang menceritakan tentang pentingnya percaya diri pada
surah Ali Imran: 139.

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula


kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

Dari ayat tersebut jelas bahwa percaya diri sangat dianjurkan


dalam agama Islam. Ghazali mengatakan bahwa manuia yang
percaya diri adalah manusia yang tidak mudah putus asa, tidak
merasa takut dan tidak kehilangan akan sesuatu selain Allah. Al-
Qur’an menyatakan bahwa Rasulullah SAW begitu yakin hingga
orang-orang munafik mengancam beliau karena keyakinan ini.

Bukti kepribadian beliau sebagai pribadi yang percaya diri


dapat dilihat melalui indikator yaitu terhadap kemampuan, berani
menerima dan menghadapi penolakan orang lain,mempunyai
pandangan realistis, berfikir positif dan optimis adalah peristiwa
ketika nabi Muhammad SAW menolak tawaran tokoh-tokoh kaum
musyrikin Makkah kepada beliau untuk memperoleh kedudukan
harta dan wanita dengan syarat beliau bersedia menghentikan
dakwahnya, namun semua itu ditolaknya. Dari kepribadian nabi
tersebut jelaslah bahwa unsur yang paling mampu memberikan
dorongan sikap percaya diri kepada seseorang adalah iman dan
keyakinan. Hal ini sesuai dengan Izzatul Jannah bahwa semakin
tinggi keimanan seseorang maka semakin tinggi tingkat
kepercayaan dirinya.

Sementara Islam juga menjelaskan, percaya diri terhadap diri


sendiri tanpa adanya keyakinan terhadap Allah SWT merupakan
bentuk kesombongan diri yang berakibat ‘ujub atau bangga
terhadap kelebihan yang dimilikinya. Oleh karena itu, islam
melarang umatnya untuk bangga terhadap dirinya meskipun
memiliki ilmu, fisik, akhlak dan harta yang banyak.

f. Pentingnya kepercayaan diri bagi siswa Sekolah Dasar

Kepercayaan diri merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi


kesuksesan hidup seseorang, tidak terkecuali siswa Sekolah Dasar.
Kepercayaan diri yang kuat akan menimbulkan sikap positif dalam
memandang diri pribadi siswa, baik saat pembelajaran berlangsung maupun
dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Hartono (1997: 25-26) siswa yang memiliki rasa kepercayaan


diri di sekolah akan berani untuk menanyakan kepada guru hal-hal yang
dirasa belum dipahaminya. Siswa yang memiliki rasa kepercayaan diri akan
memandang pendidikan atau sekolah secara positif, yaitu sebagai tempat
untuk menambah kemampuannya dalam menguasai lingkungan. Sekolah
adalah suatu yang menyenangkan, suatu yang menjadi keharusan,
kebutuhan atau salah satu bagian dari Kehidupan sehari-hari.
Kepercayaan diri bagi siswa Sekolah Dasar akan menjadikan siswa
lebih kreatif, berani, dan senang bereksperimen. Hal-hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap pengembangan potensi, kecakapan, kemampuan yang
dimilikinya. Sehingga dapat menjadikan bekal bagi kehidupan siswa
tersebut di masa depan. Dengan demikian kepercayaan diri pada siswa
Sekolah Dasar sangatlah penting dalam membantu proses pembelajaran di
sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

B. Kajian Penelitian yang Relevan


Sebagai bahan perbandingan, maka peneliti membandingkan penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya yang memiliki beberapa kesamaan
variabel.
1. Skripsi yang berjudul “Peranan Guru dalam Menanamkan Rasa Percaya
Diri Siswa di SMP PGRI 2 Bekri Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Penelitian ini dilakukan oleh Tesalonika Silvia Nora Universitas
Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan tahun 2017.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sikap siswa yang memiliki rasa
percaya diri rendah. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru
memegang peranan yang sangat penting. Pada dasarnya seorang guru
merupakan point utama dalam tercapainya suatu tujuan pendidikan baik
formal maupun non formal. Dapat dikatakan keberhasilan suatu proses
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh seorang pendidik atau guru.
2. Penelitian yang berjudul “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar IPS”. Penelitian ini dilakukan oleh
Yayan Inriyani, Wahjoedi dan Sudarmiatin Universitas Negeri Malang,
Fakultas Pendidikan, Program Studi Pendidikan Dasar, tahun 2017.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh menurunnya prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS. Senhingga peneliti memberikan pembuktian
bahwa kegiatan eksrtakurikuler dapat membantu meningkatkan
wawasan dan kemampuan siswa baik afektif, kognitif, dan
psikomotorik. Respon positif dari para siswa, hal ini terbukti dari animo
siswa untuk mengikuti kegiatan ini dan berpengaruh positif karena
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa baik dalam sekolah maupun
di luar sekolah.
C. Kerangka Pikir
Kepercayaan diri adalah kemampuan pemahaman terhadap diri
tentang hal-hal apa saja yang dimiliki dan yang tidak ia miliki. Kepercayaan
diri berperan pada keyakinan dan motivasi seseorang. Kepercayaan diri
yang tinggi berpengaruh pada pribadi seseorang untuk memiliki kemauan
yang besar untuk menempuh risiko dan mencoba hal-hal baru. Siswa yang
memiliki kepercayaan diri yang tinggi akan memiliki keyakinan positif
terhadap kemampuan yang dimilikinya. Sehingga siswa yang memiliki
kepercayaan diri tinggi Siswa cenderung memiliki prestasi yang tinggi pula.
Namun, dalam pembelajaran di kelas masih ditemukan siswa yang
memiliki kepercayaan diri rendah. Kepercayaan diri siswa dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah
faktor yang berasal dari dalam diri setiap individu sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu yaitu lingkungan,
sekolah dan lain sebagainya. Sehingga hal yang mempengaruhi kepercayaan
diri tidak hanya berasal dari sekolah atau lingkungan saja namun seluruh
aspek. Dalam hal ini untuk meningkatkan kepercayaan diri seorang guru
atau pembina pramuka harus memiliki solusi tepat untuk memumbuhkan
rasa percaya diri pada siswa yang dianggap kurang percaya diri.
Salah satu solusi yang tepat untuk menumbuhkan rasa percaya diri
adalah dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Karena pada
dasarnya kegiatan eksrtakurikuler adalah kegiatan yang menyenangkan dan
mendidik serta mengasah ketrampilan setiap individu sesuai bidang keahlian
yang disenanginya. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka merupakan salah satu
ekstrakurikuler yang menitikberatkan pada pendidikan karakter, selain itu
juga dapat melatih kepercayaan diri siswa melalui kegiatan-kegiatan yang
dilakukan ketika latihan rutin ekstrakurikuler pramuka.
Berdasarkan permasalahan dan kajian teoritis yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka disusunlah kerangka teoritis sebagai berikut:

mmmmb
Fakta Teori

Identifikasi Masalah

Fokus Masalah

Teknik Pengumpulan Data

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran


D. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dikembangkan berdasarkan rumusan masalah dan
digunakan sebagai rambu-rambu untuk memperoleh data penelitian.
Pertanyaan penelitian yang akan dipergunakan untuk menjawabnya. Berikut
ini adalah pertanyaan penelitian yang akan digunakan peneliti:
1. Bagaimana kepercayaan diri siswa kelas IV di SDN Tamanasri II?
2. Bagaimana peranan kegiatan ekstrakurikuler pramuka untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas IV di SDN Tamanasri II?

Você também pode gostar