Você está na página 1de 7

TUGAS

ANATOMI TUMBUHAN

“Karakter Antomi Daun Tumbuhan Mangrove Akibat Pencemaran di Hutan


Mangrove Kabupaten Cilacap“

Oleh :

Nama :Meiliwati

NIM : ACD 116 023

Kelas :A

Dosen Pengampu : Dra. Sri Puryaningsih, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2018
Biosfera Vol 33, No 1 Januari 2016 : 31-36 DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.1.288

Karakter Antomi Daun Tumbuhan Mangrove Akibat Pencemaran di Hutan


Mangrove Kabupaten Cilacap
1*) 1) 1)
Siti Samiyarsih , Tata Brata S . dan Juwarno
1) Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman
*email : asih.fbio@gmail.com
tata.brata.suparjana@gmail.commuachiroh@gmail.com
Abstract
This research was aimed to observe the anatomical character of mangrove plants. Leave
and examine the differences from leaves anatomical character of mangroves in Donan
river and Tritih forestin Cilacap regency a sanself adaptation indicator. The method which
his used was survey method by collecting leaves sample of each mangrove plants.The
sample was preparate dusing embedding method, and stained with safranin 1%. The
parameter of variable which is observed in leaves anatomical character hickness of
leaves, leaves mesophyll thickness, cuticle thick ness, stomata length size, and amount of
stomata and trichomes per 1 mm2 leaves area. The data were analyzed witht-test for
examining anatomical character difference. The results showed that four usual types of
mangrove plants suchas Achantus ilicifolius, Rhizospora mucronata, Aegiceros
corniculatum, and Bruguiera gymnorrhiza have similar leaves anatomical structure. The
anatomi calcharacter from polluted habitat were different from unpolluted habitat. This
differences was showed in leaves mesophyll thickness, cuticle thickness, stomata length
size, and amount of stomata and trichomes per 1mm2 leaves area.
Keyword : anatomical character of leave, mangroveplants, pollution, Cilacap

Pendahuluan langsung pada arsitektur daun vegetasi


mangrove.
Ekosistem mangrove merupakan Adaptasi vegetasi mangrove
daerah pertemuan antara ekosistem laut terhadap kadar garam tinggi antara lain
dan ekosistem daratan yang mempunyai memiliki sel-sel khusus pada daun yang
sifat fisika kimia yang bervariasi, sehingga berfungsi untuk menyimpan garam,
memiliki karakteristik ekologi yang unik berdaun tebal dan kuat yang banyak
dan khas. Salah satu ekosistem mengandung air untuk mengatur
mangrove yang masih dapat dijumpai dan keseimbangan garam. Daun mempunyai
kaya akan nutrient di Pulau Jawa adalah struktur stomata yang khas untuk
ekosistem hutan mangrove di Kabupaten mengurangi penguapan (Arisandi, 2002).
Cilacap (Yani et al., 2004). Meskipun
Beberapa spesies tumbuhan
hutan mangrove Cilacap sudah
mangrove yang mampu bertahan pada
mengalami gangguan yang cukup berat,
kondisi tercemar, nantinya dapat
namun secara alami vegetasi akan
dimanfaatkan untuk pengembangan
tumbuh dan berkembang sesuai dengan
konservasi lahan mangrove, khususnya
daya adaptasinya. Perubahan ini terjadi
pada daerah yang letaknya dekat dengan
sebagai hasil proses suksesi selama
kegiatan industri. Kemampuan organakar
kurun waktu tertentu (Khazali, 2001).
tumbuhan mangrove dalam menyerap
Setiap jenis tumbuhan mangrove
bahan pencemar juga dapat memberikan
memiliki kemampuan adaptasi yang
tempat yang kondusif bagi ikan dan
berbeda-beda terhadap kondisi
organism lainnya. Ekosistem mangrove di
lingkungan seperti kondisi tanah,
Segara Anakan Cilacap telah menjadi
salinitas, temperatur, curah hujan dan pusat perhatian pemerhati lingkungan
pasang surut (Sulistiyowati, 2009). baik nasional maupun internasional,
Sauren (2004) melaporkan bahwa kadar karena Segara Anakan mempunyai ciri
garam air dan tanah berpengaruh yang berbeda dengan zonasi hutan

