Você está na página 1de 35

Tugas : Keperawatan Maternitas I

Dosen : Wa Mina La Isa, S.Kep.,Ns.,M.Kep

KEPERAWATAN MATERNITAS I
ANTENATAL CARE (ANC)

OLEH :
KELOMPOK II
NURASISA (NH0117105)
NURRAHMANI (NH0117111)
NURUL KHALISA (NH0117116)
RAHMANIAR (NH0117119)
RISDANIAR (NH0117128)
RITA YULIANTI (NH0117131)
SALMAWATI (NH0117135)
SITI SAKINAH (NH0117141)
SUCI ANJALI RAMADHANY (NH0117144)
TRISINARTI (NH0117148)
WA ODE SARIDEWI MULYAINUNINGSIH (NH0117149)
YULI ANTY MAKABA (NH0117153)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESAHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Makalah dengan judul ”ANTENATAL CARE ” . Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I.
Dalam pembuatan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari pihak-pihak terkait serta kecanggihan teknologi untuk memperoleh
informasinya.Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan,
tentu hasil makalah kami ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Kami
senantiasa mengharapkan konstribusi pemikiran anda sehingga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO setiap hari sekitar 800 wanita di dunia meninggal


akibat komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Menurut WHO 99%
dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Angka prevalensi
kematian ibu cenderung lebih tinggi pada perempuan yang tinggal di
daerah pedesaan. Tingginya angka kematian ibu pada dasarnya dapat
ditekan dengan penatalaksanaan maternal yang baik selama kehamilan dan
persalinan (WHO, 2014).

Berdasarkan Survey Kesehatan dan Demografi Indonesia (SKDI)


tahun 2012 angka kematian ibu di Indonesia mencapai angka 359/100.000
kelahiran hidup. Tingginya angka kematian maternal disebabkan oleh : (1)
Rendahnya pengetahuan mengenai sebab - sebab dan penanggulangan
komplikasi - komplikasi penting selama hamil, persalinan dan nifas, (2)
Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, (3) Pelayanan
kebidanan yang baik belum mencakup semua wilayah, sehingga banyak
ditemui kasus seperti : sepsis peurperalis (infeksi), perdarahan, gestosis
(preeklampsia, eklampsia, kelainan ginjal hipertensi menahun, dan
sebagainya) serta perlukaan kelahiran (Prawiroharjo, 2009).

Setiap ibu hamil mengalami risiko kematian sehingga salah satu


upaya untuk menekan tingginya angka kematian ibu adalah dengan
peningkatan pelayanan kesehatan selama hamil (Riskesdas, 2013). Ibu
hamil dianjurkan mengunjungi dokter atau bidan sedini mungkin semenjak
dirinya merasa hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Adapun
tujuan asuhan antenatal diantaranya adalah memantau kemajuan
kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi,
meningkatkan dan mempertahankan fisik, sosial, mental ibu dan, bayi,
mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan, mempersiapkan persalinan cukup
bulan, serta melahirkan selamat dengan trauma seminimal mungkin
(Prawiroharjo, 2006).

Kebijakan program kunjungan antenatal dilakukan paling sedikit 4


kali selama kehamilan (K-4). Satu kali pada trimester pertama (K-1), satu
kali pada trimester ke dua dan dua kali pada trimester ke tiga
(Prawiroharjo, 2006). Efektifitas antenatal care tidak hanya dilihat dari
keberhasilan cakupan dari K-1 sampai K-4 saja, akan tetapi ditinjau dari
keteraturan melakukan kunjungan. Kehamilan dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi setiap saat, oleh karena itu ibu hamil memerlukan
pemantauan secara ketat (Prawiroharjo, 2006).

Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada


trimester pertama (K-1 ideal) nasional mencapai 81,6 %, sedangkan
cakupan K-4 (proporsi kelahiran yang mendapatkan pelayanan kesehatan 4
kali dan memenuhi kriteria 1-1-2) nasional mencapai 70,4%. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa ibu hamil di Indonesia yang
mendapatkan K-1 ideal dan tidak melanjutkan sampai K-4 sebesar 12 %
(Riskesdas 2013). Menurut profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
cakupan K-4 tahun 2012 sebesar 92,99 % menurun bila dibandingkan
tahun 2011 yang mencapai 93,71% dan masih dibawah target Standart
Pelayanan Minimum (SPM) tahun 2015 yaitu 95% (Profil Dinkes Jateng
tahun 2012). Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2013 angka cakupan K-4
mencapai 92,54%, cakupan K-4 terendah pada tiga bulan pertama di
tempati oleh Puskesmas Juwangi. Sebagai estimasi capaian satu tahun
diprediksikan sebesar 60,88%. Faktor - faktor yang mempengaruhi
frekuensi dan kepatuhan ANC antara lain: (1) Pengetahuan ibu hamil
tentang bahaya kehamilan, (2) Pengetahuan tentang antenatal care, (3)
Sikap ibu hamil, (4) Aksesibilitas, (5) Dukungan keluarga (Pratitis dan
Kamidah, 2010, Erlina dkk, 2013, Reskiani dkk, 2014, Musfiroh, Dewi,
2013).

