Você está na página 1de 17

CRITICAL BOOK REVIEW

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Drs.Ramli, MA.

Oleh :

Nadhilah

7163220041

Akuntansi C 2016

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS EKONOMI

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Swt, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan Tugas Critical Book Report yang membandingkan antara Buku
Islam Kaffah Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi karya Dr. H. Husnel
Anwar Matondang, M.Ag., buku Dasar-Dasar Agama Islam Buku Teks Pendidikan
Agama Islam pada Perguruan Tinggi karya Prof. Dr. Zakiah Dradjat, Dkk, dan buku
Pembinaan Karakter Mahasiswa melalui Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum karya Dr. Marzuki, M. Ag.

Tugas ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dari
segi materi maupun motivasi.

CBR ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang
diampu oleh Bapak Drs.Ramli, MA.
Penulis menyadari bahwa CBR ini masih memiliki banyak sekali kekurangan, oleh
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca terutama dosen kami,
guna pembuatan CBR yang lebih baik di mata kuliah ini maupun di mata kuliah yang lain.
Akhir kata, penulis berharap CBR ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sehingga
dapat dijadikan bahan bacaan yang dapat membantu para pembaca dalam menyelesaikan
tugas.

Medan, Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2

2.1 Identitas Buku .................................................................................................................. 2

2.2 Ringkasan Buku ............................................................................................................... 3

2.3 Kelebihan & Kekurangan Buku ..................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13

3.2 Saran ............................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap buku memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tapi dari setiap
buku yang berjudul sama pasti ada yang lebih mencolok untuk digunakan. Oleh karena itu
kita perlu membangdingkan buku tersebut jika kita menginginkan salah satu buku dengan
buku lain yang memiliki judul dan topik pembahasan yang sama karena ketika kita
membandingkan sebuah buku dengan teliti, maka kita akan tahu buku mana yang lebih layak
kita gunakan.

Bukan hanya membandingkan, seperti yang kita ketahui bahwa setiap buku memiliki
kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu, kita juga perlu mengkritik
buku tersebut, baik itu dari kelemahan maupun kelebihan buku. Dengan melakukan ini, maka
si penulis akan dapat memperbaharui bukunya agar lebih baik lagi dan berusaha membuat
pembaca meminati buku karangannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana identitas buku yang dibandingkan?
2. Bagaimana perbandingan, kelebihan serta kelemahan dari setiap topik yang sama?
3. Apa kelebihan serta kelemahan buku secara umum ?

1.3 Tujuan
1. Memaparkan identitas buku yang akan dibandingkan
2. Mengetahui perbandingan, kelebihan serta kelemahan khusus dari setiap topik yang
sama.
3. Mengetahui perbandingan, kelebihan serta kelemahan buku secara umum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku

 Buku Utama
a. Judul Buku : Islam Kaffah Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan
Tinggi
b. Pengarang : Dr. H. Husnel Anwar Matondang, M.Ag.
c. Penerbit : Perdana Publishing
d. Tempat Terbit : Medan
e. Tahun Terbit : 2017
f. Jumlah Halaman : 230 Halaman

 Buku Pembanding 1
a. Judul buku : Dasar-Dasar Agama Islam Buku Teks Pendidikan Agama
Islam pada Perguruan Tinggi
b. Pengarang : Prof. Dr. Zakiah Dradjat, Dkk,
c. Penerbit : Bulan Bintang
d. Tempat Terbit : Jakarta
e. Tahun terbit : 1984
f. Jumlah Halaman : 336 Halaman

 Buku Pembanding 2
a. Judul buku : Pembinaan Karakter Mahasiswa melalui Pendidikan
Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum
b. Pengarang : Dr. Marzuki, M. Ag.
c. Penerbit : Penerbit Ombak
d. Tempat Terbit : Yogyakarta
e. Tahun terbit : 2012
f. Jumlah Halaman : 284 Halaman

2
2.2 Ringkasan Buku

BUKU UTAMA

BAB I
ALLAH : TUHAN YANG MAHA ESA

Rangkuman :

a. Mengapa Harus Mempercayai Keberadaan Pencipta Alam Semesta

Manusia secara fitrahnya memiliki potensi di antaranya hajatul ‘udowiyah (kebutuhan


jasmani), ghorizah (naluri) dan akal. Adapun ghorizah terbagi menjadi 3 yaitu ghorizah
baqa’, ghorizah nau’ dan ghorizah tadayyun. Ghorizah baqa’ adalah naluri yang dimiliki
manusia untuk mempertahankan dirinya sendiri. Ghorizah nau’ adalah naluri yang dimiliki
manusia untuk melanjutkan keturunan, dan ghorizah tadayyun adalah naluri untuk beragama.
(Taqiyuddin An-Nabhani dalam “Hakekat Berfikir”, 2015 : 47)

