Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahluan
Segala macam belajar melibatkan ingatan. Jika kita tidak dapat mengingat apa pun mengenai
pengalaman kita, kita tidak akan dapat belajar apa-apa. Kehidupan hanya sebuah pengalaman
sementara yang sangat berkaitan antara satu dengan yang lain. Kita tidak dapat melakukan apapun
walaupun percakapan yang sederhana sekalipun, karena untuk berkomunikasi kita harus mengingat
pikiran yang kita ungkapkan dan pikiran yang baru disampaikan kepada kita. Tanpa ingatan kita tidak
dapat merefleksikan diri kita sendiri, karena pemahaman diri tergantung pada suatu kesadaran yang
Pada umumnya para ahli psikologi khususnya mereka yang tergolong cognitivist (ahli sains kognitif)
sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori, dan pengetahuan itu sangat erat dan tak mungkin
dipisahkan. Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental
yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni sistem penyimpanan
Ingatan sangat penting bagi manusia, karena ingatan adalah tempat penyimpanan pengetahuan bagi
manusia. Berkenaan dengan itu kami sebagai penulis akan membahas tentang apa itu Ingatan (memori),
teori-teori ingatan yang dikemukakan oleh para ahli psikologi, bermacam-macam ragam ingatan,
gangguan ingatan pada manusia, hubungan ingatan dan IQ, dan cara meningkatkan daya ingat.
B. Ingatan (Memori)
Ingatan (memori) yaitu suatu daya yang dapat menerima, menyimpan, dan mereproduksi kembali
2. Alam sekitar.
3. Keadaan jasmani.
5. Umur manusia.
1. Daya ingatan yang mekanis, artinya kekuatan ingatan itu hanya untuk pengetahuanyang diperoleh
dari pengindraan.
2. Daya ingatan logis, artinya daya ingatan itu hanya untuk pengetahuan-pengetahuanyang
mengandung pengertian.[3]
Pengetahuan yang kita dapat melalui indera maupun melalui akal (pikiran), kemudian masuk ke dalam
kesadaran jiwa dan tersimpan oleh jiwa. Jiwa kita mempunyai kesanggupan untuk menyimpan
pengetahuan untuk beberapa lama, bahkan sampai seumur hidup; dan mengeluarkan kembali
pengetahuan tadi sewaktu-waktu dibutuhkan. Fungsi jiwa yang demikian ini disebut ingatan atau
memori. Dan ternyata ingatan itu tidak pasif saja, tidak hanya menerima dan menyimpan saja, tetapi
juga aktif, yakni mencari kembali pengetahuan-pengetahuan yang telah masuk dalam ingatan, bahkan
sudah masuk dalam ketidaksadaran, menimbulkan kembali dalam kesadaran, maka fungsi pokok adalah
sebagai berikut:
Menurut Bruno (1987), memori (ingatan) ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan,
dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat di dalam otak. Apabila
menerima sebuah informasi melalui indera mata dengan cara melihat simbol/tulisan atau telinga
mendengar informasi, maka mula-mula informasi tersebut akan masuk ke dalam short term memory
atau working memory/memori jangka pendek. Kemudian, informasi tersebut diberi kode-kode khusus.
Setelah selesai proses pengkodean (encoding), informasi itu masuk dan tersimpan di dalam long term
Suatu saat apabila memerlukan informasi tersebut, maka memori akan kembali berkerja atau berproses
mencari respon dari kumpulan item-item informasi dan pengetahuan yang terdapat dalam salah satu
skema yang relevan tersebut. Skema (skema kognitif) adalah semacam file yang berisi informasi dan
pengetahuan sejenis sepertilinguistic schema untuk memahami kalimat dan cultural schema untuk
menafsirkan mitos dan kepercayaan adat dan lain-lain. Skema-skema tersebut berada di dalam sebuah
kumpulan yang disebut schemata yang tersimpan dalam subsistem akal permanen manusia. Jadi, jika
dianalogikan dengan komputer, schemata itu kurang lebih ibarat folder ataudirectory yang berisi file-file
yang masing-masing memiliki tipe, nama, dan kandungan yang berada antara satu dengan yang lainnya.
