Você está na página 1de 13

A.

Pendahluan

Segala macam belajar melibatkan ingatan. Jika kita tidak dapat mengingat apa pun mengenai

pengalaman kita, kita tidak akan dapat belajar apa-apa. Kehidupan hanya sebuah pengalaman

sementara yang sangat berkaitan antara satu dengan yang lain. Kita tidak dapat melakukan apapun

walaupun percakapan yang sederhana sekalipun, karena untuk berkomunikasi kita harus mengingat

pikiran yang kita ungkapkan dan pikiran yang baru disampaikan kepada kita. Tanpa ingatan kita tidak

dapat merefleksikan diri kita sendiri, karena pemahaman diri tergantung pada suatu kesadaran yang

berkesinambungan yang hanya dapat terlaksana dengan adanya ingatan.[1]

Pada umumnya para ahli psikologi khususnya mereka yang tergolong cognitivist (ahli sains kognitif)

sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori, dan pengetahuan itu sangat erat dan tak mungkin

dipisahkan. Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental

yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni sistem penyimpanan

informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia.[2]

Ingatan sangat penting bagi manusia, karena ingatan adalah tempat penyimpanan pengetahuan bagi

manusia. Berkenaan dengan itu kami sebagai penulis akan membahas tentang apa itu Ingatan (memori),

teori-teori ingatan yang dikemukakan oleh para ahli psikologi, bermacam-macam ragam ingatan,

gangguan ingatan pada manusia, hubungan ingatan dan IQ, dan cara meningkatkan daya ingat.

B. Ingatan (Memori)

Ingatan (memori) yaitu suatu daya yang dapat menerima, menyimpan, dan mereproduksi kembali

sebuah pengetahuan. Memori/ingatan dipengaruhi oleh:


1. Sifat seseorang.

2. Alam sekitar.

3. Keadaan jasmani.

4. Keadaan rohani (kemauan, perasaan, dan lain-lain).

5. Umur manusia.

Ingatan digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Daya ingatan yang mekanis, artinya kekuatan ingatan itu hanya untuk pengetahuanyang diperoleh

dari pengindraan.

2. Daya ingatan logis, artinya daya ingatan itu hanya untuk pengetahuan-pengetahuanyang

mengandung pengertian.[3]

Pengetahuan yang kita dapat melalui indera maupun melalui akal (pikiran), kemudian masuk ke dalam

kesadaran jiwa dan tersimpan oleh jiwa. Jiwa kita mempunyai kesanggupan untuk menyimpan

pengetahuan untuk beberapa lama, bahkan sampai seumur hidup; dan mengeluarkan kembali

pengetahuan tadi sewaktu-waktu dibutuhkan. Fungsi jiwa yang demikian ini disebut ingatan atau

memori. Dan ternyata ingatan itu tidak pasif saja, tidak hanya menerima dan menyimpan saja, tetapi

juga aktif, yakni mencari kembali pengetahuan-pengetahuan yang telah masuk dalam ingatan, bahkan

sudah masuk dalam ketidaksadaran, menimbulkan kembali dalam kesadaran, maka fungsi pokok adalah

sebagai berikut:

1. Encoding (Memasukkan pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh dari proses belajar).

2. Storage (Menyimpan pengetahuan-pengetahuannya).


3. Recall (Mengingat kembali, jika diperlukan).[4]

Menurut Bruno (1987), memori (ingatan) ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan,

dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat di dalam otak. Apabila

menerima sebuah informasi melalui indera mata dengan cara melihat simbol/tulisan atau telinga

mendengar informasi, maka mula-mula informasi tersebut akan masuk ke dalam short term memory

atau working memory/memori jangka pendek. Kemudian, informasi tersebut diberi kode-kode khusus.

Setelah selesai proses pengkodean (encoding), informasi itu masuk dan tersimpan di dalam long term

memory atau permanent memory (memori jangka panjang atau permanen).

Suatu saat apabila memerlukan informasi tersebut, maka memori akan kembali berkerja atau berproses

mencari respon dari kumpulan item-item informasi dan pengetahuan yang terdapat dalam salah satu

skema yang relevan tersebut. Skema (skema kognitif) adalah semacam file yang berisi informasi dan

pengetahuan sejenis sepertilinguistic schema untuk memahami kalimat dan cultural schema untuk

menafsirkan mitos dan kepercayaan adat dan lain-lain. Skema-skema tersebut berada di dalam sebuah

kumpulan yang disebut schemata yang tersimpan dalam subsistem akal permanen manusia. Jadi, jika

dianalogikan dengan komputer, schemata itu kurang lebih ibarat folder ataudirectory yang berisi file-file

yang masing-masing memiliki tipe, nama, dan kandungan yang berada antara satu dengan yang lainnya.

