Você está na página 1de 5

1.

Definisi
2. Didefinisikan sebagai suatu tindakan yang menyebabkan hilangnya sensasi
rasa nyeri pada sebagian tubuh secara sementara yang disebebkan adanya
depresi eksitasi di ujung sarafatau penghambat proses konduksi pada saraf
perifer. Anestesi lokal bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) dan setiap
serabut saraf (Katzung, 2015).

Istilah anestesi lokal (juga mengacu pada analgesi lokal, karena anestesi
lokal menghambat transmisi nyeri) dapat didefinisikan sebagai
penggunaan agen kimia pada neuron sensori untuk mengganggu transmisi
impuls syaraf, menyebabkan hilangnya sensasi untuk sementara (Thomas
dan Lerche, 2017). Aksi utama dalam anestesi lokal adalah mengurangi
permeabilitas kanal ion ke ion natrium (Na). Anestesi lokal secara selektif
akan menghambat puncak permeabilitas natrium, yang nantinya akan
menurunkan rasio peningkatan potensial aksi dan tegangan konduksi.
Anestesi lokal akan sedikit menurunkan konduksi kalium (K) melalui
membran syaraf (Malamed, 2015).

1. Indikasi dan Kontra Indikasi Anestesi Lokal


Anestesi local telah digunakan secara luas di bidang kedokteran umum
dan gigi. Komplikasi serius dari anestesi local jarang terjadi, tetapi kejadian
fatal akibat pemberian anestesi local telah dilaporkan. Komplikasi
pemakaian anestesi local berkisar dari gejala ringan yang terjadi akibat
absorbs systemic anestesi local pada pemberian yang benar dan sesuai dosis
sampai gejala berat pada system saraf pusat (SSP) dan toksisitas pada
jantung akibat penyuntikkan intravaskuler yang tidak disengaja yang dapat
menyebabkan kecacatan bahkan kematian (Malamed, 2014).
Kontraindikasi dari pemberian anestesi lokal, antara lain adanya
infeksi/inflamasi akut pada daerah injeksi apabila melakukan anestesi secara
injeksi (hindari bloking saraf alveolaris inferior gigi pada dasar mulut atau
area retromolar), penderita hemofilia, Christmas Disease, Von Willebrand
Disease, alergi, penderita hipertensi yang tidak terkontrol, penderita penyakit
hati/liver. Pada usia lanjut perlu diperhatikan adanya kelainan hati dan ginjal
(Malamed, 2014).

1. Farmakokinetik :
a. Absorbsi :
Absorbsi sistemik suntikan anestesi lokal dari tempat suntikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dosis, tempat suntikan,
ikatan obat jaringan, adanya bahan vasokonstriktor, dan sifat fisikokimia
obat.Bahan vasokonstriktor seperti epinefrin mengurangi penyerapan
sistematik anestesi lokal dari tempat tumpukan obat dengan mengurangi
aliran darah di daerah ini. Keadaan ini menjadi nyata terhadap obat yang
massa kerjanya singkat atau menengah seperti prokain, lidokain, dan
mepivakain (tidak untuk prilokain). Ambilan obat oleh saraf diduga
diperkuat oleh kadar obat lokal yang tinggi ,dan efek dari toksik sistemik
obat akan berkurang karena kadar obat yang masuk dalam darah hanya
1/3 nya saja (Barber, 2009).
b. Distribusi :
Setelah diserap ke pembuluh darah, anestesi lokal disalurkan ke
seluruh jaringan dalam tubuh. Organ yang sangat perfusi yaitu otak,
hepar, ginjal, paru-paru, limfe memiliki kadar anestesi yang paling
tinggi dibandingkan dengan organ yang kurang perfusi. Semua jenis
anestesi lokal sangat mudah melewati barier- barier dari darah dan otak
(Malamed, 2014).
c. Metabolisme:
Perbedaan yang signifikan antara dua jenis anestesi lokal yaitu
ester dan amida adalah mampu mengubah kerja anestesi lokal secara
biologis menjadi obat yang tidak berpengaruh secara farmakologi lagi.
Metabolisme anestesi lokal diubah dalam hati dan plasma menjadi
metabolit yang mudah larut dalam air. (Malamed, 2014).
d. Ekskresi
Metabolit dan sisa yang tidak termetabolisme, baik dari golongan
amida maupun ester akan dieksresikan oleh ginjal. Karena anestesi
lokal yang bentuknya tak bermuatan mudah berdifusi melalui lipid,
maka sedikit atau tidak ada sama sekali bentuk netralnya yang
diekskresikan kerana bentuk ini tidak mudah diserap kembali oleh
tubulus ginjal. (Barber, 2009).