Kalau memerlukan informasi mengenai sesuatu, dicarilah nama file yang relevan dari directory/folder,
lalu folder tersebut diklik untuk membuka file atau memunculkan file yang berisi informasi tersebut
Setelah proses pencarian sukses dilakukan, maka terjadilah peristiwa kognitif yang disebut recall atau
retrieval, yaitu pemanggilan kembali informasi yang terstruktur dalamschemata yang terdapat di dalam
memori tersebut.[5] Pemanggilan kembali informasi yang sudah disimpan dapat menggunakan cara:
1. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang
dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang
dimaksud.
2. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk
yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang padasaat ia berjumpa dengan
3. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu
konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses mengingat reintegrativeterjadi bila seseorang ditanya
sebuah nama, misalnya nama artis pemain sinetron, maka akan teringat banyak hal dari artis tersebut
Sedangkan menurut Best (1990) setiap informasi yang diterima sebelum masuk dan diproses oleh
subsistem akal pendek (short term memory) terlebih dahulu disimpan sesaat atau tepatnya lewat
(karena hanya dalam waktu sepersekian detik saja) dalam penyimpanan sementara yang disebut
sensory memory/sensory register, ini adalah subsistem penyimpanan pada syaraf indera penerima
informasi. Dalam dunia kedokteran subsistem ini lazim disebut syaraf sensori yang berfungsi
Sehubungan dengan fungsi-fungsi ingatan tersebut di atas, maka terdapatlah sifat-sifat dari ingatan
tersebut, yaitu:
1. Ingatan disebut luas dan cepat (immediate memory span), apabila dalam waktu yang singkat
sanggup memasukkan banyak item (pengetahuan-pengetahuan) dari luar dan lengkap serta cepat
tersimpan dalam jiwa sebagai bahan-bahan ingatan. Cepat dan luas ingatan pada manusia semakin
pengetahuan di dalam otak manusia dipikirkan sebagai memory traces, semacam engram/ tusukan-
tusukan pada plat hitam. Semakin kuat tusukan maka semakin kuat retensinya. Hal ini apat terjadi
apabila pengetahuan yang diperoleh dengan stimulus yang kuat atau jelas, persepsinya jelas sehingga
mengesankan.
3. Ingatan disebut setia dan siap, yaitu fungsi mengingat kembali pengetahuan-pengetahuan dari
retesi dengan siap siaga (sewaktu-waktu) dan tidak mengalami perubahan-perubahan (setia).[8]
Untuk jelasnya fungsi-fungsi ingatan tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
cepat (reproduksi)
Menyimpan
(Retensi):
Kemampuan mengingat itu bukanlah suatu reproduksi yang pasif saja mengenai pengalaman-
pengalaman yang lampau. Tetapi sebaliknya, bahwa mengingat itu merupakan suatu proses kreatif yang
kompleks. Dari berbagai hasil riset yang dilakukan oleh sarjana-sarjana psikologi Amerika Serikat dapat
di-pelajari hasilnya yang antara lain dikemukakan, bahwa tidak semua bahan yang pernah dipelajari
dapat diingat kembali. Ingatan terhadap bahan-bahan yang telah pernah dipelajari dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Williams dan Knoks antara lain mengetengahkan faktor-faktor dinamis yang
mempengaruhi ingatan, mereka mencatat bahwa reproduksi ingatan dipengaruhi oleh nama-nama
objek; ingatan mengarah kepada simetrisasi, kesederhanaan, dan kesempurnaan; dan gambaran-
gambarannya dipengaruhi oleh proses-proses yang terorganisir, oleh interaksi dengan gambaran-
Sedangkan Barlett mengatakan bahwa mengingat itu banyak ditentukan oleh masa yang lampau. Dari
pengalaman-pengalaman masa lampau individu mengem-bangkan organisasi yang aktif dari gambaran-
gambaran ingatan untuk menyusun skemata atau bagan. Dalam mengingat individu kembali ke masa
yang lampau dengan struktur kognisi sekarang dengan memakai hipotesis, asumsi, interest, dan sikap.