Adapun pembahasan kita kali ini terkait pada ghorizah tadayyun yaitu naluri
beragama. Alam semesta, manusia dan kehidupan ini memiliki sifat lemah, terbatas, serba
kurang, dan membutuhkan yang lain. Alam semesta merupakan himpunan dari benda-benda
angkasa yang setiap bendanya memiliki keterbatasan. Himpunan segala sesuatu yang
terbatas, tentu terbatas pula sifatnya. Manusia sifatnya terbatas, karena ia tumbuh dan
berkembang sampai pada batas tertentu yang tidak dapat dilampauianya lagi, begitu pula
dengan hidup yang bersifat terbatas karena penampakannya bersifat individual, hanya
berakhir pada satu individu saja. Berdasarkan sifat yang dimiliki manusia ini, maka manusia
butuh terhadap sesuatu yang lebih kuat dari dia. Maka manusia secara fitrahnya pasti
mengangungkan sesuatu yang lebih hebat dari dirinya.

Alam semesta, manusia, dan kehidupan memiliki sifat lemah, terbatas, serba kurang,
dan saling membutuhkan. Ini menunjukkan bahwa ketiga hal ini adalah sebagai ciptaan. Jika
ada ciptaan, maka pasti ada Sang Pencipta yang lebih hebat dan tidak butuh terhadap apapun
dan siapapun. Lalu, dari mana asalnya Sang Pencipta. Ada tiga kemungkinan asal
keberadaan Pencipta. Pertama, Ia diciptakan oleh yang lain. Kedua, Ia menciptakan diri-Nya
sendiri. Ketiga, Ia bersifat azali (tidak berawal dan tidak berakhir) dan wajibul wujud (wajib
adanya). Kemungkinan pertama bahwa Ia diciptakan oleh yang lain adalah kemungkinan
yang bathil, sebab bila Ia diciptakan oleh yang lain, berarti Ia termasuk ciptaan dan pasti

3
bersifat terbatas. Kemungkinan kedua juga bathil, karena disaat yang bersamaan Ia sebagai
makhluk dan sebagai Khaliq. Karena itu, hanya kemungkinan ketiga yang benar yaitu Sang
Pencipta bersifat azali dan wajibul wujud. Dialah Allah SWT.

Banyak orang bertanya apa bukti bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta langit dan
bumi ini. Kita sebagai manusia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh ciptaan Allah
yang lain, yaitu akal. Akal adalah proses berfikir yang mengaitkan 4 komponen, yaitu otak,
panca indera, fakta dan informasi sebelumnya. (Taqiyuddin An-Nabhani dalam “Peraturan
Hidup dalam Islam”, 2017 : 72)

Meskipun manusia memiliki kelebihan akal, tetapi akal ini tidak bisa memikirkan
sesuatu di luar batas kemampuannya yaitu hal-hal yang ghaib. Allah SWT adalah hal ghaib
yang tidak bisa kita fikirkan. Akal manusia tidak mampu untuk memikirkan wujud Allah
karena manusia tidak memiliki komponen fakta dan panca indera ketika ingin mengetahui
wujud Allah. inilah yang membuktikan bahwa akal manusia memiliki keterbatasan. Maka
ketika kita ingin mengimani Allah, mencari tahu keberadaan Allah, cukuplah kita hanya
memikirkan ciptaan-ciptaan-Nya saja.

Oleh sebab itu, kebenaran tidak saja bertumpu pada sesuatu yang dapat dilihat
inderawi, tetapi juga bisa pada sesuatu yang dipikirkan, dirasakan, disadari, diimani. Karena
itulah untuk mengimani Allah, manusia harus menggunakan akal dan perasaan. Sebab jika
hanya menggunakan peraaan saja, manusia bisa melebih-lebihkan sesuatu yang diimaninya.
Oleh karena itu mengimani Allah haruslah melalui proses berfikir.

4
b. Keharusan Memilih Islam Sebagai Agama dan Pedomaan Hidup

Ada beberapa hal mendasar mengapa seseorang harus memilih Islam sebagai
keyakinannya.