Kalau memerlukan informasi mengenai sesuatu, dicarilah nama file yang relevan dari directory/folder,

lalu folder tersebut diklik untuk membuka file atau memunculkan file yang berisi informasi tersebut

pada layar monitornya.

Setelah proses pencarian sukses dilakukan, maka terjadilah peristiwa kognitif yang disebut recall atau

retrieval, yaitu pemanggilan kembali informasi yang terstruktur dalamschemata yang terdapat di dalam

memori tersebut.[5] Pemanggilan kembali informasi yang sudah disimpan dapat menggunakan cara:
1. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang

dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang

dimaksud.

2. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk

yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang padasaat ia berjumpa dengan

orang yang bersangkutan.

3. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu

konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses mengingat reintegrativeterjadi bila seseorang ditanya

sebuah nama, misalnya nama artis pemain sinetron, maka akan teringat banyak hal dari artis tersebut

karena orang tersebut telah menontonnya berkali-kali.[6]

Sedangkan menurut Best (1990) setiap informasi yang diterima sebelum masuk dan diproses oleh

subsistem akal pendek (short term memory) terlebih dahulu disimpan sesaat atau tepatnya lewat

(karena hanya dalam waktu sepersekian detik saja) dalam penyimpanan sementara yang disebut

sensory memory/sensory register, ini adalah subsistem penyimpanan pada syaraf indera penerima

informasi. Dalam dunia kedokteran subsistem ini lazim disebut syaraf sensori yang berfungsi

mengirimkan implus-implus ke otak.[7]

Sehubungan dengan fungsi-fungsi ingatan tersebut di atas, maka terdapatlah sifat-sifat dari ingatan

tersebut, yaitu:

1. Ingatan disebut luas dan cepat (immediate memory span), apabila dalam waktu yang singkat

sanggup memasukkan banyak item (pengetahuan-pengetahuan) dari luar dan lengkap serta cepat

tersimpan dalam jiwa sebagai bahan-bahan ingatan. Cepat dan luas ingatan pada manusia semakin

bertambah sehubungan dengan bertambahnya umur dan latihan/praktik.


2. Ingatan disebut lama dan teguh, yaitu fungsi menyimpan atau retesi yang lama waktunya dan

tidak mengalami perubahan-perubahan ter-hadap pengetahuan yang disimpannya. Retensi

pengetahuan di dalam otak manusia dipikirkan sebagai memory traces, semacam engram/ tusukan-

tusukan pada plat hitam. Semakin kuat tusukan maka semakin kuat retensinya. Hal ini apat terjadi

apabila pengetahuan yang diperoleh dengan stimulus yang kuat atau jelas, persepsinya jelas sehingga

mengesankan.

3. Ingatan disebut setia dan siap, yaitu fungsi mengingat kembali pengetahuan-pengetahuan dari

retesi dengan siap siaga (sewaktu-waktu) dan tidak mengalami perubahan-perubahan (setia).[8]

Untuk jelasnya fungsi-fungsi ingatan tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Masuk Mengingat kembali

cepat (reproduksi)

luas siap dan setia

Menyimpan

(Retensi):

Lama dan teguh (Kuat)


C. Teori Ingatan

Kemampuan mengingat itu bukanlah suatu reproduksi yang pasif saja mengenai pengalaman-

pengalaman yang lampau. Tetapi sebaliknya, bahwa mengingat itu merupakan suatu proses kreatif yang

kompleks. Dari berbagai hasil riset yang dilakukan oleh sarjana-sarjana psikologi Amerika Serikat dapat

di-pelajari hasilnya yang antara lain dikemukakan, bahwa tidak semua bahan yang pernah dipelajari

dapat diingat kembali. Ingatan terhadap bahan-bahan yang telah pernah dipelajari dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Williams dan Knoks antara lain mengetengahkan faktor-faktor dinamis yang

mempengaruhi ingatan, mereka mencatat bahwa reproduksi ingatan dipengaruhi oleh nama-nama

objek; ingatan mengarah kepada simetrisasi, kesederhanaan, dan kesempurnaan; dan gambaran-

gambarannya dipengaruhi oleh proses-proses yang terorganisir, oleh interaksi dengan gambaran-

gambaran lain, dan oleh sikap-sikap subjek.

Sedangkan Barlett mengatakan bahwa mengingat itu banyak ditentukan oleh masa yang lampau. Dari

pengalaman-pengalaman masa lampau individu mengem-bangkan organisasi yang aktif dari gambaran-

gambaran ingatan untuk menyusun skemata atau bagan. Dalam mengingat individu kembali ke masa

yang lampau dengan struktur kognisi sekarang dengan memakai hipotesis, asumsi, interest, dan sikap.