Jadi, Teori ingatan menurut Barllet adalah daya jiwa untuk menyusun secara bayangan, membentuk
relasi sikap ke arah pengorganisasian gambaran-gambaran ingatan masa lampau dan sering kali dengan
disertai bentuk-bentuk detail yang menonjol yang biasanya tampak pada gambaran atau bentuk bahasa.
Menurut Atkinson-Shiffrin, mengajarkan tentang ingatan ganda yang mengasumsikan bahwa informasi
yang kita miliki memasuki ingatan jangka pendek, dimana informasi tersebut dapat dipertahankan
dengan pengulangan/ dapat hilang dengan adanya peralihan. Ingatan jangka panjang dianggap
mempunyai kapasitas yang tidak terbatas tetapi mudah mengalami kegagalan pengingatan kembali.
Agar kode informasi dapat disusun menjadi ingatan jangka panjang, informasi tersebut haruslah
ditransfer kedalam ingatan jangka pendek. Hal ini merupakan asumsi yang sangat penting yang
menghubungkan ingatan tersebut. Tetapi kita juga bias memproses materi hanya dengan ingatan jangka
panjang.[10]
Ditinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori manusia itu terdiri atas dua
macam yaitu:
2. Episodic memory (memori khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian).[11]
Menurut Reber (1988), dalam memori semantik informasi yang diterima ditransformasikan dan diberi
kode arti, lalu disimpan atas dasar arti itu. Jadi, informasi yang kita simpan tidak dalam bentuk aslinya,
Sesuai dengan namanya, banyak ahli yang percaya bahwa memori semantik itu berfungsi menyimpan
konsep-konsep yang signifikan dan bertalian antara satu dengan yang lainnya. Misalnya, seseorang
berkata: “Saya tahu gelatik adalah burung dan memilikisayap.” Dalam kalimat deklaratif ini, gelatik
selalu mengacu pada burung, adapun sayap adalah karakteristik bagi burung-burung atau hewan unggas
pada umumnya. Apabila pengetahuan seseorang tadi kita gambarkan, kurang lebih tatanan/organisasi
item-item informasi yang tersimpan dalam memori permanennya adalah seperti gambar dibawah ini.
burung
sayap
Gelatik
adalah
memiliki
Selanjutnya, memori episodik (Daehler dan Bukatko, 1985) adalah memori yang menerima dan
menyimpan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu,
yang berfungsi sebagai referensi otobiografi. Apa yang anda makan tadi pagi, ke mana anda pergi
kemarin, dan peristiwa apa yang anda alami pada hari pertama menjadi mahasiswa dan sebagainya
adalah beberapa contoh informasi yang tersimpan dalam memori episodik anda.[12]
Memori dan IQ, antara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat dan tak mungkin dipisahkan. Oleh
karenanya sebagian orang menganggap bahwa IQ itu adalah memori itu sendiri atau sebaliknya.
Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, tetapi juga tidak bisa dipandang keliru sama sekali karena tinggi
rendahnya IQ itu memang berhubungan dengan kuat atau lemahnya memori seseorang.
IQ (Intelligence Quotient) pada dasarnya merupakan sebuah ukuran tingkat kecerdasan. Dalam
pandangan seorang ahli psikologi kognitif, kecerdasan manusia itu dari hasil interaksi antara himpunan
pengetahuan dengan kemampuan khusus dalam mengolah sejumlah informasi tertentu. Oleh
karenanya, kecerdasan seseorang tidak hanya ditentukan oleh potensi dasar/pembawaannya saja,
tetapi juga oleh seberapa banyak pengetahuan yang ia miliki sebagai hasil pengalaman belajarnya.[13]
F. Gangguan Ingatan Manusia
1. Lupa
Suatu peristiwa seseorang tidak dapat mereproduksi tanggapan meskipun ingatan kita dalam keadaan
sehat.
