Você está na página 1de 7

KERANGKA ACUAN

PROGRAM GIZI MASYARAKAT


DI PUSKESMAS PANCASAN TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN

Program perbaikan gizi masyarakat Puskesmas Pancasan tahun 2015 merupakan


kelanjutan dari program perbaikan gizi tahun 2014. Pada tahun 2014 program perbaikan gizi di
Puskesmas Pancasan selain untuk perbaikan gizi balita juga menekankan perbaikan gizi pada ibu
hamil serta pelaksanaan Pemberian Makan pada Bayi dan Anak dengan benar. Pola makan
merupakan perilaku penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena
kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi kesehatan
individu dan masyarakat.
Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk dan meningkatkan risiko
penyakit infeksi, serta penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular( penyakit jantung
dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang merupakan penyebab
utama kematian di Indonesia.
Pengaruh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak janin sampai
anak berumur dua tahun, tidak hanya terhadap perkembangan fisik tetapi juga terhadap
perkembangan kognitif yang pada gilirannya berpengaruh terhadap kecerdasan dan
ketangkasan berpikir serta terhadap produktivitas kerja. Kekurangan gizi pada masa ini juga
dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa, yaitu kegemukan, penyakit
jantung dan pembuluh, hipertensi, stroke dan diabetes.
Mengingat dampak permasalahan gizi pada semua siklus kehidupan, program gizi
Puskesmas Pancasan, ditujukan untuk meningkatkan dan menangani permasalahan gizi pada
semua siklus kehidupan sebagai pencapaian MDG’s 2015.

II. TUJUAN
1. UMUM : Meningkatkan gizi masyarakat di Puskesmas Pancasan
2. KHUSUS :
 Meningkatkan gizi balita 93% berstatus gizi baik, gizi buruk <0,35%, gizi kurang <8%,
Balita pendek <9,3% dan 100% balita gizi buruk mendapat perawatan
 Cakupan balita yang mendapat kapsul vitamin A sebanyak 91%
 Cakupan balita yang dipantau pertumbuhannya di sarana posyandu, puskesmas dan TK
85%
 Cakupan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif 77%
 Cakupan remaja putrid mendapat FE 15%
 Cakupan ibu hamil anemia <19%
 Cakupan ibu hamil KEK <19%
III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DI POSYANDU
Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan berat badan,
tinggi badan atau ukuran tubuh lainnya tetapi lebih dari itu memberikan gambaran tentang
keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak yang sedang dalam proses
tumbuh. Oleh karena itu pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan,
maka pertumbuhan merupakan indicator yang baik dari perkembangan status gizi anak.
Gangguan pertumbuhan dapat terjadi dalam waktu singkat atau cukup lama. Gangguan
pertumbuhan dalam waktu singkat sering terjadi pada peerubahan berat badan sebagai
akibat menurunnya nafsu makan, sakit atau karena asupan makanan yang kurang. Sedangkan
gangguan pertumbuhan dalam waktu lama dapat terlihat pada hambatan pertambahan tinggi
badan. Pemantauan pertumbuhan anak yang dilakukan secara teratur dan menggunakan
buku KIA dan KMS mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai:
a. Sarana pendidikan gizi dan kesehatan masyarakat
b. Sarana deteksi dini dan intervensi gangguan pertumbuhan serta entry point berbagai
pelayanan kesehatan anak( imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, pencegahan diare,
dll)
Beberapa kesalahan dalam menilai pertumbuhan balita
a. Kesalahan dalam menentukan umur
b. Kesalahan dalam penimbangan
c. Kesalahan dalam menghubungkan titik dalam KMS, sementara penimbangan tidak
dilakukan secara berturut-turut
d. Kesimpulan penilaian pertumbuhan dilakukan berdasarkan pada angka absolute bukan
pada KMS.
KMS balita dan buku KIA dapat berguna apabila memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Penimbangan balita dilakukan setiap bulan dan deteksi tumbuh kembang dilakukan
sesuai tahapan usia balita
2. Semua kolom diisi dengan benar
3. Semua keadaan kesehatan BB,TB dan LKA balita dicatat
4. Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam buku KIA/KMS
5. Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan dan
pemeriksaan balita
6. Setiap ada gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak dicari penyebabnya dan
dilakukan sesuai tindakan yang sesuai
7. Buku KIA/KMS balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap saat mengunjungi
posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk bidan dan dokter.
Catatan :
 Semua balita yang ditimbang harus dilihat/dipantau statusnya sebagai berikut :
N = Apabila BB naik dan pita warnanya tetap atau berubah warnanya
O = bulan lalu tidak ditimbang
B = Baru pertama kali ditimbang
 Balita yang turun BBnya atau tidak naik 2 bulan berturut-turut harus dirujuk ke
Puskesmas atau dilakukan kunjungan rumah.

B. PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A


Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar diseluruh dunia
terutama di Negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa
pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan
“Nutrition Related Diseases” yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari
organ tubuh seperti menurunkan system kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel
kulit. Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang pada umumnya
terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di
Negara berkembang.
KVA pada anak biasanya terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi Protein (KEP)
atau gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang, termasuk zat gizi mikro dalam hal
ini vitamin A. Anak yang menderita KVA mudah sekali terserang infeksi seperti infeksi saluran
pernafasan akut, campak, cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak tersebut
menurun. Namun masalah KVA dapat juga terjadi pada keluarga dengan penghasilan cukup.
Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua atau ibu tentang gizi yang baik.
Gangguan penyerapan pada usus juga dapat menyebakan KVA walaupun hal ini sangat jarang
terjadi. Kurangnya konsumsi makanan yang berkepanjangan akan menyebabkan anak
menderita KVA yang umumnya terjadi karena kemiskinan, dimana keluarga tidak mampu
memberikan makanan yang cukup.
Sampai saat ini masalah KVA di Indonesia masih membutuhkan perhatian yang serius.
Hal tersebut menjadi perhatian kita bahwa separuh dari jumlah balita di Indonesia masih
terancam kebutaan karena KVA.
Tujuan dari pemberian kapsul vitamin A adalah untuk menurunkan prevalensi KVA
terutama balita yang rentan sekali terpapar KVA. Selain itu merupakan program perbaikan gizi
masyarakat yang dilakukan secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Kegiatan
promotif dapat dilakukan melalui promosi atau penyuluhan untuk meningkatkan konsumsi
makanan kaya vitamin A dan secara preventif dapat dilakukan dengan suplementasi
(pemberian) kapsul vitamin A dosis tinggi.
C. PEMBENTUKAN KELAS ASI

Pemberian air susu ibu (ASI) sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik
fisik maupun mental dan kecerdasan bayi. Oleh karena itu, pemberian ASI perlu mendapat
perhatian para ibu dan tenaga kesehatan agar proses menyusui dapat terlaksana dengan
benar. Selain itu pemberian ASI dapat menurunkan resiko kematian bayi. Pemberian ASI
eksklusif adalah langkah awalbagi bayi untuk tumbuh sehat danterciptanya sumber daya
manusia yang tangguh, karena bayi tidak saja akan lebih sehat dan cerdas, tetapi juga akan
memiliki emotional quotion(EQ) dan social quotion yang lebih baik.

Namun pada kenyataannya, pengetahuan masyarakat tentang ASI Eksklusif masih


sangat kurang, misalnya ibu sering kali memberikan makanan padat kepada bayi yang baru
berumur beberapa hari atau beberapa minggu seperti memberikan nasi yang dihaluskan atau
pisang. Kadang-kadang ibu mengatakan air susunya tidak keluar atau keluarnya hanya sedikit
pada hari-hari pertama kelahiran bayinya, kemudian membuang ASInya tersebut dan
menggantikannya dengan madu, gula, mentega, air atau makanan lain.

Pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan merupakan intervensi kesehatan
masyarakat yang mempunyai dampak positif terbesar untuk menurunkan angka kematian
balita yaitu sebesar 13%. Pemberian makanan pendamping ASI yang benar dapat
menurunkan angka kematian balita sebesar 6%. Tujuan umum dari pembentukan kelas ASI
adalah meningkatkan cakupan ASI Eksklusif, sedangkan tujuan khususnya adalah
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASI Eksklusif, mendorong kader untuk lebih
memasyarakatkan ASI Eksklusif, memberikan pengetahuan kepada ibu balita dan kader serta
masyarakat yang terkait tentang pentingnya ASI Eksklusif, dan terbentuknya kelompok yang
dapat menjadi support dan motivator untuk ASI Ekslusif.