Jadi, Teori ingatan menurut Barllet adalah daya jiwa untuk menyusun secara bayangan, membentuk

relasi sikap ke arah pengorganisasian gambaran-gambaran ingatan masa lampau dan sering kali dengan

disertai bentuk-bentuk detail yang menonjol yang biasanya tampak pada gambaran atau bentuk bahasa.

Secara singkat mengingat ialah merekonstruksikan gambaran-gambaran ingatan dari pengalaman-

pengalaman yang lampau.[9]

Menurut Atkinson-Shiffrin, mengajarkan tentang ingatan ganda yang mengasumsikan bahwa informasi

yang kita miliki memasuki ingatan jangka pendek, dimana informasi tersebut dapat dipertahankan

dengan pengulangan/ dapat hilang dengan adanya peralihan. Ingatan jangka panjang dianggap
mempunyai kapasitas yang tidak terbatas tetapi mudah mengalami kegagalan pengingatan kembali.

Agar kode informasi dapat disusun menjadi ingatan jangka panjang, informasi tersebut haruslah

ditransfer kedalam ingatan jangka pendek. Hal ini merupakan asumsi yang sangat penting yang

menghubungkan ingatan tersebut. Tetapi kita juga bias memproses materi hanya dengan ingatan jangka

panjang.[10]

D. Ragam Ingatan (Memori)

Ditinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori manusia itu terdiri atas dua

macam yaitu:

1. Semantic memory (memori khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-pengertian).

2. Episodic memory (memori khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-peristiwa atau

kejadian-kejadian).[11]

Menurut Reber (1988), dalam memori semantik informasi yang diterima ditransformasikan dan diberi

kode arti, lalu disimpan atas dasar arti itu. Jadi, informasi yang kita simpan tidak dalam bentuk aslinya,

tetapi dalam bentuk kode yang memiliki arti.

Sesuai dengan namanya, banyak ahli yang percaya bahwa memori semantik itu berfungsi menyimpan

konsep-konsep yang signifikan dan bertalian antara satu dengan yang lainnya. Misalnya, seseorang

berkata: “Saya tahu gelatik adalah burung dan memilikisayap.” Dalam kalimat deklaratif ini, gelatik

selalu mengacu pada burung, adapun sayap adalah karakteristik bagi burung-burung atau hewan unggas

pada umumnya. Apabila pengetahuan seseorang tadi kita gambarkan, kurang lebih tatanan/organisasi

item-item informasi yang tersimpan dalam memori permanennya adalah seperti gambar dibawah ini.
burung

sayap

Gelatik

adalah

memiliki

Selanjutnya, memori episodik (Daehler dan Bukatko, 1985) adalah memori yang menerima dan

menyimpan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu,

yang berfungsi sebagai referensi otobiografi. Apa yang anda makan tadi pagi, ke mana anda pergi

kemarin, dan peristiwa apa yang anda alami pada hari pertama menjadi mahasiswa dan sebagainya

adalah beberapa contoh informasi yang tersimpan dalam memori episodik anda.[12]

E. Memori dan IQ (Intelligence Quotient)

Memori dan IQ, antara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat dan tak mungkin dipisahkan. Oleh

karenanya sebagian orang menganggap bahwa IQ itu adalah memori itu sendiri atau sebaliknya.

Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, tetapi juga tidak bisa dipandang keliru sama sekali karena tinggi

rendahnya IQ itu memang berhubungan dengan kuat atau lemahnya memori seseorang.

IQ (Intelligence Quotient) pada dasarnya merupakan sebuah ukuran tingkat kecerdasan. Dalam

pandangan seorang ahli psikologi kognitif, kecerdasan manusia itu dari hasil interaksi antara himpunan

pengetahuan dengan kemampuan khusus dalam mengolah sejumlah informasi tertentu. Oleh

karenanya, kecerdasan seseorang tidak hanya ditentukan oleh potensi dasar/pembawaannya saja,

tetapi juga oleh seberapa banyak pengetahuan yang ia miliki sebagai hasil pengalaman belajarnya.[13]
F. Gangguan Ingatan Manusia

1. Lupa

Suatu peristiwa seseorang tidak dapat mereproduksi tanggapan meskipun ingatan kita dalam keadaan

sehat.