Selama kehamilan, antenatal care menjadi kebutuhan yang harus


dipenuhi oleh ibu hamil. Peran serta keluarga, terutama suami dalam
mendampingi isteri menjalani antenatal care merupakan aplikasi dari
aspek emosional keintiman keluarga (Wibisono, 2011). Adanya kepekaan
akan kebutuhan pasangan terhadap pentingnya antenatal care selama
kehamilan akan menambah dukungan terhadap sejauh mana sikap ibu
hamil dalam menjalani program antenatal care. Sehingga semakin intim
hubungan keluarga diharapkan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
menjalani program antenatal care akan meningkat.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien antenatal care (ANC)?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran yang jelas dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien antenatal care (ANC)

2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui Pengertian dari Antenatal care (ANC)
b) Untuk mengetahui Tujuan dari Antenatal care (ANC)
c) Untuk mengetahui Manfaat dari Antenatal care (ANC)
d) Untuk mengetahui Pembagian Perawatan Antenatal
e) Untuk mengetahui Cara Pelayanan Antenatal Care
f) Untuk mengetahui Perawatan Kehamilan dari Antenatal
Care
g) Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari Antenatal
Care
BAB II

KONSEP MEDIS

A. Pengertian ANC

Pertolongan persalinan bukanlah hal yang terpenting lagi untuk


keselamatan ibu dan anak.Persalinan meminta faal optimal dari alat
kandungan maka sangat diperlukan persiapan fisik dan mental sebelum
persalinan.Wanita hamil tidak hanya memerlukan kesehatan optimal
menjelang persalinan, tetapi sejak hamil iya harus sesehat-sehatnya karena
kesehatan ibu sangat mempengaruh pertumbuhan anak dalam
kandungan.Maka jelas wanita harus segera memeriksakan diri sejak ia
merasa hamil. (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

ANC (Antena Natal Care) ialah perawatan fisik mental sebelum


persalinan atau pada masa hamil.ANC bersifat preventif care dan
bertujuan mencegah hal-hal yang kurang baik bagi ibu dan anak.
Antepartum care berarti perawatan sebelum anak lahir,jadi perawatan
dalam kehamilan dan lebih ditujukan pada keadaan ibu.Prenatal care
berarti perawatan sebelum anak lahir, jadi perawatan yang terutama
ditujukan terhadap anak dalam kehamilan dan dalam kala I dan kala II
persalinan.Dalam praktek tidak dibedakan antara kedua istilah, jadi Ante
Pertum Care (APC) ditujukan pada ibu dan anak. (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010)

B. Tujuan ANC
Menurut (Lombogia, 2017) tujuan dari ANC adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termaksud riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

C. Manfaat ANC

Tujuh manfaat Antenatal Care menurut (Lombogia, 2017) sebagai


berikut :

1. Memastikan kehamilan

Melalui alat konvensional atau yang modern seperti


ultrasonografi (USG), bidan atau dokter akan memastikan
kehamilan anda.

2. Mengetahui posisi kehamilan

Posisi kehamilan perlu diketahui sedini mungkin dengan


USG, agar bila terjadi sesuatu dapat dilakukan tindakan sedini
mungkin.

3. Mengetahui usia kehamilan


Penting diketahui untuk memperkirakan kapan
perkiraan melahirkan.
4. Mengetahui perkembangan janin
Perkembangan janin dalam kandungan merupakan salah
satu faktor penentu perkembangan mental intelektual
selanjutnya.
5. Meneropong kelainan
Jika dicurigai ada kelainan janin, misalnya dapat
dilakukan amniocenesis, yakni mengambil cairan ketuban
(amnion) dan menganalisa kromosomnya.
6. Mengetahui posisi bayi
Dokter atau bidan dapat mengetahui posisi janin,
terutama pada trimester 3. Misalnya bayi sungsang atau
melintang. Tujuannya agar ibu dan bayi mendapat pertolongan
yang tepat ketika saat persalinan tiba.
7. Penyakit kehamilan
Sering bertambahnya usia kehamilan, beban organ
tubuh ibu akan semakin bertambah. Beberapa gangguan yang
mungkin muncul antara lain:
a. Kadar hemoglobin (Hb) rendah.
b. Diabetes gestasional dan pre-eklampsia/eklampsia.