31
Karakter Antomi Daun Tumbuhan Mangrove Siti Samiyarsih et al.

mangrove pada umumnya, yaitu penelitian adalah sampel daun beberapa


berbentuk deretan vegetasi tipis tumbuhan mangrove, yaitu Achantus
membujur searah dengan garis pantai ilicifolius, Rhizospora mucronata,
(Suparjana & Yani, 2006) Aegiceros corniculatum, dan Bruguiera
Tujuan dari penelitian ini adalah : gymnorrhiza yang tumbuh di Sungai
(1). Mempelajari struktur dan karakter Donan dan Hutan Tritih Kabupaten
anatomi daun beberapa tumbuhan Cilacap. Pembuatan preparat anatomi
mangrove di Sungai Donan dan Hutan daun dengan metode embedding,
Tritih Kabupaten Cilacap. (2). Mengetahui pewarnaan dengan safranin 1% dalam
perbedaan karakter anatomi daun alcohol 70% (Samiyarsih et al., 2014).
beberapa tumbuhan mangrove di Sungai Variabel yang diamati adalah karakter
Donan dan Hutan Tritih Kabupaten anatomi daun dengan parameter yang di
Cilacap sebagai indicator adaptasi ukur : tebal daun, tebal mesofil daun,
terhadap pencemaran. tebal kutikula, panjang stomata, jumlah
stomata dan trikomata per 1 mm2 luas
Metode Penelitian daun. Data yang diperoleh dianalisis
Penelitian dilakukan dengan dengan uji t untuk mengetahui perbedaan
karakter anatominya.
menggunakan metode survei. Materi

Hasil dan Pembahasan rata tumbuhan mangrove di Hutan Tritih


adalah 559,4 µm. Secara umum daun
Pengamatan terhadap struktur R.mucronata di Sungai Donan paling
anatomi daun menunjukkan bahwa ke 4 tebal dengan tebal rata-rata 689,2 µm.
spesies tumbuhan mangrove yang Irisan melintang daun R. mucronata dapat
diamati, yaitu Acanthus ilicifolius, dilihat pada Gambar 1. Menurut Salisbury
Rhizophor amucronata, Aegiceros dan Ross (1995), sukulensi atau tebal
corniculatum dan Bruguiera gymnorrhiza daun merupakan upaya untuk menolak
yang tumbuh di Sungai Donan dan Hutan kekeringan dengan cara menyimpan air
Tritih Kabupaten Cilacap mempunyai dalam jaringan sukulensinya. Pada jenis
struktur anatomi daun yang sama. tumbuhan yang hidup di daerah yang
Struktur anatomi daun tersebut terdiri dari berkadar garam tinggi, maka kelebihan
epidermis sebagai jaringan dermal,
garam akan di encerkan dan ditimbun
mesofil sebagai jaringan dasar dan
dalam vakuola untuk mengurangi laju
jaringan pengangkut. Pada lapisan
kehilangan air saat terjadi peningkatan
dinding sel epidermis sebelah luar dilapisi
suhu. Arisandi (2002) menambahkan
oleh lapisan kutikula, dan diantara sel -sel
bahwa adaptasi yang dikembangkan
epidermis ini terdapat derivat- derivat sel
R.mucronata dalam merespon dan
epidermis, yaitu stomata dan trikomata.
menanggulangi konsentrasi toksik pada
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
lingkungan tercemar seperti Sungai
adanya perbedaan yang nyata pada tebal
Donan, yaitu dengan meminimumkan
mesofil daun, tebal kutikula, ukuran
pengaruh toksik yang ada di sekitarnya
panjang stomata, jumlah stomata dan
melalui pendekatan dilusi atau
jumlah trikomata per 1 mm2 luas daun. pengenceran bahan toksik yang terserap.
Hasil pengamatan terhadap karakter
anatomi daun beberapa tumbuhan Tingginya kadar salinitas kedua
mangrove adalah sebagai berikut : perairan yang relatif sama mengakibatkan
tingkat penyimpanan air dalam upaya
1. Tebal daun mengatur kadar garam di dalam sel juga
tidak memperlihatkan variasi yang begitu
Hasil analisis uji t menunjukkan
besar, sehingga tidak mempengaruhi
bahwa daun beberapa tumbuhan
ketebalan daunnya. Menurut Sauren
mangrove yang hidup di Sungai Donan (2004), penambahan sukulensi daun
lebih tebal dengan tebal daun rata-rata berhubungan dengan penambahan
yaitu 595,2 µm, sedang tebal daun rata- salinitas substrat. Adanya jaringan

