Você está na página 1de 8

Isi

Terdapat beberapa masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami oleh anak- anak
berkebutuhan khusu, antara lain:
a. Karies
Karies bisa disebabkan oleh tingginya frekuensi muntah atau gastroesophangeal
refluks, berkurangnya jumlah air ludah, pengobatan yang mengandung gula atau diet
khusus yang memerlukan pemberian susu botol, yang diperparah dengan kondisi
keterbatasan anak ataupun kemauan dari orang-orang sekitar untuk membantu
membersihkan gigi dan mulut secara rutin
b. Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal yang dimaksud ialah gingiva yang berdarah, kegoyongan
gigi dan kalkulus. Hal ini disebabkan oleh kebersihan mulut yang kurang diperhatikan,
misalnya ketidak-mampuan menggunakan sikat gigi dengan benar, pola makan yang
kurang baik ataupun efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi.
c. Maloklusi
Maloklusi dapat disebabkan oleh banyak hal , antara lain adanya keterlambatan erupsi
gigi, tidak adanya benih gigi, gigi berlebih, gangguan fungsi hubungan otot-otot dalam
mulut, gangguan periodontal sehingga rahang atas maju, gigitan terbuka, maupun gigitan
silang. Bruxism pada penderita cerebral palsy mengakibatkan gigi rahang atas maju ke
depan. Hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi efek merugikan yang ditimbulkan
ialah penggunaan bite guard.
d. Mouth Breathing
Masalah ini dapat disebabkan oleh jalan nafas yang sempit, sehingga anak berkebutuhan
khusus cenderung bernafas melalui mulut. Kebiasaan buruk ini akan menyebabkan
ukuran lidah membesar (makroglosia) dan permukaan lidah beralur dalam dan kering
sehingga menimbulkan bau mulut (halitosis) dan iritasi pada sudut bibir (angular
cheilitis). Kondisi ini akan mempengaruhi fungsi bicara dan pengunyahan.
e. Trauma
Trauma/ benturan sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan psikososial dan
perilaku karena jatuh ataupun kecelakaan.
Pemeriksaan
Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus harus dilakukan
sedini mungkin. Pemeriksaan Kebersihan Gigi dan Mulut, merupakan penjaringan atau
pemeriksaan secara sederhana/sepintas dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan dijadikan
bahan pertimbangan dalam perencanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Jenis pemeriksaan
yang dapat dilakukan dalam hal ini, antara lain:
a) OHI-S
b) DMF-T
c) def-t
d) dan lain-lain
Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus sebaiknya
dilakukan sedini mungkin sehingga dapat mengatasi masalah kesehatan gigi dan mulut anak
dengan efektif dan efisien serta dapat menghindarkan tindakan yang dapat membahayakan
khususnya pada pasien dengan penyakit yang berat (medically compromised patients) seperti
pencabutan gigi, bedah periodontal dan lain-lain. Penting untuk selalu melakukan informed
consent serta rujukan kepada dokter yang menangani pasien tersebut untuk mengetahui tindakan
apa saja di bidang kedokteran gigi yang boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap pasien
tersebut.
Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus hampir sama dengan
orang normal, yaitu pemeriksaan subjektif, objektif (intra oral & ekstra ora),l dan pemeriksaan
penunjang jika memang diperlukan. Akan tetapi, terdapat sedikit perbedaan pada cara seorang
dokter gigi melakukan pemeriksaannya. Misalnya pada penderita tunarungu, dokter gigi harus
melakukan bahasa isyarat menjelaskan bahwa akan memeriksa rongga mulut, jika kita sebagai
klinisi tidak menguasai bahasa isyarat maka bisa meminta bantuan kepada wali pasien.
Ketika dokter gigi melakukan pemeriksaan subjektif/ anamnesa maka ada beberapa hal yang
harus ditanyakan kepada pasien/orangtua/wali pasien, antara lain:
 Obat-obatan yang pernah/ sedang dikonsumsi
 Riwayat alergi
 Penyakit kronis/ penyakit lain (menilai kemungkinan bermanifestasi dalam rongga mulut)
seperti diabetes mellitus, penyakit karena gangguan hormonal, penyakit darah dan
sebagainya.

 Bila terdapat manifestasi oral karena penyakit tertentu maka melakukan rujukan ke
dokter umum terkait agar pasien mendapatkan pemeriksaan medis

GAMBAR DENAH GIGI ODONTOGRAM

Untuk memudahkan, maka pada saat pemeriksaan dalam mulut. dokter atau perawat cukup

membuat catatan ringkas dikertas terpisah pencatatan kedalam gambar odontogram dilakukan

kemudian berdasarkan catatan ringkas tadi. Jika dokter pemeriksa men’dikte’kan hasil

pemeriksaan dan perawatan membuat catatan ringkas maka pemeriksaan untuk odontogram ini

dapat berlangsung cepat.

Berikut contoh lembar odontogram yang dapat di isi setelah pemeriksaan intra oral. Pada

dasarnya pemeriksaan nya hampir sama dengan pasien anak pada umumnya, namun yang

membedakan biasanya pada pasien berkebutuhan khusus akan di dapatkan tingkat kebersihan

rongga mulut yang lebih buruk daripada pasien anak pada umumnya. Hal ini karena kontrol plak

dan pembersihan rongga mulutnya tidak seperti pasien pada umumnya. Kemudian pengisisan

odontogram pada anak berkebutuhan khusus juga sama seperti pada pasien pada umumnya.