D. Pembagian Perawatan Antenatal

Nice (2008) merekomendasikan untuk nullipara 10 kali petemuan


untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan 7 kali pertemuan untuk
multipara. Frekuensi kunjungan pada periode antenatal adalah sebagai
berikut:

1. Jarak kunjungan ditentukan oleh tingkat keparahan dari medis


dan masalah obtetric
2. Setiap 4 minggu sekali pada awal kehamilan 28 minggu
3. Setiap 2-3 kali sampai 36 minggu
4. Setiap minggu sampai persalinan (Sikumbang, 2011)

E. Cara Pelayanan Antenatal Care

Cara pelayanan Antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan


antenatal menurut DEPKES RI yang terdiri dari:

1. Kunjungan Pertama
a. Catat identitas ibu hamil

b. Catat kehamilan sekarang


c. Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
d. Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
e. Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
f. Pemeriksaan obstetric
g. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
h. Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calcium,
multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus
atau indikasi
i. Penyuluhan konseling. (Padila, 2014)

2. Jadwal kunjungan ibu hamil

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang


biasa mengancam nyawanya. Oleh karena itu wanita hamil
memerlukan setidaknya empat kali kunjungan selama periode
Antenatal:

a. Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14


minggu)

b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara


minggu 14-28)
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara
minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).
d. Perlu segerakan memeriksakan kehamilan bila
dilaksanakan ada gangguan atau bila janin tidak
bergerak lebih dari 12 jam. (Padila, 2014)
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan
informasi yang sangat penting.
a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14
1) Membangun hubungan saling percaya antara
petugas kesehatan dan ibu hamil
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemia kekurangan zat besi,
penggunaan praktek tradisional yang merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayidan kesiapan
untuk menghadapi komplikasi.
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan
kebersihan, istirahat dan sebagainya.
b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan
khusus mengenai preeklamsia (Tanya ibu tentang
gejala-gejala preeklamsia pantau tekanan darah,
evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan
ganda.
c. Trimester ketiga antara minggu 28-36
Sama seperti diatas, ditambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan
ganda
d. Trimester ketiga setelah 36 minggu
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran dirumah sakit. (Padila, 2014)

F. Perawatan Kehamilan

1. Kebutuhan Gizi

Kebutuhan gizi pada ibu hamil ditentukan pada kenaikan berat


badan janin dan kecepatan janin mensintesis jaringan.Gizi dalam
kehamilan digunakan untuk :

a. Mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan

b. Pertumbuhan janin

c. Agar luka-luka persalinan cepat sembuh dalam masa nifas

d. Cadangan pada masa lactation (menyusui) (Purwaningsih &


Fatmawati, 2010)

Yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan gizi dalam


kehamilan adalah :

a. Zat putih telur, zat tepung, zat lemak, garam-garam


terutama nya garam dapur, fosfor, besi, dan vitamin.

b. Makanan hendaknya beraneka ragam, berganti-ganti,


jangan selalu menu yang sama, supaya kekurangan menu
hari ini bisa diimbangi menu berikutnya.

c. Cara pengolahan diperhatikan karena dapat membantu nilai


makanan.

d. Perhatikan kualitas dari pada kuantitas (Purwaningsih &


Fatmawati, 2010)
2. Pekerjaan dan Gerak Badan

Bumil boleh bekerja di rumah, kantor, pabrik, asalkan bersifat


ringan.Kelelahan harus dicegah hingga pekerjaan harus diselingi
dengan istirahat.Cuti hamil : 3 bulan (1 1/2 sebelum bersalin, 11/2
sesudahnya).Tidak ada gunanya berbaring terus seperti orang sakit,
karena merugikan dapat melemahkan otot, dan bisa berpikiran yang
tidak-tidak.Kesibukan dijadikan sebagai pemeliharaan kesehatan
jiwa.Gerak badan ringan baik sekali, apalagi dalam udara segar dan
sinar matahari pagi.Mengangkat berat dan pergerakan sekonyong-
konyong dihindari.Istirahat diperlukan 8 jam malam hari dan 1 jam
siang hari meskipun hanya berbaring istirahat. (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010)

3. Coitus

Pada wanita mudah keguguran jangan melakukan coitus pada


hamil muda.Pada hamil muda coitus dapat dilakukan dengan hati-
hati.Coitus diakhir kehamilan lebih baik ditinggalkan, karena kadang
menimbulkan infeksi pada persalinan, nifas, dan dapat memecahkan
ketuban pada multipatra.Apalagi mani mengandung prostaglandin
yang dapat menimbulkan kontraksi uterus. (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010)

4. Hygiene Umum Kehamilan

a. Kebersihan Badan

Mengurangi kemungkinan infeksi. Breast care penting,


putting susu dibersihkan bila terbasahi colostrums.Bila dibiarkan
dapat terjadi eczema putting susu dan sekitarnya.Putting yang
masuk diusahakan keluar dengan pemijatan keluar setiap kali
mandi.Perawatan gigi sangat sangat penting untuk menjamin
pencernaan yang sempurna.Bumil jangan melakukan irigasi
vagina kecuali dengan nasehat dokter karena dapat menimbulkan
emboli udara. (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

b. Pakaian

Pakaian yang nyaman dipakai tidak boleh yang menekan


badan agar tidak terjadi bendungan Vena dan mempercepat
timbulnya varises.Pakai sepatu/selop hak rendah agar
keseimbangan badan terjaga dan tidak mudah nyeri pinggang.

c. BAB

Mungkin terjadi obstipasi karena kurang gerak badan,


peristaltic usus kurang karena pengaruh hormon estrogen,dan
tekanan pada rektum oleh kepala. Pada obstipasi panggul terisi
dengan usus yang penuh feses dan rahim yang membesar sehingga
timbul bendungan pada panggul.Bendungan memudahkan
timbulnya haemoroid dan pyelitis.Agar BAB lancar minum banyak
air, gerak badan cukup, makanan berserat (sayur,buah) kalau perlu
ditambah faraffinum liquidum 2 × 1 sendok/hari. (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010)

5. Suplemen

Secara tehnis ibu hamil tidak memerlukan suplemen vitamin


maupun mineral namun bagi ibu hamil yang pola makannya tidak
memenuhi kebutuhan perlu diberikan suplemen vitamin dan
mineral.Suplemen yang dapat diberikan adalah B6, C, D, E, foloc acit,
dan pantotemik Avid.