2. Amnesia

Peristiwa seseorang tidak mereproduksi tanggapan, karena ingatan dalam keadaan tidak sehat. Misalnya

gegar otak.

a. Paramnesi (Amnesia yang tidak begitu jauh dari ingatannya, apa-apa yang masih berada di samping

ingatan masih bisa diingat).

b. Auterograde (Amnesia yang peristiwa yang telah terjadi itu terlupakan).

c. Retrograde (Amnesia yang mundur, amnesia ini tidak hanya lupa kepada apa yang baru terjadi,

tetapi juga hal-hal yang jauh sebelum peristiwa itu terjadi, terlupakan juga).[14]

3. Deya vu

Peristiwa seakan-akan belum kenal sesuatu yang sebenarnya belum.

4. Jamais vu

Peristiwa seakan-akan belum kenal kepada sesuatu yang sebenarnya sudah.

5. Depersonalis

Suatu peristiwa seseorang yang tidak mengenal dirinya sendiri.

6. Derealis
Suatu peristiwa seseorang merasa asing di dalam alam yang riil, yang sebenarnya.[15]

G. Meningkatkan Daya Ingat

Hal-hal yang mudah teringat ialah:[16]

1. Suatu hal yang sesuai dengan perasaannya.

2. Hal-hal yang kita alami sebaik-baiknya.

3. Hal-hal yang menimbulkan minat dan perhatian.

4. Hal-hal yang mengandung arti bagi seseorang.

Daya ingat adalah kemampuan seseorang menyimpan memori dan memanggil kembali ingatan itu pada

saat tepat ketika sedang dibutuhkan. Bahasa menjadi alat definisi ketika indera mata atau indera telinga

menangkap sebuah pengetahuan. Bahasa pula yang menjadi “kunci pembuka” ingatan dan kunci

pembuka ingatan adalah yang akan membantu mengingat hal-hal vital di saat-saat penting atau

mengingat sesuatu, tepatnya ketika sedang dibutuhkan. Perlu disadari bahwa ingatan juga berkaitan

erat dengan kondisi “hati”, pada saat tertekan, kekuatan ingatan bisa menurun, misalnya saja saat ujian,

presentasi yang genting, atau saat tertentu yang memiliki daya tekan yang luar biasa pada emosi

kita.[17]

Modal utama untuk melatih daya ingat, kunci yang pertama adalah keyakinan (belief). Keyakinan ialah

keyakinan seseorang akan sesuatu yang bernilai baik, benar, atau nyata, yang sering kali didasari oleh

perasaan pasti yang bersifat emosional dan spiritual. Yang kedua adalah hasrat (desire). Kalau anda

yakin tapi tidak berhasrat mewujudkan keyakinan itu, maka jadi tidak ada artinya. Adapun kunci ketiga

adalah kesungguhan. Banyak orang yang meyakini dirinya bisa sukses dan memiliki hasrat tinggi untuk

meraih keberhasilan, tapi akhirnya terpuruk karena tidak memiliki kesungguhan.[18]


H. Penutup

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam otak terdapat sistem memori atau sistem

akal manusia tersimpan yang disebut dengan ingatan. Dengan ingatan yang dimiliki, manusia dapat

menyerap, mengolah, menyimpan dan memproduksi pengetahuan yang ada di dalam memori yang

berada di dalam otak. Dengan itu struktur sistem akal manusia terdiri atas tiga subsistem, yakni: sensory

register, short term memory, dan long term memory.

Ingatan (Memori) manusia terbagi kepada dua macam, tergantung jenis informasi atau pengetahuan

yang masuk ke dalam ingatannya. Memori manusia itu ada yang hanya menyimpan tentang arti-arti atau

pengertian-pengertian dari informasi yang ia dapat. Ada juga yang hanya menyimpan peristiwa-

peristiwa yang pernah ia alami atau ia lihat, tergantung informasi apa yang masuk kedalam ingatannya

Ingatan tidak selamanya berkerja dengan baik ada beberapa hal yang dapat menggangu ingatan, seperti

lupa, amnesia, deya vu, jamais vu, depersonalis, derealis. Untuk meminimalisir adanya ganguan ingatan

kita dapat melatih ingatan dengan adanya keyakinan, hasrat, dan kesungguhan yang harus kita miliki.
.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004.

Atkinson, Rita L. dkk,. Pengantar Psikologi. terj. Nurdjannah Taufiq dan Rukmini Barhana. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 1983.

Fudyartanta, Ki. Psikologi Umum. Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2011.


http://maszhiday.blogspot.com/2013/02/teori-memori-menurut-para-ahli.html (Diakses Pada 10 Juni

2013).

http://utamitamii.blogspot.com/2012/04/teori-ingatan-memory-dalam-psikologi.htm (Diakses Pada 19

Mei 2013).

Pabichara, Khrisna. Rahasia Melatih Daya Ingat. Jakarta: Kayla Pustaka, 2010.

Sujanto, Agus. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakata: PT. RajaGrafindo Persada, 2005.

Você também pode gostar