2. Amnesia
Peristiwa seseorang tidak mereproduksi tanggapan, karena ingatan dalam keadaan tidak sehat. Misalnya
gegar otak.
a. Paramnesi (Amnesia yang tidak begitu jauh dari ingatannya, apa-apa yang masih berada di samping
c. Retrograde (Amnesia yang mundur, amnesia ini tidak hanya lupa kepada apa yang baru terjadi,
tetapi juga hal-hal yang jauh sebelum peristiwa itu terjadi, terlupakan juga).[14]
3. Deya vu
4. Jamais vu
5. Depersonalis
6. Derealis
Suatu peristiwa seseorang merasa asing di dalam alam yang riil, yang sebenarnya.[15]
Daya ingat adalah kemampuan seseorang menyimpan memori dan memanggil kembali ingatan itu pada
saat tepat ketika sedang dibutuhkan. Bahasa menjadi alat definisi ketika indera mata atau indera telinga
menangkap sebuah pengetahuan. Bahasa pula yang menjadi “kunci pembuka” ingatan dan kunci
pembuka ingatan adalah yang akan membantu mengingat hal-hal vital di saat-saat penting atau
mengingat sesuatu, tepatnya ketika sedang dibutuhkan. Perlu disadari bahwa ingatan juga berkaitan
erat dengan kondisi “hati”, pada saat tertekan, kekuatan ingatan bisa menurun, misalnya saja saat ujian,
presentasi yang genting, atau saat tertentu yang memiliki daya tekan yang luar biasa pada emosi
kita.[17]
Modal utama untuk melatih daya ingat, kunci yang pertama adalah keyakinan (belief). Keyakinan ialah
keyakinan seseorang akan sesuatu yang bernilai baik, benar, atau nyata, yang sering kali didasari oleh
perasaan pasti yang bersifat emosional dan spiritual. Yang kedua adalah hasrat (desire). Kalau anda
yakin tapi tidak berhasrat mewujudkan keyakinan itu, maka jadi tidak ada artinya. Adapun kunci ketiga
adalah kesungguhan. Banyak orang yang meyakini dirinya bisa sukses dan memiliki hasrat tinggi untuk
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam otak terdapat sistem memori atau sistem
akal manusia tersimpan yang disebut dengan ingatan. Dengan ingatan yang dimiliki, manusia dapat
menyerap, mengolah, menyimpan dan memproduksi pengetahuan yang ada di dalam memori yang
berada di dalam otak. Dengan itu struktur sistem akal manusia terdiri atas tiga subsistem, yakni: sensory
Ingatan (Memori) manusia terbagi kepada dua macam, tergantung jenis informasi atau pengetahuan
yang masuk ke dalam ingatannya. Memori manusia itu ada yang hanya menyimpan tentang arti-arti atau
pengertian-pengertian dari informasi yang ia dapat. Ada juga yang hanya menyimpan peristiwa-
peristiwa yang pernah ia alami atau ia lihat, tergantung informasi apa yang masuk kedalam ingatannya
Ingatan tidak selamanya berkerja dengan baik ada beberapa hal yang dapat menggangu ingatan, seperti
lupa, amnesia, deya vu, jamais vu, depersonalis, derealis. Untuk meminimalisir adanya ganguan ingatan
kita dapat melatih ingatan dengan adanya keyakinan, hasrat, dan kesungguhan yang harus kita miliki.
.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004.
Atkinson, Rita L. dkk,. Pengantar Psikologi. terj. Nurdjannah Taufiq dan Rukmini Barhana. Jakarta:
2013).
Mei 2013).
Pabichara, Khrisna. Rahasia Melatih Daya Ingat. Jakarta: Kayla Pustaka, 2010.