Khusus mengenai zat besi banyak sekali ibu hamil mengalami


kekurangan zat besi.Zat besi dibutuhkan sebanyak 1-2 × 100 mg/hari
selama 2 bulan sampai dengan melahirkan.Suplemen vitamin dalam
keadaan normal tidak dibutuhkan oleh ibu hamil kecuali dalam
keadaan tertentu misalnya ibu hamil sakit dan ibu hamil masih remaja.
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

6. Imunisasi

Kehamilan bukan saatnya memulai imunisasi terhadap berbagai


penyakit yang dapat dicegah.Setiap bahan yang dapat menaikkan suhu
tubuh dengan tajam harus dihindari.Vaksin rubella, influenza tidak
diberikan saat hamil karena kemungkinan menyebabkan bahaya pada
janin.

Perlindungan terhadap polio dapat diberikan jika wanita


tersebut belum pernah vaksin.vaksin tetanus harus diberikan pada
wanita hamil karena untuk mencegah kemungkinan tetanus
neonatologi. (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

7. Kebiasaan yang Merugikan

Kebiasaan yang harus dihindari oleh ibu hamil yaitu minum


alkohol, merokok, obat-obatan yang menimbulkan kecanduan.

a. Alkohol

Dalam jumlah sedikit, seperti minum anggur


sesudah makan diperbolehkan, tetapi akan menimbulkan
efek menghilangkan selera makan karena kandungan
alkohol mengandung kalori tinggi.Pada janin bisa
menyebabkan retardasi mental, malformasi janin dan
retardasi pertumbuhan janin. (Purwaningsih & Fatmawati,
2010)

b. Merokok

Merokok sebaiknya dihindari sama sekali karena


merokok lebih dari 10 batang per hari bisa menyebabkan
abortus, kematian prinatal, retardasi pertumbuhan janin.
c. Obat-obatan

Kepada ibu hamil harus diberitahukan agar tidak


menggunakan obat tanpa konsultasi dokter.Sebagian obat
akan melintasi dasar plasenta dan dapat membahayakan
janin. (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

8. Aspek Jiwa dalam Kehamilan dan Persalinan

Selain fisik, perhatian juga kesehatan jiwa mental ibu, perhatian


juga orang disekitarnya dan sikap ibu yang menghadapi kehamilan dan
persalinan.Masa kehamilan hendaknya menjadi masa bahagia menanti
kedatangan anak yang dinantinya.Pengertian terhadap calon ibu dan
keluarga terutama dari suami diperlukan. (Purwaningsih & Fatmawati,
2010). Bina hubungan baik dengan tim kesehatan.Persoalan jiwa pada
bumil :

a. Perasaan takut dan penolakan ibu terhadap kehamilan.

Takut karena kehamilan akan menyebabkan


perubahan besar pada badan ibu yang kurang dimengerti
hingga dianggap misterius dan menggelisahkan.Seperti
perut membesar, gerakan diperut, striae, colostrums,
mendengar cerita yang bukan-bukan tentang bahwa
kehamilan/persalinan.Takut ini terjadi pada
primigravida/mulgravida yang dengan penyulut
kehamilan/persalinan lampau.

Ketakutan tersebut adalah reaksi fisiologis,


kebanyakan gelisah hadapi persalinan, tugas kita bukan
menghilangkan takutnya tapi membantu ibu
mengatasinya.Ketakutan dapat menjelma menjadi
hyperemesis, kurang tidur, hia berlebihan nyerinya, bahkan
spasme otot yang mungkin menyukarkan persalinan.Untuk
mengatasinya terangkan fisiologis kehamilan, persalinan,
dan nifas.Agar mengeri perubahan yang terjadi di
badannya, dan tidak terpengaruh oleh cerita yang bukan-
bukan. (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

b. Penolakan dari anak yang dikandung ibunya

Misalnya karena ibunya tidak kawin/anak sudah


banyak, sehingga bertambahnya anak dirasa memberatkan
keluarga.Hal ini dapat mengarah pada abortus provokatif,
yang mungkin membahayakan jiwa ibu, dapat terjadi
hyperemesis dan penderitaan pada saat persalinan.Juga
mempengaruhi hubungan ibu dan anak setelah
partisipasi.Untuk mengatasinya perlu penerangan dan
pengertian dari tim kesehatan.

