Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Al-Husaini, A.H. 1947. The feeding habits and the morphology of the alimentary
tract of some teleost living in the neighbourhood of The Marine biological
station. Ghardaga, Red Sea. Publications of Thr Marine Biological Station.
Ghardaga (Red Sea) 5 : 1-61.
Almansa E, Perez MJ, Cejas JR, Badia P, Villamandos JE, Lorenzo A. 1999.
Influence of broodstock gilthead seabream (Sparus aurata L) dietary fatty
acid on egg quality and egg fatty acid composition troughout the spawning
season. J Aquaculture. 170 : 323-336.
Alvarez MJ, Bote CJL, Diez A, Corraze G, Arzels J, Dias J, Kaushik SJ, Bautista
JM. 1999. The partial substitution of digestible protein with gelatinized
starch as an energy source reduces susceptibility to lipid oxidation in
rainbow trout (Oncorhynchus myskiss) and sea bass (Dicentrarchus labrax)
muscel. J Anim. Sci. 77 : 3322-3329.
Anras MLB, Lagardere JP. 2004. Measuring cultures fish swimming behaviour :
first result on rainbow trout using acoustic telemetry in tanks. J
Aquaculture. 240 : 175-186.
Awaludin H. 2003. Laju tumbuh harian dan indeks viscerosomatik pada ikan patin
(pangasius spp.) yang diberi pakan buatan dengan kadar protein berbeda.
[skripsi]. Purwokerto. Fakultas Biologi. Universitas Jenderal Soedirman.
Bal DV, Rao KV. 1994. Marine fisheries. New Delhi. Tata McGraw Publishing
Company Limited,.
Bardach JE, Rischter JH, Larney WO Mc. 1972. Aquaculture, the farming and
husbandary of freshwater and marine organisms, Science Edition. John
Willey and son, Inc.
Bransden MP, Battaglene SC, Goldsmid RM, Dunstan GA, Nichols PD. 2007.
Broodstck condition, egg morphology and lipid content and composition
during the spawning season of captive striped trumpeter, Latris lineata. J.
Aquaculture. 268 : 2-12.
Buwono IB. 2000. Kebutuhan asam amino esensial dalam ransum ikan.
Yogyakarta. Kanisius.
Cren ED. 1951. The length-weight relationship and seasonal cycle in gonad
weight and condition in the perch (Perca fluviatilis). J Anim. Ecol. 20 : 201-
219
Damsgard B, Arnesen AM, Jobling M. 1999. Seasonal patterns of feed intake and
growth of hammerfest and svalbard artic charr maturing at different ages. J
Aquaculture. 171 : 149-160.
Helfman GS, Collette BB, Facey DE. 2002. The diversity of fishes. A Blackwell
Publishing Company. Blackwell Science Inc.
Huet M. 1971. Text Book of Fish Culture. Breeding and cultivation of fish.
Fishing News (Books) Ltd..
Jangkaru Z. 1974. Sifat-sifat air pada umumnya dan untuk Budidaya Ikan. Latihan
intensifikasi budidaya ikan air tawar. Sukabumi. BBAT Sukabumi.
Kamler E. 1992. Early life history of fish and energetic approach. London.
Chapman and Hall (Fish and Fisheries Series 4).
Kapoor BG, Smit H, Verighina AL. 1975. The alimentary canal and digestion in
teleost. Adv, Mar. Biol. 13 : 109-239.
Krebs CJ. 1989. Ecological methodology. New York. Harper and Row Pulisher.
Lam TJ. 1983. Application of endocrinology to fish culture. Can. Fish. Aquact.
Sci. 39 : 11-37.
Lambert Y, Dutil JD. 1996. Variations in the energetic condition of cod (gadus
morhua) during the collapse of the northern gulf of st. lawrence stock. Can.
J Fish Aquact. Sci. 53 : 207-213
Litaay M, Silva SS, Gunasekera RM. 2001. Changes in the amino acid profiles
during embryonic development of the blacklip abalone (Haliotis rubra).
Aquat. Living Resour. 14 : 335-342.
Lucifora LO, Menni RC, Escalante AH. 2002. Reproductive ecology and
abundance of the sand tiger shark (Carcharias taurus) from the
Southhwestern Atlantic. ICES J of Mar. Sci. 59 : 553-561.
Mackie LA, Ansell AD. 1993. Differences in reproductive ecology in natural and
transplanted populations of Pecten maximus : Evidence for the existence of
separate stocks. J Exp. Mar. Biol. Ecol. 169 : 57-75.
Massou AM, Panfili J, Lae R, Baroiler JF, Mikolasek O, Fontanelle G, Bail PY le.