2. Farmakodinamik
Ketika anestesi lokal mencapai saluran sodium saraf, menyebabkan
terganggunya aktifitas saraf dengan memblok konduksinya. Untuk
memaksimalkan blok konduksi saraf, saluran sodium saraf harus dalam
keadaan tidak aktif sebanyak 75%. Saluran sodium dapat aktif dan terbuka,
tidak aktif dan tertutup, istirahat dan tertutup selama berbagai aktifitas
potensial terjadi. Pada saat aktif dan terbuka, saluran sodium dapat
memperbanyak impuls. Anestesi lokal dapat mengikat saluran agar tetap
terbuka dan mengubah menjadi tidak aktif atau tertutup. Kecepatan anestesi
lokal membuka dan menutup saluran merupakan hasil kerja dari agen
spesifiknya (Malamed, 2014).
1. Teknik Pemberian
a. Anestetik topikal
Diberikan pada mukosa hidung, mulut, tenggorokan, cabang
trakeobronkial, esofagus, dan saluran urogenital. Anestetik topikal cepat
diabsorbsi ke sirkulasi darah sehingga memiliki risiko reaksi toksik sistemik.
(FK UI, 2013) Contoh obat :
Gol. Ester : kokain, dibukain, tetrakain, benzokain
Gol. Amida : Lidocain

b. Anestetik infiltrasi

Obat diinjeksikan secara langsung (intradermal atau subkutan) ke


jaringan. Cara yang paling sering digunakan adalah blokade lingkar (ring
block), yaitu menyuntikkan obat secara subkutan mengelilingi daerahyang
akan dioperasi sehingga terjadi blokade saraf sensorik secara efektif (FK UI,
2013) Contoh Obat : Gol. Amida : prokain, lidokain, bupivakain,

c. Anestetik blok saraf (nerve block)

Digunakan untuk mempengaruhi konduksi saraf otonom maupun


somatis dengan anestesi lokal. Zat anastesi lokal disuntikkan ke dalam
rongga subaraknoid atau ke ruang epidural di dalam kanalis vertebralis pada
ketinggian tertentu, sehingga daerah setinggi persarafan yang bersangkutan
dan di bawahnya teranestesi sesuai dengan teori dermatom kulit. (FK UI,
2013). Berikut merupakan contoh anestesi blok saraf :
a. Anestesia spinal : ruang arakhnoid (dibukain, mepivakain, tetrakain)
b. Anestesia epidural : ruang epidural (lidokain, mepivakain, etidokain)
c. Anestesia kaudal : kanalis sakralis melalui hiatus sakralis

d. Field block

Obat disuntikkan mengelilingi daerah tindakan, misalnya pada


pengangkatan kista di kulit, tumor-tumor kulit. (FK UI, 2013)

e. Anestesi Intravascular

Obat dimasukkan langsung ke dalam vena atau arteri besar pada


ekstremitas yang bersangkutan, sedangkan aliran darah dibendung dengan
manset tensimeter, sehingga obat tidak langsung masuk ke dalam sirkulasi
sistemik. Cara ini dipakai pada reposisi Orthopedi, amputasi, dan
debridement. (FK UI, 2013)
Malamed, S. F. 2014. Handbook of Local Anesthesia. Cina: Elsevier Mosby
Malamed, S.F. 2015. Handbook of Local Anaesthesia. Edisi 6. St. Louis: Mosby inc.
Thomas, J. dan Lerche, P. 2017. Anesthesia and Analgesia for Veterinary Technicians Fifth
Edition. Kanada: Elsevier
Barber, Paul dan Deboran Robertson. 2009. Intisari Farmakologi untuk Perawat. Jakarta :
EGC.

Katzung, B.G. 2015. Basic and Clinical Pharmacology Thirteenth Edition. USA: Mc. Grow
Hill.

FK UI. 2013. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.

Você também pode gostar