Dalam menghadapi penderita dengan persoalan jiwa


maka: dengarkan dengan sabar agar pasien dapat
mencurahkan isi hatinya, menaruh perhatian terhadap
persoalan persalinan, pandai memimpin pasien keluar dari
masalahnya.Jangan dibiarkan ibu hamil banyak istirahat
(lebih baik ada kesibukan) sehingga tidak melamun yang
bukan-bukan. (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

9. Pemeriksaan Kehamilan

Waktu pemeriksaan kehamilan.Hendaknya dilakukan sedini


mungkin, segera setelah merasa diri hamil agar perlu cukup waktu
perbaikan keadaan yang kurang memuaskan.Paling tidak dengan
jadwal sebagai berikut:

a. 1 kali sebulan (sampai bulan ke 6)


b. 2 kali sebulan (dari bulan ke 7-9)

c. 1 kali seminggu pada bulan terakhir

Hal tersebut dalam kondisi normal.Karena penyulut kehamilan


seperti toxaemia gravidarum, pendarahan antepartum, kelainan letak
baru timbul atau baru mempunyai arti pada triwulan terakhir dan
bertambah besar kemungkinan terjadi menjelang akhir kehamilan, maka
pengawasan setelah bulan ke 7 harus diperketat. (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010)

Keterangan mengenai hygiene dalam kehamilan, diet, istirahat,


gerak badan, pakaian, dilanjutkan.Jelaskan keadaan pasien
(normal/tidak) mungkin ketenangan jiwa.

a. Tanda-tanda bahwa kehamilan

Perdarahan dari kemaluan, (oedema di muka/ di jari,


sakit kepala hebat, penglihatan kabur sebagai akibat pre-
eklampsia), nyeri perut, muntah hebat, demam, keluar
cairan sekonyong-konyong pervagina.Jika salah satu tanda
muncul segera pemeriksaan diri.

b. Tanda-tanda mulai persalinan

1) Hidup teratur dan makin sering timbulnya,disertai


nyeri mulai dipinggir dan menjalar di perut

2) Jika dibawa jalan nyeri lebih sering muncul

3) Keluar lendir berdarah pervagina

4) Keluar cairan banyak pervagina (Purwaningsih &


Fatmawati, 2010)

10. Keluhan yang muncul pada bumil


a. Mual dan muntah

Dapat muncul pada bulan ke-1, hilang setelah bulan ke-3


lewat.Mual dan muntah sering terjadi pagi hari disebut morning
sick RSS. Pengobatannya: Makan dulu sedikit misal biskuit dan teh
setelah bangun tidur.Makan porsi kecil tapi sering. (Purwaningsih
& Fatmawati, 2010)

b. Sakit pinggang

Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan


selama kehamilan lanjut karena titik berat badan pindah ke depan
disebabkan perut yang membesar.Nyeri dapat diringankan dengan
analgetika.Sebagian disebabkan karena melonggarnya sendi-sendi
panggul. (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

c. Varises

Dipengaruhi faktor keturunan, berdiri lama dan usia,


ditambah faktor hormonal (progesterone) dan bendungan dalam
panggul.Bila ibu mengalami varises tidak boleh memakai pakaian
sempit dan menekan, tidak boleh berdiri lama.Saat Istirahat kaki
ditinggikan.

d. Haemoroid (wasir)

Haemoroid ialah pelebaran Vena di anut (varises di


Barus).Dapat bertambah besar.Wasir tambah besar dalam
kehamilan, karena ada bendungan darah di panggul.Jika perlu beri
supositoria haemorhoidales . (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

e. Sakit kepala

Biasa pada bumil muda, sukar menyebutkan penyebabnya,


pertengahan hamil hilang/berkurang sendiri.Pada tribulan terakhir
padat sebagai gejala preklamasi berat.
f. Oedema

Sering pada kaki dan tungkai bawah.Selalu periksa apakah


disebabkan oleh toxaemia gravidarum.Jika disebabkan oleh
tekanan di rahim maka hilang dengan istirahat, aksi nyata pada
malam hari dan hilang pada pagi hari.

g. Sesak nafas

Disebabkan rahim membesar , mendesak diafragma ke


atas.Tidur dengan bantal tinggi berkurang. (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010)

h. Fluoresensi albums (darah putih/keputihan)

Umumnya cairan vagina bertambah saat hamil sebab


patologis, tidak ada keluhan.Jika flouride banyak, gatal, muncul
eczema disekitar kemaluan harus dicari apakah disebabkan oleh
gonococcus, trichomonas vaginalis.

i. Perawatan payudara pada wanita hamil

Tujuan dilakukannya perawatan payudara pada wanita


hamil yaitu untuk :

1) Memelihara kebersihan payudara

2) Melenturkan dan menguatkan puting


susu/mengeluarkan puting susu yang masuk ke dalam

3) Mempersiapkan produksi ASI (Purwaningsih &


Fatmawati, 2010)

11. Senam ibu hamil

Senam pada ibu hamil diperlukan untuk menguatkan dan


mengencangkan otot perut, tungkai serta dasar panggul yang akan
membantu proses persalinan, selain itu senam hamil juga membantu
ibu mendapatkan pola pernapasan yang baik, serta teknik istirahat yang
benar. (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laburatorium
a. Darah (Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL)
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
c. Pemeriksaan swab (lendir vagina & serviks)
2. USG
a. Jenis kelamin
b. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion
(Padilaa, 2015)
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS :

Ny “A” umur 26 tahun datang dengan keluhan mual muntah dari awal
kehamilan sampai sekarang(27 minggu), perut menjalar kepinggang terasa pegal-
pegal yang membuat kurang tidur pada malam hari. Ia juga merasakan
pergerakan janin yang terasa kuat di perut sebelah kanan. Setelah di lakukan
pemeriksaan di dapatkan tanda – tanda vital TD : 110/80 mmHg, Suhu : 37oC,
Nadi : 84x/menit, RR : 20x/menit. BB 58 kg, TB :160 cm. LILA : 27cm. Hasil
palpasi janin tunggal, letak memanjang, persentasi kepala dan auskultasi DJJ
134x/menit.

A. Pengkajian Keperawatan
No. RM : -

Tanggal Pengkajian : 11 April 2019

Tempat : RSUD Nani


Hasanuddin

1. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Ny “A”
Umur : 26 tahun
Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 25 Februari 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawaninan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Suku : Bugis
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jalan Perintis 8
Tanggal masuk RS : 10 April 2019
Ruangan : Seruni
Golongan Darah :B
b. Penanggung Jawab/Pengantar
Nama : Tn “S”
Umur : 28 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien: Suami
Alamat : Jalan Perintis 8

2. Riwayat Kesehatan Saat Ini


a. Keluhan : Klien mengatakan perut menjalar kepinggang terasa
pegal-pegal yang membuat kurang tidur pada malam hari dan
merasakan pergerakan janin yang terasa kuat di perut sebelah kanan.
b. Alasan Masuk Rumah sakit : kurang istirahat di malam hari dan
merasakan pergerakan janin yang kuat

3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi
Menarche pada usia 14 tahun, Siklus teratur 28 hari,
lamanya + 5 hari.Tidak mengalami disminorea,keputihan(-
),gatal-gatal(-),berbau (-).
2) Riwayat KB
Ny A mengatakan belum pernah KB sebelumnya.
b. Riwayat Kehamilan lalu
Hamil ke- Masalah dalam kehamilan
(G1P0A0) Kurang istirahat dan pegal-pegal
c. Riwayat persalinan lalu
Partus Proses Lama Tempat Penolong Masalah
ke- persalinannya persalinan persalinan persalinan persalinan
- - - - - -
d. Riwayat nifas lalu
Masalah nifas yang Masalah bayi yang pernah
Keadaan anak
di alami dialami
- - -

e. Riwayat kesehatan keluarga


Ny A mengatakan keluarga tidak mempunyai riwayat
penyakit jantung, darah tinggi, DM, dan asma, serta tidak
mempunyai riwayat yang abnormal, semua anak dari ibunya
dilahirkan dengan persalinan normal.

Genogram:

49
53
4

22
35 22
21
28 18
26

Ket :

= Laki-laki

= Perempuan

= Klien

= Meninggal

....... = garis keterangan tinggal serumah

= Garis perkawinan

= Garis keturunan
4. Riwayat Kesehatan Terdahulu
a. Riwayat medis
Ny A mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit jantung,
darah tinggi, DM, dan asmaserta hepatitis maupun jantung dan juga
tidak pernah di opname.
b. Riwayat pengobatan
Ny A mengatakan tidak ada keluhan dengan tubuhnya,
serta tidak memiliki alergi obat. Ny A sudah mendapat imunisasi
TT sebanyak 2 kali di PKM, TT1 tanggal 16 November 2018 dan
TT2 tanggal 20 februari 2019. Klien mengatakan tidak memiliki
kebiasaan merokok dan minum alkohol.
5. Kebutuhan Dasar / Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Makan
Sebelum MRS : Makan hanya dua kali dalam sehari
1 porsi habis/makan
Setelah MRS : Makan menjadi tiga kali dalam
sehari 1 porsi habis/makan
b. Minum
Sebelum MRS : Pagi hari biasanya minum segelas susu dan
6-7 gelas air putih dalam sehari
Setelah MRS : 8 – 9 gelas air putih dalam sehari

c. Tidur
Sebelum MRS : 2 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari
Setelah MRS : 4 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari
d. Eliminasi Fekal/BAB
Sebelum MRS : BAB hanya sekali dalam sehari, berwarna
coklat dan padat
Setelah MRS : BAB hanya sekali dalam sehari, berwarna
cokelat kekuningan dan padat
e. Eliminasi urine BAK
Sebelum MRS : BAK 2-3 kali dalam sehari dan berwarna
kuning pucat
Setelah MRS : BAK 2-3 kali dalam sehari dan berwarna
kuning
f. Aktivitas dan latihan
Sebelum MRS : Biasanya mengerjakan pekerjaan rumah
tangga Kadang-kadang pagi hari jalan-jalan
disekitar rumah.
Setelah MRS : Klien biasanya berbaring, duduk, dan bisa
jalan sendiri ke kamar mandi
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilisasi ditempat tidur 
berpindah 
Ambulansi 
Naik tangga 
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
2 : Di bantu orang lain
3 : Di bantu orang dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu
g. Personal hygiene
Sebelum MRS : mandi hanya sekali dalam sehari
Setelah MRS : mandi bisa dua kali dalam sehari