2002. Effect of different food restrictions on somatic and otolith growth in
nile tipalia reared under controlled conditions. Aquat. Living Resourc 60 :
1093-1104.
Newsholme EA, Start C. 1980. Regulation in metabolism. John Wiley and Sons.
Nikolsky GV. 1963. The Ecology of fishes. London and New York. Academic
Press.
Nomura T, Davis ND. 2005. Lipid and moisture content of salmon prey
organisms and stomach contents of chum, pink and sockeye salmon in the
Bering Sea. NPAFC Technical Report. 6 : 59-61
Pazos AJ, Roman G, Acosta CP, Sanchez JL, Abad M. 1997. Lipid classes and
fatty acid composition in the female gonad of Pecten maximus in relation to
reproductive cycle and environment variables. Comp. Biochem. Physiol. B
117 : 393-402.
Pazos AJ, Sanches JL, Roman G, Paralle MLP, Abad M. 2003. Seasonal change
in lipid classes and fatty acid composition in the digestve gland of Pecten
maxima. Comp. Biochem Physiol part B 134 : 367-380.
Pescod MB. 1973. Investigation of rational effluent and stream standards for
Bangkok. Countries ATT.
Pratiwi NTM. 1991. Studi kebiasaan makanan dan preserensi makanan ikan
betutu (Oxyleotris marmota, Bleeker) di daerah aliran sungai Cisadane, Kab
Tangerang dan Waduk Saguling, Kab Bandung. Karya Ilmiah. Bogor.
Fakultas Perikanan. IPB.
Putro SS. 2003. Ekologi ikan baceman (Mystus nemurus) di sungai Klawing
Kabupaten Perbalingga dan beberapa faktor yang berkaitan dengan
domestikasinya. [tesis]. Purwokerto. Magister Sains Ilmu Lingkungan.
Program Pasca Sarjana. Unsoed.
Rachmawati FN, Hariyadi B, Winarni ET. 2003. Effek perbedaan kadar protein
dan energi dalam pakan terhadap pertumbuhan dan komposisi tubuh ikan
patin Pangasius spp. J Sains Akuatik 6 (1) : 19-26.
Rideout RM, Litvak MK, Trippel EA. 2003. The development of a sperm
cryopreservation protocol for winter flounder Pseudopleuronectes
americanus (Walbaum) : evalution of cryopreservation and diluents.
Aquact. Res. 34 : 653-659.
Rifai SA. 1983. Biologi perikanan 2. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.
Dekdikbud.
Saanin H. 1982. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. Bogor. Bina Cipta.
Sachwan MF. 2001. Pakan ikan dan udang. Jakarta. Penebar Swadaya.
Sanchez WMC, Schreck CB, Fitzpatrick MS, Pereira CB. 1998. Effect of stress
on the reproductive performance of rainbow trout (Oncorhynchus myskiss).
Biol. Reprod. 58 : 439-447.
Silva SS, Gunasekera RM, Austin CM, Allinson G. 1998. Habit related variation
in fatty acid of catadromous (Galaxias maculatus). Aquat. Living Resour. 11
(6) : 379-385.
Silverstein JT, Shearer KD, Dickoff WW, Plisetskaya EM. 1999. Regulation of
nutrient intake and energy balance in salmon. J Aquaculture. 177 : 161-169.
Sukendi. 2003. Vitelogenesis dan manipulasi fertilisasi pada ikan. Bahan Kuliah
Biologi Reporduksi. Pekanbaru. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
UNRI.
Sulistiono. 1998. Fishery biology of the whitings, Sillago japonica and Sillago
sihama. [thesis]. Japan. Thesis submitted to Tokyo University of Fisheries.
Sulistyo I dan Setijanto, 2002. Aspek ekologi dan reproduksi ikan senggaringan
(Mystus nigriceps): acuan dasar domestikasi dan budidaya. [laporan hasil
penelitian]. Purwokerto. Fakultas Biologi. Universitas Jendral Soedirman.
Suryanti A. 2007. Komposisi protein dan lemak pada gonad dan visceral dalam
kaitannya dengan reproduksi ikan baceman (Mystus nemurus) yang
ditangkap di sungai Klawing Purbalingga. [skripsi]. Purwokerto. Program
Sarjana Perikanan dan Kelautan. Universitas Jenderal Soedirman.
Walks DJ, Li HW and Reeves GH. 2000. Trout summer flows and irrigation
canals : a study of habitat condition and trout population within a complex
system management and ecology of River Fisheries. United Kingdom.
Universitas of Hull.
Wardoyo STH. 1981. Kriteria kualitas air untuk keperluan pertanian dan
perikanan. Bogor. IPB.