Berikut contoh lembar odontogram :


Occlusi : Normal Bite / Cross Bite / Steep Bite
Torus Palatinus : Tidak Ada / Kecil / Sedang / Besar / Multiple
Torus Mandibularis : Tidak ada / sisi kiri / sisi kanan / kedua sisi
Palatum : Dalam / Sedang / Rendah :
Supermumerary teeth : Tidak Ada / Ada :
Diastema : Tidak Ada / Ada :
Gigi Anomali : Tidak Ada :
Lain – lain :
Tanggal Pembuatan :
Tanda Tangan

____________________

Diagnosa
Setelah pemeriksaan intra oral, ekstra oral maupun pemeriksaan penunjang didapatkan diagnosis.
Kita sebagai dokter gigi harus memiliki pengetahuan akan penyakit yang sering bermanifestasi pada
rongga mulut anak berkebutuhan khusus. Misalnya pada penderita epilepsi diberi obat anti konvulsan
yang nantinya menyebabkan gigiva enlargement dan pada penderita down syndrome yang memiliki
indeks karies tinggi
Rencana Perawatan

Rencana perawatan yang dibuat harus melibatkan keluarga atau orang yang sehari-
harinya membantu pasien beraktifitas. Terutama pada pasien dengan keterbatasan mental
maupun psikologis (mental retardasi). Mereka tidak dapat melakukan pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulutnya tanpa bantuan. Tugas dokter gigi adalah memberikan penyuluhan dan edukasi
kesehatan gigi dan mulut kepada orang tua maupun pengasuh. Menurut salah satu sumber,
penyuluhan kesehatan gigi merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk merubah perilaku
seseorang, sekelompok orang, maupun masyarakat sedemikian rupa, sehingga memiliki
kemampuan dan kebiasaan berpola hidup sehat di bidang kesehatan gigi. Hal ini karena kadang-
kadang kesehatan gigi dan mulut pasien ini
kurang mendapatkan perhatian dari orang tua maupun pengasuh padahal kesehatan gigi dan
mulut berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien dengan kebutuhan khusus ini
Selanjutnya, melakukan modifikasi diet pada anak berkebutuhan khusus yaitu dengan
mengurangi diet karbohidrat dan snack diantara waktu makan. Selain hal tersebut pencegahan
Penyakit Gigi dan Mulut pada anak berkebutuhan khusus dalam hal ini meliputi : pembersihan
plak dengan cara menyikat gigi, pembersihan karang gigi supra gingiva, kumur-kumur dengan
larutan fluor, pengulasan fluor pada gigi, pengisian pit dan fisura gigi

Selain itu, dokter gigi juga bisa membuat metode pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang
realistik bagi tiap tiap anak berkebutuhan khusus. Upaya Kuratif Sederhana dalam hal ini yang
dapat dilakukan oleh seorang perawat gigi pada anak berkebutuhan khusus adalah tindakan untuk
menghilangkan rasa sakit, seperti : tindakan kegawatdaruratan, pencabutan gigi susu,
penambalan tanpa merusak jaringan (Atraumatic Restorative Treatment/ ART), penumpatan
dengan glass ionomer, dan penambalan dengan amalgam.
Contoh kasus

Contoh kasus dan pengisian odontogram pasien abk (autisme)

Nama lengkap: Agung laksana


Tanggal lahir: surabaya, 17 agustus 2009

Alamat: perum indah bumi, blok kenanga no. 12, surabaya

Status perkawinan: belum kawin

Nama orang tua: purnomo

Kebangsaan/ suku bangsa : Indonesia/jawa

Anamnesis

Keluhan utama: pasien mengeluhkan gigi kanan bawah dan atas sakit dan saat menyikat gigi berdarah
sejak 3 hari yang lalu

Riwayat penyakit berdasarkan keluhan utama:

Riwayat perawatan gigi dan mulut: belum pernah dilakukan perawatan

Riwayat kesehatan umum: pasien sedang menjalani terapi bicara, dan mengkonsumsi beberapa obat
obatan dari dokter, saat bayi pasien memiliki riwayat berat badan rendah dan mengalami keterlambatan
dalam komunikasi dan tidak memeliki riwayat alergi obat

Kebiasaan buruk: pasien sering membentur membenturkan kepala ke dinding

Riwayat kesehatan keluarga: kakek pasien menderita autisme

Pemeriksaan

Keadaan umum: kondisi pasien terlihat normal

Tanda-tanda vital:

TD: 100 mgHg

R: 19 x/menit

N: 75x/menit

BB: 27

TB: 95

Klinis

Ektra oral
1. Wajah: normal

2. Fonetik: tidak normal

2. Kepala leher: normal

3. Kelenjar limfe: normal

4. Kelenjar saliva: normal

Kebersihan rongga mulut

Cis

16: 1

11:0

26:1

36:1

31:0

46:1

Dis

16:1

11:1

26:1

36:1

31:1

41:0

Ohis: 4+5

: 9 (kategori buruk)

Pengisian odontogram :
Depkes R.I. 1995. Tata Cara
Kerja Pelayanan Asuhan
Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas, Jakarta : Dirjen Yan
Medik, Direktorat Kesehatan
Gigi

Herijulianti, E., Indriani, T.S., dan Artini, S. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi, Jakarta : EGC

Você também pode gostar