Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEMBAHASAN
P
1
P
0
Y
Y2 Y1
Menunjukkan kurva permintaan agregat yang meringkas hubungan antara tingkat bunga
dan pendapatan, semakin tinggi tingkat harga, semakin rendah tingkat pendapatan riil. Setiap
pasang nilai P dan Y pada kurva permintaan agregat berhubungan dengan satu titik di mana baik
pasar barang maupun pasar uang berada dalam keseimbangan. Kurva AD bukan kurva
permintaan pasar, dan kurva ini bukan jumlah dari semua kurva permintaan pasar dalam
perekonomian, karena permintaan pasar bersifat individual.
Kurva permintaan menunjukkan kuantitas keluaran yang diminta ( oleh suatu rumah
tangga individual atau dalam suatu pasar tunggal ) pada setiap harga yang mungkin, cateris
paribus. Dalam menggambarkan kurva permintaan, kita mengasumsikan bahwa harga – harga
dan pendapatan tetap. Dari asumsi itu, menyusul bahwa salah satu alasan jumlah barang tertentu
yang diminta turun bila harganya naik adalah bahwa harga – harga lain tidak naik.
Permintaan agregat turun bila tingkat harga naik, karena lebih tingginya tingkat harga
menyebabkan naiknya permintaan uang ( MD ), demikian disebabkan oleh permintaan uang
yang konstan, tingkat suku bunga akan naik untuk membangun kembali keseimbangan di pasar
uang. Tingkat suku bunga tinggilah yang menyebabkan keluaran agregat turun.
Akibat penuruna pengeluaran pemerintah ( G ) atau kenaikan pajak neto ( Tx net ) terhadap
kurva AD menyebabkan kurva permintaan agregat ( ADo ) bergeser ke kiri dari ADo ke AD2
f. Exchange rate
Kurs (Exchange Rate) suatu mata uang adalah harga mata uang dalam negeri terhadap
mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing akan sangat tergantung dari sifat pasar. Dalam
pasar bebas, kurs akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran.
Keefektifan dari kebijakan fiskal dan moneter dalam mempengaruhi pendapatan agregat
bergantung pada regim atau sistem nilai tukar (exchange rates).
Para ekonom membagi kurs atas dua macam (Mankiw, 1999:192) yaitu :
a. Kurs nominal, yaitu harga relatif dari mata uang dua negara.
b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu kurs rill yang dinyatakan
tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-
barang dari negara lain.
Sejalan dengan tujuan kebijakan nilai tukar, maka dikenal berbagai jenis sistem nilai tukar yang
digunakan oleh suatu negara Nellis (2000:217)
Dari kurva diatas dapat dilihat perbedaan penting antara pendekatan Keyness dengan
pendekatan klasik ( Pigou ) pada penentuan pendapatan nasional. Asumsi keynesan yang (
ditunjukkan oleh titik K ) adalah bahwa tingkat harga tidak bergerak. Bergantung pada
kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan determinan permintaan agregat lainnya, output bisa
menyimpang dari tingkat alamiah.
Asumsi Klasik / Pigou ( yang ditunjukkan oleh titik C ) adalah bahwa tingkat harga
sepenuhnya fleksibel. Tingkat harga disesuaikan untuk menjamin bahwa pendapatan nasional
selalu berada pada tingkat alamiah.
Sumber :
Sadono Sukirno, 2003. Pengantar Teori Makrekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persda
Mankiw, Gregory N. 2007. Makro Ekonomi, edisi ke-6. Jakarta : Erlangga