32
Karakter Antomi Daun Tumbuhan Mangrove Siti Samiyarsih et al.

penyimpan air lapisan hipodermal, daun terhadap lingkungan berhubungan


mangrove menjadi tebal dan sukulen, dengan karakter anatomi yang meliputi
yang terkait dengan kapasitas penyimpan adanya lapisan lilin, ketebalan kutikula,
air. kerapatan dan ukuran stomata, inti sel
serta trikomata. Kutikula mempunyai
fungsi sebagai jaringan pelindung bagi
sel-sel daun. Fungsi ini meliputi
perlindungan tehadap penetrasi cahaya
matahari dan masuknya CO2 ke dalam
sel-sel daun (Heddy,1990).

3. Tebal mesofil daun


Berdasarkan analisis uji t, secara
umum tebal mesofil daun beberapa
tumbuhan mangrove di Sungai Donan
Gambar 1. Penampang melintang daun R. lebih tebal dibandingkan daun tumbuhan
mucronata yang tumbuh di mangrove yang hidup di Hutan Tritih.
daerah tidak tercemar (per- Daun tumbuhan mangrove di Sungai
besaran 100X). 1) epidermis atas Donan mempunyai tebal mesofil rata-rata
; 2) hipodermis; 3) parenkim 479,15 µm, sedangkan daun tumbuhan
palisade; 4) parenkim spons. mangrove di Hutan Tritih mempunyai
tebal mesofil rata-rata 374,0 µm.
2. Tebal kutikula Daun yang hidup di daerah
tercemar maupun daerah tidak tercemar
Kutikula bersama-sama dengan memiliki parenkim palisade yang terdiri
epidermis berperan dalam pertahanan dari 2–3 lapisan sel dan tersusun rapat
struktural daun. Berdasarkan analisis uji t, satu sama lain (Gambar 2). Perbedaan
tebal kutikula daun beberapa tumbuhan jaringan mesofil daun yang tumbuh di
mangrove di Sungai Donan berbeda habitat berbeda tersebut adalah pada
dengan di Hutan Tritih. Secara umum luas ruang antar sel di antara parenkim
daun tumbuhan mangrove di Sungai spons. Ruang antar sel pada daun yang
Donan mempunyai kutikula lebih tebal, tumbuh di daerah tercemar lebih kecil
dengan tebal kutikula rata-rata adalah dibandingkan dengan ruang antar sel
4,96 µm. Sedangkan daun tumbuhan pada daun yang hidup di daerah tidak
mangrove di Hutan Tritih mempunyai tercemar. Menurut Fahn (1991) dan
tebal kutikula rata-rata 3,22 µm. Adanya Hidayat (1995), ruang antar sel ini
perbedaan yang sangat nyata pada berhubungan dengan efisiensi
ketebalan kutikula daun beberapa fotosintesis. Sistem ruang antar sel
tumbuhan mangrove yang tumbuh di memudahkan pertukaran gas yang cepat.
habitat berbeda ini, menunjukkan adanya Karbondioksida yang digunakan pada
penyesuaian diri terhadap pencemaran fotosintasis diperoleh dari atmosfir yang
yang terjadi pada habitatnya. Di antara 4 biasanya sekitar 0,03% dari volume
jenis tumbuhan yang diamati, kutikula udara. Lapisan kutikula relative kedap
paling tebal terdapat pada B. gymnorrhiza gas, senyawa karbondioksida memasuki
dengan tebal kutikula berkisar antara 7 – daun melalui stomata. Selanjutnya gas ini
13 µm, sedangkan pada daun A. berdifusi ke dalam sistem ruang antar sel
corniculatum mempunyai kutikula paling dan larut dalam air yang menjenuhkan
tipis, berkisar antara 0,38 – 0,8 µm. dinding sel-sel mesofil. Fotosintesis yang
Hidayat (1995) mengatakan bahwa berlangsung efisien menghasilkan
tebal kutikula pada setiap tumbuhan pertumbuhan yang optimal bagi suatu
beragam serta perkembangannya tumbuhan. Hal ini terlihat dari
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. pertumbuhan tumbuhan mangrove yang
Hutahaean et al. (1999) menyatakan lebih baik di habitat tidak tercemar
mekanisme perubahan struktural

