Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
ABSTRAK
2
PENDAHULUAN
Di SMA Negeri 2 Bandung hanya ada 2 program jurusan yaitu program
jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) dan program jurusan
karakteristik siswa memiliki sifat yang sangat berbeda. Kondisi siswa jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) cenderung atraktif namun santai dalam belajar,
pembelajaran matematika SMA yang sifatnya wajib bagi kelas XII semester 1,
yang artinya materi barisan dan deret dipelajari oleh siswa jurusan MIPA dan IPS.
Dalam pokok bahasan barisan dan deret terdapat kompetensi dasar mengenai
dalam belajar, sehingga dalam menghadapi soal-soal yang sulit mereka malas
untuk mencari penyelesaian dari sumber-sumber yang lain, sehingga hasil beajar
mereka rendah, hal ini dijadikan acuan bagi penulis untuk meneliti kreativis
pelajaran yang membosankan, sulit, tidak asik, dan lain sebagainya, sehingga
matematika. Salah satu materi Matematika-Wajib kelas XII semester gasal yang
dianggap sulit adalah Barisan dan Deret, karena siswa terkadang masih bingung
3
bagaimana cara menyelesaikannya. Konsep dasar Barisan dan Deret sangat
penting untuk dipahami oleh siswa, karena akan digunakan pula pada konsep-
konsep matematika lainnya. Selain itu, siswa juga kewalahan jika diajak untuk
Pada akhirnya, hal tersebut dapat mengakibatkan prestasi belajar matematika lebih
masalah matematika pada konsep Barisan dan Deret. Perlu diperhatikan bahwa
suatu pemecahan masalah tidak serta-merta bisa dilakukan oleh siswa jika tidak
adanya sebuah pemahaman konsep. Oleh karena itu, pemahaman konsep tentang
Barisan dan Deret penting. Guru dituntut untuk terus berusaha menyusun dan
menerapkan berbagai cara variasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam
pengetahuan dan ketrampilan. Oleh karena itu, hal inilah yang kemudian membuat
penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang “Upaya
4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Metode ini memiliki kekhususan yakni lebih pada upaya perbaikan kelanjuran
(Indrawan dan Yaniawati, 2014: 87). Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai
2. Desain Penelitian
(A), adanya pretes dan postes (O). Kelompok satu tidak memperoleh perlakuan
A O X O
A O O
Keterangan:
5
X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning
Implementasi Pembahasan
Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas XII IPS2 SMAN 2
Bandung, terdiri dari 32 orang siswa, 14 orang siswa laki-laki dan 18 orang
siswa perempuan sedangkan kelas XII IPS1, terdiri dari 32 orang siswa, 16
orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan . Kondisi siswa kelas XII
IPS1 dan kelas XII IPS2 cenderung sama yaitu atraktif dan ribut.
konvensional yaitu guru menerangkan di depan kelas dan siswa duduk dengan
mencatat dan menjawab pertanyaan. Sistem komunikasi yang terjadi dua arah,
komunikasi multi arah dan agar siswa dapat berkomunikasi dengan sesamanya
(PBL) pada pokok bahasan Barisan dan Deret (Bunga, Pertumbuhan, dan
Peluruhan).
Learning (PBL) pada pokok bahasan Barisan dan Deret (Bunga, Pertumbuhan,
dan Peluruhan) di kelas XII IPS SMAN Bandung, maka sebelum diadakan
6
pembelajaran dengan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL)
seperti ini jarang dilakukan. Namun berkat bimbingan dan arahan guru
7
menyenangkan, ini terbukti setelah mereka dapat menyelesaikan satu soal,
IPS, yang mana pada tahap ini kelas XII akan dihadapkan mengikuti Ujian
penelitian ini. Materi yang disajikan adalah Bab Barisan dan Deret tentang
maksimal.
berikut:
8
1. Siklus I
hari Senin, tanggal 05 September 2016, hari Senin, jam 11.00- 12.30, dan
a. Perencanaan (Plan)
peneliti.
9
Barisan dan Deret Aritmatika (Mengenal bunga), dan pertemuan
c. Pengamatan (Observer)
melamun.
10
d) Kemampuan siswa dalam memperluas materi masih belum
maksimal.
berlangsung.
kesulitan.
d. Refleksi (Reflect)
nampak ada perubahan yang berarti dan menuju ke arah yang lebih
baik. Ini terlihat dari hasil penilaian pekerjaan siswa secara kelompok
11
untuk LAS I (Barisan dan Deret Aritmatika/Mengenal Bunga dan
Bunga Tunggal).
untuk aktif. Guru tidak lagi dominan dan hanya memberikan arahan
2. Siklus II
dengan materi Barisan dan Deret Geometri dan pertemuan ke-2 pada hari
a. Perencanaan (Plan)
12
Siklus II dilaksanakan sesuai rencana yaitu dilaksanakan pada
September 2016, jam 07.00 – 08.30 dengan materi Barisan dan Deret
c. Pengamatan (Observer)
signifikan.