Wootton RJ. 1985. Fish energetics : new perspectives. Di Dalam Tytler P, Valow
P. editor. London. Croom Helm.
Xie XZ, Long TC, Zhang YG, Cho Z. 1998. Reproductive investment in The
Silurus meridionalis. J of Fish Biology. 53 : 259-271.
Setelah jumlah persen (%) protein didapat lalu dicari nilai kalorinya dengan
rumus : % protein x 23,6 kJ/g
Lampiran 3 Analisis kadar lemak
Metode yang digunakan adalah metode Folch, dengan prinsip lemak total
diekstrak melalui prosedur pencampuran dengan kloroform dan metanol dengan
rasio 2 : 1. Prosedurnya adalah, labu silinder dioven terlebih dahulu pada suhu
110 oC selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian
ditimbang (X1). Timbang 2 – 3 g bahan/sampel (A) kedalam gelas homogenize,
lalu tambahkan larutan kloroform/metanol C(20xA), sisakan sebagian untuk
membilas pada saat penyaringan. Sampel yang telah diberi larutan tadi kemudian
dihomogenkan selama 5 menit, setelah itu saring dengan vacuum pump.
Selanjutnya masukkan sampel yang telah disaring tersebut ke dalam labu
pemisah yang telah di beri larutan MgCl2 0,03 M sebanyak (0,2xC), kemudian
kocok dengan kuat minimal 1 menit. Tutup dengan alumunium foil dan diamkan
semalam. Lapisan bawah yang terdapat pada labu pemisah disaring kedalam labu
selinder, kemudian dievapoator sampai kering. Tiup sisa kloroform/metanol yang
terdapat pada labu menggunakan vacuum, lalu timbang (X2)
(X2 X1)
% lemak kasar = X 100%
A
Setelah jumlah persen (%) lemak didapat lalu dicari nilai kalorinya dengan
rumus : % lemak x 39,5 kJ/g.
Lampiran 4 Pembuatan preparat histologis (metode mikroteknik)
Pembuatan preparat histologis gonad dilakukan berpedoman kepada
metode mikroteknik dengan tahapan sebagai berikut.
1. Fiksasi
Gonad diambil dari ikan, lalu difiksasi dengan larutan Bouin (15 cc asam
pikrat jenuh + 5 cc formalin pekat + 1 cc asam cuka pekat) selama 24 jam,
setelah itu pindahkan ke dalam larutan alkohol 70% beberapa kali sampai
warna kuning kehijauan hilang.
2. Dehidrasi
Organ direndam dalam larutan alkohol bertingkat ( 80%, 90%, dan 95%)
masing-masing selama 24 jam selanjutnya pindahkan kedalam alkohol absolut
dengan tiga kali tingkatan dengan waktu masing-masing 60 menit.
3. Clearing I
Selanjutnya organ direndam kedalam Xylol dengan tiga kali tingkatan dengan
waktu masing-masing 60 menit.
4. Infiltring
Organ direndam dalam parafin murni pada suhu 80 oC dengan tiga kali
tingkatan, dengan waktu masing-masing 60 menit.
5. Embeding
Organ ditanam dalam balok parafin cair, saat menanam organ usahakan tidak
ada gelembung udara didalam balok tersebur untuk menjaga kekuatan balok.
Biarkan parafin mengeras selama 24 jam.
6. Pemotongan
Spesimen dipotong denan mikrotom, untuk organ betina setebal 6 mikron,
kemudian ditempelkan pada gelas objek yang telah ditetesi ewid, renggangkan
di atas alat pemanas keringkan 24 jam pada suhu 45 oC.
7. Deparafinasi
Preparat direndam berturut-turut (Xylol I, II, alkohol absolut I, II, 95%, 90%,
85%, 80%, 70%, dan 50%) masing-masing 2 menit dan cuci sampai warna
putih.
8. Pewarnaan
Preparat direndam dalam larutan hematoksilin selama dua menit, dicuci
dengan air keran mengalir, rendam dalam larutan eosin selama dua menit, cuci
dengan air keran mengalir.
9. Dehidrasi
Preparat direndam berturut-turut di dalam alkohol 70%, 80%, 85%, 90%, 95%
I, 95% II, absolut I, II masing-masing 1 menit.
10. Clearing II
Preparat direndam dalam Xylol I dan II masing-masing selama satu menit.
11. Penutupan cover glass
Preparat diberi zat perekat, ditutup dengan cover glass, keringkan selama 10
menit. Preparat diberi label sesuai dengan perlakuan sehingga didapatkan
preparat permanen histologis gonad yang dapat diamati dibawah mikroskop.