33
Biosfera Vol 33, No 1 Januari 2016 : 31-36 DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.1.288

dibandingkan tumbuhan di habitat Lebih sedikitnya jumlah stomata pada


tercemar. daun tumbuhan mangrove yang hidup di
daerah Sungai Donan berhubungan
dengan proses transpirasi daun pada
keadaan tercekam (rawan air). Menurut
Dickison (2000), menurunnya jumlah
stomata per satuan luas daun merupakan
respon terhadap masuknya senyawa-
senyawa kimia melalui stomata daun.
Sungai Donan maupun Hutan Tritih
merupakan daerah payau yang
mengandung kadar garam tinggi.
Tingginya salinitas dan masuknya logam
Gambar 2. Penampang melintang daun B. berat dari berbagai buangan industri di
gymnorrhiza yang tumbuh di sekitar perairan serta terakumulasi di
daerah tidak tercemar (per- dalam perakaran mangrove, akan
besaran100X). 1) epidermis berakibat pada tingginya konsentrasi ion
atas; 2) parenkim palisade; 3) terlarut tubuh tumbuhan. Akar dengan
parenkim spons ; 4) epidermis
potensial air rendah dari pada larutan
bawah.
tanah di sekitarnya akan mengalirkan air
ke badan perairan, akibatnya potensial
4. Jumlahstomata osmotik daun menjadi negatif atau lebih
kecil dari nol. Keadaan ini akan
Diantara sel epidermis daun mengakibatkan proses fisiologis
terdapat stomata, berupa porus yang tumbuhan mangrove menjadi terganggu.
dibatasi oleh 2 sel penutup. Pengamatan Untuk mengantisipasi keadaan ini
pada daun beberapa tumbuhan mangrove tumbuhan mangrove cenderung
yang hidup pada daerah tercemar mempunyai transpirasi yang rendah pada
menunjukkan jumlah stomata yang
siang hari, sebagai upaya untuk
relative lebih sedikit yaitu rata-rata
mengurangi penguapan air yang berlebih
147/mm2 bila dibandingkan jumlah baik melalui stomata, lenti sel maupun
stomata daun di perairan tidak tercemar kutikula.
rata-rata sebesar 402/mm2 (Gambar 3).

Gambar 3. Stomata daun R. mucronata yang tumbuh di habitat tidak tercemar (A) dan habitat
tercemar (B), (perbesaran 400X). S = stoma.

5. Panjang stomata sangat nyata. Stomata daun pada habitat


tercemar secara umum lebih panjang
Hasil analisis uji t terhadap panjang dibandingkan dengan stomata daun pada
stomata pada daun tumbuhan mangrove habitat tidak tercemar. Panjang stomata
di kedua habitat menunjukkan berbeda daun di habitat tercemar berkisar antara

345
Karakter Antomi Daun Tumbuhan Mangrove Siti Samiyarsih et al.

13,6 – 24,8 µm, sedangkan panjang pubescent dapat membiaskan cahaya


stomata daun di habitat tidak tercemar matahari dan menurunkan laju transpirasi.
berkisar antara 10 – 23,8 µm. Stomata Jumlah trikomata daun di habitat tercemar
dalam keadaan membuka akan berkisar antara 93,2 – 300,8 /mm 2 luas
memudahkan uap air menghilang melalui daun, sedangkan jumlah trikomata di
transpirasi stomata. Membukanya habitat tidak tercemar berkisar antara 88–
stomata karena mengembangnya 163,2/mm2 luas daun. Secara umum
dinding-dinding sel- sel penutup ini akan jumlah trikomata daun di habitat tercemar
menambah panjang keliling sel-sel lebih banyak dari pada jumlah trikomata
penutup stomata. Hal ini mengakibatkan daun di habitat tidak tercemar.
sel-sel penutup dalam keadaan stomata Tumbuhan mangrove pada
tertutup semakin panjang. Saat stomata umumnya mempunyai kelenjar khusus
membuka itulah terjadi difusi molekul CO2 pada permukaan daunnya untuk
dan O2 dari dan keluar jaringan serta memindahkan kelebihan garam dari
melepaskan molekul H2O dari daun. lapisan mesofil dan kemudian
mensekresikan ke permukaan daun
6. Jumlah trikomata (Dickison, 2000). Arisandi(2002)
mengatakan bahwa Rhizophora dapat
Daun halofit seringkali bersifat salt-excluder maupun salt-
memperlihatkan ciri-ciri tumbuhan xerofit, accumulator, yaitu garam terlarut tidak
antara lain permukaan daun tertutup oleh disekresikan ke luar jaringan tetapi
trikomata (Fahn,1991). Menurut Dickison ditimbum dalam jaringan (kelenjar garam)
(2000), tumbuhan yang mempunyai baik pada akar, batang maupun daun.
trikomata disebut pubescent. Daun