6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Composmentis
Kesadaran : (E = 4, V = 5, M = 6)
Tekanan darah : 110/80mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 160 cm

b. Head to Toe

1) Kepala dan rambut


Inspeksi : bentuk mesochepal, Tidak ada benjolan di kepala,
tidak ada lessi, rambut hitam lurus, persebaran rambut merata
dan bersih.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
2) Mata
Inspeksi : bentuk mata simetris, pupil isokor, reflek terhadap
cahaya (+/+), konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.
3) Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada pengeluaran darah maupun secret
dari hidung
4) Mulut dan gigi
Inspeksi : keadaan mulut bersih, mukosa bibir lembab, tidak
terdapat sianosis, tidak ada karies gigi, dan tidak ada sariawan.
5) Telinga
Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri, tidak ada pengeluaran
darah maupun serumen dari lubang telinga.
6) Leher
Inspeksi : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan nyeri menelan.
7) Dada
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa pada
dada
Auskultasi : suara nafas vesikuler, detak jantung epat dan kuat,
dan tidak ada bunyi jantung tambahan
Perkusi : suara perkusi dada resonan pada bagian paru-paru
8) Abdomen
Inpeksi : tidak ada asites, tidak ada luka, warna sawo matang
dan tidak ada rambut
Auskultasi : suara peristaltik usus terdengar pada semua
kuadran, suara peristaltik usus 18x/menit
Palpasi : lingkar perut : 94 cm
Leopoid 1 : TFU : 25 cm
Leopoid 2 : punggung janin berada di perut
kanan ibu
Leopoid 3 : posisi terbawah janin adalah kepala
(presentasi kepala)
Leopoid 4 : kepala janin sudah masuk pintu atas
panggul
9) Ektremitas
a) Atas
Inpeksi : simetris, tidak ada edema, dan tidak ada luka
Palpasi : LILA : 31,5 cm, turgor kulit baik
b) Bawah
Inspeksi : simetris, tidak ada edema, tidak ada luka
Palpasi : capilari refil 2 detik, turgor kulit sedang

c. Pengkajian Data Fokus (Pengkajian sistem)


1) System respiratori
Inspeksi : bentuk hidung simetris, tidak ada secret,
tidak ada lesi atau peradangan, warna
mukosa hidung normal, bentuk dada
simetris.
Palpasi : tidak ada massa dan lesi
2) System kardiovaskuler
Inspeksi : mukosa bibirnya sianosis (pucat)
3) System gastrointestinal
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen,
tidak ada hepatomegaly dan tidak ada
splenomegaly.
Perkusi : terdengar bunyi timpani
Auskultasi : bising usus 20 kali/menit
4) System urinaria
Inspeksi : tidak adanya edema pada ekstremitas
inferior dan tidak terpada DC
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan keadaan
kandung kemih kosong
5) System musculoskeletal
Inspeksi : pasien dapat mengangkat gelas sendiri,
pasien dapat menggerakkan tangan, kaki dan
jari jarinya
6) System penglihatan
Inspeksi : bentuk mata simentris, konjungtiva anemis,
tidak ada peradangan pada konjungtiva, dan
warna sclera tidak ikhterik.
7) System pendengaran
Inspeksi : bentuk telinga simetris, tidak ada kotoran
telinga, tidak ada lesi atau luka.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
d. Pemeriksaan Psiko-Sosial-Spiritual
1) Harapan terhadap kehamilan
Klien dan keluarga sangat menantikan kehamilan ini,
serta berharap bayinya sehat dan selamat saat melahirkan nanti.
Ny A mengatakan saat dirumah sangat berhati-hati ketika
melakukan aktivitas, dan tidak melakukan pekerjaan yang
berat-berat. Suami sangat membatasi aktivitas Ny A, karena
takut terjadi sesuatu dengan bayi dan ibunya. Ny A mengatakan
khawatir akan kondisi bayinya sehingga selalu rutin periksaan
2) Perencanaan kehamilan
Klien mengatakan kehamilan ini sudah direncanakan.
Suami ingin segera mempunyai anak dan keluarga telah
menantikan kehadiran seorang cucu.
3) Rencana melahirkan
Klien mengatakan berencana untuk melahirkan dibidan
/ Puskesmas Karangmalang.
4) Kebutuhan pendidikan dan sumber-sumbernya
Klien mengatakan dirinya lulusan SMA dan suami
lulusan SMP. Informasi tentang umur kehamilan dan perkiraan
kelahiran, Ny A peroleh dari bidan ketika periksa/kontorl rutin.
Klien hanya mendapatkan informasi dari puskesmas ketika
memeriksakan kehamilannya setiap bulan. Ny A mengatakan
tidak pernah membaca buku tentang ibu hamil, maupun buku
pink (pemeriksaan antenatal). Klien mengatakan belum
mempersiapkan persalinan dan tidak mengetahui tanda-tanda
persalinan. Klien mengatakan belum mengetahui tanda-tanda
persalinan, sehingga sedikit cemas membayangkan proses
persalinan.