1. Berkenaan dengan eksistensi kitab suci. Kitab suci Al-Quran yang diwahyukan
Allah telah teruji dalam sejarah tentang keautentikannya. Al-Quran telah ditulis
sejak masa Rasulullah saw. Masih hidup, karena itu tidak ada pemalsuan dan
keraguan terhadap orisinalitas ayat-ayatnya dari sang penerima wahyu.

2. Dari sisi ajaran dan kebenaran ilmiah. Al-Quran merupakan kalamullah dan tidak
ada keraguan atas Al-Quran. Orang-orang Quraish pada masa Rasulullah pernah
meragukan asal muasal Al-Quran. Mereka beranggapan bahwa Al-Quran adalah
buatan Nabi Muhammad yang diajarkan oleh seorang pemuda yang menggunakan
bahasa ‘ajam. Maka saat itu juga Allah menurunkan ayat yang berisi tantangan
kepada orang-orang yang meragukan Al-Quran tersebut. Adapun ayat tersebut berisi
tantangan Allah untuk membuat satu surah saja yang serupa dengan Al-Quran.
Namun, pada akhirnya tidak ada yang bisa menyerupai Al-Quran. Sementara dari
sisi isyarat ilmiah, Al-Quran berisi kebenaran yang merata di berbagai dimensi
ilmiah, baik dari efektivitas sanksi hukum dalam meredam kriminalitas, tatanan dan
rekayasa sosial menuju pribadi dan masyarakat bahagia, keseimbangan kehidupan,
ekonomi kesejahteraan, politik berketuhanan, berpradaban, dan berkeadilan, sains
astronomi, kedokteran dan lainnya.

3. Keterpaduan kandungan dan pemenuhan atas kebutuhan pedoman hidup manusia


dalam segala keadaan dan berlaku sepanjang zaman. Al-Quran diturunkan Allah
sebagai pedoman hidup manusia di muka bumi. Al-Quran berisi aturan-aturan untuk
menata kehidupan duniawi dan ukhrawi. Islam mengatur kehidupan manusia dalam
segala hal baik itu berkaitan dengan Hablumminallah (hubungan manusia dengan
Allah), Hablumminannas (hubungan manusia dengan manusia), dan
Hablumminannafsi (hubungan manusia dengan diri sendiri). Islam memiliki aturan
mulai dari bangun tidur hingga bangun negara. Oleh karena itu, haram hukumnya
jika manusia berlaku sekuler (memisahkan agama dari kehidupan). Karena pada
hakikatnya, selain untuk dibaca, Al-Quran wajib untuk diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.

5
4. Dari sisi sejarah keberimanan manusia, yaitu para nabi dan rasul sebelumnya. Semua
Nabi dan rasul itu mengajak kepada tauhid, yaitu mengesakan Allah. Perbedaannya
hanya pada kesempurnaan syariatnya. Kesempurnaan ajaran agama Allah terdahulu
ada pada agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. Dengan demikian, Islam
adalah mata rantai dari agama-agama tauhid sebelumnya, Islam menjadi koreksi
terhadap penyimpangan-penyimpangan ajaran monoteisme para nabi yang
diselewengkan pengikutnya.

c. Keniscayaan Beriman dan Bertauhid

Secara etomologi, iman artinya percaya. Oleh sebab itu, setiap ajaran Islam yang
berhubungan dengan kepercayaan disebut dengan iman. Disepakati bahwa keimanan itu
diawali dari pengikraran seseorang terhadap keimanan tersebut dengan lisan (lidah),
membenarkan dengan sepenuh hati tanpa keraguan, dan merealisasikan tuntutan-tuntutan
keimanan itu dengan anggota tubuh. Inilah kerangka dasar iman yang disepakati Ahli Sunnah
wa al Jamaah. Mengikrarkan dengan lisan berarti mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu
bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah kecuai Allah dan Nabi Muhammad adalah hamba
dan utusan Allah. Membenarkan dengan hati adalah meyakini sepenuhnya makna dua kalimat
syahadat yang diucapkannya dan segala ajaran-ajaran yang ditimbulkan syahadat tersebut.
Merealisasikan tuntutan keimanan berarti tunduk dan patuh kepada segala ajaran-ajaran yang
ditimbulkan keimanan dengan cara melaksana kananya. Oleh sebab itu, ia akan menempatkan
ajaran-ajaran yang wajib pada kedudukan wajib, ajaran-ajaran yang sunnat pada kedudukan
sunnat, larangan-larangan yang haram pada posisi haram, larangan-larangan makruh (dibenci
Allah) pada posisi makruh, dan hal-hal yang mubah (boleh) pada kedudukan boleh
dilaksanakan dan boleh ditinggalkan.