Kesimpulan 2. Daun tumbuhan mangrove di habitat


tercemar memiliki ketebalan kutikula,
1. Ke-4 jenis tumbuhan mangrove yang daun dan mesofil lebih tebal, ukuran
hidup di Sungai Donan dan Hutan stomata lebih panjang, jumlah
Tritih Kabupaten Cilacap yaitu stomata dan trikomata lebih banyak
Acanthu silicifolius, Rhizophora
per 1 mm2 luas daun dibandingkan
mucronata, Aegiceros corniculatum
dengan daun tumbuhan mangrove di
dan Bruguiera gymnorrhiza
habitat tidak tercemar.
mempunyai struktur anatomi dan
karakter anatomi daun yang sama.

Daftar Pustaka Draft. Departement of Forestry,


Jakarta.
Arisandi,P.2002.Hutan Bakau Hilang
Dickison, W.C. 2000. Integrative Plant
Minamata Datang. Ecological
Observation and Wetland Anatomy. Academic Presss, USA.
Conservation. Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Edisi
http://www.ecoton.or.id/tulisanlengk Ketiga. Gadjah Mada Univesity
ap.php?id=1305/16 Januari 2002. Press. Yogyakarta.
----------, P. 2002. Mangrove Hilang, Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian.
Pencemaran Pantaipun Datang. Rajawali Press. Jakarta.
Ecological Observation and Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan
Wetland Conservation. Berbiji. ITB. Bandung.
http://www.ecoton.or.id/tulisan
lengkap.php?id=1339/ 20 Juni 2002. Hutahaean, E.E., Kusmana, C. & Dewi,
H.R. 1999. Study on Growth
Capability of Mangrove Forest
Departement of Forestry. 1997. National
Seedling of Rhizophora mucronata,
for Mangrove in Indonesia. Third
35
Karakter Antomi Daun Tumbuhan Mangrove Siti Samiyarsih et al.

Bruguiera gimnorrhiza and Sauren, D., 2004. Kandungan Merkuri


Avicennia marina Species on dan Kadmium Sepanjang Kali
Various levels of Salinity. Jurnal Donan Kawasan Industri
Manajemen Hutan Tropika. 5 (1) : Cilacap.http://unmulac.id/dat/pub/fro
77-85. ntir/Henny.pdf. 5 September 2014.
Khazali, M. 2001. Potensi, Peran dan Sulistiyowati, H. 2009. Biodiversitas
Pengelolaan Mangrove. Seminar Mangrove di Cagar Alam Pulau
dan Lokakarya Nasional Sempu. Jurnal Saintek, 8(1) : 59-64.
Nusakambangan. UGM,
Suparjana,T.B. & Yani,E. 2006.
Yogyakarta. Keragaman Vegetasi Mangrove dan
Salisbury, F.B. & Ross, C.W. 1995. Kualitas Air Payau Kawasan Hutan
Fisiologi Tumbuhan. Diterjemahkan Donan di Kabupaten Cilacap.
oleh Diah R Lukman dan I. Laporan Penelitian. Fakultas Biologi
Sumaryono. ITB Press, Bandung. Unsoed. Purwokerto.
Samiyarsih, S., Suparjana, T.B., Juwarno, Supriati, R. 1996. Pengaruh Salinitas
& Sumarsono. 2014. Karakter Terhadap Anatomi Akar dan Daun
Anatomi Daun 8 Kultivar Ubi Jalar Tumbuhan Barley (Hordeum
Sebagai Respon Terhadap Penyakit jubatumL.). Jurnal Sains dan
Kudis. Prosiding Seminar Nasional. Teknologi 2(2) : 66 – 77.
Percepatan Desa Berdikari melalui Yani E., Widyastuti A. & Lestari W. 2004.
Pemberdayaan Masyarakat dan Zonasi Vegetasi Mangrove di
Inovasi Teknologi. LPPM Unsoed Kawasan Segara Anakan Cilacap.
20-21 November 2014. Biosfera21 (2): 4– 49.

36

Você também pode gostar