Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. PENGERTIAN
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan
vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik,
dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu,
begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,
terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti appendiksitis, pielitis dan
sebagainya.
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan
segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit
kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing.
2. Etiologi
Penyebab hiperemesis ini belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor
predisposisi yang dikemukakan, yaitu :
a. Sering terjadi pada primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang
tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik
gonadotropin dibentuk berlebihan. Hormon ini meningkat cepat pada triwulan pertama
kehamilan dan dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah.
b. Factor organic: perubahan metabolik.
c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik, keretakan rumah tangga, dukungan suami dan keluarga, kehilangan
pekerjaan karena harus memikirkan masalah ekonomi yang lemah, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, hamil yang tidak diinginkan, kemungkinan wanita yang
menolak hamil, takut dengan tanggung jawab sebagai ibu dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup.
e. Helicobacter pylori. Penelitian melaporkan bahwa 90 % kasus kehamilan dengan
hiperemesis terinfeksi ditemukan bakteri ini, yang dapat menyebabkan luka pada
lambung.
f. Diet tinggi lemak. Resiko hiperemesis meningkat sebanyak 5 kali setiap penambahan 15
gram lemak jenuh setiap hari
5. Patologi
Otopsi yang meninggal karena hiperremesis gravididarum diperoleh bahwa terjadi
kelainan pada organ-organ tubuh, yaitu:
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilebuler tanpa
nekrosis.
b. Jantung : jantung atrofis, kecil dan biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-
endokardinal.
c. Otak : terdapat perdarahan bercak pada otak.
d. Ginjal : pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.
6. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Hormone estrogen yang
meningkat menyebabkan menurunnya produksi asam lambung (HCL) dan menurunnya
kecepatan pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil,
meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Sedangkan hormone HCG dapat mempengaruhi control mual muntah pada sistem saraf
pusat di otak.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda,
bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada
sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor
hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik
dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehngga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan
Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan
jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat
metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
7. Komplikasi
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan
emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan
depresi
8. Penanganan
a. Pencegahan
1) Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik
2) Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
3) Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
4) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
5) Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak.
6) Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun terlalu
dingin.
7) Usahakan defekasi teratur.
b. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut
oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang berat serta menghilangkan masalah dan
konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Terapi obat
Apabila dengan cara di atas keluhan dan gejala tidak berkurang diperlukan pengobatan
a. Tidak memberikan obat yang teratogen.
b. Sedetiva yang sering diberikan adalah Phenobarbital.
c. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
d. Anthistaminika seperti dramamin, avomin.
e. Pada keadaan berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
d. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
1) Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan peredaran udara
baik. Jangan terlalu banyak tamu, jika perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh
masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi
atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan.
2) Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal, dan
fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang kiranya dapat menjadi
latar belakang penyakit ini.
3) Terapi parental
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukosa
5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah
kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena. Buat dalam
daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti
yang telah disebutkan di atas.
4) Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takhikardi, ikterius, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi di lain
pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN PATOLOGIS TERHADAP NY. D
PUSKESMAS KARANGANYAR
a. Identitas/ Biodata
b. Anamnesa
1) Keluhan utama
Ibu mengatakan merasakan mual pada pagi hari, siang hari bahkan muntah
lebih dari 20 kali perhari, ibu merasa pusing dan lemas serta banyak
a) Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan pertama menstruasi umur 12 tahun, siklus 28 hari, lama
menstruasi 7 hari, 2-3 kali ganti pembalut, sifat darah encer, Hari Pertama
b) Pergerakan fetus
(7) Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya : tidak ada
3) Riwayat kontrasepsi
a) Diet/ makan
Ibu mengatakan makan tidak tentu karena setiap ibu makan selalu muntah,
porsi satu sendok, hanya bisa makan buah. Ibu tidak minum susu. Minum
air putih mual, mau minum jus. Pola nutrisi tidak terpenuhi.
b) Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1 kali per dua hari, konsistensi lembek, bau khas
tinja. BAK 4-5 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas ammonia.
c) Personal hygiene
d) Istirahat
Ibu mengatakan jarang tidur siang, dan tidur malam ±6 jam dalam sehari.
e) Aktivitas sehari-hari
5) Riwayat imunisasi
hipertensi, hepar, malaria, campak, TBC, gangguan mental dan tidak pernah
operasi
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun,
9) Perilaku kesehatan
b) Dari hasil pemeriksaan buku KIA, ibu sudah melakukan ANC 6 kali
a) Ibu hamil dilarang makan di depan pintu karna takut menghalangi bayi
makhluk halus
c) Ibu hamil tidak boleh belanja pakaian bayi sendiri di pasar karna takut
bayi hilang
d) Ibu setelah melahirkan harus pakai stagen agar perut tidak pecah
a. Pemeriksaan fisik
2) Kesadarran : composmentis
3) Berat badan : 43 kg
7) Lila : 23 cm
8) Tanda-tanda vital
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : rambut bersih, tidak rontok, tidak ada benjolan
6) Mulut : bibir kering, warna pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada
simetris kanan dan kiri, keadaan bersih, putting susu menonjol tidak ada
10) Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki, reflek patella +
11) Abdomen : tidak ada bekas operasi, tidak ada strie gravidarum, terdapat linea
nigra
DJJ :-
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb : 11gr%
gravidarum
4. Penatalaksanaan (P)
a. Meberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yaitu usia kehamilan ibu saat
ini 12 minggu, tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 90x/menit, berat badan 43
kg,
b. Mengajarkan ibu cara mengurangi rasa mual dengan minum air putih hangat.
e. Mengajarkan ibu untuk makan sedikit tapi sering agar pola kebutuhan nutrisi
tetap terpenuhi.