Di dalam Islam, tauhid dikenal tiga macam, yaitu tauhid rububiýyah, tauhid uluhiyah, dan
tauhid asma’ wa sifat.

1. Tauhid Rububiyyah
Tauhid rububiyyah, yaitu mengesakan Allah dalam segala per- buatan-Nya
dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan seluruh makhluk.

2. Tauhid Uluhiyyah
Uluhiyyah adalah ibadah. Tauhid uluhiyyah adalah mengesakan Allah dalam
menyembah-Nya. Tauhid uluhiyyah berarti tidak melakukan kegiatan ritual dan segala

6
cakupannya kecuali hanya kepada Allah dengan cara yang disyariatkan-Nya. Dengan
demikian, segala bentuk ritual yang terkait dari agama dan kepercayaan selain yang
dibawa oleh Rasulullah saw., maka hal itu bertentangan dengan tauhid uluhiyyah.
Misalnya, perayaan valentine, perayaan tahun baru, atau ritual yang berhubungan
dengan animisme, dinamisme, hinduisme, dan lainnya.

3. Tauhid al-Asma’ wa ash-Shifat


Tauhid asma’ wa shifat adalah beriman kepada nama-nama Allah yang baik
dan sifat-sifat-Nya yang sempurna sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Quran
dan As-Sunnah nabi-Nya.

BAB II
IMAN, ISLAM DAN IHSAN

a. Asas Keimanan dalam Agama Islam

Asas keimanan dalam agama Islam ada 5 yaitu :


1. Iman (percaya) kepada Allah, Sang Pencipta dan Sang Pengatur.
2. Iman (percaya) kepada malaikat Allah
3. Iman (percaya) kepada kitab-kitab Allah, kitab-kitab suci yang diturunkan oleh
Allah terhadap para rasul
4. Iman (percaya) kepada rasul-rasul dan nabi-nabi yang diutus Allah untuk
menyampaikan ajaran-ajaran-Nya kepada umat manusia
5. Iman (percaya) akan adanya Hari Akhirat, yaitu hari pembalasan bagi segala amal
perbuatan manusia di dunia
6. Iman (percaya) kepada qadha dan qadar.

Iman kepada Allah ialah membenarkan dengan yakin sepenuhnya tanpa sedikitpun
keraguan akan adanya Allah dan keesaan Nya, baik pada rububiyyah, uluhiyyah, maupun
pada asma' wa sifat Nya.

Iman kepada malaikat berarti seorang mukmin wajib mengakui dan mengimani
adanya malaikat. Mereka adalah makluk Allah yang senantiasa taat kepada perintah-Nya dan
tidak pernah melakukan maksiat sedikitpun.

7
Iman kepada Kitab-kitab Allah adalah membenarkan bahwa seluruh kitab-kitab yang
diturunkan itu datangnya dari Allah. Wujud keimanan kepada kitab Allah adalah menjadikan
Alquran tersebut sebagai pedoman hidup (way of life) di dalam segala aspek dan dimensi
kehidupannya, baik itu untuk pribadi, keluarga, masyarakat, maupun untuk bernegara.

Iman kepada para rasul adalah membenarkan dengan sesungguhnya bahwa Allah
mengutus kepada setiap umat ini seorang rasul untuk membimbing mereka. Tugas utama
seorang rasul adalah mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan
serta menjalankan syariat yang dibawanya. Wujud iman kepada Rasulullah adalah
melaksanakan segala Sunahnya dan menjauhi segala kreasi (bid'ah) atas ajarannya. saw

Iman kepada Hari Akhir adalah menyakini sepenuh hati tanpa keraguan sedikitpun
bahwa Hari Kiamat akan terjadi. Wujud iman seorang terhadap Hari Kiamat dapat dilihat dari
kesiapannya untuk membekali diri menyongsong hari tersebut. Ketika ia benar-benar beriman
dengan hari yang dahsyat itu maka ia akan melaksanakan perintah Allah swt. dan Rasul saw.
serta menjauhi larangan-larangan Allah.