13
5) Kemampuan siswa dalam memperdalam materi ada
materi baru
tertib
(PBL)
peningkatan
a) Refleksi (reflect)
14
peningkatan baik, terutama dari aktivitas belajar siswa dari
3. Siklus III
yaitu pertemuan ke-1: pada hari Selasa, tanggal 20 September 2016, jam
Peluruhan.
a) Perencanaan (Plan)
15
pemecahan masalah matematika besrta kisi-kisinya, lembar observasi,
yang akan dibahas, pada tindakan akhir siklus ini akan diadakan test
c) Pengamatan (Observer)
16
b. Guru semakin mampu memotivasi siswa dengan pemberian
materi baru
(PBL)
semakin baik
peningkatan
d) Refleksi (reflect)
17
pendapatnya. Hubungan antar siswa makin baik terutama anggota satu
siklus III yang pada umumnya naik, ini menunjukkan bahwa pendalaman
kreativitas siswa pada materi Barisan dan Deret (Bunga, Pertumbuhan, dan
18
pengetahuan berkaitan dengan materi yang hendak dipelajari. Keadaan
untuk membangun pengetahuan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan salah satu
ada, agar bila ada hasil yang berbeda yang diperoleh oleh kelompok, itu
pada materi Barisan dan Deret. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah
masalah lebih baik dari pada siswa yang tidak melalui pembelajaran berbasis
19
proses untuk memahami suatu konsep dan prosedur yang terkandung dalam
memicu terjadi konflik kognitif sebagai akibat dari masalah yang diberikan
matematis siswa. Hal ini sejalan dengan juranl yang saya kutip menurut
bahan ajar dan bentuk bantuan yang diberikan kepada siswa jika mengalami
20
tidaklah sekedar mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok
belajar. Namun hal yang penting dilakukan guru adalah mendorong agar
diberikan kepada siswa, bantuan guru secara tepat dan tidak langsung ketika
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Angkotasan, 2014),
masalah matematis siswa. Oleh karena itu, masalah yang disajikan kepada
siswa janganlah masalah yang tidak bisa dijangkau oleh siswa. Diusahakan
masalah tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Dengan kata lain,
masalah yang disajikan selanjutnya harus menarik dan menantang. Hal ini
21
dipungkiri dalam proses pembelajaran Problem-Based Learning (PBL), suatu
kesulitan yang akan dialami oleh guru disaat banyak kelompok mengalami
dalam kelompok secara maksimal. Oleh karena itu, interaksi multi arah
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa lebih kreatif untuk dapat
Resource Based Learning dan Problem Based Learning lebih efektif terhadap
masalah adalah salah satu aspek berpikir tingkat tinggi, sebagai proses
22
menerima masalah dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu
23
pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi
2. Kreativitas Siswa
Based Learning (PBL) tidak lebih baik dari pada kelas konvensional. Oleh
karena itu kreativitas siswa merupakan faktor penting dalam belajar, tanpa
yaitu faktor baik dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa misalnya
salah satu kata kunci yang perlu dilakukan guru untuk memberikan layanan
bidang keguruan.
kreativitas siswa tidak lepas dari orang yang bersangkutan, oleh karena itu
terkait dengan kepercayaa diri siswa. Menurut Menurut (Slameto, 2003: 54),
“salah satu faktor yang mempengaruhi siswa untuk menjadi kreativitas dalam
24
Seseorang akan diberi penghargaan bila mereka melakukan pekerjaan
dengan baik. bagi beberapa siswa sukses dalam suatu hal belum tentuk cukup.
Guru tidak boleh hanya memberikan kondisi dimana siswa dapat berhasil
tanpa proses pemahaman pasti cepat hilang. Dukungan dari faktor luar,
pencapaian. Hal ini sejalan dengan (Graaff, dkk, 2003: 657) yang menyatakan
bagaimana sikap seseorang itu bisa diungkapkan yaitu cara pertama melalui
lapor diri (Self Reporrt), misalnya melalui angket (termasuk dengan skala
sikap), kalimat tidak lengkap, dan melalui karangan (essay), cara kedua
melalui observasi oleh orang lain, dan cara ketiga melalui wawacara.
kreativitas.
Siswa
25
penting dimiliki siswa dalam proses pembelajaran karena fungsinya
kreativitas siswa salah satu kata kunci yang perlu dilakukan guru untuk
pengamat terhadap aktivitas siswa diperoleh data bahwa setiap siswa dalam
dengan materi Baris dan Deret berlangsung baik dan maksimal. Kemudian
dari aspek guru berdasarkan hasil pengamat diketahui bahwa dari setiap
pertemuan pengolahan kelas yang dilakukan oleh guru selalu baik dari
permasalahan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan
26
memperoleh bimbingan dari guru selama proses belajar berlangsung.
juga terlihat dari hasil wawancara kepada beberapa siswa bahwa model
tuntut untuk berpikir lebih kritis, kreatif, dan serta hampir seluruh siswa
menjelaskan hasil kerja mereka di depan kelas. Mereka masih belum percaya
KESIMPULAN
1. Problem-Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah.
kreativitas siswa
27
3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Barisan dan
pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) lebih baik dari pada siswa yang
4. Kreativitas siswa pada materi Barisan dan Deret yang memperoleh model
pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) tidak lebih baik dari pada siswa
melihat masalah dari segala arah, hasrat ingin tahu besar, dan terbuka terhadap
SARAN-SARAN
1. Untuk di Lapangan
28
yang positif terhadap penerapan model pembelajaran Problem-Based
DAFTAR PUSTAKA
Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.
29
Sanjaya,W. (2006). Strategi Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media
Group.
30