Lampiran 23 Nilai adephose fin index ikan senggaringan dari tiap-tiap TKG
TKG N Kisaran (%) Rataan (%) SD Ket
I 33 4,7059 -7,0796 6,4114 0,5088
II 45 6,1947 – 9,8591 8,1033 1,0084
III 40 7,6923 – 12,7273 10,5031 1,2326
IV 47 6,5385 – 11,8644 9,8123 1,3128
V 26 7,5117 – 11,3122 9,3913 0,9656
Lampiran 24 Nilai hepato somatik index ikan senggaringan dari tiap-tiap TKG
TKG N Kisaran (%) Rataan (%) SD Ket
I 33 0,6067 – 1,8343 1,0794 0,2649
II 45 0,4831 – 1,7791 1,0008 0,2657
III 40 0,6918 – 5,2357 1,1914 0,7526
IV 47 0,6488 – 1,5100 1,0199 0,2247
V 26 0,7409 – 2,6163 1,2812 0,4449
Lampiran 25 Nilai gonado somatik index ikan senggaringan dari tiap-tiap TKG
TKG N Kisaran (%) Rataan (%) SD Ket
I 33 0,0189 – 0,0480 0,0308 0,0079
II 45 0,1529 – 0,9696 0,3863 0,1869
III 40 1,1996 – 4,9712 3,3435 1,0501
IV 47 4,0026 – 14,9830 8,4075 2,7292
V 26 2,4089 – 6,5831 3,6218 1,1174
Lampiran 26 Nilai Fekunditas ikan senggaringan (Mystus nigriceps)
Fekunditas pjng ikan
NO G Q X (butir) (mm) Berat ikan (g)
1 4 0,0068 46 27059 225 82
2 5,5 0,1271 339 14670 185 43,5
3 4 0,0681 256 15037 215 61
4 4 0,0281 189 26904 225 74
5 4,5 0,0114 67 26447 215 65,5
6 4,5 0,055 213 17427 200 59.5
7 0,5 0,0119 72 3025 180 47
8 4,5 0,0728 259 16010 220 97
9 7 0,1547 326 14751 228 82,5
10 4,5 0,0597 232 17487 223 73,5
11 1 0,0168 145 8631 189 47
12 4,5 0,1022 339 14927 210 64
13 7 0,0559 233 29177 225 80,5
14 4,5 0,0633 230 16351 205 61
15 13,5 0,1586 483 41113 230 96,5
16 6 0,0851 336 23690 200 61
17 3 0,0314 185 17675 285 40
18 6 0,0888 297 20068 220 66,5
19 12 0,0794 278 42015 210 88,5
20 9,5 0,2318 634 25984 240 105
21 12 0,0559 233 50018 245 115,5
22 7 0,1883 655 24349 210 67
23 2 0,1432 300 4190 195 49,5
24 5 0,192 605 15755 200 56
25 1 0,0458 229 5000 226 79,5
JML 137 2,1341 7181 517758,99
RATA2 5,48 0,085364 287,24 20710,359
ST.DEV 3,346 0,062168 160,807929 11501,423
Lampiran 27 Jumlah sel telur per ukuran diameter telur ikan senggaringan
Kisaran diameter telur Jumlah (butir) Keterangan
170 – 250 11
251 – 330 37
331 – 410 34
411 – 490 171
491 – 570 424
571 – 650 153
651 – 730 65
731 – 810 4
811 - 890 1
Lampiran 28 Fisika Kimia Air Perbulan
SATUAN Maret April Mei Juni
PARAMETER
Rataan Rataan Rataan Rataan
Suhu oC 24 - 26 24,8 23 - 28 25,5 25-28 26,84 26 - 28 27,14
tepi 0,69 - 1,36 1,15 0,72 - 1 0,86 0,25 - 0,93 0,73 0,34 - 0,88 0,66
Kedalaman m
tengah 1,5 - 5 3,61 1,50 - 5 3,5 1.18 - 3.23 2,44 1 - 3,35 2,6
Kecepatan arus m/s 0,56 - 1,05 0,83 0,36 -0,64 0,5 0,49 - 0,77 0,63 0,26 - 0,71 0,54
pH 6,5 - 7 6,88 6,5 - 7 6,75 7 7 7 7
O2 terlarut ppm 6,8 - 8 7,4 6,8 - 7,8 7,38 4,2 - 8,4 6,64 5,8 - 8,3 7,14
Alkalinitas mg CaCO3/l 70.56 - 80.64 76,62 75,60 - 83,16 79,79 73,43 - 81,47 77,82 70,84 - 83,06 78,28
CO2 Bebas ppm 2,42 - 3,96 3,29 1,76 - 5,5 3,88 3,08 - 6,55 5,23 2,42 - 6,38 4,74
Tumbuhan air/lumut + + + ++