Rukun iman terakhir adalah percaya kepada qadha dan qadar Allah. Qadar adalah
potensi manusia yang diberikan oleh Allah berupa hajatul ‘udowiyah, naluri dan akal.
Sementara qadha merupakan ketetapan yang telah ditentukan Allah terhadap manusia. Dan
manusia diberikan pilihan atas kedua hal ini, apakah ingin menjalankannya sesuai dengan
syariat Allah atau tidak. Beriman kepada qadar dan qadha harus berikhtiar untuk terus
menjalani hidup ini sesuai dengan perintah Allah. Ia akan berada di atas tatanan sunatullah
(hukum alam, kausalitas, hukum sosial, dan hukum sejarah) dan syariat-Nya.

b. Asas Keislaman dalam Agama Islam

Seorang yang beragama Islam disebut Muslim. Muslim adalah orang yang
menyerahkan diri, tunduk dan patuh, maka jadilah seorang Muslim orang yang selamat.
Seorang Muslim dituntut menjalan syariat Islam dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk
Allah dan Rasul-Nya. Dalam korelasi ini, Ib nl-Qasyim menjelaskan bahwa ada dua syarat
diterimanya amal ibadah seseorang, yaitu dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan
petunjuk syariat. Jika amal ibadah dikerjakan dengan ikhlas tetapi tidak dengan petunjuk
Allah dan Rasul-Nya, maka ibadah tersebut tertolak. Demkian juga, jika ibadah dilakukan
sesuai dengan petunjuk syariat, tetapi tidak dilakukan dengan ikhlas, maka ibadah tersebut
tertolak.

8
Telah menjadi keyakinan kaum Muslim bahwa Islam adalah agama yang benar yang
diridhai oleh Allah. Oleh sebab itu, agama manapun selain Islan tidak diterima di sisi Allah.

Islam adalah agama yang sempurna. Kesempunaannya dapat dilihat pada ajarannya.
Islam men manusia. la berafat dinamis, elastis, dan universal., Dkatakan dinamis karena
Islam memiliki ajaran-ajaran yang dapat dan mampu menjawab tantangan zaman yang terus
berkembang. Oleh sebab itu, ajaran Islam alan tetap aknual sampal kapan pun. Dilatakan
elastis, karena ditemukan ajuran blarn yang dapat disesuailan dengan keburuhan kondin
temporal manusia, khususmya yang berkaitan dengan muamalah. Oleh sebab itu ajaran Lslam
dapat diterapkan di seluruh medan dan teritorial mana pun di dunia ini Demikan pula, Islam
dikatakan universal, hal iru disebabkan ajarannya berlaku unruk seluruh umat manusia tanpa
memandang wana kaulit, budaya, dan bangsa. Dengan demilian, Islam adalah agama rahmat
bagi seluruh alam h agama un selain lah pada gatur segala aspek dan prinaf-prindf kehidupan
ah Islam. Islam Islam merupakan suanu integras uidak mengenal konsep sekularisme dalam
saru kesatuan yang uidak dan sekularisası dalam kehidupan terpisahkan, namunithsan adalah
sasal dan politik Yaitu sebuah pandangan Konsep Iman, Islam, dan Ihsan.

c. Ihsan dalam Agama Islam

Menurut bahasa, ihsan berarti berbuat atau melakukan kebaikan. Imam an-Nawawi
mengatakan bahwa ihsan berarti menjaga sopan santun dalam beramal di mana kamu seakan-
akan melihat Allah sebagaimana Allah melihat kamu. Hal itu dilakukan bukan karena kamu
melihat-Nya, namun karena Allah selamanya melihat kamu. Oleh sebab itu, beribadahlah
dengan baik meskupun kamu tidak dapat melihat Nya. Dalam pada itu, ihsan merupakan
salah satu faktor utama dalam menentukan diterima atau ditolaknya suatu amal ibadah
seseorang kepada Allah. Karena, ikhlas, tawaduk, dan khusyuk, muncul dari sikap ihsan dan
beribadah kepada-Nya.

9
BUKU PEMBANDING 1

PERTEMUAN IV
MASALAH KHALIQ

Khaliq berasal dari kata khalaqa, yang berarti mencipta, dalam bentuk fail (khaliq) yang
berarti Pencipta. Adapun pengertian khaliq menurut ayat Al-Quran adalah sebagai berikut :

 Pengatur dan Pemelihara, Tuhan yang disembah (Q.S. Al-An’am : 102)


 Pencipta (Q.S Al-hasyr : 24),
 Pemberi Bentuk (Q.S Al-hasyr : 24),
 Tuhan Yang Maha Perkasa (Q.S Ar-Ra’du : 16)
 Pemberi Rezeki (Q.S. Faathir : 3)