5) Sistem pendukung
Klien mengatakan didaerah tempat tinggal terdapat
seorang bidan, tapi klien lebih suka untuk memeriksakan
kehamilan di puskesmas. Saat memeriksakan kehamilan Ny A
selalu ditemani oleh suami.
6) Kepercayaan, keagamaan, dan praktik budaya
Klien mengatakan didaerah tempat tinggal kebanyakan
menganut agama islam.

B. Analisis Data
Data Fokus Etiologi Masalah
DS: klien Kurangnya Defisit
mengatakan kurang informasi pengetahuan:perawatan
mengetahui kehamilan
gambaran tentang
perawatan
kehamilan
DO: klien terlihat
bingung

DS: pasien Krisis situsional: Ansietas


mengatakan merasa kurangnya informasi
cemas tentang kondisi
DO: pasien terlihat kehamilan dan
tampak cemas persiapan persalinan
DS:klien Ketidakmampuan Gangguan istirahat tidur
mengatakn kurang untuk
mampu mengatur mempertahankan
pola tidur kenyamanan
DO: pasien terlihat
kurang tidur dalam
waktu 4 jam/hari

C. Diagnosa Keperawatan
1. Defesiensi pengetahuan : perawatan kehamilan berhubungan dengan
kurangnya informasi
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situsional : kurangnya informasi
tentang kondisi kehamilan dan persiapan persalinan
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan studi kasus pada bab
sebelumnya dan setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien ANC,
dapat di simpulkan:

1. Pengkajian Keperawatan
Klien mengatakan mual dan muntah dari awal kehamilan
sampai sekarang (27 minggu), serta perut menjalar kepinggang
terasa pegal-pegal yang membuat kurang tidur pada malam
hari dan merasakan pergerakan janin yang terasa kuat di perut
sebelah kanan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang didapat yaitu defisien
pengetahuan: perawatan kehamilan bd kurangnya informasi,
ansietas bd krisis situsional: kurangnya informasi tentang
kondisi kehamilan dan persiapan persalinan, gangguan istirahat
tidur bd ketidak mampuan untuk mempertahankan
kenyamanan.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan untuk diagnosis defisien
pengetahuan: perawatan kehamilan bd kurangnya informasi,
adalah Melakukan penilaian tentang tingkat pengetahuan
pasien tentang proses penyakit yang spesifik, Menjelaskan
patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi dan fisiologi dengan cara yang tepat,
Menjelaskan gambaran tentang tanda dan gejala yang biasa
muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat. Diagnosis
ansietas bd krisis situsional: kurangnya informasi tentang
kondisi kehamilan dan persiapan persalinan, adalah Melakukan
pendekatan yang menenangkan, Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien,Menjelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur. Diagnosis gangguan istirahat
tidur bd ketidak mampuan untuk mempertahankan
kenyamanan, adalah Determinasi efek-efek medikasi terhadap
pola tidur, Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat,
Menciptakan lingkungan yang nyaman.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan dilakukan dengan
menyesuaikan kondisi pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan pada diagnosis defisien pengetahuan:
perawatan kehamilan bd kurangnya informasi yaitu Pasien
mengatakan sudah mengetahui gambaran tentang perawatan
kehamilan setelah dilakukan edukasi, pada diagnosis Ansietas
bd krisis situsional: kurangnya informasi tentang kondisi
kehamilan dan persiapan persalinan yaitu Pasien mengatakan
rasa cemasnya berkurang setelah dilakukan tindakan, pada
diagnosis gangguan istirahat tidur bd ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan yaitu Klien mengatakan mampu
mengatur pola tidur, kualitas dalam batas normal yaitu 6-8 jam
per hari.

B. Saran
1. Masyarakat
Diharapkan masyakat dapat lebih sadar akan perilaku hidup
sehat dengan prinsip mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Antenatal Care merupakan pemerikasaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Untuk itu masyakat
khusunya ibu hamil bisa berkunjung pada bidan atau dokter sedini
mungkin semanjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal care agar bisa adanya persiapan sebelum
persalinan.

2. Tenaga Kesehatan
Perlu adanya upaya preventif dari tenaga kesehatan dengan
mengadakan penyuluhan mengenai Antenatal Care, penyuluhan yang
berisi upaya bagi ibu hamil dalam masa kehamilannya untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
DAFTAR PUSTAKA
Lombogia, M. (2017). BUKU AJAR KEPERAWATAN MATERNITAS Konsep,
Teori, dan Modul Praktikum. Yogyakarta: Indonesia Pustaka.
Padila. (2014). BUKU AJAR KEPERAWATAN MATERNITAS. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Padilaa. (2015). ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS II. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Purwaningsih, W., & Fatmawati, S. (2010). ASUHAN KEPERAWATAN
MATERNITAS. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sikumbang, R. (2011). KEPERAWATAN MATERNITAS. Bogor: Ghalia
Indonesia.

Você também pode gostar