D. BULAN PENIMBANGAN BALITA

Dalam siklus kehidupan manusia usia balita merupakan salah satu masa yang penting
karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan kecedasan yang cukup pesat.
Kelainan pertumbuhan pada kelompok usia ini akan mengakibatkan hal serius pada generasi
yang akan datang, sehingga kegiatan rutin yang telah dilakukan di posyandu yang ternyata
kehadiran mereka tidak dapat mencapai 100%. Perlu diadakan sebuah kegiatan yang dapat
menjaring sasaran dengan lebih baik, melalui pengkoordinasian kegiatan yang lebih intensif
dan melibatkan berbagai pihak.
Bulan Penimbangan Balita adalah kegiatan yang dilakukan sekali dalam setahun dengan
melibatkan berbagai pihak agar dapat menjaring lebih banyak sasaran dan dapat mendeteksi
balita-balita yang mempunyai masalah dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Kegiatan
ini dilakukan bersamaan dengan pemberian kapsul vitamin A dan monitoring garam pada
bulan Agustus, sehingga mendapatkan tiga hasil yaitu status gizi balita, cakupan pemberian
vitamin A pada bayi dan balita serta cakupan rumah tangga memakai garam beryodium.
E. PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
Kualitas hidup seseorang ditentukan sejak dalam kandungan, sehingga diharapkan
seorang ibu menjaga kesehatannya sepanjang hidup terutama ketika hamil. Bahkan di saat
hamil dia dalam keadaan sehat pun seorang balita bisa juga jatuh ke dalam gizi buruk apabila
terjadi kesalahan dalam pola pemberian makanan yang terjadi karena beberapa hal, seperti
kemiskinan, minimnya pengetahuan, adanya penyakit infeksi akibat buruknya kesehatan
lingkungan dan penyakit congenital yang diderita balita.
Dalam rangka mencegah dan menaggulangi gizi buruk pada balita direncanakan
kegiatan pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil KEK dan balita gizi buruk dan
sebagian gizi kurang. Tujuan dari pemberian makanan tambahan adalah terlaksananya
pengadaan PMT untuk ibu hamil KEK, balita gizi buruk dan gizi kurang serta MP-ASI baduta
gakin serta terlaksananya pemberian makanan tambahan dan monitoringnya bagi ibu hamil
KEK, balita gizi buruk dan gizi kurang serta MP-ASI baduta gakin.

IV. SASARAN DAN TARGET PROGRAM


Sasaran
NO KELURAHAN BUMIL BAYI (0-11BLN) BADUTA (0-2 THN) BALITA (1-5 THN)

1 PASIR KUDA 307 283 560 1092


2 PASIR JAYA 449 414 819 1597
3 PKM PANCASAN 756 697 1379 2689

Target (RPJMD 2015)


a. Status gizi balita yang baik 93%, gizi buruk < 0,35% gizi kurang < 8% balita pendek
<9,3% gizi buruk mendapat perawatan 100%.
b. Balita yang mendapat kapsul vitamin A 91%.
c. Balita yang dipantau pertumbuhannya di sarana posyandu, puskesmas dan TK 85%.
d. Bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif 77%.
e. Ibu hamil anemia < 19%.
f. Ibu hamil KEK <19%.
V. JADWAL KEGIATAN

No Uraian kegiatan Waktu pelaksanaan

1 Pemantauan pertumbuhan di Posyandu Januari s/d Desember 2015

2 Pemberian kapsul vitamin A Februari & Agustus 2015

3 Pembentukan kelas ASI April s/d Desember 2015

4 Bulan Penimbangan Balita Agustus 2015

5 Pemberian Makan Tambahan Agustus s/d Desember 2015

VI. BIAYA
Biaya di bebankan pada anggaran :
No Uraian kegiatan Biaya

1 Pemantauan pertumbuhan di Posyandu BOK sebesar Rp 50.000,-/OH

2 Pemberian kapsul vitamin A APBD sesuai golongan

3 Pembentukan kelas ASI BOK sebesar :

 Rp 50.000,-/OH untuk
petugas

 Rp 50.000,-/OH untuk kader

 Rp 150.000,- untuk konsumsi


(snack peserta)

4 Bulan Penimbangan Balita APBD sesuai golongan

5 Pemberian Makan Tambahan APBD sesuai golongan

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Kegiatan dinyatakan berhasil apabila dapat dilaksakan sesuai jadwal dan tujuan
yang telah ditetapkan sesuai rencana.

VIII. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan akan dijadikan sebuah laporan dan menjadi bahan acuan kegiatan
Gizi di puskesmas Pancasan.
IX. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat sebagai bahan acuan dalam kegiatan gizi
baik individu /kelompok terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas.

Bogor, Januari 2015


Mengetahui,
Kepala Puskesmas Pancasan TPG Puskesmas Pancasan

dr. M Yasbudaya Fitria Jurianti


NIP. 197405152006041006 NIP.198402252006042012

Você também pode gostar