BUKU PEMBANDING 2

BAB VI
KONSEP AKIDAH ISLAM

Akidah merupakan bagian yang sangat penting dan mendasar dalam ajaran Islam. Kalau
dikembalikan kepada sumber pokok ajaran Isam (termasuk akidah ), yaitu Al-Quran dan As-
sunnah maka pokok-pokok keimanann dalam islam dirumuskan menjadi enam yang dikenal
dengan “rukun Iman”. Beriku keenam rukun iman :
1. Iman kepada Allah
Diantara pengertian iman kepada Allah adalah iman atau yakin bahwa Allah adalah
ilah (sembahan) yang benar. Allah berhak disembah tanpa menyembah yang lain.
2. Iman kepada malaikat
Iman kepada malaikat adalah keyakinan bahwa Allah menciptakan sekelompok
makhluk (malaikat) yang selalu taat kepada-Nya dan tidak diberi kemampuan untuk
mengingkari-Nya. Mereka adalah makhluk yang bertugas melaksanakan semua
perintah Allah SWT.
3. Iman kepada kitab suci
Iman kepada kitab suci merupakan konsekuensi logis dari iman kepada Allah karena
hanya Allah-lah yang menurunkan kitab suci kepada orang-orang yang dipilihnya.

10
4. Iman kepada Rasul
Secara umum setiap muslim wajib beriman bahwa Allah telah mengutus kepada
manusia beberapa orang rasul (nabi) dari kalangan manusia sendiri yang bertugas
membimbing ke jalan yang benar.
5. Iman kepada hari akhir
Iman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa kehidupan alam semesta ini akan
hancur yang kemudian akan digantikan dengan alam keabadian.
6. Iman kepada qadla’/qadar
Qadla menurut bahasa berarti hukum, perintah, memberikan, mengehndaki, dan
menjadikan. Sedang qadar berarti batasan, menetapkan ukuran. Secara sederhana
dapat diartikan bahwa qadla adalah ketetapan Allah yang telah ditetapkan (tetapi tidak
kita ketahui) sedang qadar adalah ketetapan Allah yang telah terbukti (diketahui sudah
terjadi).

11
2.3 Kelebihan & Kekurangan Buku

Buku Kelebihan Kekurangan


Utama  Bahsasa yang digunakan mudah  Tidak disertai dengan ringkasan
dimengerti materi
 Disertai dengan kisah-kisah  Tidak disertai dengan uji
sejarah agar pembaca dapat kompetensi yang dapat melatih
menggambarkan materi yang kemampuan pembaca.
sedang dibahas.
 Disertai peletakan khusus materi
yang ditekankan
 Disertai dengan dalil yang
menguatkan materi yang sedang
dibahas.
 Diserta dengan catatan kaki
yang memperjelas materi.
Pembanding 1  Bahasa yang digunakan mudah  Tidak disertai dengan ringkasan
dipahami materi
 Disertai dengan evaluasi yang  Tidak ada catatatan kaki untuk
dapat melatih kemampuan menjelaskan hal yang rancu
pembaca
 Disertai dengan daftar bacaan
yang diletakkan langsung
setelah pembahasan per bab
 Disertai dengan dalil yang
menguatkan materi yang sedang
dibahas.
Pembanding 2  Bahasa yang digunakan mudah  Tidak disertai dengan
dipahami.  Tidak ada catatan kaki untuk
 Disertai dengan penutup yang menjelaskan hal yang rancu
mengulang kembali isi materi
secara ringkas
 Disertai dengan uji kompetensi
yang dapat melatih kemampuan
pembaca
 Disertai dengan dalil yang
menguatkan materi yang sedang
dibahas.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam ketiga buku ini mempunyai kekurangan dan kelebihan masing – masing
sehingga ketiga buku ini saling melengkapi satu sama lain. Buku ini layak untuk di baca
karena memberikan wawasan ilmu agama Islam, cocok juga untuk mahasiswa sebagai
bahan pelajaran.

3.2 Saran

Seiring dengan perkembangan zaman yang diiringi dengan munculnya masalah-


masalah baru dalam kehiduupan, maka alangkah baiknya jika ketiga buku ini
memnambahkan contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari disertai dengan solusi dari
sudut pandang Islam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Matondang, Husnel Anwar. Islam Kaffah : Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.
Medan : Perdana Publishing, 2018.

Daradjat, Zakiah. Dasar-dasar Agama Islam : Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada
Perguruan
Tinggi Umum. Jakarta : Bulan Bintang, 1984.

Marzuki. Pembinaan Karakter mahasiswa melalui Pendidikan Agama Islam di Perguruan


Tinggi Umum. Yogyakarta : Ombak, 2012.

14

Você também pode gostar